Seluruh Istana ini tahu benar, selama pernikahan antara Ratu dan Raja, tidak ada sekalipun masa seperti saat dimana Raja bersama Eun Sha maupun Jeajangna. Gadis itu hanya terdiam sejenak berusaha mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia tidak sedang bermimpi. Ketika air matanya mulai menitik, ia hanya sanggup menganggukkan kepala.
Seumur hidup Eun Sha, hanya ada satu Pria yang melakukan hal termanis itu dihadapannya. Ya, dialah Raja Keito. Melihat air mata Eun Sha, bayi Mari ikut-ikutan menangis tapi tangisan itu segera berubah menjadi celotehan khas bayi ketika Mari dalam buaian Eun Sha.
"Ku rasa kau telah siap menjadi Haha sayang," kata Raja lembut begitu memperhatikan kedekatan antara Anak dan calon Selirnya itu.
Setelah Raja Keito memuji Eun Sha, mendadak dirinya menerawang entah pikirannya melayang ke mana sementara Eun Sha, sibuk bermain dengan bayi Ratu. Eun Sha mendekatkan hidungnya ke hidung bayi Mari, menggeseknya perlahan hingga bayi tersebut memekik geli lalu tertawa terpingkal-pingkal tawa bayinya membuat sang Raja mulai memperhatikan tingkah lucu antara bayi Mari dan Eun Sha.
Raja keheranan kenapa kedamaian berkumpul bersama Eun Sha dan bayi Mari tidak dapat ia rasakan ketika sedang berkumpul bersama Ratu dan Selir lainnya?
Kediaman Ratu.
Ratu duduk di meja rias mengetuk-ngetuk jemari di atas meja dengan raut wajah cemas.
"Perdana Menteri Natsuha ingin menghadap" teriak Pengawal memberitahukan kedatangan Sang Menteri yang sudah lama ditunggu.
"Masuklah" kata Ratu lantang kemudian Natsuha masuk ke dalam memberi penghormatan pada Sang Ratu.
"Ratu Kimiko, apa yang Anda butuhkan dari saya?" tanya Natsuha ia memang tipikal orang tak banyak basa basi ditatapnya tajam Sang Ratu. Mendengar pertanyaan itu, Ratu Kimiko hanya tersenyum lalu menatap lekat kedua mata Pria dihadapannya.
"Kau terlalu kaku Natsuha..."
"Apa kau berharap aku memanggilmu Kakak? Kau tak pantas disebut Kakak"
"Jaga bicaramu. Aku memanggilmu untuk menyingkirkan salah satu Selir Raja"
"Selir? Yang mana?"
"Myonhwa. Selir dari China" jawab Ratu Kimiko penuh dendam.
"Kau ingin aku apakan dia? Meracuni makanan, memanah jantungnya, menenggelamkannya di sungai dalam kondisi tubuh terikat? Apa pun untukmu.." kata Natsuha bernada mencemooh. Natsuha sudah sangat muak dijadikan alat untuk menumpahkan darah semua orang, yang tidak disukai Ratu. Tapi Natsuha tidak dapat berkutik sedikit pun, karena sang Kakak menyimpan kebusukan sang Perdana Menteri.
"Pastikan ia mati di tempat. Panah dia dengan panah beracun"
"Apa kau tak punya hati Ratu? Dia punya bayi yang masih membutuhkan belaian kasih sayangnya. Bagaimana bisa? Bahkan kau seorang Haha sekarang" protes Natsuha tak setuju.
"Ayolah, banyak Selir bisa menjadi Haha sambung bagi bayi sialan itu. Kau tahu bukan, dia sudah berjanji tapi dia melanggar janjinya. Sampai kapan pun aku tidak akan terima dengan pelanggaran seperti itu!" teriak Ratu kesal mendengar penolakan.
"Cari orang lain untuk membereskannya"
"Jadi kau ingin kariermu tamat sekarang juga Adikku tersayang?"
"Kau!! Baiklah" pekik Natsuha meski pada akhirnya ia dapat mengontrol emosi. Natsuha memberi penghormatan lalu pergi dari kediaman Ratu.
Kediaman Eun Sha.
Eun Sha melirik ke arah Raja lalu memberikan bayi Mari pada Pria itu. Ditatapnya Raja penuh selidik mencari jawaban dari gurat keresahan yang terpahat di wajah sang Raja.
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu padaku?" tanya Raja merasa sedang diperhatikan Eun Sha.
"Jika Anda tidak keberatan Yang Mulia..."
"Kau sebentar lagi menjadi Selirku. Biasakan memanggil namaku saat kita hanya berdua seperti ini"
"Tapi...kita bertiga. Apa Anda ingin mengesampingkan Putri Anda sendiri?" kata Eun Sha meluruskan.
