Chereads / Aku dan Kau "bukan kita" / Chapter 26 - rumah sakit

Chapter 26 - rumah sakit

Kedatangan Acha dan Niko dengan buru buru ke rumah sakit alasannya karena Niko menerima telfon bahwa mamanya mengalami kecelakaan saat menyetir mobil sendirian. Jania memang belum terlalu mahir dalam mengendarai mobil, biasanya setiap mau berpergian Jania selalu diantar oleh supir.

Mereka sampai di ruangan Jania sedang ditangani oleh dokter. Niko langsung masuk ke ruangan itu dan Acha menunggu di luar karena sebenarnya belum ada pihak keluarga yang di izinkan masuk tapi Niko memaksa untuk masuk ke ruangan itu.

Acha duduk di kursi yang di sediakan di depan ruangan tersebut. Acha tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini, ia hanya bisa menunggu Niko keluar dan memberikan informasi, informasi yang diharapkan tentunya informasi yang baik.

Tidak lama kemudian Niko keluar dari ruangan itu. Jelas saja Niko langsung di suruh keluar karena menang belum saatnya pasien boleh di jengguk.

Melihat Niko keluar dari pintu rumah sakit, Acha langsung menghampiri cowok berseragam sekolah itu, seragamnya tampak sudah tidak serapih tadi bahkan karena dua kancing bajunya telah terbuka karena sempat di tarik oleh petugas rumah sakit.

Niko berdiri sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Niko,duduk dulu." ajak Acha sambil menarik tangan Niko agar duduk di kursi yang tadi di dudukinya.

" Lo percayai aja kondisi mama lo me Tuhan sama dokter" Acha menepuk bahu cowok di sampingnya.

Niko menyadarkan kepalanya ke dinding, wajahnya masih tampak sangat cemas dan satu butir air keluar dari matanya.

"papa lo udah di kabarin soal ini?" tanya Acha

"Belum, bentar gue telfon dulu" ucap Niko sambil mengeluarkan HP-nya dari saku celana.

beberapa kali Niko mencoba menelfon laki laki itu tetapi tidak ada jawaban dari sebrang sana. Hanya suara operator yang terus terdengar di telinga Niko setiap kali ia menekankan nomor papanya.

"Yaudah gapapa coba nanti lagi aja, mungkin lagi sibuk." ucap Acha menenangkan Niko yang tampak sudah putus asa karena beberapa kali telfonnya tidak di angkat.

"lo kalo mau pulang, pulang aja gue gapapa kok" ucap Niko sambil menunduk

"Gue di rumah juga gak ngapa ngapain, mending gue di sini nemenin lo." ucap Acha sambil kembali menepuk pundak Niko memberikan semangat.

Karena niat Acha telah bulat untuk menemani Niko di rumah sakit, akhirnya ia menelfon mamanya untuk memberi tahu bahwasanya ia pulang agak lama karena menemani Niko di rumah sakit.

Setelah beberapa jam Acha dan Niko menunggu di depan ruangan itu. Akhirnya ada seorang dokter yang keluar untuk memberitahukan informasi bahwa Jania akan di pindahkan ke ruangan yang bisa di jengguk keluarga, karena keadaan Jania sudah lumayan membaik.

Setelah jania di pindah kan ke ruangan yang berbeda, barulah Niko dan Acha bisa menemui wanita paruh baya itu. Walaupun Jania belum sadar tetapi Niko sudah bisa sedikit bernafas lega karena kondisi mamanya sudah sedikit membaik dari sebelumnya.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 17:00 dan hari sudah sore, maka Acha memutuskan untuk pulang rumah, lagi pula Jania sudah bisa di jaga oleh Niko.

"Niko udah sore nih, gue pulang dulu ya. lo gakpapakan nunggu sendirian?" Acha memecahkan keheningan ruangan ini

"Iya gakpapa, makasih ya Cha"

...

