Didalam perjalanan Randa dan kawan-kawan menuju kelas masing-masing . Ina wanita satu-satunya disitu membuka suaranya untuk menanyakan kenapa si kembar mengancam serta menuduh Sakira orang yang jahat.
"Emz, Randa dan Randi kenapa kalian mengatakan hal seperti tadi pada Sakira?"
Randa terlihat cuek dengan Ina dan memilih bermain dengan pisau ditangannya.
Otomatis yang menjawab pertanyaan Ina adalah Randi.
"Kau tidak perlu tau kenapa aku dan kak Randa mengatakan hal seperti itu kepada wanita gila tadi yang harus kau lakukan adalah menjaga Hanita dan menjauhkannya dari gadis itu."
Otomatis saat pembicaraan antara Ina dan Randi membuat keempat orang tersebut menghentikan perjalanan mereka menuju kelas masing-masing.
"Tapi aku juga perlu tau kalau ini berurusan dengan Hanita."
"Sekali kubilang tak perlu kau ikut campur ya dengarkan," bentak Randi.
Ina yang pertama kali dibentak oleh Randi merasa takut dan hanya menunduk tak berani membalas ucapan sang pria.
"Kau dengarkan perkataanku dan tak perlu ikut campur urusanku serta kak Randa."
Setelah mengatakan itu, Randi berlalu begitu saja diikuti Randa yang tidak ingin menghibur sang gadis.
Sementara Shima yang masih bersama Ina memilih menepuk pundaknya untuk menenangkan sang gadis dan jangan ambil hati bentakan Randi tadi.
Ina yang merasakan tepukan dipundaknya mengangkat kepalanya dan melihat siapa orang yang menepuk pundaknya setelah tau ia kembali membuka suaranya.
"Shima apakah aku salah ingin tau kenapa Randa serta Randi berkata begitu pada Sakira?"
"Kau tak salah tetapi kau juga harus tau situasi saat ini merka tidak bisa diajak bicara dan lebih baik kau turuti perkataan Randi karena aku curiga kalau Sakira bukan orang baik."
"Baiklah, Shima aku akan fokus pada Hanita dan tidak mencampuri urusan mereka.''
''Bagus, lebih baik kita segera kekelas karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi!"
Shima dan Ina kembali melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda.
Sementara Nafi dan Sakira yang ditinggal Randa dan kawan-kawan. Sang pria membuka suaranya agar tidak memikirkan ucapan si kembar tadi.
"Sakira-chan jangan terlalu memikirkan ucapan si kembar tadi. Aku yakin kau orang baik dan tidak seperti yang mereka tuduhkan."
"Emz, terimakasih sudah percaya padaku, Nafi. Kau memang orang yang baik tetapi seumpama yang diucapkan mereka benar adanya, apakah kau akan membenciku?"
Nafi yang diberi pertanyaan tersebut terlihat binggung harus membenci Sakira bila yang dituduhkan si kembar benar adanya atau malah masih menjadi temannya.
"Entahlah aku harus membencimu atau masih akan menjadi temanmu tapi yang pasti nantinya aku akan kecewa padamu."
Sakira merasa bersalah kalau Nafi oarng tulus berteman dengannya tau kalau dia bukan orang baik dan penyebab Hanita koma saat ini.
"Terimakasih telah menjadi teman yang tulus untukku, Nafi dan maaf bila suatu saat aku akan membuatmu kecewa kalau tau sebuah kebenaran."
"Maksudmu, Sakira?"
"Nanti kau akan tau maksudku. Lebih baik segera kekelas karena bel sebentar lagi berbunyi!"
"Baiklah."
"Maafkan aku Nafi telah mengecewakanmu bila tau kebenaranku dan maaf lagi aku tidak bisa menghentikan tindakanku untuk tidak melukai Hanita. Aku janji ini terakhir kali menyakitinya!" batin Sakira.
Mereka kembali menlanjutkan perjalanan mereka yang tertunda akibat pembicaraan tadi.
Randa dan Randi yang sudah sampai kelas segera duduk ditempat mereka dan fans Randi yang tau orang yang mereka sukai sudah ada dikelas memilih menjauh karena takut akan perkataan sang pria tadi.
Randi yang tau fansnya takut padanya hanya menyeringai jahat sedangkan sang kakak masih betah bermain pisau ditangannya entah apa yang membuatnya betah bermain dengan benda tajam tersebut.
Beberapa menit setelahnya Shima juga sampai kelasnya dan lansung duduk ditempatnya. Ia peka dalam keadaan sekitar dan cepat tau kalau fans dari temannya takut pada Randi. Dia hanya menghela napas karena hanya satu orang yang menyakiti Hanita semua fans Randi harus merasakan akibat dari tindak bodoh orang yang menyakiti sang gadis. Ia merasa kasian pada fans temannya yang tidak tau apa-apa harus merasakan kekejaman temannya.