"Jadi??" tanya Raja mengangkat kedua alis memperhatikan seringai menggoda dari sang calon Selir.
"Ung, itu...jika Anda tidak keberatan Ra.... Maksud hamba Ke-Keito, mari kita berjalan-jalan di taman Kerajaan pasti ini akan sangat baik bagi bayi Anda" kata Eun Sha terbata-bata. Raja tersenyum geli melihat calon Selir bicara secanggung itu. Raja hanya mengangguk lalu menggapai tangan Eun Sha dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menggendong Putri Mari.
Eun Sha dan Raja Keito berjalan-jalan ke taman Istana membawa si Putri kecil dan, tak sengaja berpapasan dengan Selir Myonhwa.
"Kau juga mengajaknya berjalan-jalan rupanya. Bagaimana jika kita bertiga maksudku...., kita berlima jalan-jalan bersama?" tawar sang Raja Keito ketika sang Selir menghormat takzim lalu tersenyum padanya.
"Dengan senang hari Yang Mulia, sebelumnya, bolehkah kami bicara empat mata terlebih dahulu?" mohon Selir Myonhwa.
"Aku akan membawa Putri Mari ke kolam ikan kuharap setelah kalian bicara, Segeralah menemuiku di sana" kata Raja dijawab anggukan keduanya.
"Kau Eun Sha?"
"Ya Selir Myonhwa"
"Ku lihat kau sangat menyayangi bayi Ratu Kimiko. Aku melihat ketulusanmu. Kelak, jika aku pergi, maukah kau merawat anakku Eun Sha?"
"Pergi? Ke mana?" tanya Eun Sha bingung mendapatkan permohonan yang cukup aneh dari Selir Myonhwa.
"Apa kau mau merawat bayiku? Ku mohon jagalah dia saat aku tidak ada disampingnya kelak" kata Selir Myonhwa menggenggam jemari Eun Sha sambil meletakkan jemari Eun Sha di atas kepala bayi Kotoko.
"Baiklah saya berjanji jika itu keinginan Anda Selir Myonhwa," jawab Eun Sha seketika saat melihat mata sang Selir berkaca-kaca.
"Kau harus mengenalnya gendonglah,"
"Apakah boleh?" tanya Eun Sha tak yakin pada telinganya namun sang Selir mengangguk sambil tersenyum lembut. Eun Sha menimang bayi Kotoko lalu dipandanginya mata sang bayi. Rasanya...bayi ini memiliki kedekatan dengannya tapi mana mungkin? Tidak ada hubungan apa pun diantara mereka.
Zruuuuuuz!!
Hkkkkkh...
Hekkkh....
Pekik Selir Myonhwa sambil menatap Eun Sha lalu menatap bayinya. Air mata Selir Myonhwa mengalir di kedua pipi lalu....
Bruuuk
Selir Myonhwa ambruk seketika!! rupanya, ada anak panah bersarang pada punggung Selir Myonhwa. Raja yang mendengar suara berdebuk keras langsung menoleh ke arah Eun Sha dan Myonhwa.
"Myonhwa!!" teriak Raja berlari ke arah sang Selir yang sekarat. Para Pengawal istana berlarian mengejar si pelaku pembunuhan Selir Myonhwa.
Sementara Pengawal yang satu lagi berlari mencari Tabib Istana. Raja dan Pengawal yang tersisa membawa Selir Myonhwa masuk ke dalam kediamannya diikuti oleh Eun Sha. Gadis itu sangat panik melihat aksi pembunuhan di depan mata. Nafas selir Myonhwa mulai memburu tangannya menggenggam tangan Eun dengan tatapan menagih janji.
"Ingatlah janjimu padaku Eun Sha...aku percayakan padamu...",kata Selir Myonhwa sebelum hilang kesadaran. Tabib tergopoh-gopoh berjalan mendekati Selir memeriksa keadaan sang Selir. Tabib tersebut diam sejenak lalu menunduk.
"Maafkan hamba Raja, Selir Myonhwa...sudah tidak tertolong lagi" kata Tabib membuat Raja jatuh terduduk di atas peraduan sang Selir. Bayangan masa lalu saat ia ditinggal mati Jeajangna kini kembali berkelebatan di pikirannya.
"Lakukan upacara pemakaman untuknya" ucap Raja pada seorang Pengawal Istana yang segera menghormat dan pergi.
"Eun Sha, apa janji yang kau berikan pada Myonhwa sebelum dia tiada?"
"Hamba diminta untuk merawat dan membesarkan Putri Kotoko" jawab Eun Sha lirih. Ia lemas karena syok yang beruntun.