Chereads / Mantra Penari Ke 7 / Chapter 5 - Dilema Sang Raja

Chapter 5 - Dilema Sang Raja

Raja berusaha memasukkan setetes demi setetes ke mulut Eun Sha, agar ramuan obat itu dapat sepenuhnya masuk ke dalam tubuh Eun Sha.

"Biarkan aku di sini dulu berdua dengannya. Kumohon" lirih Raja dengan suaranya yang parau. Saat semua orang keluar, Raja duduk di samping Eun Sha menatap sendu wajah cantik nan pucat dihadapannya. Raja berhati-hati memeluk Eun Sha seakan Jeajangna ada dihadapannya kini.

"Kumohon. Susah payah aku menemukanmu kembali. Jangan tinggalkan aku lagi Jeajangna..." bisik Raja ditelinga Eun Sha. Sebuah tangan mungil menepuk bahu sang Raja membuat pelukannya pada Eun Sha mengendur.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Raja menatap sinis Wanita itu.

"Hamba? Tentu saja menjemput Suami hamba. Yang Mulia"

"Kau sedang mengandung besar!! Kenapa kau tak menungguku saja di kediamanmu?!" bentak Raja marah.

"Jika hamba menunggu Yang Mulia, apa Suami hamba akan pulang? Tidak. Dia sibuk memeluk Wanita lain saat ini"

"Kau lancang Ratu!!"

"Jangan lupa Yang Mulia. Aku Istri sahmu. Hanya aku yang berhak, menentukan siapa pun Selir untukmu" kata sang Ratu berapi-api.

"Perlu kau ingat. Kau menjadi Ratuku, bukan

karena keinginanku tapi keinginan orang tuaku. Dan satu lagi. Dia adalah Jeajangna bagiku. Wanita yang aku cintai, bahkan sebelum kau masuk ke istanaku" marah Raja merasa dirinya mulai diatur.

"Yang Mulia!! Jeajangna sudah mati"

"Pulanglah Ratu. Akan kupastikan, saat kau tak mematuhiku, pangkatmu akan kucopot segera dan membuat Gadisku ini menjadi Ratuku menggantikanmu" kini Raja benar-benar habis kesabaran.

Sang Ratu terhuyung ke belakang untung saja ada kayu yang menahan beban tubuhnya. Selama beberapa tahun lamanya, ia melayani Rajanya dengan sangat baik meski Raja tak memberikan sedikit pun hatinya. Bahkan kini ia akan memberikan seorang Putri untuk Suaminya. Dan beginikah, balasan untuknya? Sang Ratu terisak lalu pergi meninggalkan Raja.

Eun Sha mulai membuka mata perlahan ia mencoba mengingat kejadian terakhir yang ia alami. Dan kini, ia melihat langit-langit kamarnya. Syukurlah ia masih tertolong batinnya. Saat Eun Sha ingin duduk, rasa nyeri dikepala membuatnya merintih kesakitan.

"Kau sudah bangun? Kau baik-baik saja? Je....maksud ku...Eun Sha" kata sang Raja panik saat dirinya ikut terbangun begitu mendengar rintihan dari Eun Sha. Gadis itu mengedip kebingungan apakah dia sedang membayangkan Raja yang tampan itu? Atau memang Raja sekarang ada dihadapannya? Dia begitu bingung. Eun Sha terkesiap begitu merasakan kehangatan tangan Rajanya berada di dahinya.

"Apa masih sakit?" tanya Raja masih panik.

"Yang Mulia..." kata Eun Sha takut-takut lalu membungkuk di atas tempat tidurnya memberi penghormatan bagi sang Raja.

Eun Sha menunduk masih berselimut pertanyaan ada urusan apa, sang Raja sampai datang ke kediamannya?!. Raja pun tersenyum ia ikut membungkuk menirukan Eun Sha. Gadis itu tak mau kalah malah semakin membungkuk. Tapi, Raja kali ini terkekeh lalu ikut semakin membungkuk. Eun Sha mati kutu dibuatnya haruskah ia tiarap di lantai, untuk memberi penghormatan? Tidak.

Kau ingin menghormati Raja, atau berada di medan pertempuran Eun Sha...pikirnya kalut.

"Apa yang terjadi hingga kau terpeleset di kamar mandi? Ceritakanlah" tanya Raja lembut, penuh perhatian.

Deg!!

Jeajangna!! Ia kini berada di belakang Raja sedang menatapnya dengan tajam. Eun Sha beringsut ke belakang. Wajahnya semakin pucat sangat pucat.

