Ratu Eun Sha berjalan mengiringi langkah Raja Keito mengumbar senyuman bahagia di hadapan seluruh Rakyat lalu melambaikan tangan. Raja dan Ratu kini kembali ke dalam kediamannya. Begitu masuk ke dalam kediaman Ratu Eun Sha, Raja langsung berlari kecil menuju Putranya lalu menggendong sang Putra.
Raja melirik ke arah Eun Sha yang hanya duduk termenung di atas meja riasnya.
"Haha... apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa kau menangis?" tanya Raja bingung baru kali ini ia melihat ada seorang Wanita, malah menangis ketika diberi kehormatan sebagai seorang Ratu? Ada apa lagi ini? Ah, Wanita memang memusingkan tapi tanpa Eun Sha, hidupnya akan berantakan.
"Apa Yang Mulia tidak memikirkan nasib anak-anak kita?"
"Maksudmu? Mereka baik, dalam keadaan sehat, kurang apa lagi?"
"Mereka butuh sosok Haha Yang Mulia...Putri Simizu Kotoko, kehilangan Selir Myonhwa. Sekarang, Anda membuat Putri Koizumi Hamari kehilangan Ratu Kimiko!! Tega-teganya Anda besok, merayakan hari kelahiran Putra Mahkota Hiroshi Satoru Akio bersama Hamba. Ini salah Yang Mulia...kita benar-benar tidak adil pada mereka" sahut Eun Sha.
Kini Raja baru menyadari kelebihan seorang Wanita selain memusingkan, mereka juga pandai mendramatisir keadaan. Kenapa Wanita dilahirkan berbelit-belit hingga menyusahkan diri sendiri? Padahal Pria hidup dengan kesederhanaannya? Biarkan Sang Dewa dan rumput yang bergoyang lah menjawab semua pertanyaan dalam hati Raja. Pria itu hanya menggeleng pelan lalu menghapus air mata Sang Ratu.
"Kau ini. Senang sekali menangisi sesuatu yang sebenarnya tidak perlu kau risaukan. Kau lupa, Haha Mari, Kotoko, dan Hiroshi jelas adalah kau sayang"
"Mungkin Myonhwa dan Kimiko yang melahirkan Kotoko dan Mari...tapi kau, yang selama ini memberikan kasih sayang pada mereka berdua. Jangan pernah memikirkan hal itu lagi. Dan satu hal lagi kurasa kau lupa, Ratu Negeri ini sekarang adalah kau Eun Sha" kata Raja Keito lembut.
"Awwww....ngeeeeng..." celoteh si kecil Hiroshi seketika membuat perhatian keduanya tertuju pada bayi mungil di atas peraduan Ratu.
"Apa katanya?" tanya Raja Keito mengangkat kedua alisnya.
"Hk khkhkhk awwewww" celoteh Hiroshi menertawakan Ayah dan Ibunya sambil meninju udara. Kedua orang yang dilihatnya sejak pertama kali hadir di dunia itu datang menghampiri Hiroshi...anak itu kini malah merajuk.
"Engaaaaaak Engaaaaaak ngeeeeng..." Hiroshi mulai sebal kenapa kedua orang tuanya tidak mengerti apa yang dia inginkan?? Melihat Putranya menangis, maka Raja Keito segera menggendong Hiroshi. Bayi itu langaung tersenyum bahagia mendapatkan keinginannya. Dalam dekapan sang Ayah, perlahan Hiroshi setengah terlelap. Begitu Raja meletakkan ke peraduan Ratu....,
"Engaaaaaak...Engaaaak!! Ngeeeeng...." rengeknya sekali lagi.
"Ngeng....artinya gendong aku Chichi... Kumohooon..." kata Eun Sha berusaha memahami bayinya.
Raja tersenyum kecil mendengar kata-kata Ratunya. Raja mencoba untuk mengetes apa benar kata Ratu bahwa Putranya ingin di gendong? Maka ia menepukkan kedua telapak tangannya lalu merentangkan tangan tepat di atas Hiroshi.
"Hah!!hah!!hah!!" bayi itu bergerak-gerak girang seolah hendak lari menghambur ke pelukan Ayahnya.
Pria tersebut tanpa rasa kikuk menggendong Hiroshi kembali. Bayi Hiroshi menatap marah pada Ayahnya tapi kini, setelah digendong bayi Hiroshi tenang kembali rasa kantuk, mulai menyerang bayi Hiroshi karena enggan untuk di tidurkan kembali di peraduan Ibunya, ia mencengkeram kuat baju kebesaran Ayahnya hingga benar-benar terlelap.
"Ayo kita pindah ke tempat seharusnya kau dan Putra kita berada" ajak Raja.
"Pindah? Ke mana?"
"Ke kediaman seorang Ratu"
"Yang Mulia...Hamba merasa tidak pantas memasuki ruangan itu"
"Kenapa? Kau ini Ratu kau berhak, berada di sana dan harus tinggal di sana tanpa penolakan mengerti?!" tegas Raja Keito tak ingin dibantah. Wanita tersebut hanya bisa mengangguk pasrah.
Ratu Eun Sha tersenyum ketika mendapati tempat tinggalnya kini di tata berbeda dari saat terakhir kali dirinya bertemu dengan Ratu Kimiko.
"Aku akan menemui Raja Fujhin malam ini. Jangan menungguku pulang karena pastinya, aku akan pulang terlambat. Tidurlah tepat waktu" kata Raja, mengecup dahi Ratu, lalu tidak lupa mengecup pipi bakpau Putranya. Eun Sha mengambil alih Putranya lalu tersenyum dan menghormat.
