Setelah dokter keluar dari ruangan pasien, Naji segera mendekati adiknya. Ia begitu sedih akan keadaan Hanita yang saat ini mengalami koma dan dia semakin menyalahkan dirinya atas yang dialami adiknya saat ini.
"Hei, kenapa kau harus menyerah dengan sakitmu dan memilih koma. Apa kau tidak kasian pada kakakmu ini yang menunggu dan terus menunggu untuk kesehatanmu, kenapa kau harus menyerah Hanita," ucap Naji sambil mengenggam tangan adiknya.
Miwa menepuk pundak kekasihnya untuk memberi semangat karena melihat Hanita yang koma saat ini membuat Naji sangat sedih yang ditepuk pundaknya tidak menengok kesamping pacarnya dan memilih fokus pada adiknya.
"Aku sebagai kakakmu tidak pecus menjagamu hingga saat ini kau terluka dan koma seperti ini tapi Hanita bisakah kakakmu yang tidak pecus ini memintamu untuk segera bangun!"
Hanasi juga mendekati kakak perempuannya untuk memberinya semangat agar melawan komanya saat ini.
"Kak Hanita, cepat bangun kau wanita kuatkan. Jangan mau kalah dengan sakitmu lawan sakitmu, memang kata dokter kau koma tapi kau itu kuat tujukan pada dokter perkataanya salah!"
Ina mendekati sahabatnya untuk memberi semangat.
"Hanita cepatlah sadar dan kau sudah dengarkan si mayat menyatakan cinta padamu kau tak ingin membalasnya, aku sebagai sahabatmu mendukung keputusanmu nantinya! Jadi, sekarang bangun jangan tutup matamu terus atau kau menunggu pangeran mencium keningmu bak dongeng agar kau cepat sadar?"
Randi yang menengar ucapan Ina mendekati orang yang dia sukai.
"Kau dengar, Hanita sahabatmu sudah mendukung kita nanti aku tinggal meminta restu pada kedua orangtuamu, adikmu serta kakakmu. Walaupun kakakakmu terkenal galak tapi aku akan berjuang mendapatkan restunya," senyum Randi.
Shima, Sara, Nafi dan Randa juga menekati Hanita untuk memberinya semangat.
"Hei, Hani-chan semangat lawan sakitmu karena kutau kau gadis yang kuat. Tunjukan semangat masa mudamu," ucap Nafi bersemangat.
"Hei, Hanita kau yang sudah mengubah temanku yaitu Randa serta Randi sedikit lebih baik dan aku berterimakasih padamu sekali. Jadi, bangunlah dan rubah mereka lebih baik serta baik lagi karena kau gadis yang istimewa! Ya, walau kuakui cinta untuk satu orang saja merepotkan apalagi cinta segiempat semakin merepotkan," ucap Shima.
"Kak Hanita kau wanita kuat karena Hanasi selalu cerita tentangmu yang membuatku takjub akan perilakumu, aku ingin sepertimu tapi tak mungkin karena jadi sepertimu itu sulit," ucap Sara.
Randa yang belum membuka suara membuka suaranya.
"Hei, aku memang mencintaimu Hanita tapi aku ikhlas kalau kau bersama Randi. Jadi, bangunlah bukan hanya untuk Randi tapi untuk kita semua karena disini kita merindukanmu!"
Ya, memang akui saat ini mereka sedih mengetaui Hanita koma tapi mereka juga tidak boleh larut dalam kesedihan karena pasti yang membuat mereka sedih akan merasakan kesedihan tersebut dan malah semakin memperburuk keadaanya.
Disisi lain orang yang membenci Hanita terlihat tidak suka orang-orang yang berada diruangan orang yang dibencinya diberi banyak dukungan serta sxemangat entah kenapa dia muak melihat itu serta banyak yang menyayangi gadis tersebut.
"Sialan, kenapa wanita murahan itu banyak yang memberi dukungan serta kasih sayang. Aku tidak menyukainya dia diberi dukungan serta kasih sayang berlimpah seharusnya kebenciaan serta siksaan yang ia terima. Tapi tenang saja aku akan memberimu kesakitan serta siksaan yang akan engkau rasakan nantinya," seringainya.
????
Wanita misterius itu, masih mengintai keadaan orang yang dibencinya serta tak berhenti berharap gadis tersebut mati daripada menyusahkan ia untuk bersama Randi orang yang sangat dicintainya.
Hanasi membuka suaranya kembali.
"Kak aku pulang dengan Sara dulu untuk membersihkan diri serta mengambil baju ganti untuk kakak dan kak Miwa!"
"Baiklah, hati-hati!"
"Oh, iya besok aku tidak usah bersekolah dulu untuk menjaga kak Hanita dan kakak berangkat kuliah dengan kak Miwa tak apa. Lagian besok kaa-san serta tou-san sampai disini walau siang."
"Tak perlu aku dan Miwa yang akan menjaga Hanita kau besok sekolah saja. Kau masih kelas 2sma seharusnya rajin masuk kau mengerti itu kan?"
"Iya, kakak aku mengerti. Ya sudah aku berangkat pulang dulu dan kak Miwa nanti kuambilkan baju kak Hanita saja ya, lagian ukuran kalian sama!"
"Iya, Hana-chan aku pakai baju Hanita tidak apa-apa."
"Oke, ayo Sara kita pesan taksi online untuk kerumahku nanti kau pakai bajuku saja."
Sara hanya mengangguk untuk menyetujui ucapan sahabatnya.
