Bel pertanda masuk berbunyi dan para murid sudah dikelas mereka masing-masing. Saat ini mereka tengah mununggu guru mata pelajaran pertama saat pintu kelas terbuka tampaklah guru yang memasuki ruang kelas murid yang akan ajar.
Para guru menyapa murid sebentar setelah itu memulai mata pelajaran yang mereka emban. Para murid mendengarkan penjelasan guru dengan seksama bila harus ada yang dicatat atau dikerjakan mereka segela melaksanakannya.
Keabsenan Hanita dalam kelas memasak telah diketahui para guru serta kecelakaan yang menimpanya telah diketahui juga. Sebelum kelas dimulai tadi guru serta murid dikelas memasak sempat mendoakan Hanita agar dia cepat sadar dari komanya dan lekas sembuh agar bisa berkumul ditengah-tengah mereka kembali.
Pelajaran pertama berlangsung dengan tenang tanpa ada keributan hingga tanpa terasa jam pelajaran pertama telah usai dan tergantikan oleh pelajaran berikutnya. Guru yang mengajar dijam pertama meninggalkan kelas dan kembali keruang guru untuk mengambil buku pelajaran yang diembannya untuk berpindah mengajar murud dikelas lain.
Guru pelajaran berikutnya memasuki kelas masing-masing dan langsung memulai pelajarannya. Mereka menjelaskan mata pelajaran yang diemban dengan sangat hati-hati serta pelan agar para murid mengerti dengan penjelasan tersebut. Tetapi tidak dengan Nafi yang masih dan selalu tidak mengerti penjelasan guru tetapi anehnya bila belajar bersama teman-temannya dan dijelaskan oleh mereka, dia cepat paham mungkin ia merasa guru bak membacakan dongeng untuknya dan dia hanya bisa menikmati serta mendengarkannya.
Randi yang fokus akan penjelasan guru tetapi tidak dengan pikirannya yang memikirkan apa yang akan dia lakukan untuk fansnya nanti dan ia tidak sabar memberi pelajaran para fansnya yang sudah berani melukai orang yang dia sukai.
"Tunggu saja pemblasanku para pengemarku, kalian akan merasakan ketakutan yang luar biasa karena menyakiti Hanita. Rasanya tidak sabar menunggu jam istirahat dan ingin melihat ekspresi ketakutan mereka," batin Randi dengan seringai diwajahnya.
Tak jauh beda dengan adiknya. Randa juga tidak sabar datangnya jam istirahat agar ia bisa membalas orang yang melukai Hanita yaitu fans saudara kembarnya. Memang dia tidak tau siapa yang telah melukai orang yang akan dilupakannya tapi kalau salah satu fans adiknya berani berbuat nekat maka yang lainnya juga harus merasakan pelajaran darinya yang tidak bisa dilupakan mereka. Otomatis orang yang melukai Hanita juga merasakan pembalasan darinya atau malah takut untuk melukai oarng yang akan dilupakannya.
"Tunggu pembalasanku para fans sampah kalian akan merasakan pelajaran yang begitu berharga hingga kelak tak dapat dilupakan dalam kehidupan kalian," batinnya dengan seringai seram.
Entah apa yang akan menimpa para fans Randi karena bermain-main atau berani melukai orang yang keluarga Nugraha sukai adalah ancaman yang akan membuat mereka menyesal dan harusnya mereka tidak macam-macam dengan mereka.
Guru masih menjelaskan mata pelajaran yang mereka emban dan para murid mendengarkan penjelasan tersebut dan bila guru menyuruh mereka mencatat penjelasan tersebut mereka akan mencatatnya.
Beberapa saat berlalu dan tanpa terasa pelajaran jam kedua telah selesai dan saat ini waktunya istirahat. Saat guru menjelaskan pelajaran bel pertanda istirahat berbunyi. Guru segera membereskan peralatan pelajaran mereka dan segera keluar dari kelas diikuti murid dibelakang mereka.
Brettt.... brettt.... brettt.....
Para murid segera keluar dari kelas setelah membereskan peralatan tulis mereka dan langsung menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar begitu pula Randi. Randa dan Ina yang biasanya makan diatap sekolahan bersama Hanita tetapi saat ini mereka terpaksa makan dikantin.
Dikantin Nugraha high school.
Randi, Nafi, Shima, Randa, Sakira serta Ina sudah duduk bersama disalah satu kursi dikantin tersebut. Saat ini mereka tengah menunggu pesanan mereka yang tadi dipesan oleh Nafi.
Randi membuka suaranya.
