Deg!!
Bagaimana bisa Gadis muda tersebut sangat ceroboh membiarkan pelanggan melihat sosoknya? Inilah yang ditakutkan Megumy saat memutuskan untuk merawat anak itu. Tapi dahulu, ia tak bisa membuat Gadis kecil yang baru saja mengalami musibah berjalan tak punya tempat untuk berlindung bukan?
Jadi...dengan berat hati...Megumy menyembunyikan Gadis ini, dari dunia merah muda, hingga menginjak usia 21 tahun. Lihatlah apa yang tengah di perjuangkan Megumy kini terancam gagal. Megumy langsung berlari menutup pintu yang terbuka lebar karena di terpa angin itu, lalu kembali pada pelanggannya.
Gadis ceroboh, aku sudah mengingatkannya berulang kali untuk mengunci pintunya ketika tempat ini mulai beroperasi! batin Megumy ingin menjewer telinga anak tirinya.
"Aku tanya, siapa nama Gadis cantik itu Megumy!!" geram Pria paruh baya, dengan mata elang. Merasa diacuhkan karena Megumy justru sibuk melamun.
"Namanya...Simizu Hanami"
"Hmm, Hanami...namanya seindah wajahnya. Apa dia seharum namanya juga?" kata Pria tersebut dengan tatapan penuh gairah. Megumy melotot tak terima dengan pandangan Pria itu terhadap Putrinya.
"Tidak untuk dijual Nobe kun," kata Megumy tegas.
"Bagaimana bisa? Semua Wanita yang tinggal di sini, di tempat ini, bukannya untuk dijual?" kata Pria itu menjambak rambut Megumy kuat-kuat.
"Jangan coba-coba menyentuhnya!! Kuperingatkan kau!!" teriak Megumy menahan rasa sakit di kulit kepalanya.
"Kau memperlakukan pelangganmu dengan sangat buruk Megumy, akan kulaporkan tindakan tidak menyenangkanmu pada bosmu, dan meminta Gadis itu untuk menggantikanmu" kata Pria bernama Nobe. Mendengar kalimat terakhir dari bibir Pria ini, Megumy langsung menendang perut buncitnya, hingga ia terjatuh ke lantai kayu.
"Megumy!! Apa yang kau lakukan!!" bentak sang bos tepat di belakangnya. Megumy berbalik ke arah bosnya lalu memberi hormat wajahnya memucat seketika.
"Bagus sekali kau di sini sekarang. Kau tahu, Wanita ini, berani memukul aku sampai seperti ini. Memang kenapa jika aku menginginkan Gadis muda itu untukku? Sejak kapan Wanita di dalam kawasan merah muda tidak untuk melayani pelanggan?!" kesal Pria itu menunjuk-nunjuk murka ke arah Megummy.
"Gadis muda? Maksud Anda siapa Tuan?" tanya si bos kebingungan karena seumur hidupnya, dia belum pernah memperkerjakan seorang Gadis muda sekali pun. Karena memang sulit melakukan penculikan di masa-masa sekarang.
"Simizu Hanami. Aku ingin Gadis itu malam ini" kata Pria itu menyeringai penuh kemenangan pada Megummy.
"Sudah saya katakan Mizu bukan untuk di jual padanya tapi dia, terus memaksakan kehendak" Megummy membela diri.
"Megummy ikuti aku sekarang" kata sang bos sambil berlalu di ikuti Megummy. Tepat di sebuah kamar kosong, sang empunya tempat langsung menutup pintunya lalu menatap nanar pada Megummy. Wanita itu hanya menunduk cemas.
"Apa yang selalu aku ajarkan pada kalian?! Bersikaplah baik terhadap pelanggan!!"
"Maafkan saya...ini diluar kendali sungguh"
"Siapkan Mizu nanti malam. Buat dia secantik mungkin" perintah sang bos membuat Megummy membulatkan kedua mata.
"Apa? Jangan. Aku mohon...dia bukan dari kalangan kita. Tolong jangan rusak masa depannya"
"Kau pikir hidup itu gratis?! Sudah bertahun-tahun aku memeliharanya di tempat ini bukan? Apa dia punya uang untuk menyewa tempat ini? Tidakkan? Dia...menumpang di tempatku. Dia menghabiskan banyak uang hasil jerih payahku sampai saat ini!!"
"Tidak!! Anda salah. Dia hidup, memang menumpang di sini. Tapi jerih payahkulah yang masuk ke dalam perutnya!!" mendengar sanggahan Megummy, sang bos menjambak rambut Wanita itu sangat kuat.
"Kau pikir kau, bisa mendapatkan uang dari mana? Dari usahaku, yang sudah memperkerjakanmu Megummy. Kerjakan apa yang aku perintahkan, sekarang"
"Sampai mati pun tidak akan kuserahkan Mizu pada pelanggan mana pun!!"
"Hamina!! Haminaaaa!!" teriak sang bos murka. Seorang Geisha bernama Hamina masuk ke dalam kamar lalu memberi hormat.
