Raja tertegun mendengar apa yang dikatakan Eun Sha jika Selir Myonhwa, dengan tiba-tiba berniat menyerahkan Putri mereka kepada Eun Sha, maka...itu artinya Selir Myonhwa tahu, hidupnya tidak akan lama lagi. Siapa yang menginginkan kematian Selir Myonhwa? Apa keuntungan dari membunuhnya?
Yang Mulia, tapi hamba telah disumpah oleh Ratu sebelum menjadi Selir. Hamba tidak boleh menyentuh Anda seujung kuku pun...terngiang kalimat yang diutarakan sang Selir Myonhwa di telinga Raja.
Ampun Yang Mulia...Selir Myonhwa...beliau...telah melahirkan seorang Putri yang cantik hamba pikir, Anda juga harus tahu kabar bahagia ini suara sang Dayang Istana terngiang pula di telinga Raja.
Selir Myonhwa meminta hamba untuk merawat bayinya saat beliau tidak lagi berada di sisi Putri Kotoko kini terngiang suara Eun Sha. Kenapa semua hal yang terngiang di pikiran Raja terasa saling berhubungan?
"Pengawal!!" teriak Raja Keito tiba-tiba membuat perhatian Eun Sha tertuju pada Raja. Terlihat seorang Pengawal berjalan ke arah Raja seraya menghormat.
"Perbanyak penjagaan di kediaman Calon Selir Eun Sha. Lalu, beri tahu kepada Pemuka Agama, pernikahan sekaligus penobatan Selir Eun Sha harus segera dilaksanakan" kata Raja. Setelah sang Pengawal keluar, Eun Sha melangkah ke arah Raja bersimpuh dihadapannya, sambil menengadah menatap wajah Raja yang panik sekaligus sendu.
"Tidakkah ini terlalu cepat Baginda? Ada apa? Kenapa Anda memutuskan secepat ini? Sadarkah Anda, Selir Myonhwa baru saja meninggalkan dunia ini?" tanya Eun Sha tidak mengerti jalan pikiran sang Raja. Beliau hanya menatap Eun Sha sejenak lalu memeluk Gadis itu dengan erat.
"Akan ku pastikan tidak akan ada lagi yang meninggalkanku setelah ini. Tidak akan" kata Raja sekaligus berjanji pada diri sendiri.
"Yang Mulia...apa yang terjadi? Kenapa Anda begini? Jangan membuat hamba bingung" Tanya Eun Sha lagi mengkahwatirkan Rajanya.
"Ada yang sengaja membunuhnya karena aku menyentuhnya. Juga hanya karena dia, memberiku seorang Putri" kata Raja mengguncang kedua bahu Eun Sha. Gadis tersebut membelalakkan mata lebar-lebar mendengar itu.
"Secara tidak langsung, ini ada sangkut pautnya dengan Sang Ratu" kata Raja geram.
"Apa Anda punya buktinya Yang Mulia?!" bentak Ratu di ambang pintu kediaman Selir Myonhwa. Melihat kedatangan Ratu, Eun Sha segera bangkit dari bersimpuh di depan Raja lalu menghormat pada Ratu Negeri ini.
"Yang Mulia, hamba mohon diri" pamit Eun Sha bersiap pergi tapi Raja, justru sengaja menarik lengan Eun Sha menjauh dari Sang Ratu.
"Istri Anda ingin membicarakan hal yang sangat pribadi haruskah dia ada di sini mendengarkan semuanya?!" marah Ratu murka.
"Katakan saja Ratu" jawab Raja justru kini malah menggenggam erat telapak tangan Eun Sha.
"Selir Anda, baru saja meninggal Yang Mulia!! Secepat itukah Anda menggantikannya?" marah Ratu kesal.
"Aku tidak berniat menggantikan, aku malah ingin menambah. Tapi sekarang justru berkurang karena ada yang membunuh salah satu Selirku" jawab Raja enteng.
"Anda mengatakan itu kepada hamba seolah Anda memiliki bukti Yang Mulia. Adakah buktinya?" tantang Sang Ratu.
"Apa kau berniat menghancurkan bukti itu, bila memang ada? Ratuku?" senyuman sinis tercetak di wajah Raja.
"Apa seburuk itu hamba di matamu Raja? hamba yang mendampingimu terlebih dahulu sebelum para Selir masuk dalam kehidupanmu. Beginikah balasan terhadap hamba?!"
"Keluarlah Ratu, kau harus merawat anak kita dengan baik"
"Baiklah Yang Mulia. Kau ingat baik-baik apa kata-kataku sebelum anak kita terlahir ke dunia bukan? Akan ku pastikan itu akan benar terjadi" kata Ratu langsung beranjak pergi.
Masih dikediaman Eunsha, 5 jam kemudian.
Eun Sha duduk di samping Raja sambil melihat pemandangan taman Istana setelah upacara penobatan Eun Sha, sebagai seorang Selir telah dilaksanakan.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Raja menatap serius ke arah Eun Sha.
"Anda tidak ingin menemui Putri Mari, Yang Mulia?"
"Aku sedang malas bertemu dengan Hahanya"
"Putri Mari, juga Putri Anda Yang Mulia jangan menghukumnya karena sedang marah pada Hahanya itu tidaklah adil" nasihat Eun Sha sedih. Raja terdiam sejenak memikirkan apa yang dikatakan Eun Sha.
