Chereads / Mantra Penari Ke 7 / Chapter 55 - Rasa Yang Tidak Bisa

Chapter 55 - Rasa Yang Tidak Bisa

Natsuha berjalan gontai menuju ke dalam kediamannya. Ia tak melihat lagi sang Kakak tapi pemandangan dimana ia melihat diri sendiri dihadapannya, sedang tergolek tak berdaya di atas peraduan, membuatnya sangat frustasi.

Yang Mulia...cepatlah bangun. Kita harus menemukan cara bagaimana kita kembali pada raga masing-masing. Batin Natsuha memperhatikan raganyanya.

Natsuha melirik ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada orang di sekitarnya. Tiba-tiba ia melihat pergerakan tubuh aslinya di atas peraduan. Natsuha memucat melihat mata orang itu terbuka perlahan.

"Kenapa kau...memiliki wajah yang sama denganku?"

"Anda harus melihat ini" jawab Natsuha sambil membawakan sebuah cermin kecil ke arah Pria itu.

"Tunggu. Kenapa wajahku menjadi wajah Natsuha? Di mana Natsuha?"

"Hamba... Natsuha Yang Mulia"

"katakan apa yang terjadi di Istana saat aku tak sadarkan diri?"

"Maafkan kelancangan hamba Yang Mulia. Saat itu hamba tidak dapat berpikir lagi hingga melakukan keputusan sefatal ini" jawab Natsuha setelah mengutarakan segala kebenarannya.

Keito tertegun sejenak sambil terus berpikir apa yang akan dia lakukan setelah semua hal buruk terjadi.

"Semua yang terjadi pasti ada alasannya Natsuha. Segala hal yang terjadi pasti adalah hasil, dari perbuatan kita di masa lalu. Sebaiknya kita terima cobaan ini dengan penuh keikhlasan" jawab Keito dalam wujud Natsuha.

"Pasti ada jalan untuk kita bisa kembali ke raga kita Yang Mulia. Mari kita cari solusinya sekarang" tandas Natsuha dalam wujud Keito.

"Hanya Dewa yang bisa mengembalikan ruh ke dalam raga kita masing-masing. Kita hanya perlu menjalani segala hal yang akan terjadi sekarang"

"Anda meminta hamba menjalani kehidupan sebagai Anda Yang Mulia? Kenapa Anda semudah itu menyerah?"

"Natsuha!! Kau pikir aku mau melakukan hal ini?! Jika bisa aku akan mencegahnya sebelum terjadi!! Tapi ini adalah kehendak Dewa apa kita bisa melawan?!"sorot mata tajam Keito menusuk mata Natsuha. Keito segera mencengkeram kedua bahu Natsuha.

"Jangan pernah katakan kau adalah Natsuha. jika itu terjadi kau akan dianggap gila dan tidak ada lagi orang yang bisa melindungi Ratuku di dalam Istana ini"

"Yang Mulia..."

"Aku tahu kau sepenuh hati mencintai Ratu dan aku tidak pernah meragukan bahwa kau akan melakukan segala hal untuk melindungi cintamu"

"kenapa Anda mengatakan hal yang mampu menyakiti hati Anda sendiri Yang Mulia"

"mulai sekarang biasakan dirimu memanggilku Natsuha. Perdana Menteri Natsuha. Menteri kesayangan Raja Keito yang agung"

"Apa Anda tahu konsekuensi dari apa yang kita akan lakukan sekarang? Anda tidak akan lagi punya banyak kesempatan menghabiskan waktu berdua dengan Ratu. Karena Anda Natsuha bukan Keito, Suami dari Ratu Eun Sha" Natsuha melirik Keito penuh penderitaan.

"Dewa sudah memberi tahuku seperti apa akibatnya bila ini adalah pilihanku" jawab Keito dengan hati yang sakit bagai teriris belati.

"Jadi Anda sudah siap menyerahkan Ratu kepada hamba?"Natsuha ingin memperjelas keputusan sang Raja.

"Apa seorang Natsuha selama ini bisa memiliki hati Ratu seutuhnya? Tidak. Hanya Raja yang ada di dalam hatinya. Dulu aku sangat bahagia akan kenyataan itu, tapi sekarang aku...kehilangan kebanggaanku hanya karena sekarang aku adalah kau Natsuha".

"Aku tidak akan mengulang permintaanku ini. Jadi mulai detik ini kau adalah Raja Keito, sementara aku adalah kau Natsuha."

"Ratu ingin bertemu dengan Anda Menteri Natsuha "keduanya terkejut karena mendadak Dayang Chae Rim menghampiri mereka tanpa pemberitahuan.

"Yang Mulia... maafkan kelancangan hamba" tambah Chae Rim yang juga terkejut melihat Rajanya sedang berkunjung ke kediaman Menteri Natsuha. Sang Raja hanya mengangguk lalu melirik pada si Perdana Menteri.

"Katakan bahwa aku sudah siuman, dan ingin berjalan-jalan ke taman. Aku akan menemuinya setelah selesai menghabiskan waktuku ditaman" kata Natsuha buru-buru beranjak dari tempat tidurnya.

"Beraninya kau mengabaikan Ratu hanya untuk sekedar berjalan-jalan" potong seseorang yang masuk ke kediaman Menteri Natsuha tanpa permisi.

"Kimiko..."

"setidaknya kau menunjukkan rasa hormat pada Ratu karena telah bersedia meluangkan waktu hanya untuk mengkahwatirkan keadaanmu" protes Kimiko pada Adiknya.