"Hamba akan tetap menunggu Anda Yang Mulia. Seperti saat Anda, tanpa lelah menunggu Hamba, dan Putra kita"
"Hmmm?? Jangan mengatakan hal yang membuatku tidak ingin keluar dari sini Eun Sha. Itu akan sangat berbahaya... Raja Fujhin akan murka" kata Raja Keito sambil memeluk Istri dan anaknya.
Saat Raja keluar dari kediaman Ratu, Eun Sha hanya tersenyum bahagia menatap sosok Suaminya menghilang di balik tanaman.
"Hiroshi..., kau dan Haha sekarang akan selalu bersama dengan Chichimu selamanya..." kata Eun Sha merasakan hari ini bagaikan sebuah mimpi. Bisa bertemu Raja Keito kembali, bahkan kembali masuk ke dalam Istana.
Krincing...
Krincing...
Dung...
Dung...
Deg!!
Oh tidak...teror apa lagi kali ini yang akan diperlihatkan pada Eun Sha? Tidak mungkin jika itu Jeajangna!! Karena jelas-jelas Jangna mengatakan dirinya telah bereinkarnasi itu artinya...
Eun Sha terus melangkah menuju arah suara misterius itu. Aneh, kenapa ruangan tersebut ditutup rapat? Sebuah ruangan di atas anak tangga terbuat dari kayu. Suara itu...terdengar kembali semakin nyaring seolah sedang mengundang Eun Sha. Kakinya melangkah naik ke atas mendekatkan telinganya tepat di tengah-tengah papan kayu yang di paku. Suara itu tiba-tiba lenyap!!
Kriet...
Krieeeek...
Deg!!
Eun Sha perlahan menjauhi pintu yang ditutup rapat dengan papan tersebut!! Mata Wanita itu terpaku pada pemandangan semua paku yang terpasang kuat itu, seolah sedang ada yang berusaha membukanya!!
Klontang!!
Klontang!!
Brugh brugh!!
Bunyi paku terjatuh beriringan sekaligus bunyi papan kayu yang jatuh di lantai kayu!!
"Engak!! Engaaaaak!!" tangisan Hiroshi kaget karena suara berisik yang ditimbulkan oleh sesuatu!!
Mana yang harus dipilih Ratu? Memasuki ruang rahasia itu, atau menenangkan bayinya?
"Engaaaaaak engaaaak" bayi itu menangis tanpa henti.
Sreeeeeeet....
Kraaaaaak....
Suara pintu ruang rahasia mulai terbuka sedikit. Ratu bergegas menuruni anak tangga untuk menenangkan bayinya. Langkah Wanita tersebut seketika terhenti.
Deg!!
Paku yang tadi terjatuh, ke lantai kayu di atas, melayang terbang...mengitari Ratu berkeliling cukup lama hingga pada putaran terakhir, Ratu ikut berputar sampai membelakangi Putranya Hiroshi. Ratu mulai berkeringat dingin ia berjalan mundur mendekati peraduannya lalu paku itu tiba-tiba melesat kencang menuju ke arah Hiroshi!! Tanpa pikir panjang ia segera menghalangi paku itu, hingga...
AaaaAAAAaaa!!
Pekik kesakitan sang Ratu berkumandang di seantero ke diaman Ratu. Bayi Hiroshi kembali menangis sangat kencang. Dua Pengawal pribadi Ratu terkesiap mendengar suara jerit kesakitan sang Ratu sekaligus tangis histeris Putra Mahkota.
"Kau dengar itu?" tanya Pengawal di pintu sebelah kanan.
"Ya, sebaiknya kita masuk ke dalam!!" pekik Pengawal yang satunya. Mereka segera berlari masuk ke dalam kediaman Ratu.
Mereka hanya berdiri terdiam memandang apa yang dilakukan Ratu Eun Sha sekarang di depan mata mereka. Mereka menutup kedua telinga mereka, dengan raut wajah yang begitu tersiksa. Eun Sha menari dengan diiringi suaranya sendiri.
Bukan karena nada suaranya sumbang, itu suara yang indah tapi bahkan, nada yang diambil Ratu akan sangat sulit dipercaya dikeluarkan oleh seorang manusia. Bagaimana mungkin suara sangat tinggi keluar dari tubuh mungil seperti Ratu?
Krieeeeeeeeet.....
Para Pengawal mendengar suara pintu kediaman Ratu terbuka perlahan tapi mereka tidak kuasa menoleh bahkan bergerak sekali pun!!
"Eun Sha!! Hentikan!!" teriak Raja Keito sangat panik melihat Ratu sedang menarikan tarian yang mampu menghilangkan nyawa kekasihnya Jeajangna. Siapa sangka Raja yang akan pergi justru kembali lagi ke kediaman Ratu.
Masa lalu Raja, sangat membekas di dalam ingatan sang Raja. Bahkan tidak akan dapat hilang sampai akhir hayatnya. Raja berlari untuk menghentikan tarian Ratu. Ketika ia hendak mendekat ke arah Ratu, yang ada Wanita itu malah terbang, hingga luput dari jangkauan sang Raja. Ia masih sibuk menari diiringi suara merdunya.
"Dimana Raja?" desis Eun Sha pada Sang Raja.
"Sadarlah Eun Sha!! Aku Raja Keito!! Suamimu!!" teriak Raja lantang.