"Tidak sekarang. Karena saat ini, aku hanya ingin bersamamu" kata Raja sambil menatap Eun Sha lembut.
"Dayang Hannari ingin menghadap" kata pengawal. Raja berdecak kesal karena merasa kebersamaannya dengan Eun Sha terganggu.
"Masuklah" kata Raja geram. Dayang Hannari datang memberi penghormatan sambil membawa bayi Mari.
"Apa lagi sekarang?"
"Ratu berkata, sedang tidak enak badan sehingga ingin menitipkan Putri Mari pada Selir Eun Sha" jawab sang Dayang ketakutan melihat wajah gusar Rajanya. Eun Sha segera menerima bayi Mari, dan memerintahkan sang Dayang kembali ke kediaman Ratu.
"Kenapa kau, mau menerimanya? Ratu hanya mencari cara untuk mengganggu kita di sini. Dia tidak benar-benar sakit" protes Raja kesal.
"Yang Mulia...pergilah ke tempat Ratu. Beliau jauh lebih membutuhkan Anda sekarang" kata Eun Sha mengusap bahu Raja.
"Di lain waktu dia akan menggunakan cara lain untuk memisahkan kita"
"Datanglah pada Ratu, bersikaplah lembut...agar beliau juga melunak terhadap Anda Yang Mulia..." balas Eun Sha memohon. Raja hanya menghela nafas lalu berdiri mengecup kening Eun Sha lalu pergi ke kediaman Ratu.
Kediaman Ratu.
Raja memasuki kediaman Ratu sambil menggendong bayi Mari memperhatikan sang Ratu yang melamun memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong.
"Haha, kau lebih memilih melamun, tak melakukan hal yang bermanfaat dari pada mengasuh Putri kita?" tanya Raja berusaha melembut seperti perintah Eun Sha.
"Yang Mulia...kapan datang?"
"Baru saja. Katakan apa yang membuat kepalamu pusing malam ini?"
"Keputusan Anda menjadikan seorang Penari Istana sebagai seorang Selir"
"Penari Istana yang mana? Jeajangna, atau Eun Sha?"
"Yang Mulia!! Anda tahu siapa yang saya maksud" jawab Ratu ketus.
"Kalau itu tentang statusmu di Istana, tidak akan berubah. Selama kau, tidak berusaha menjauhkanku dari Eun Sha. Tapi sedikit saja kau usik hubungan kami, kau akan mendapatkan pencabutan jabatanmu sebagai Ratu. Ingat baik-baik peringatanku ini" tegas Raja.
"Anda kemari hanya untuk hal ini Yang Mulia?! Tidakkah Anda merasa akhir-akhir ini sikap Anda terhadap hamba terlalu keras? Semenjak ada dia, Anda mulai tidak adil terhadap hamba" marah Ratu.
Yang Mulia...pergilah ke tempat Ratu. Beliau lebih membutuhkan Anda sekarang suara Eun Sha berdengung di telinga Raja.
"Kecemburuan berlebihanmu lah yang membuatku menjauh darimu Ratu. Jangan salahkan orang lain untuk kesalahan yang kau perbuat"
"Bisakah Anda hanya melihat ke arah hamba saja? Bisakah Anda tidak memperdulikan siapa pun kecuali hamba?" pertanyaan sang Ratu membuat Raja terdiam sejenak memikirkan apa yang diutarakan sang Ratu. Benarkah selama ini dirinya sebagai Suami tidak memperhatikan Ratu, sebagai Istrinya? Perasaan segala hal yang Ratu mau sudah selalu di kabulkan.
Di kediaman Selir Eun Sha.
Selir Eun Sha menggendong bayi Kotoko penuh kasih seolah dirinyalah Ibu kandung sang Putri. Eun Sha mulai memiliki pikiran jahil membangunkan sang Putri yang sedari tadi hanya tidur saja. Di goyang-goyangkannya hidung mungil itu dengan telunjuk.
"Owh, owww..." suara khas bayi itu keluar dari bibir mungil bayi Kotoko. Sang Putri bangun, menggenggam telunjuk sang Ibu asuh lalu meletakkannya di pipi mungilnya. Ia menggeliat sangat menggemaskan lalu tertidur kembali.
Si kecil Kotoko genggamannya begitu kuat tapi saat ia mulai benar-benar tidur, genggaman tangan mungil itu mulai mengendur perlahan.
"Hormat hamba Selir Eun sha..." panggil Dayang Hikari ketika Eun Sha menidurkan sang Putri Kotoko ke tempat peraduan.
"Hikari," sambut Eun Sha dengan senyuman ramah. Dayang itu menatap sendu sang Selir.
"Kau ingin mengatakan sesuatu?"
"Kenapa Anda...begitu saja mau mengalah pada Ratu? Padahal Anda tahu, Ratu hanya ingin mencari perhatian Raja saja dan berusaha merebut seluruh kasih sayang Raja" keluh Dayang berapi-api.
"Setiap Istri yang sedang cemburu akan mencari cara demi mendapatkan perhatian Suaminya. Apa yang salah dari ini? Itu hal yang sangat wajar" Jawab Eun Sha penuh pengertian.
"Hamba hanya ingin mengingatkan Selir, bahwa hal seperti ini bisa memperburuk hubungan Anda dan Raja" Dayang terus berusaha mengingatkan dan mengingatkan Eun Sha akan bahaya membiarkan Ratu, terus membuat ulah ketika Raja sedang bersama Selirnya.