"Kenapa? Ada apa? Eun Sha" panggil Raja kebingungan melihat ekspresi ketakutan di wajah Gadis di hadapannya. Bagaimana caranya, ia mengatakan selama ini dirinya dihantui Jeajangna? Bukannya perlindungan, malah hukuman yang akan ia dapati nanti. Eun Sha menegang melihat ruh Jeajangna menembus tubuh bidang Raja dan mendesak masuk menguasai tubuh Eun Sha.

"Terima kasih..." kata Eun Sha dengan suara yang sangat Raja rindukan. Suara itu milik...Jeajangna.

"Jangna...apa itu kau?" tanya Raja disambut dengan anggukan lembut. Senyuman merekah di wajah Jeajangna disambut dengan pelukan kerinduan Raja.

"Bantu aku meraih impianku melalui Gadis ini Yang Mulia" kata Jeajangna parau.

"Tidak. Kau akan meninggalkanku lagi setelahnya"

"Ijinkan hamba tenang Yang Mulia...bukankah Anda mendapati sebagian dari diri hamba di dalam diri Eun Sha? Maka bersamalah dengannya setelah aku pergi" mohon Jeajangna.

"Tidak. Aku hanya menginginkanmu Jangna"

"Yang Mulia...Gadis dihadapan yang mulia ini harus mengalami banyak hal karena hamba ingin selalu menemui Anda" kata Jeajangna lembut.

"Tetaplah bersamaku" kata Raja. Jeajangna terdiam seketika. Raja menatap lembut mata Eun Sha.

"Apa maksud Yang Mulia?" tanya Eun Sha bingung.

"Berhentilah menari Eun Sha, jadilah selirku" kata Raja yang sadar Jeajangna telah pergi. Dan kini yang dihadapinya hanyalah seorang Eun Sha.

"Maafkan hamba Yang Mulia. Hamba tidak akan meninggalkan pekerjaan hamba. Karena...cita-cita hamba menjadi Sakuhyunja" mendengar kalimat itu meluncur dari Eun Sha, hati Raja bergemuruh.

Haruskah ia tertolak dua kali, dengan dua Gadis yang berambisi menjadi Sakuhyunja? Ah, inikah sebabnya, Jeajangna menggunakan raga Eun Sha karena mereka memiliki banyak kemiripan? Raja sangat menderita dengan permintaan Jeajangna dan Eun Sha. Sakuhyunja...adalah gelar Penari terbaik di istana dari yang terbaik.

Sakuhyunja dalam ritual setelah penobatan, disumpah untuk tidak menikah seumur hidupnya. Bagaimana bisa ia mengantarkan Gadis yang ia cintai ke dalam pusaran air bah, bahkan ia tak yakin bisa menemukannya kembali setelah hanyut?

Di sisi lain Istana,

Ratu kembali ke dalam kediamannya bersungut-sungut dan mengobrak-abrik segala yang dapat di jangkau tangan. Ia menjerit dan menangis sejadi-jadinya bagaimana bisa ia terus dikalahkan oleh Jeajangna yang sudah lama mati?!, bahkan Gadis Penari tadi, hanya sekedar mirip pun dianggap Rajanya sebagai Jeajangna. Obor di kamarnya tiba-tiba meredup lama kelamaan menjadi mati. Ada tangan dingin yang muncul sedang mengelus perutnya.

Deg!!

Siapa yang sedang mengelus perutnya? Obor itu tiba-tiba menyala seketika Ratu hanya diam terpaku, bulu kuduknya meremang, lari pun ia tak sanggup!!

"Haha (Ibu)...kenapa kau marah padaku?" seorang Wanita mengenakan baju Penari yang cantik nan pucat itu mengelus perutnya dan mendongak sedih kearahnya.

"Aku bukan Hahamu!!" teriak Ratu panik.

"Apa kau tak menginginkanku terlahir ke dunia Haha? Tapi aku akan reinkarnasi menjadi anakmu Haha..." sahut Wanita tersebut lagi sendu. Tangan sedingin es itu pun, juga menjangkau lingkar lehernya. Wanita hantu kini memeluk erat sang Ratu.

"Takdirku, reinkarnasi menjadi anakmu dan Raja. Suka atau tidak suka, itu kehendak sang Pencipta. Jangan halangi Eun Sha bersatu dengan Raja atau takdirnya akan berubah, dan apa pun yang terjadi, itu adalah karmamu Haha" kata hantu cantik masih memeluk Sang Ratu.

Ratu malang ini hanya bisa memejamkan mata ketakutan. Berangsur, rasa dingin yang menjalar keseluruh tubuhnya mulai menghilang ia tak merasakan lagi cengkeraman dari jemari Jeajangna. Perlahan takut-takut ia membuka matanya.