"Hei, minta waktunya sebentar untuk para fans kesayanganku."
Para fans Randi segera mengalihkan pandangan mereka ada orang orang yang mereka gemari atau lebih tepatnya sukai.
"Kalian tau, aku sudah mengingatkan kalian agar tidak menyentuh orang yang kusukai tetapi kalian cukup nekat ya. Hah, ternyata kalian tidak bisa digertak dengan kata-kata seharusnya kalian?"
Randi mengantungkan ucapanya dan mengambil pisau yang disediakan dimeja kantin.
"Kalian tau ini pisau dan ini sangat tajam. Bagaimana kalau ini menusuk kedua bola mata kalian, tangan, perut dengan isi didalamnya dan bisa juga memotong kepala kalian," seringai Randi.
Para fans terlihat bergetar mendengar ucapan Randi begitu pula yang melukai Hanita yang sedikit bergetar mendengar ucapan orang yang disukainya.
"Oh, ada buah pisang. Kak Randa lempar buah pisang itu!"
Randa yang diperintah oleh adiknya segera melempar buah pisang tersebut dan yang menyuruh segera menangkap buah tersebut.
"Ini bauh pisang. Bila kucincang-cincang dimulai dari bagian atas atau kutebas saja sekalian saja deh."
Randi mencincang-cincang buah isang tersebut dengan wajah psikopat.
"Bayangan ini bagian tubuh kalian dan darah pasti mengalir dengan begitu deras dan itu, adalah kebahagiaanku."
Para fans yang membayangan bila pisang yang dicincang oleh Randi adalah mereka merasa mual dan berhamburan kekamar mandi.
Ina yang baru tau kalau Randi bisa menjadi lelaki psikopat sedikit takut dengannya.
Sementara Shima dan Nafi yang sudah kenal Randi lumayan lama tidak heran bila jiwa psikopat temannya muncul kembali.
Randa yang dari tadi diam membuka suaranya.
"Kalian baru segitu sudah mual tidakkah kalian takut kalau ucapan adikku akan menjadi kenyataan. Oh, kalian juga harus ingat bahwa aku saudara kembarnya dan otomatis pikiran atau perilaku kami kadang kala sama. Sepertinya menyenangkan menyiksa kalian seperti yang diucapakan Randi," seringai Randa.
"Sepertinya menyenangkan bila kita bekerja sama untuk menyiksa fansku, kak Randa."
"Pasti sangat menyenangkan dan aku tidak sabar menanti masa itu. Iya kan, Sakira," ucap Randa sambil memandang Sakira.
Sakira yang dipandang oleh Randa ketakutan sekaligus binggung kenapa sang pria menanyainya serta memandangnya seperti itu.
"Emz, apa maksudmu Randa? Kok bertanya dan memandangku begitu?"
Randa nampak tersenyum mendengar ucapan Sakira.
"Tidak ada maksud hanya berbicara denganmu kalau itu terjadi bagaimana tangapanmu?"
"Emz, pasti sangat menakutkan."
"Pastinya, makanya bangkai tidak akan terus tertutupi dan suatu saat bangkai itu akan tercium juga. Benar begitu, Sakira?"
Sakira semakin binggung dengan ucapan Randa padanya.
"Maksudmu, Randa."
"Ah, tidak usah dipikirkan karena otak kotor sepertimu tidak akan mengerti dengan perkataan dengan otak bersih sepertiku."
Sakira tampak mengepalkan tangannya karena ucapan Randa membuatnya marah sekaligus kesal.
Randi kembali membuka suaranya.
"Sudahlah kak orang bodoh tak akan mengerti maksud kita. Lebih baik kita segera makan karena makanan yang kita pesan sudah datang. Takutnya nanti dingin!"
"Benar juga kau Randi. Mari kita makan teman-teman!"
Orang-orang yang satu kursi dengan Randa dan Randi hanya menangguk pertanda menuruti kemauaannya.
Sementara orang yang membenci Hanita sedikit takut akan ucapan Randa dan Randi tadi hingga tanganya sedikit bergetar tetapi rasa benci ada orang yang dilukainya tak berkurang sama sekali malah semakin bertambah.
Disisi lain atau tepatnya dirumah sakit.
Kedua orangtua Naji, Hanita dan Hanasi telah sampai dirumah sakit dan langsung melihat keadaan anak kedua mereka dan setelah tau Risma tak bisa menahan tangisannya dan sang suami memeluknya untuk memberi kekuatan serta semangat istrinya.
Tbc.....
Terimakasih
13/02/21
By:Miwa