"Apa?" Eun Sha perlahan turun ke lantai Kayu, di iringi semilir angin yang menyelimuti tubuhnya hingga kimono yang ia gunakan berkibar-kibar. Eun Sha memperhatikan raut wajah Raja Keito dengan bingung.
"Siapa kau?" tanya Eun Sha merasa tidak mengenali Pria yang mengenakan baju kebesaran Raja.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu. Kenapa kau datang merasuki Ratuku?"
"Aku mencari Raja Yamzhei. Di mana dia sekarang?"
"Ada hubungan apa kau, dengan Sofuku? Siapa kau?"
"Apa? Sofu? Tidak tidak...dia...dia telah membuat perjanjian denganku!!" teriak Eun Sha marah.
"Perjanjian apa? Jelaskan padaku, siapa kau!!"
"Ojiisan, telah membuat perjanjian padaku untuk memperkuat Kerajaannya. Dia berjanji hanya akan menikahiku dan aku, satu-satunya Ratu!! Sebagai gantinya, aku kabulkan permintaan Ojiisan. Dua tahun kemudian, Ojiisan jatuh cinta pada Obaasan lalu menikahinya"
"Tidak hanya itu!! Toleransiku membiarkan Obaasan menjadi Selir dari Ojiisan dimanfaatkan Ojiisan!! Ia menobatkan Obaasan menjadi Ratu, dengan alasan aku tidak akan memberikannya satu pun keturunan!! Aku murka!! Apa kau tahu siapa Obaasanmu itu?! Dia hanya seorang Sakuhyunja yang sampai mati pun dilarang untuk menikah!!"
"Maka ku kutuk mereka setiap keturunannya yang akan menikahi Penari Istana, Istrinya akan mati tanpa memiliki seorang keturunan pun!! Dan pada akhirnya, mereka akan mati dalam kesendirian!!" teriakan pilu jin tersebut mampu menghadirkan kilatan petir di langit dalam sekejap.
Raja Keito langsung mencengkeram kedua lengan Eun Sha lalu menatap tajam kedua mata Eun Sha.
"Apa kau sudah puas?! Ya, aku telah menuai kutukan darimu!! Aku kehilangan Selirku Jeajangna karena kutukan sialanmu itu!! Sekarang apa maumu?" tanya Raja Keito tegas.
Eun Sha menatap penuh selidik pada sang Raja. Ia menggapai kedua pipi Raja lalu menempelkan kening mereka. Raja hendak mundur tapi kekuatan Eun Sha jauh lebih besar hingga Raja tak dapat berkutik.
"Mauku adalah mengakhiri semua yang Raja Yamzhei mulai" bisik Eun Sha dengan senyum penuh arti.
"Katakan dengan jelas"
"Aku Sizuka menginginkan seluruh keturunan Raja Yamzhei musnah!!" teriakan Sizuka menggelegar hingga suasana semakin mencekam.
"Kau, tidak bisa melakukannya Sizuka, semua keturunan dari anak Raja Yamzhei...tidak terlahir dari seorang Penari Istana bahkan Istri-istri keturunan anak Raja Yamzhei, tidak ada yang bergelar Sakuhyunja!!" bentak Raja Keito murka.
"Apa kau berusaha menipuku? Atau, apakah seluruh keturunannya memang senang berbohong? Hmm? Bagaimana dengan...Ratumu ini? Aku tahu dia bermimpi menjadi Sakuhyunja..."
"Dia telah lama melepaskan gelar Penari Istana. Jangan coba-coba kau menyentuh Ratuku!!" geram Raja Keito.
"Tapi dia tetaplah seorang Penari Istana Raja...Anda tidak dapat menyangkal kebenaran mutlak, ini Yang Mulia. Biarkan aku mengambil Ratu dan Putramu sekarang"
"Tidak!! Kami tidak ada hubungannya dengan perjanjian kalian berdua" elak Raja Keito lalu segera merengkuh Putra Mahkota ke dalam pelukannya.
"Kau memang tidak memiliki perjanjian, tapi Raja tetap mewariskan perjanjiannya, pada seluruh Pewaris Tahta. Dia belum mencabut perjanjian itu sampai mati" kata Sizuka tersenyum licik.
"Atau kau, ingin menawarkan perjanjian berikutnya?" tawar Sizuka mendekat ke arah Raja Keito.
Tidak!! Pelajaran pertama, jangan bersekutu dengan Iblis seperti Sizuka. Pelajaran kedua, ketika kau, telah melakukan perjanjian, suatu saat nanti, janjimu akan ditagih sampai mati pun. Raja Keito bukanlah Pria bodoh menggantikan janji ke janji yang lainnya karena itu sama saja menggali kuburan sendiri.
Raja Keito terkejut melihat senjata sang Pengawal berupa sebuah katana, yang menyembul keluar dari balik tubuh sang Pengawal terbang...melayang menuju sang Raja.
"Ambil katana itu Raja..."