"Anak kami adalah Jeajangna?" gumam Ratu. Pikirannya kembali kemasa silam, dimana ia masih hamil usia 3 bulan. Dan Tabib mengatakan janinnya berjenis kelamin Perempuan. Rasa marahnya mulai meluap kenapa? Dari sekian banyak, kenapa hanya Jeajangna yang ditakdirkan menjadi anaknya? Tidak!! Ia takkan memiliki hati sebesar itu!!

"Dayang!!" teriak Sang Ratu histeris.

"Hamba Yang Mulia" jawab sang dayang berlari kecil sambil memberi hormat pada Ratunya.

"Panggilkan Tabib sekarang!!" kata Ratu dengan nafas memburu. Dayang itu kembali menghormat dan keluar untuk memanggil Tabib Istana.

Suara Pengawal Raja memberi tahukan pada sang Raja, bahwa ada seorang Dayang yang ingin menemui Rajanya. Sang Raja merasa perlu untuk tahu karena pasti itu adalah hal yang sangat penting apa lagi ini Dayang sang Ratu. Raja menganggukkan kepala tanda setuju mengizinkan si Dayang masuk ke dalam asrama Penari Istana.

"Hormat saya Yang Mulia Raja" kata Dayang tersebut, sambil menghormat takzim. Rajanya menatap Dayang ini dengan seksama.

"Ku harap ini adalah urusan yang penting" tekanan kata penting itu, membuat sang Dayang menelan ludah beberapa kali.

"Yang Mulia Ratu, tampaknya sedang tidak sehat Yang Mulia. Beliau meminta Dayang Do huan ma memanggil Tabib untuknya. Sudikah barang sejenak Yang Mulia mengunjungi kediaman Ratu?" tanya sang Dayang takut-takut.

Apa dia terlalu kasar pada Ratunya malam ini? Hingga kandungannya mengalami masalah? Tidak. Ia memang menikahi Wanita yang tidak ia cintai tapi itu bukan berarti ia tak mencintai anak dalam kandungannya.

"Pergilah. Sebentar lagi aku akan ke sana" jawab Raja lantang lalu sang Dayang pergi meninggalkan Raja dan Eun Sha berdua.

"Aku akan keluar sebentar. Sebaiknya perbanyaklah istirahat" kata Raja menoleh pada Eun Sha dengan senyuman ragu. Ya, satu musibah belum selesai, ada lagi musibah lainnya entah apa yang terjadi pada Ratunya kali ini.

"Silakan Yang Mulia" kata Eun Sha dengan suara lemah. Memang sebaiknya begitu bukan? Raja seharusnya berada di kediaman Ratu atau pun selirnya bukan di kediaman para Penari Kerajaan.

Ratu tampak sangat gelisah cenderung kearah ketakutan. Takut pada kenyataan yang harus ia terima. Jeajangna akan terlahir kembali sebagai Putrinya, sekaligus calon Selir baru bagi sang Raja adalah Eun Sha. Tidak!! Inilah mimpi buruk dari yang terburuk!! Pengawal memberi tahukan bahwa Tabib Istana telah datang maka ia perintahkan Dayang yang masih tersisa untuk mempersilahkan Tabib itu masuk.

"Yang Mulia...ada masalah apa dengan kandungan Anda?" tanya Tabib menghormat.

"Aku tak menginginkan anak ini. Tolong aku, tolong gugurkan saja anak ini" kata Ratu lantang.

"Yang Mulia...bagaimana bisa hamba lakukan itu? Dia adalah keturunan Raja"

"Anak ini Perempuan. Dia tak ada harganya dimataku lagi. Jangan halangi keinginanku gugurkan segera!" teriak Ratu murka.

"Benar kau ingin melenyapkan anakku?!" bentak sang Raja tiba-tiba mengagetkan seisi kediaman sang Ratu. Ratu tertunduk dengan air mata berlinang.

"Bukankah kau sedang sibuk dengan calon Selirmu itu? Lalu kenapa kau kemari?" balas Ratu sinis.

"Jadi ini karena Eun Sha? Atau karena kau cemburu pada Jeajangna? Tapi tak seharusnya kau korbankan anak kita!" bentak Raja murka.

Bagaimana Ratu bisa memberi tahu Raja, jika kelak anaknya adalah reinkarnasi dari Jeajangna yang ia cintai? Tidak!! Ratu harus menyembunyikan fakta itu rapat-rapat. Tapi apa yang harus ia lakukan? Wanita bernama Jeajangna penyebab penderitaan dalam hidup Ratu.