Chereads / Mantra Penari Ke 7 / Chapter 60 - Apa ada Yang Mengancammu?

Chapter 60 - Apa ada Yang Mengancammu?

"Ratu Eun Sha. Apa ada yang mengancammu?" tanya Natsuha selembut mungkin.

Matanya memancarkan ketidak berdayaan sekaligus kekhwatiran Pria tersebut. Sejenak Eun Sha menatap lembut ke arah Natsuha hatinya seolah ingin mengatakan seharusnya Pria itulah yang ada disisinya.

"Maafkan kelancangan hamba Ratu. Bukan maksud hamba berperilaku setidak sopan ini" tambah Natsuha secepat mungkin mengoreksi kesalahannya.

"Lupakanlah itu. Dan satu hal lagi. Tidak ada yang mencoba mengancam Ratu Negeri ini jangan khawatir" balas Ratu dengan senyuman terpaksa.

Perlahan dihelanya nafas dalam-dalam lalu menatap serius kepada Raja Keito dan Natsuha setajam mungkin.

"Yang Mulia hamba butuh menenangkan diri. Jika Anda mengizinkan...,hamba ingin sendiri saja di sini. Atau, bisakah Anda menghabiskan waktu beberapa hari bersama Selir Kimiko?" tambah Eun Sha mengagetkan Raja Keito dan Natsuha.

Mendengar permintaan dari Ratu, Natsuha bersegera memohon diri.

"Kalau begitu hamba pun mengundurkan diri Yang Mulia" kata Natsuha langsung memahami situasi.

"Tolong tinggal lah sebentar saja Natsuha" cegah Eun Sha tanpa ragu.

"Yang Mulia, ada hal yang ingin hamba sampaikan kepada Natsuha. Mohon jangan salah paham dengan maksud hamba menahan beliau di sini" secepat mungkin Eun Sha berusaha menghapus segala kesalah pahaman yang tak terelakkan lagi Jika tidak ada penjelasan dari pihaknya secara pribadi.

Haruskah aku bahagia atau sedih mendengar langsung Eun Sha memilihku dari pada Natsuha? Sebagai Raja Keito yang sesungguhnya, aku bahagia tapi aku tidak dapat menampik kenyataan bahwa kini aku berada dalam raga Natsuha. Jadi Ratuku, apa hatimu condong pada Natsuha sekarang? Rintih batin Keito Asli.

"Ada yang ingin Anda bicarakan? Apakah itu?" tanya Natsuha memperhatikan setiap perubahan raut wajah Ratu, ketika Raja Keito telah menghilang dari pandangan.

"Tentang rencana kepergianmu. Apa kau masih...."

"Tolong jangan membahas tentang hal ini lagi. Jika orang lain mendengar akan tersebar rumor yang bisa mencoreng keluarga Kerajaan. Terlebih lagi jika tersebar setelah insiden pingsannya Anda hari ini"

"Baiklah. Mungkin bagi sebagian orang aku ini sebuah aib"

"Hamba tidak pernah mengatakan hal itu. Maaf telah melukai hati Anda"

"Cukup kau tahu satu hal saja Natsuha. Entah kau akan berpikiran aku sudah gila atau...hanya dalam keadaan tidak sehat, aku tidak peduli. Kenyataannya selama dua hari ini aku dalam keadaan bingung. Entah kenapa aku berpikir kalian bukanlah kalian"

"Kami bukanlah kami?" Natsuha mengangkat kedua alis mencoba mencerna.

"Bagaimana cara mengatakannya. Aku melihatmu...." Ratu tercekat mengurungkan niat untuk melanjutkan.

"Melihat hamba...apa? Kenapa? Bagaimana?"

"Lebih jelasnya entah kenapa perasaanku kali ini lebih condong padamu. Mungkin ini karma karena aku selalu mengabaikan perasaanmu" tiba-tiba hanya itu yang terucap dari bibir mungil sang Ratu.

