"Aku hanya ingin jawaban dari kalian semua!! Jawab aku sekarang!! Apa kalian ingin membangkang dariku?!" marah Raja memukul pahanya hingga menimbulkan suara sangat keras. Pasti itu sakit sekali pikir Sizuka sambil menggigit bibirnya.
"Ampun Yang Mulia...kami tidak ingin melakukan hal seperti itu. Baiklah, jika Yang Mulia ingin mendengar keluh kesah kami. Maka dengarkanlah suara hati kami. Sejujurnya...kami kecewa, dan merasa sangat dirugikan oleh keputusan Yang Mulia Raja karena mengabulkan permohonan Ratu Kimiko di masa kejayaannya."
"Kami sebagai Selir, tak dapat menyentuh Anda sedikit pun padahal kami ini, juga berstatus sebagai Istri Anda. Tapi karena waktu itu Ratu Kimiko berkuasa penuh atas Yang Mulia, maka kami tak dapat berbuat apa-apa" kata Selir Yui masih menunduk.
"Dan suatu ketika, kami semua dikejutkan oleh sebuah kabar, bagai petir menyambar disiang bolong. Selir Myonhwa, kami dengar telah berbadan dua. Kami merasa seperti benar-benar tidak dianggap di sini. Siapa yang berhak dan siapa yang tidak berhak, Yang Mulia? Katakan? kenapa kami tak boleh tapi Selir Myonhwa pada saat itu dibolehkan?" tanya Selir Mizzuki beruraian air mata tak tahan akan penderitaannya selama ini.
Sebagai Wanita dan seorang Istri, tentu saja ia mendambakan hadirnya keturunan tapi hak itu telah Ratu Kimiko rampas!!
"Hati kami kian tersayat Yang Mulia, ketika Anda, dengan suka cita menobatkan seorang Penari Istana sebagai Selir Anda. Bahkan, kini menjadi seorang Ratu?! Apa kekurangan kami sehingga, Ratu Eun Sha terlihat jauh lebih sempurna di mata Anda dibandingkan kami semua?!" tanya Selir Hannami. Jantung Sang Raja terasa bagai dipukul palu super besar. Tangannya mengepal penuh amarah tapi ia harus menahan emosinya.
Karena bagaimana pun, meski Ratu Kimiko waktu itu membolehkannya bersenang-senang dengan para Selir, ia tetap akan memilih menahan diri dan menghindar. Masalah Selir Myonhwa yang mengandung, itu karena pada saat itu kondisi kesehatan Raja dalam keadaan tidak stabil hingga ia melihat Selir Myonhwa sebagai Jea Jangnanya. Raut wajah yang tadi mengeras, kini makin terlihat melembut dan teduh. Inilah saatnya ia bertindak adil pada para Selir.
"Maafkan aku, yang telah membiarkan kalian menjadi sangat menderita selama ini. Semua itu, kulakukan tanpa kesengajaan. Semenjak Jangna menghilang dari kehidupanku, aku pun dinikahkan dengan Wanita yang sedikit pun tak pernah kucintai dan tak akan bisa kucintai"
"Raja dan Ratu terdahulu mendesakku untuk segera menikah dan segera memiliki keturunan. Aku marah, dan aku melampiaskannya pada Myonhwa, hingga terlahirlah kedua Putri kecilku itu. Lalu takdir, mulai berpihak padaku. Sosok Jeajangna yang kurindukan muncul di hadapanku melalui Eun Sha"
"Bukan wajahnya, tapi caranya bersikap padaku, caranya tersenyum dan bicara padakulah yang membuatku menyadari bahwa dia, dapat menggantikan Jeajangna di kehidupanku kali ini. Dengar... mulai sekarang, kalian akan ku bebaskan. Kalian bukan Selirku lagi. Kalian berhak untuk menikah kembali di kemudian hari"
"Jangan khawatir...selama kalian belum ada yang meminang, maka aku akan tetap menjamin kehidupan dan keluarga kalian semua. Hanya itu yang ingin ku bicarakan di sini" kata Raja di ikuti bisikan-bisikan para Selir penuh keresahan.
"Jadi, apa yang Anda ingin buktikan pada hamba Yang Mulia?" tanya Sizuka melirik pada sang Raja.
"Aku sanggup melepaskan semua hal di dunia ini kecuali, Istriku dan Anak-anakku. Mereka adalah penopang hidupku" bisik Raja Keito di telinga Sizuka. Mendengar tutur kata Raja yang penuh keteguhan membuat Sizuka tersadar bahwa perangai Raja Keito berbeda jauh dari Raja terdahulu.
Raja Keito bangkit dari singgasananya, berjalan ke arah sang Ratu Eun Sha sambil bersujud dihadapan Sizuka hingga seluruh mata yang memandang merasakan kejanggalan itu.
"Dengan ini, aku Raja Keito memohon dengan teramat sangat, bebaskan kutukanmu dari Istri dan Anak-anakku. Biarkanlah kutukan itu kutanggung sendiri" kata Raja bersungguh-sungguh. Sizuka terkejut melihat kerendahan hati Raja kali ini. Betapa besarkah rasa cintanya pada keluarga kecilnya?
"Aku tidak akan mengusik keluargamu lagi Raja. Tapi aku, tak dapat mencabut kutukanku sungguh" kata Sizuka dengan wajah yang sedih. Raja menatap kedua mata Sizuka merasa tiada daya dan upaya lagi.
"Jadi, apa kutukan yang kau jatuhkan pada ketiga keturunanku, padaku, dan Istriku?" tanya Raja frustasi.
