Perihnya menghadapi cinta yang hilang...sorot mata penuh cinta yang dahulu, selalu bercahaya indah itu mulai meredup. Keteduhan jiwa kini berubah menjadi kekalutan teramat mendalam, bagi Raja maupun Eun Sha. Merekalah kini yang menjadi korban, atas muslihat antara Kakak Beradik itu.
Yang sama-sama saling mengejar cinta Raja dan Eun Sha, walau mereka tahu tak akan pernah bisa mereka dapatkan meski pun, berusaha merubah takdir, dengan memisahkan dua manusia, yang dipersatukan Tuhan.
"Kenapa kau tak memiliki kesabaran sedikit pun untuk menungguku sebentar saja" gumam Raja di dalam kediaman Selir Eun Sha.
Bagaimana jika terjadi sesuatu pada kesehatan Selirnya? Bagaimana jika terjadi sesuatu juga pada Putranya? Tidak...Raja tak sanggup lagi berandai-andai...dunianya yang indah mulai luluh lantah tak ada sisa.
"Eun Sha...apa kau merindukanku dimana pun kau berada?"
Di rumah kayu dalam hutan.
Eun Sha menunggu kedatangan Menteri Natsuha, dengan berusaha tetap menyibukkan diri menyulam pakaian mungil untuk calon Putranya. Sedari tadi ia melakukan kesalahan demi kesalahan hingga ia harus terus mengurainya lantaran pikirannya terus tertuju pada sang Raja.
Apa beliau baik-baik saja? Apakah perang meletus atau tidak? Ataukah...Raja terluka? Jangan-jangan malah sakit? Sudahkah ia pulang? pikir Eun Sha gelisah luar biasa.
"Raja, apakah kau merindukanku, dimana pun kau berada?" gumam Eun Sha sendu.
Sreeeeeek
Suara pintu digeser perlahan menampakkan kedatangan Menteri Natsuha. Wanita tersebut segera meletakkan rajutan di atas peraduannya lalu berjalan keluar dari tempat peristirahatannya, menuju ruang tamu untuk mengetahui kabar baru tentang Rajanya dari sang Menteri.
"Menteri Natsuha, bagaimana kabar tentang Raja? Bagaimana keadaannya? Apa sekarang aku boleh kembali ke Istana?" berondongan pertanyaan Eun Sha membuat Natsuha diam seribu bahasa ia menatap Wanita yang ia cintai tersebut dengan penuh rasa kecewa.
"Ada apa? Menteri, katakan padaku apa yang terjadi pada Yang Mulia Raja?! " wajah Eun Sha mendadak terlihat panik melihat ekspresi Natsuha.
"Pertempuran masih terus berlangsung Selir. Bahkan Raja harus tetap berada di benteng pertahanan karena kerusuhan semakin membesar di berbagai wilayah Kerajaan" kata Natsuha sangat serius.
"Bagaimana dengan Putri Kotoko? Apakah dia baik-baik saja?"
"Yang Mulia Ratu menjaganya dengan baik. Sangat baik. Jangan khawatir...saya akan terus memantau keadaan Raja dan Tuan Putri untuk Anda" jawab Natsuha sambil tersenyum manis mencoba menenangkan hati Eun Sha.
"Menteri Natsuha, kenapa kau menolongku? Bagaimana bisa, kau masih mau menolongku, apa kau sadar siapa yang telah kau lindungi ini?" tanya Eun Sha keheranan.
"Anda selir Raja. Saya berkewajiban melindungi Anda selama saya mampu"
"Natsuha...setidaknya kau bisa membenciku sedikit saja" kata Eun Sha menghela nafas panjang.
"Anda berbicara sebagai Wanita yang dicintai Raja, atau Wanita yang pernah saya cintai Selir?" tatapan tajam Natsuha menyayat ulu hati Eun Sha.
Terlintas kenangan masa lalu, dimana Natsuha dan Eun Sha masih saling mencintai, tapi karena obsesinya menjadi seorang Sakuhyunja, ia mencampakkan Pria itu tanpa berpikir panjang.
"Apa Anda kesulitan dalam menjawab? Ya, ketika saya memohon pada Anda untuk melupakan impian menjadi Sakuhyunja, Anda tetap berkeras hati. Tapi, kenapa ketika Yang Mulia Raja yang meminta Anda, permintaan beliau langsung saja Anda luluskan? Jawab hamba Selir, kenapa?" tanya Natsuha kini berkobar-kobar.