Tidak. Bukan itu yang aku ingin katakan. Tapi...itu juga bukanlah sepenuhnya salah. Bagaimana ini? A-Aku takut dengan reaksi Natsuha setelah ini batin Ratu merasa mulai membuka celah hubungan terlarang.

Deg!!

Jantung Pria itu berdegup kencang seolah ada palu memukuli hatinya tanpa ampun. Nyeri...betapa nyeri hati seorang Raja Keito, yang terjebak dalam tubuh Natsuha.

"Ratu. Bagaimana bisa Anda mengatakan hal seperti ini tanpa memikirkan perasaan Suami Anda?!" Natsuha berdiri secepat mungkin dengan wajah yang merah padam karena marah.

"Sadarkah dirimu Natsuha? Sikapmu kali ini sungguh aneh dimataku. Seolah aku yang berselingkuh darimu. Bukankah sebagai Pria yang telah lama mendamba cinta dariku seharusnya, kau menyambutku dengan suka cita?"

"Cukup sampai di sini" kata Natsuha sambil menoleh menatap Eun Sha dengan berapi-api.

"Saya bukan Natsuha yang dulu. Saya adalah pribadi yang berbeda. Bagi hamba perasaan itu sudah lama mati sejak Anda, memilih kembali kepelukan Baginda". Tambah Keito sambil mengutuki tubuh yang terpaksa dipinjamnya.

"Justru karena itu, ku rasa yang membuatku sangat tertarik padamu sekarang"

"....."Natsuha tanpa kata kembali menatap Eun Sha penuh tanda tanya.

"Jika kau pribadi yang sama seperti dulu, hatiku takkan goyah seperti ini. Justru kau yang sekarang, membuatku ingin selalu berada di sekitarmu"

"Menurut Anda, perasaan yang condong itu, perasaan seperti apa? Hamba khawatir Anda salah mengenali arti perasaan tersebut".

"Seperti...Ingin memiliki, tak ingin berpisah, cinta?" jawab Eun Sha membuat Natsuha menggelengkan kepala.

"Tenangkan pikiran Anda sebelum menyimpulkan suatu hal yang sangat sensitif seperti ini. Hamba yakin itu bukanlah cinta. Anda hanya menjadi manusia yang egois karena takut kehilangan sahabat"

"Bagaimana pun hamba maklum karena hamba satu-satunya sahabat yang Anda miliki. Jadi, ketika Anda mengetahui sahabat Anda akan pergi kecemasan muncul secara tiba-tiba. Mohon jangan khawatir karena hamba tidak akan pergi sampai Anda mengizinkan".

"Itu cinta. Seperti aku mencintai Keito. Seperti itulah perasaanku padamu"

"Bagaimana pun Anda harus memilih. Dan pilihan Anda jatuh pada Raja Keito bukan hamba" tegas Natsuha sambil mengepalkan kedua telapak tangan.

"Apa kau masih belum mengerti? Aku mencintaimu bukan sebagai Natsuha. Tapi sebagai seorang Keito. Raja Negeri ini. Suamiku!!" tegas Eun Sha tak mau kalah. Natsuha tak tahu lagi harus berkata apa.

Sebagai Keito, ia bahagia ternyata Eun Sha masih mencintainya tapi kenapa dia juga mencintai Natsuha? Bahkan sama besarnya? Ia merasa tak sanggup lagi mendengar ocehan Istrinya itu.

"Hamba mohon diri Ratu. Jangan pernah menyamakan antara hamba yang hina ini dengan Yang Mulia Raja. Apa lagi membandingkan. Hamba sangat membenci hal itu" tegas Natsuha lalu pergi begitu saja.

Begitu Natsuha lenyap dari pandangan pada akhirnya bulir air mata tak mampu lagi ditahannya.

Tidak...ini tidak mungkin terjadi. Bagaimana bisa, aku merasa sedang dicampakkan oleh Suamiku sendiri?! Apa aku mulai gila? Itu Natsuha... Itu... Perdana Menteri Natsuha. Kenapa hatiku selalu menyangkal kenyataan ini? rintih hati Eun Sha pedih.