"Kelak, ketiga anakmu...akan melakukan kesalahan di Istana ini, kesalahan yang sangat fatal...hingga mencoreng harga diri kau sebagai Raja, dan Istrimu sebagai Ratumu" tiba-tiba Ratu Eun Sha terkapar di singgasananya.
"Eun Sha!!" teriak Raja Keito, menghambur sekaligus memeluk sang Ratu kalut. Perlahan kedua mata Ratu terbuka menatap kedua mata Raja yang menatapnya khawatir.
"Kenapa...hamba berada di sini?" tanya Eun Sha kebingungan.
"Ceritanya panjang Ratuku. Sebaiknya kita kembali ke kediamanku" kata Raja sambil membantu Eun Sha untuk berdiri. Tiba-tiba, sebelum sang Ratu dan Raja meninggalkan singgasana, seluruh Selir berkerumun menghadap keduanya, lalu memberi penghormatan.
"Yang Mulia...kami tidak ingin meninggalkan Anda. Maafkan kami bila ucapan kami telah menyinggung Yang Mulia. Tapi...tolong perhatikan perasaan kami ketika harus berpisah dengan Anda" kata salah satu selir disambut anggukan dari seluruh Selir disana.
"Berpisah? Yang Mulia...apa maksud para Selir? Jelaskan pada hamba sekarang" tuntut Eun Sha tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.
"Untuk apa kalian tetap bertahan dengan sebuah pernikahan, yang bahkan kalian tak pernah mendapatkan kebahagiaan di dalamnya?" balas Raja dengan sorotan mata tajam kepada para Selirnya. Mereka hanya mampu menunduk terdiam tak berani menatap Raja.
"Anda telah mengangkat derajat keluarga kami. Anda telah mencukupi kebutuhan kami. Anda berlaku seperti seorang Suami terhadap kami. Meskipun ada hal, yang tidak Anda tunaikan terhadap kami semua, bukan berarti kami tak sanggup untuk membalas budi " kata Selir Mitzurra kecewa.
"Aku tidak ingin kalian membalas semua kebaikanku secuil pun. Yang aku inginkan, kalian semua mendapatkan Pria yang jauh lebih baik dariku, dalam hal membahagiakan kalian. Aku tidak akan dapat membahagiakan kalian sampai kapan pun. Karena hanya akan ada Ratuku di dalam hidupku mulai sekarang" tolak Raja tegas.
Ratu Eun Sha tercekat dirinya dijadikan alasan Raja untuk meninggalkan seluruh Selir yang terancam di ceraikan Raja. Sebelum sempat Ratu protes, Raja sudah menarik tangan Ratu keluar dari ruang sidang Istana.
Ketika Ratu dan Raja melewati Taman, Wanita itu segera melepaskan genggaman tangan Raja darinya.
"Apa Anda sadar, Yang Mulia? Ada berapa banyak Wanita yang merasa terbuang di dalam sana? Dan lagi, Anda memperjelas bahwa Ratu Andalah, penyebab mereka di campakkan!!" marah Eun Sha tak terima.
"Aku telah memikirkan itu sejak awal kita menikah. Aku telah mendapatkan Wanita yang aku cintai sebagai gantinya, aku akan membebaskan semua Selirku, untuk mendapatkan Pria yang mencintai mereka. Apa itu salah?" tanya Raja datar sambil berbisik ditelinga Eun Sha.
"Kita bicarakan semuanya di dalam kediamanku. Bukankah seorang Istri harus menjaga martabat Suaminya di dalam dan di luar rumah?" tegur Raja membuat Eun Sha tertunduk malu. Bagaimana bisa, ia berteriak pada Suaminya, di depan umum seperti ini?
"Maafkan hamba...Yang Mulia...hamba merasa sangat jengkel pada kelakuan Anda yang akhir-akhir ini, membuat hamba jantungan" kata Eun Sha perlahan.
"Kita selesaikan di dalam kediamanku" kata Raja sambil berjalan mendahului Eun Sha.
"Yang Mulia. Beri hamba waktu sendiri terlebih dahulu" kata Eun Sha setelah Raja berbalik dan menatapnya. Raja hanya mengangguk lalu berjalan meninggalkan Ratu untuk menenangkan diri.
Saat Raja benar-benar menghilang dari pandangan Eun Sha, angin berhembus kencang...menerpa rambut indah sang Ratu. Tatapan teduh Eun Sha kini berubah menjadi tatapan nanar. Sekarang, Eun Sha kembali dirasuki oleh Sizuka.
Penjaga tahanan Istana terkejut melihat kedatangan Ratu ke penjara.
"Yang Mulia...ada keperluan apa Anda datang mengunjungi tempat ini?" tanya sang Penjaga merasa keheranan.
"Aku ingin bertemu dengan Selir Kimiko. Dimana dia berada?"
"Sel tahanan ke 15 Ratu"
"Tinggalkan kami berdua. Mengerti?!" titah Ratu tak dapat dibantah. Setelah penjaga itu keluar dan berdiri tegap di depan pintu penjara Istana, dengan langkah cepat Ratu mendekati sel tahanan Selir Kimiko.
Plok
Plok
Plok
Suara tepuk tangan membuat lamunan Selir Kimiko buyar spontan ia berdiri, dan mendekat ke dinding sel tahanan agar dapat mendekat pada Ratu Eun Sha.
"Mau apa kau kemari? Bukankah kau, sudah mendapatkan keinginanmu?" sindir Selir Kimiko menatap penuh kebencian.
.