"Urus Mizu, percantik dia dengan riasan secantik mungkin, berikan perhiasan seindah mungkin. Karena malam ini, malam debutnya sebagai Geisha. Sekarang!!" teriak sang bos membuat Hamina tersentak kaget dan berlari ke tempat Mizu berada.
"Saya mohon...jangan libatkan Mizu dalam dunia gelap ini. Jika Anda masih memiliki rasa perikemanusiaan" kata Megummy memelas tapi ia malah di dorong hingga jatuh ke atas ranjang dan ditinggal pergi begitu saja.
Megummy mendapati Putrinya duduk di depan cermin sambil terus dirias oleh para Geisha di sana.
"Pergilah. Biarkan aku yang mempersiapkannya" kata Megummy dingin.
"Tapi...Nyonya..." kata mereka semua ketakutan akan murka sang bos besar.
"Biar aku yang menanggung kemarahannya. Pergilah" perintah Megummy membuat semua Geisha di sana pergi meninggalkan Megummy dengan Putrinya Mizu. Tanpa berkata apa pun, Megummy langsung menutup pintu, membuka isi lemari.
"Haha, ada apa? Kita mau pergi kemana?"
"Bukan kita. Tapi kau Mizu"
"Kemana? Kenapa? Apa aku membuat kesalahan?" Mizu mulai ketakutan.
"Dengar. Geisha yang sesungguhnya, adalah Gadis sepertimu. Menjunjung tinggi seni. Bukan yang seperti kami. Malam ini, masa depanmu akan hancur jika terus berada di sini sayang. Jadi ikut Haha, akan ku tunjukkan jalan pergi dari tempat terkutuk ini, dan jalani kehidupan normalmu tanpa Hahamu ini. Mengerti?"
"Haha...pergilah bersamaku"
"Tidak Mizu...tempatku di sini. Kau, masih muda. Kau bisa bekerja apa pun yang jauh lebih bermartabat. Buat Hahamu ini bangga. Jangan ikut hancur bersama Haha. Ayo" kata Megummy seusai mengikat beberapa pakaian Mizu dengan sebuah kain berwarna biru.
Mizu di gandeng Megummy menuju jendela kamar. Megummy membuka sedikit jendela mengawasi segala aktivitas diluar setelah dirasa aman, ia membuka lebar-lebar jendela memastikan rencana pelarian Mizu sukses. Mereka berlari ke arah gang kecil yang hanya bisa dilalui satu orang sehingga Megummy, lebih memilih berjalan di belakang Mizu.
Gang sempit tersebut ternyata menuju langsung ke pasar. Megummy menggamit pergelangan tangan Mizu, berjalan berbaur dengan para pedagang dan pembeli.
"Megummy? Sedang apa kau membawa Mizu?!" suara seorang Wanita paruh baya mengagetkan Megummy karena ia mengenali suara itu, ia memilih untuk mengabaikan panggilan Wanita tersebut, sambil menggeret, membawa lari Putrinya.
"Goro!! Ada yang melarikan diri!! Kejar dia!!" pekik sang bos tidak mau mengalami kerugian besar. Aksi pengejaran itu terus berlangsung hingga akhirnya, Megummy tidak kuat lagi berlari karena kakinya terkilir akibat tersandung akar pohon yang besar.
"Haha, kau baik-baik saja?!" pekik Mizu.
"Sssst...jangan berteriak. Pergilah sekarang. Sebelum mereka menangkapmu dan mengurungmu selamanya di kawasan merah muda. Ingat. Dimana pun kau berada, rahasiakan kau, pernah tinggal di tempat ini. Demi masa depanmu nak"
"Haha pasti bisa. Ayo kita lari" Mizu bersikeras membantu Ibunya berlari dengannya.
"Anak keras kepala!!" pekik Megummy sambil mendorong Mizu hingga keduanya jatuh terjerembap di tanah.
"Haha..."
"Lupakan kau pernah mengenalku. Pergilah dari hidupku, dan berbahagialah"
"Aku ingin bersama Haha. Hanya Haha yang ku miliki"
"Tidak!! Kau tidak butuh Haha sepertiku. Bahkan aku, tidak pantas dipanggil seperti itu. Kumohon pergilah" kata Megummy menahan tangis.
"Aku membutuhkanmu Haha..."
"Sekarang!! Pergilah!!" teriak Megummy. Tiba-tiba suara derapan langkah kaki beberapa kuda mulai menghampiri mereka.
"Aku mohon pergilah sekarang atau pengorbananku akan jadi sia-sia"
"Haha..."
"Pergi!!" teriak Megummy bangkit sambil berjuang membawa Mizu berlari bersamanya. Seorang Pria bermata tajam telah membidik Megummy dan....
Baaaaatzzzz!!
Sebuah panah bersarang di kaki sang Ibu hingga roboh.
"Haha!!" teriak Mizu panik saat melihat darah mengucur di paha bagian belakang Ibunya.
"Lari...Mi...Zu..." lirih sang Ibu. Mizu menghapus air matanya, sambil mengecup pipi sang Ibu lalu berlari sekuat tenaga tapi beberapa kuda kini telah mengurung Mizu, mengelilingi Gadis malang tersebut.