Chereads / Mantra Penari Ke 7 / Chapter 56 - Jadi Diam-diam Kau Terus Menemui Eun Sha?!

Chapter 56 - Jadi Diam-diam Kau Terus Menemui Eun Sha?!

"Perubahan apa pun yang terjadi pada Raja, itu tidak akan pernah mengubah hatinya untuk Anda. Jadi jangan pernah takut kan hal itu" tambah Natsuha sambil menghalangi sinar matahari terik yang menyilaukan mata Eun Sha dengan menggeser tubuhnya kearah sinar matahari.

Dari pada aku harus menghilang dari hidupmu, lebih baik aku terus seperti ini. Aku tidak akan keberatan...jika aku bersamamu. Ya, jika dengan seperti ini aku masih bisa bersamamu. Batin Keito merasa kesepian.

"Maaf. Aku terus merepotkanmu. Terus mencarimu ketika ada sesuatu yang mengganggu antara aku dan Raja. Seolah aku tidak pernah tahu bagaimana perasaanmu padaku" kalimat Eun Sha membuat jantung Natsuha berdetak kencang.

"Menurut hamba, itu hal yang wajar. Bukan kah di dalam Istana ini, hanya hamba yang bisa Anda andalkan?" senyuman hambar itu mengembang tanpa daya.

"Aku harus merawat Raja sekarang. Natsuha,"

"Ya, "

"jangan terlalu lama diluar. Kau baru saja siuman. Banyak beristirahat lah" nasihat Ratu tersenyum manis sebelum meninggalkan Natsuha.

Jadi kau diam-diam terus menemui Eun Sha di belakangku? Kenapa aku baru tahu sekarang? Bedebah itu!! gerutu Keito dalam hati.

Di Kediaman Raja.

Raja Keito berjalan hilir mudik mengelilingi kediamannya. Kali ini...dia harus berpikir keras tentang bagaimana cara menghindar dari kedua Istri Raja Keito. Yang satu adalah Kakaknya dan yang satunya lagi walau pun adalah cintanya, tetap saja dia Istri sang Raja.

Bukankah jika kau...terus menghindar justru membuat Eun Sha merasa aneh? tegur seseorang.

"Kenapa kau tak menampakkan dirimu Sizuka?"

Apa kau menghindari Eun Sha karena merasa sudah menipu matanya?

"Bagaimana pun aku hanyalah Raja Keito palsu"

Tapi bagi seluruh Negeri ini, sekarang kau adalah Raja Keito. Kau hanya perlu berperan menjadi Keito. jika kau menghindarinya sekali lagi, ia akan merasa diabaikan. Tidak dicintai lagi adalah hal terburuk bagi seorang Istri. Jin Sizuka menasihati Natsuha.

"Akan kupertimbangkan itu" jawab Raja Keito menghela nafas panjang.

"Apa yang harus dipertimbangkan Yang Mulia?" sahut seseorang membuat Keito terlonjak kaget.

"Apa kau sudah menemui Natsuha?" tanya Keito berhati-hati.

"Iya Yang Mulia..."

"Kalian membicarakan tentangku?" tebak Keito memalingkan wajah ke arah sebaliknya.

"Bagaimana Anda bisa tahu?" tanya Eun Sha rikuh.

Jelas dia tahu karena setiap Eun Sha datang padanya dulu, pasti hanya membahas seputar Raja Keito.

"Bisakah kau langsung berkeluh kesah saja denganku? Tanpa harus menemui Natsuha? Kau melukai perasaanku. Apa kau sengaja membuat citraku buruk dimata Natsuha?"

"Ampuni hamba Yang Mulia. Hamba hanya...kesulitan dalam mengatakan segala hal pada Anda"

Ya...ini saatnya untuk aku dapat memperbaiki hubungan Raja dan Ratu. Eun Sha...kau bilang aku harus menemukan seseorang yang mau mendampingi hidupku bukan? Inilah saatnya untuk memotong ikatan antara kita. Ya, antara Ratu dan Natsuha. Kau tidak boleh bergantung padaku selamanya jika cintamu hanya lah untuk Raja Keito.

"Katakan alasanmu untuk tidak bisa mengatakan segala hal padaku. Padahal kau punya banyak waktu hanya untuk menemui Natsuha, Ratuku"

"bukankah Anda, yang selalu mendorong hamba untuk memperhatikan Natsuha?" pertanyaan Eun Sha membuat mulut Keito terbungkam dalam sedetik.

"Memperhatikan Menteri yang sedang sakit artinya kau, hanya tinggal datang menjenguknya, menanyakan keadaannya dan cukup berbasa-basi. Tapi aku tidak pernah memerintahkanmu untuk menyuapinya apel!"

"I-itu karena...hamba sedang kesal pada Anda waktu itu" gumam Eun Sha merasa Raja ada benarnya.

"Lupakan saja. Keluarlah. Aku ingin sendiri"

"Yang Mulia...ini tidak seperti yang Anda pikirkan. Dengarkan dulu penje..."

Bruuuk!!

Kata-kata Ratu terhenti ketika melihat Rajanya jatuh pingsan. Ia segera berteriak minta tolong pada para Pengawal diluar untuk menggotong Raja Keito ke peraduannya.

Eun Sha makin panik ketika merasakan suhu tubuh Raja Keito sangat panas.

"Apa yang terjadi Yang Mulia?!" Natsuha muncul ketika tak sengaja melihat keramaian diluar kediaman Raja Keito.