Sang Selir terkejut bukan main, ketika melihat siapa yang berada disamping sang Adik.

"Yang...Mulia..."kata Kimiko mengecilkan suara lalu menghormat takzim pada sang Raja.

"Kau benar Selir. Natsuha...haruslah menghormati kebaikan sang Ratu. Bukankah begitu Nat-su-ha... "lirik Raja Keito Pada Natsuha.

"Jika itu keinginan Anda Yang Mulia" balas Natsuha dengan tatapan garang pada sang Raja.

"Sikap macam apa itu Natsuha? Kau sedang berhadapan dengan Raja Negeri ini. Begitukah caramu menunjukkan hormatmu?!" omel Kimiko membuat Raja Keito terkekeh sambil berdehem kecil.

"hah...tampaknya aku mulai menyukai suasana baru disini Nat-su-ha... " tambah sang Raja yang hanya ditanggapi Natsuha dengan menghembuskan nafas kasar lalu melenggang pergi dari kediamannya.

Oh... Ya ampun...aku sedang menggali kuburanku sendiri. Bagaimana jika saat ini Kimiko menyerangku?! Bagaimana pun sekarang aku adalah Keito. Mendadak wajah Raja Keito memucat begitu menyadari mereka kini hanya tinggal berdua.

"Yang Mulia" kata Kimiko mendekat ke arah Raja ingin memeluknya manja tapi apa yang dilakukan sang Raja? Beliau malah menarik tangan Kimiko hingga jatuh ke peraduan Natsuha, lalu berlari kabur begitu saja.

Keito dalam wujud Natsuha.

Di depan pintu kediamannya, ia melihat sosok Ratu Eun Sha sedang menengadah menyaksikan birunya langit.

"Yang Mulia... "sambut Natsuha sambil memberi hormat.

"Kudengar kau ingin berjalan-jalan di taman benarkah? Padahal kau baru saja siuman" tanya Ratu menggebu-gebu. Natsuha enggan banyak bicara ia menganggukkan kepala.

"Maafkan kelancangan hamba Yang Mulia. Seperti Anda ketahui. Hamba baru saja siuman. Untuk itu, hamba butuh sesuatu yang menyejukkan mata dan hati agar suasana hati ini kembali stabil" jawab Natsuha sambil membungkuk lalu beranjak pergi melewati sang Ratu begitu saja.

"Tunggu. Apa kau tidak bertanya padaku, kenapa aku mencarimu?" tanya Eun Sha membuat sang Menteri menghentikan langkah kakinya lalu berbalik menatap Ratu Eun Sha.

"Ya, kenapa Anda...mencari hamba?"

"Natsuha...ini tentang Raja Keito"

"Anda belum bertemu dengan beliau? Ah, itu beliau" jawab Natsuha sambil memperhatikan tingkah sang Raja yang keluar dari kediamannya dengan terburu-buru. Spontan Ratu Eun Sha berbalik lalu melihat ke arah si Raja berada.

"Yang Mulia...ternyata Anda di sini. Kenapa Anda tidak beristirahat terlebih dahulu?" protes Eun Sha menatap kesal pada Suaminya.

"A-aku...ingin mengunjungi Natsuha Ratuku" jawab Raja menatap Ratu terkejut.

"Kau sendiri ada keperluan apa menemui Natsuha?" tanya Raja balik.

"Hamba mohon diri Yang Mulia" tandas Natsuha menghormat lalu pergi begitu saja.

"Hamba sedang ingin mengobrol dengannya sebentar. Apa Anda bisa kembali ke kediaman Anda sendiri Yang Mulia?"

"hmm...sepertinya dia banyak pikiran. Tolong hibur dia untukku" jawab Raja tersenyum simpul lalu pergi meninggalkan Ratu.

Sebenarnya Ratu ingin mendampingi Raja Keito kembali ke kediamannya tapi, rasa keingin tahuan Eun Sha terhadap perubahan sikap Natsuha dan Raja begitu besar Hingga tak terbendung lagi. Buru-buru Eun Sha menemui Natsuha di Taman.

"Natsuha" panggil Ratu pada Pria yang sibuk memperhatikan langit pagi hari.

"Ada hal penting Yang Mulia?"tanya Natsuha penuh tanda tanya.

"Apa aku baru bisa menemuimu hanya ketika ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu?"jawab Eun Sha mengerutkan keningnya. Natsuha tersenyum kecil lalu berjalan mendekati sang Ratu.

"Sesuatu sedang mengusik hati Anda Yang Mulia? Apakah itu?"

"setelah Raja terbangun dari tidur panjangnya, dia mulai bersikap aneh. Aku merasa dia sedang berusaha...menghindariku"

"tidur...panjang? Berapa lamakah itu?"

"tujuh hari sepertimu Natsuha"

"mungkin itu hanya perasaan Anda, kenapa Anda tidak berusaha meluruskan kesalah pahaman ini pada Yang Mulia Raja?"

"Bagaimana caraku meluruskan apa pun itu, jika dia terus menjaga jarak denganku? Katakan Natsuha...apa yang terjadi pada kita bertiga? Kenapa kalian berdua tidur lebih panjang dariku?"

"Ada bencana alam terjadi saat itu dan hamba pingsan karenanya. Hanya itu yang hamba tahu" jawab Natsuha sambil menatap Ratu penuh kerinduan. Ya, begitulah ingatan terakhir pemilik tubuh asli.