Acha sampai di rumah. saat baru saja membuka pintu ia langsung diserbu banyak pertanyaan dari mamanya yang awalnya di dapur langsung menghampiri Acha ke ruangan depan.

"Cha, tadi kamu bilang siapa sih yang sakit? coba kamu jelasin lagi." tanya Ratna dengan heboh

"Mamanya Niko mah!" jawab Acha Acha sambil melirik papanya.

"jadi Mamanya Niko kecelakaan, dan dari tadi Niko udah nyoba nelfon papanya tapi gak di angkat jadi Acha nemenin Niko di rumah sakit dulu tadi" jelas Acha sedikit keras agar Roy yang sedang duduk di dekat mereka dapat mendengarnya.

"Astaga, jadi sekarang mama nya udah gimana?"

"Belum sadar! "

"mah, bukannya tadi mama lagi masak ya?" ucap Roy mulai membuka suara.

"Ohh iya astaga mama lupa, keasikan cerita." ucap Ratna sambil berjalan kembali ke dapur dan melanjutkan aktifitasnya di dapur.

Sekarang di ruang tamu hanya tersisa Acha dan Roy saja.

"Cha, jadi sekarang papanya Niko belum tau kabar ini" tanya Roy pelan agar hanya mereka berdua yang mendengar, Roy tidak ingin istrinya tahu soal permasalahan ini karena bila istrinya sudah tahu maka akan repot urusannya.

"Belum pah, coba deh papa yang nelfon" pintah Acha

Roy mengeluarkan hp nya dari saku celana dan menelfon Wildan. Tapi hasilnya sama saja tidak di angkat.

"Apa Acha telfon Lala aja ya pa?" tanya Acha yang tiba tiba mendapatkan ide.

"Buat apa?"

"Biar Acha suruh Lala kasih hp nya ke papanya dong, biar Acha yang kasih tau" jelas Acha

"Jangan dong Cha, kita tunggu aja mungkin nanti juga Wildan pasti bakal angkat telfonnya Niko"

"Tapi pah,kasian Niko. Dia sendirian Sekarang di rumah sakit dan mamanya juga belom sadar."

Belum selesai Acha dan Roy membahas tentang permasalahan ini tiba tiba Ratna datang ke ruang tamu untuk mengajak Acha dan Roy makan malam sehingga percakapan mereka harus menggantung.

.....

Setelah makan malam Acha  masuk ke kamarnya dan menelfon Niko untuk sekedar bertanya soal kabarnya di rumah sakit. Acha tau pasti sekarang Niko sedang kesepian karena hanya sendirian disana.

"Hallo Niko." suara Acha

"Iya cha" jawab Niko dengan suara yang lemas

"Gimana mama lo udah sadar?"

"Belum, kata dokter mungkin sadarnya bakal besok"

"Ohh gitu, yaudah lo tidur aja dulu"

" gimana papa lo udah angkat telfon!" tambah Acha

"Belum juga"

"Yaudah lo tidur dulu aja ya, besok gue kasi surat izin lo ke guru"

"Makasih Cha"

Lalu Acha mematikan telfon nya.

Acha menghela nafas berat setelah mematikan telfon, ia semakin prihatin dengan keadaan Niko dan rasa kesalnya semakin bertambah kepada Wildan. Entah dimana ia sekarang berada, bahkan hanya untuk sekedar mengangkat telfon pun tak bisa. Ayah macam ala seperti itu.

"Keadaan ini pasti udah sulit banget untuk Niko. dan nanti gimana kalau dia tau ada kenyataan lain yang ga kala sulit? semoga aja Niko kuat."

.....

Keesokan harinya setelahbpulang sekolah Acha langsung pulang kerumah untuk mengganti seragam dan membawa makanan yang sudah di siapkan Ratna untuk di bawa ke rumah sakit. Kemarin Acha sudah berpesan pada Ratna untuk memasak makanan lebih banyak hari ini, untuk dibawa ke rumah sakit.

Acha sampai di rumah sakit, dan berjalan ke arah Rungan Janja.