"Beliau demam tinggi" sahut Eun Sha dengan mata berkaca-kaca.

Dia tidak memerankan perannya dengan benar. Itu hukuman dari langit jika dia tidak bersungguh-sungguh dalam berperan sebagai Anda Yang Mulia. Jika setelah ini pun dia masih menolak perannya, maka bersiaplah dia akan menghilang selamanya dari muka bumi ini menggantikan Ratu Eun Sha yang memang seharusnya sudah tiada dari awal.

Deg!!

Natsuha mendengar suara Dewa yang telah membuat perjanjian dengannya diatas hitam dan putih. Natsuha segera berlari menuju tempat Raja Keito bermeditasi.

"Bukankah tidak seharusnya Natsuha terlibat dalam perjanjian kita Dewa?" kini wujud Natsuha berubah menjadi wujud Raja Keito untuk sementara waktu.

Natsuha telah memutuskan untuk melibatkan hidupnya kedalam pusaran hidup antara Eun Sha dengannya.

"Dia lakukan hal itu semata karena bujuk rayu Sizuka yang mengatakan bahwa dirinya bisa menyelamatkan hidup Eun Sha" jawab Raja Keito membela.

Natsuha dan aku memiliki perjanjian tersendiri dengan menggunakan media Sizuka. Kau tidak bisa mematahkan perjanjian antara kami Raja Keito.

"Dia hanya perlu menjadi diriku kan, untuk dapat sehat kembali?"

Ya, dia harus berpikir bahwa dia adalah Raja Negeri ini begitulah isi perjanjian kami sebagian.

Raja Keito berlari keluar dan kembali masuk ke dalam kediamannya dalam wujud Natsuha. Ia melihat betapa terampilnya Eun Sha dalam merawat dirinya yang lain.

Kau mengorbankan hidupmu demi Ratuku. Bahkan aku selalu mengandalkanmu Natsuha. Tak terasa ternyata aku banyak bergantung padamu. Bahkan sekarang aku menjadi Raja yang tak berguna Natsuha. Membantumu keluar dari masalahmu pun aku tak mampu. Tapi...ijinkan aku untuk mempertahankan hidupmu. Hanya ini yang bisa kulakukan. Kata hati Raja Keito sendu.

"bisakah hamba yang merawatnya sendiri Yang Mulia? Untuk siang ini saja" kata Natsuha datar tanpa menatap wajah Sang Ratu.

"Pasti kau ada banyak hal yang harus dikerjakan. Jangan memaksakan diri Natsuha. Kau pun belum pulih sepenuhnya" jawab Eun Sha lirih.

"Jelas Anda belum beristirahat sejak tadi. Ini tidak baik bagi kesehatan Anda Ratu"

"Kau lebih membutuhkan Istirahat dibandingkan denganku. Kenapa kau begitu keras kepala? Kau lihat Yang Mulia sedang sakit bukan? Lalu apa yang harus kulakukan jika kau juga ikut-ikutan sakit Natsuha? Siapa orang yang bisa kuandalkan selain kau?" tegas Ratu menatap tajam ke arah Natsuha.

Andaikan kau tahu...siapa yang sedang kau rawat sekarang Ratuku.

"Kewajibanku mengurus Suamiku yang sedang sakit. sangat tidak bijaksana membuat orang lain menanggung kewajibanku"

"Mungkin bagi Anda, hamba hanyalah orang lain Yang Mulia. Tapi bagi hamba, Andalah segala-galanya. Karena Anda adalah belahan jiwa saya" tegas Natsuha ditelinga sang Ratu.

"Ingatlah batasanmu Nat-su-ha..."

"Hamba hanya bereaksi atas apa saja yang pernah Anda berikan kepada hamba Yang Mulia. Tidak lebih" tandas Natsuha berjalan mundur menjauh dari Ratu lalu menghilang dibalik pintu.

Sang Ratu jatuh terduduk disamping Raja Keito yang terbaring lemas. Ia menyadari selama ini, dirinyalah yang terus mendekat pada Natsuha tanpa peduli gejolak hati Pria itu.

Tapi kenapa sekarang, ketika gejolak hatinya mulai meluap justru diabaikannya? Itu karena rasa cintanya terhadap Raja Keito...inilah yang ada di dalam benak sang Ratu.

Kepanikan Ratu semakin memuncak ketika hingga malam hari Suaminya belum juga sadarkan diri.

Tidak...aku harus berhenti untuk terus mengusik hidup Natsuha. Dia punya kehidupannya sendiri. Ketika Eun Sha memikirkan ini, ia sedang berbaring disamping Keito berulang kali ia membalikkan badan tak tenang.

Yang Mulia...apa yang terjadi? Kenapa Anda tidak kunjung sadarkan diri? Eun Sha berusaha memejamkan mata saat memikirkan sang Raja.

Mungkin bagi Anda, hamba hanyalah orang lain Yang Mulia. Tapi bagi hamba, Andalah segala-galanya. Karena Anda adalah belahan jiwa saya. Mendadak Ratu terduduk diatas peraduannya menepuk-nepuk kedua pipi memastikan bahwa ia harus berpikiran waras. Kenapa Ia harus terbayang-bayang ucapan Natsuha belum lama ini?!

Kenapa aku berkata sekasar itu pada Natsuha? Dia...hanya mengatakan isi hatinya tanpa sebuah tabir bernama batasan. Esok aku harus meminta maaf padanya. Pikir Eun Sha tanpa menyadari seseorang telah memperhatikan gerak geriknya yang gelisah.