"Kau!!" teriak Raja tak bergeming sedikit pun.
"Akan kuberi kau pilihan. Bunuh Istrimu, atau Putramu!! Kau punya banyak Istri Raja!! Kau, tidak akan mati jika kehilangan salah satunya!!" teriakan Eun Sha yang dirasuki Sizuka membuat sang Raja menyerahkan Putranya pada salah satu Pengawal yang berdiri dengan tubuh gemetaran.
Setelah itu, dengan langkah penuh percaya diri ia melangkah ke arah Eun Sha, sambil menggapai katananya. Di angkatnya dagu Eun Sha hingga mata mereka bertemu pandang.
"Apa ini berhubungan dengan kecemburuanmu terhadap para Istri sirih Raja sebelumnya, Sizuka? Kau cemburu pada sang Raja Yamzhei?" cibir Raja dengan sorotan mata penuh penghinaan.
"Kau mengingatkanku pada mantan Ratuku Kimiko. Dia haus akan Tahta...bahkan ia ingin memonopoli Suaminya sendiri, tanpa memperdulikan hak Istri yang lainnya terhadap Suaminya"
"Hahaha!!" tawa mengerikan menggelegar ke seantero kediaman Ratu.
"Kau ingin menyalahkan Kimiko atas ketidak becusanmu, dalam mengurus Istri-istrimu? Seorang Istri, tidak akan bertindak curang, bila ia tidak merasakan ketidak adilan menyelimuti hidupnya Raja..." jawab Eun Sha di telinga Raja.
"Kalau begitu bunuh aku Sizuka, ayo bunuhlah Rajamu ini" gertak Raja dengan berani.
"Kau!!"
"Ada apa? Kau...tidak ingin membunuhku? Kau dendam terhadap Suamimu Yamzhei..., dan akulah satu-satunya keturunannya yang menikahi seorang Sakuhyunja, bukan? Tunggu apa lagi? Ku berikan katana ini dengan senang hati padamu" kata Raja Keito tak memiliki rasa takut sedikit pun menantang maut sambil menggenggamkan katana ke tangan kiri Sizuka.
Jin Wanita tersebut hanya diam terpaku menatap nanar sang Raja.
"Apa kau takut akan melanggar perjanjianmu pada Raja Yamzhei? Bukankah kau bilang, perjanjian Raja Yamzhei dapat diwariskan? Bukankah itu artinya aku, kini Suamimu? Sizuka?" perkataan Raja Keito kini benar-benar merupakan sebuah tamparan telak bagi sang hantu Wanita itu.
Ya..., perjanjian itu menyangkut dirinya juga bukan? Raja Yamzhei menikahinya, menjadikannya Ratu dan ia akan memakmurkan Kerajaannya. Jadi, jika perjanjian itu diwariskan, maka...ia pun juga diwariskan kepada keturunannya.
"Tidak akan kubiarkan seluruh keturunanmu dapat hidup berbahagia Raja!! Kau, telah menjadikan Wanita lain sebagai Ratumu!!"
"Kemana kau saat aku ingin menobatkan Kimiko dan Eun Sha sebagai Ratu? Apa kau menghentikanku? Tidak. Dimana kau Sizuka? Lalu apa hakmu, kali ini untuk memisahkanku dari Istriku Eun Sha?!" murka Raja dengan nafas memburu.
"Kalau kau tak mampu kehilangan seluruh Istrimu, maka bunuhlah Putra mahkotamu!!"
"Kau salah, Sizuka, aku akan meluluskan keinginanmu dengan cara yang lebih manusiawi. Maka ikutlah denganku" kata Raja sangat tenang.
"Pengawal!!"
"Hamba Yang Mulia"
"Panggil seluruh Selirku masuk ke dalam ruang sidang Istana" kata Raja penuh wibawa. Setelah menghormat kembali, dua Pengawal berlari tergopoh-gopoh memenuhi titah Rajanya.
"Ayo kita ke sana sekarang" tambah Raja berjalan mendahului Sizuka sambil menggendong Putra Mahkota.
Tanda tanya besar di benak si Jin Wanita ketika ia telah tiba di ruang sidang Istana. Untuk apa Pria itu membawanya ke sini? Apa dia ingin membunuh seluruh Istrinya? Dan menjadikannya Ratu satu-satunya demi memenuhi janji Kakeknya?
Tak berapa lama kemudian...puluhan Selir datang menghadap Suaminya dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Para Selirku...apakah aku pernah melakukan ketidak adilan pada kalian? Jawablah dengan jujur" pertanyaan Raja membuat seluruh Selirnya tertunduk serba salah.
Sizuka tersenyum sinis mendapati raut wajah para Selir yang tanpa menjawab pun, sudah dapat di ketahui jawabannya pasti iya.
"Maafkan kami Yang Mulia...kami tak dapat menjawab karena kami tidak pantas menjawab apa pun kebenarannya" jawab salah satu Selir tertunduk takut-takut.