"Karena jodohku adalah Raja, bukan Anda Menteri Natsuha. Teruslah pelihara amarahmu itu padaku, agar aku tetap terus mengingat dosaku padamu" kata Eun Sha berbalik badan hendak kembali ke tempat peristirahatannya.
"Satu hal yang belum Anda ketahui Selir. Perasaan hamba, sampai kapan pun terhadap Anda, tidak akan pernah berubah sedikit pun. Ini hanya sebagian dari rasa kecewa saya terhadap Anda, bukan kebencian saya kepada Anda" kalimat yang meluncur dari bibir Natsuha, menghentikan langkah sang Selir.
"Menteri Natsuha, sudah sepantasnya Anda memiliki seorang teman hidup, agar dapat melanjutkan hidup yang bahagia" balas Selir Eun Sha tanpa berbalik.
"Sebaiknya Anda berhenti mengharapkan Raja kembali pada Anda Selir" sontak perkataan Natsuha kali ini membuat Eun Sha membalikkan badan dan menatap tajam kearah Sang Menteri.
"Apa maksudmu Natsuha?"
"Yang Mulia Ratu telah sejak lama menyusun rencana untuk menyingkirkan Anda. Kalaupun Anda kelak melangkah kembali ke dalam Istana, Ratu tidak akan membiarkan setetes darah Anda sekali pun, bisa memasuki Istananya"
"Raja pasti akan membiarkanku memasuki Istana"
"Lalu, bagaimana jika...sebelum kedatangan Anda diketahui oleh Raja, Ratu sudah mencium keberadaan Anda? Tentu ia akan membawa lebih banyak lagi Ninja untuk melenyapkan Anda"
"Kau bilang, akan melindungiku?"
"Ya Selir, masalahnya adalah, bagaimana jika meskipun saya melindungi Anda, tiba-tiba saya dan Anda diserang hingga tewas tanpa Raja mengetahuinya?"
"Jika kau takut, aku bisa melaluinya sendirian. Demi Anakku. Apa pun, akan kulakukan"
"Anda hanya akan membuat Anda dan calon Putra Mahkota dalam bahaya. Bisa jadi saat Anda melangkah ke sana, akan ada yang mencoba mengakhiri hidup Putra Anda bukan? Itu akan sangat mudah dilakukan seorang Ratu" kata Natsuha memperingatkan agar Eun Sha jangan nekat menemui Raja.
Wanita tersebut terlihat memucat, kepalanya mulai berkunang-kunang dan ambruk!! Untung Natsuha mampu menggapai tangan Eun Sha lalu menariknya mendekat. Untuk kedua kalinya, bayi Eun Sha masih tetap bisa diselamatkan. Bagaimana jika Eun Sha nekat menemui Raja? Maka Natsuha tak dapat lagi melindunginya dari serangan Ratu!! Bagaimana pun caranya, Eun Sha tidak boleh keluar dari kediaman Natsuha ini.
Di dalam Istana.
Menginjak bulan keempat setelah hilangnya sang Selir, Menteri Natsuha bergegas ke Istana, memenuhi panggilan Raja. Sang Menteri membungkuk memberi penghormat pada junjungannya lalu memasang telinga lebar-lebar perihal apa yang akan disampaikan oleh sang Raja.
"Natsuha...apa kau masih juga belum menemukan Selirku?" tanya Raja penuh selidik.
"Maafkan hamba Yang Mulia...hamba telah memerintahkan seluruh anak buah hamba untuk melakukan pencarian Selir Eun Sha tapi sampai sekarang belum juga ada titik temu."
"Natsuha, apa kau mau menemaniku berkeliling hutan?"
"Ampun yang Mulia...untuk apa Anda pergi ke hutan?"
"Aku ingin menenangkan diri di tempat tenang, sekaligus sejuk. Apa kau ada kepentingan, sehingga tak bisa menemaniku?"
"Tentu saja hamba akan menemani Anda Yang Mulia" sambut Natsuha mulai gelisah.
Kandungan Eun Sha kini telah menginjak 9 bulan...sewaktu-waktu, Eun Sha bisa saja melahirkan secara mendadak! Tapi dirinya tak bisa menolak karena itu akan menjadi pertanyaan bagi sang Raja, kenapa semenjak Eun Sha menghilang, kerap kali Menteri Natsuha pulang ke kediamannya lebih awal? Itu akan menimbulkan kecurigaan besar!!