Ina otomatis sudah sampai kelasnya karena ia tadi menuju kelas bareng dengan Shima. Dia langsung duduk ada tempatnya sambil menyembunyikan wajahnya dimeja dengan tangan satunya yang menopang kepalanya.
"Hah, merepotkan berurusan dengan keluarga Nugraha apalagi mengusiknya memang merepotkan," ucap Shima sambil menopang dagunya
Randa yang sedang bermain pisau ditangannya menghentikan permainannya karena mendengar ucapan temannya. Kenapa ia bisa tau karena tempat duduk Shima tepat dibelakangnya. Dia segera membalikkan badannnya tidak lupa membawa pisau ditangannya dan membalas perkataan temannya.
"Kau tau berurusan atau menyakiti orang yang keluarga Nugraha sukai adalah kematian baginya atau siksaan bagai nereka untuknya."
"Hah, aku tau itu dan kita sudah kenal cukup lama tak mungkin aku tidak kenal kalian."
"Hn, mau bermain pisauku?"
"Tidak, aku bukan pria psikopat sepertimu."
"Ya sudah," ucap Randa membenarkan posisi semula.
Randi yang mendengar pembicaraan kakaknya hanya menampikkan senyum palsu yang sudah lama tidak ia tunjukan semenjak kenal Hanita dan sekarang saat orang yang merubahnya koma dia kembali menunjukan senyuman palsu tersebut.
Nafi yang baru saja sampai kelas segera duduk disamping Shima dan membuka suaranya. Sedangkan Sakira yang tadi bersama sang pria langsung duduk tempatnya yaitu didepan si kembar.
"Hei, Randa dan Randi tak seharusnya kalian berbicara seperti itu kepada Sakira!"
Sementara yang diajak bicara segera menoleh kebelakang tempat karena diajak Nafi berbicara.
"Hei, jawab aku, jangan diam saja kalian rasa aku sedang bercerita!''
Randi membuka suaranya dulu kalau sudah selesai akan ucapannya sang kakak akan melanjutkan perkataannya.
"Untuk apa kau membela gadis busuk seperti dia. Kau harusnya hati-hati padanya karena dia adalah orang jahat yang sangat terobsesi ada laki-laki yang disukainya."
"Sakira-chan bukan wanita seperti itu dan kurasa aku yakin hal itu."
"Kau menjawab kurasa berarti saat ini kau ragu kalau wanita busuk itu, orang yang jahat," seringai Randi.
"Ti...dak aku yakin dia orang baik."
Randa memilih menlanjutkan ucapan adiknya.
"Kau ragu, Nafi dan kau tidak usah ikut campur urusan kami karena kami berkata seperti itu, pasti ada alasannya!"
"Tapi, kalian menyakiti Sakira-chan."
"Kurasa rasa sakit itu tidak sebanding dengan kejahatann yang dia buat selama ini," sindir Randa.
Sakira yang dibicarakan si kembar dan setelah itu, disindir oleh kakak orang yang disukainya hanya menunduk dan mengepalkann tangannya.
Sementara para murid dikelas tersebut serta fans Randi serta Randa hanya melihat pertunjukan perkelahian antara mereka yang membela seorang gadis baru yang masuk kelas mereka.
"Maksudmu. Randa?"
"Kau akan tau maksudku nanti," ucap Randa sambil membenarkan posisinya kembali.
Randi yang melihat sang kakak sudah membenarkan posisinya ikut membenarnya posisinya dan terlihat Randa yang kembali bermain pisau ditangannya.
Sakira masih menunduk sekaligus mengepalkan tangannya hingga tak mengetahui Randi membisikkan sesuatu ditelingga kirinya.
"Kau harus hati-hati karena aku dan kakakku belum bertindak untuk menghabisimu. Kalau kau kembali menyakiti Hanita tak segan kami membunuhmu!" bisik Randi setelah itu kembali duduk ditempatnya.
Sakira yang mendengar bisikan orang yang disukainya semakin mengepalkan tangannya dan Nafi yang melihat tindakkan temannnya hanya bisa diam dan tidak ikut campur.
Beberapa saat kemudian bel berbunyi dan guru masuk kekelas mereka. Randa menyembunyikan pisaunya dilorong mejanya.
Guru segera memulai pelajarannya dan para murid segera menyiapkan buku mata pelajaran sang guru dan setelah itu, memperhatikan penjelasan sang guru.
Tbc.....
Terimakasih
15/02/21
By:Miwa