Acha membuka pintu ruangan itu dan mendapati Niko yang tengah duduk di sebuah kursi sambil memendagi mamanya.

"Niko ini gue bawa makanan. lo makan dulu ya!" ucap Acha sambil menyodorkannya makanan yang ia bawa pada Niko

"Gue gak nafsu makan Cha, taro di situ aja" ucap Niko sambil menunjuk meja yang ada di ruangan itu

"Niko kalo jagain orang sakit itu kita gak boleh ikutan sakit." ucap Acha lembut

"Kata dokter kan hari ini mama lo bakal sadar, nanti kalo mama lo liat lo lemes gimana? nanti jadi beban pikiran lagi Niko. pokoknya mama lo harus lihat lo kuat biar mama lo semangat." jelas Acha

"Makan dulu yah" bujuk Acha lagi

Mendengar perkataan Acha, membuat Niko berfikir bahwa apa yang dikataksn oleh Acha memang ada benarnya, ia tidak mau menambah beban pikiran mamanya nanti.

Akhirnya Niko langsung mengambil makanan yang di bawa Acha dan mulai memakan nya. Walaupun tidak selahap saat Acha membawakan makanan kerumah Niko tetapi Acha sudah cukup senang. setidaknya perut Niko tidak kosong.

Pintu ruangan itu tiba tiba terbuka, ada dua orang yang masuk. orang itu adalah Amanda dan Ringgo.

"Niko, kamu gak papakan?mama kamu gimana?" tanya Manda dan langsung menghampiri Niko.

"Gapapa kok." jawab Niko singkat

"Lo makan apa? kok lo makan daging ayam sih, kan lo gak suka ayam,ni gue bawain lo daging sapi rendang ke sukaan lo." ucap Manda sambil menggeser makanan yang di bawa Acha dan digantikan dengan rendang bawaannya.

"Sorry ya nik, kita baru bisa datang sekarang. soalnya kita juga baru tau" ucap ringgo.

"Iya ga papa santai aja." jawab Niko sambil memakan rendang yang di bawa Amanda. Karena sebenarnya Niko menang lebih menyukai daging sapi dari pada daging ayam.

Kedatangan mereka berdua membuat Niko seperti sudah mulai bisa melupakan kejadian beberapa hari lalu.

"Jadi Niko gak suka daging ayam? tapi kok dia mau mau aja yah sering sering gua ajak makan sate ayam. Tapi yaudahlah ini gak saatnya gue bahas soal ini." ucap Acha dalam hati.

"Lo udah lama di sini Cha?" tanya Ringgo pada Acha basa basi

Sebenernya Acha malas menjawab pertanyaan Ringgo karena mengingat kejadian di hari hari yang lalu. Tetapi karena Niko sudah bisa bersikap normal pada mereka berdua dan situasinya sedang seperti ini maka Acha juga ingin belajar melupakan Maslah itu.

"Belum, masih baru kok." jawab Acha tanpa melihat wajah Ringgo. Sepertinya Acha belum sanggup melihat wajah orang yang sempat di cintainya itu.

"Nik, papa kamu udah datang? " tanya Manda pada Niko

"Gue udah beberapa kali telfon papa, tapi gak di angkat"

"Yaudah gakpapa, mungkin papa kamu sibuk. Tapi tenang aja kita bakal temenin kamu di sini "ucap Amanda sambil menepuk bahu Niko.

" Acha, tadi gue sempet ketemu sama Lala sebelum ke sini, coba lo buka wa deh. mau di ajak ketemuan katanya ada yang mau di bicarain." ucap Manda sambil melirik Acha penuh arti.

Acha tau apa yang di katakan Manda ini tidak benar ,tapi dia tau maksudnya adalah agar Acha pergi dari ruangan ini.

"ohh iya, gue lupa emang udah ada janji sama Lala. Niko gue pulang ya kebetulan di sini juga udah ada Manda sama Ringgo yang nemenin lo" pamit Acha

"Iya,hati hati yah" ucap niko