Sara serta Hanasi akan meninggalkan ruangan Hanita untuk menuju kediaman Wijaya. Saat mereka akan melangkah ada orang yang menyuruh mereka berhenti otomatis mereka menghentikan langkah mereka.
"Tunggu Hanasi dan Sara aku akan mengantar kalian karena tidak baik wanita pulang tanpa ada yang menjaga dan ini sudah pukul 9 malam, takutnya ada yang berniat jahat pada kalian!" ucap Shima.
Sara serta Hanasi menuruti kemauan Shima karena yang diucapkannya benar adanya.
"Baiklah kak Shima kau bisa mengantarku dan Sara menuju rumahku."
"Oke, kak Naji aku izin mengantar adikmu serta sahabatnya."
Naji yang dimintai izin segera memberikan izin tak lupa menyuruh Shima hati-hati saat berkendara karena dia tak ingin adiknya satunya lagi terluka seperti Hanita.
"Hn, hati-hati saat berkendara, jangan ngebut!" Awas saja kalau adikku kenapa-napa kutebas kepalamu dengan katana leluhur keluarga Wijaya."
"Iya, aku akan hati-hati. Ayo, Sara dan Hanita!" ucap Shima meninggalkan ruangan Hanita.
Sara serta Hanasi mengikuti Shima dari belakang.
Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai diparkiran dan tempat mobil Shima berada. Kemudian mereka segera masuk kedalam mobil tidak lupa menuntup pintu serta menggunakan sabuk pengaman. Kemudian sang pria segera melajukan mobil miliknya.
Nafi membuka suaranya karena dia tidak membawa mobil dan ia malah ditinggal Shima untuk mengantar gebetannya dan sialnya mobilnya masih disekolahan mereka.
"Aku juga ingin membersihkan diri tapi tidak membawa mobil dan mobilku ada disekolahan karena tadi aku bareng dengan Shima kemari. Hei, si kembar aku nebeng dimobil kalian ya dan sepertinya itu mobil mulut cabe, numpang antar kesekolahan ya mulut cabe."
"Iya, silahkan menumpang beban keluarga," ucap Randi pedas.
"Sialan kau mulut cabe."
"Hn, kak Randa ayo pulang untuk membersihkan badan pasti kaa-san, tou-san serta kak Taci khawatir pada kita karena sampai sekaranh kita belum memberi kabar!"
"Sebentar, aku ajak Ina dulu!"
"Hn, baiklah."
"Ina, ayo kami antar pulang!"
Ina yang tengah melamun sambil melihat sahabatnya segera tersadar dari lamunannya setelah mendengar ucapan Randa.
"Aku, disini saja Randa untuk menjaga Hanita."
Naji yang mendengar ucapan Ina segera membuka suaranya kembali.
"Aku pulang saja, Ina biar aku dan Miwa yang menjaga Hanita! Kau besok harus sekolah juga kan."
"Tapi, kak Naji."
Saat Ina akan melanjutkan ucapannya Naji terlebih dulu memotong ucapannya.
"Tidak ada tapi-tapian kau sudah seperti adikku sendiri jadi kau harus menuruti perkataanku!"
"Baiklah, kak. Aku pulang duluan."
"Hn."
Ina, Nafi, Randa dan Randi meninggalkan ruangan Hanita dan yang tersisa diruangan tersebut tinggal Miwa serta Naji.
Sementara gadis misterius juga akan pulang kerumahnya untuk membersihkan diri dan memulai pengintaiaanya besok lagi.
"Lebih baik aku pulang dan melanjutkan pengintaiaan besok lagi."
????
Ia mulai meninggakan rumah sakit untuk menuju rumah dan dia harus segera pergi dari tempat tersebut takutnya ada yang tau keberadaanya.
Randi, Nafi, Ina dan Randa sampai ditempat parkir tetapi saat mereka akan masuk mobil Nafi memanggil seseorang.
"Hei, Sakira."
Sakira yang dipanggil segera mendatagi orang yang memanggilnya.
"Ya, ada apa Nafi?"
"Kau juga disini. Sedang apa kau disini?"
"Oh, itu aku tadi menjenguk temanku yang sakit dan dia dirawat disini juga sama seperti Hanita."
Randi terlihat curiga bagaimana Sakira tau Hanita dirawat disini.
"Bagaimana, kau tau Hanita dirawat disini?"
"Oh, tadi kan Shima serta Nafi menyuruhku untuk mengizinkan kalian tidak masuk sekolah. Jadi, otomatis Hanita dirawat disini."
"Hn." ucap Randi sambil menuju mobil.
Randa dan Ina juga menuju mobil. Setelah mereka sampai dimobil merka segera masuk kemobil milik Randi begitu pula sang pemilik mobil yang sudah didalam mobil juga. Tetapi mereka belum menyalahkan mobil karena menunggu Nafi yang masih berbincang dengan Sakira.
"Aku duluan, Sakira dan jangan tersinggung oleh ucapan Randi karena dia memang begitu orangnya!"
"Iya, aku tidak tersinggung kok dan hati-hati ya!"
"Iya, kau juga."
"Iya."
Nafi segera menuju mobil Randi setelah sampai dimobil ia memasuki mobil tersebut dan pemilik mobil segera melajukan mobilnya tak lupa mereka memakai sabuk pengaman masding-,masing serta menutup pintu mobil.
Sakira juga menuju mobilnya, setelah sampai dia segera masuk kemobil tidak lupa menutup pintu mobil dan sabuk pengaman. Kemudiaan melajukan mobilnya menuju kediamannya.
Tbc.....
Terimakasi
10/02/21
By:Miwa
"