"Ya Dewa Ratu!!" pekik Dayang yang baru saja masuk ke dalam kediaman Ratu.

Melihat sang Ratu ambruk ke lantai. Satu jam kemudian Ratu pun tersadar tapi dia tidak bergerak sedikit pun. Dia hanya diam...menatap lurus ke langit-langit.

"Tabib, apa yang terjadi?" tanya Raja Keito terlalu cemas.

"Tolong untuk sementara waktu, Ratu dijauhkan dari keramaian. Tampaknya beliau membutuhkan ketenangan jiwa. Yang Mulia...beliau seperti ini, karena mengalami syok berat. Mohon cari penyebab Ratu menjadi syok seperti ini. Dan jika memungkinkan singkirkan penyebab itu, jika Anda berdua merasa tidak dapat menghadapi tekanan tersebut" jawab Tabib Istana sambil memohon diri.

"Bisakah kau mengatakan apa yang sedang terjadi padamu? Kenapa kau sampai seperti ini? Aku mohon janganlah seperti ini terlalu lama. Pikirkan aku dan Anak-anak" kata Raja Keito sambil menggenggam kedua tangan Ratu.

Tanpa diduga Ratu menampik tangan Keito palsu.

"Apa kau marah karena Natsuha akan pergi? Tenanglah dia membatalkan keinginannya" panik sang Raja Keito.

Aku jadi teringat masa di mana dahulu kau dan Keito terpisah terlalu lama. Kau juga bersikap seperti ini padaku. Tapi...saat itu ada harapan dimana kau akan bersatu kembali dengannya. Karena itu kau cepat pulih. Batin Natsuha di dalam tubuh Raja Keito.

"Kau memusuhiku atas kesalahan apa?" ia tetap berusaha berbicara pada Eun Sha.

"Dayang Hikari"

"Yang Mulia" jawab Hikari.

"Pergilah ke kediaman Natsuha. Katakan aku ingin, dia datang kehadapanku sekarang juga" titah sang Raja.

Kediaman Raja.

Tak lama kemudian Natsuha datang menemui Raja Keito di kediaman Raja.

"Anda memanggil hamba Yang Mulia?" sapa Natsuha datar.

"Berhubung Ratu tiba-tiba jatuh sakit, maaf jika aku menanyakan satu hal ini kepadamu Natsuha" jawab Raja penuh penekanan.

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan tadi? Kenapa setelah kau pergi dari kediaman Ratu, mendadak Ratu jatuh sakit?"

"Maafkan hamba Yang Mulia. Hamba rasa...ini bisa dibicarakan secara pribadi" jawab Natsuha memberi kode agar para Dayang keluar dari kediaman Raja. Para Dayang segera memahami kode tersebut lalu memohon diri.

"Apa kau merasakan kelakuan Istriku aneh akhir-akhir ini?" tanya Natsuha palsu sambil duduk disamping peraduannya.

"Sebelum ini beliau meminta hamba agar lebih memperhatikannya sebagai seorang Suami. Tapi, dua hari ini saat hamba berusaha mengabulkan permohonan beliau, Ratu justru terus menolak kehadiran hamba" Jawab Keito palsu bingung setengah mati.

"Dia memang bersikap aneh semenjak kita tertukar. Tapi sikapnya jauh lebih aneh lagi setelah dia pergi bersamaku. Apa ada hubungannya dengan pedagang keliling itu?" kata Natsuha palsu sambil mengelus janggutnya.

"Jadi apa yang Baginda dan Ratu bicarakan setelah hamba pergi?" tanya Keito palsu sangat penasaran. Tapi Natsuha palsu malah mendengus geram.

"Baginda...." tuntut Keito palsu menatap penuh harapan. Dia tidak akan bertanya jika itu tidak menyangkut kesehatan sekaligus keselamatan Ratu.