Chereads / Randi dan Hanita / Chapter 51 - 49

Chapter 51 - 49

Dirumah sakit tampak kedua orangtua Hanita serta Naji dan Miwa senantiasa menunggu sang gadis bangun dari komanya. Mereka tak sabar melihat kembali senyuman dari wajah Hanita dan kembali bersamanya.

Para wanita bersandar pada pundak sang pria dan sang pria menyandarkan kepalanya pada kepala sang wanita. Terlihat romantis memang walaupun diantara mereka sudah tidak muda lagi tapi masih terlihat romantis hingga saat ini.

Risma selaku ibu Hanita merasakan perasaan tidak enak terhadap anak keduanya entah hanya perasaannya atau akan terjadi sesuatu kembali pada anaknya.

"Putra-kun kenapa perasaanku tidak enak. Aku merasa akan terjadi sesuatu pada Hanita tapi aku tidak tau itu."

Putra yang menyandarkan kepalanya dikepala istrinya segera menegakan kepalanya setelah mendengar ucapan sang istri.

"Apa maksudmu, Risma tidak mungkin terjadi sesuatu pada anak kita kembali dan mungkin itu, hanya perasaanmu saja yang terlalu khawatir pada Hanita."

"Semoga yang kau ucapkan itu benar, Putra-kun tapi kenapa perasaanku tidak tenang?"

"Mungkin karena kau juga kecapekan karena perjalanan kita tadi. Aku akan menyuruh Naji dan pacarnya membeli makan serta minum untuk kita karena dari tadi kita belum makan."

"Mungkin yang kau katakan benar kembali. Baiklah kalau kau ingin menyuruh mereka membeli makan, kebetulan aku juga lapar," ucap Risma sambil menyingkirkan kepalanya ada pundak suaminya.

Putra yang pundaknya sudah tidak dijadikan sandaran oleh istrinya segera berjalan menuju tempat putranya serta kekasih anaknya yaitu disofa dekat jendela ruangan Hanita. Setelah sampai ia segera membuka suaranya.

"Naji serta Miwa carilah makan dan minum untuk kita semua!"

Naji dan Miwa yang sedang romatis-romantisan segera mengakhiri keromantisan tersebut dan segera bangun dari duduk mereka.

"Baiklah, tou-san dan kaa-san ingin makan apa?"

"Terserah kau saja dan untuk minum belikan aku kopi dan kaa-sanmu air putih saja."

"Baiklah, ada lagi?"

"Tidak."

''Baiklah, kami pergi mencari makan dulu!"

"Hn."

Naji serta kekasihnya meninggalkan ruangan Hanita untuk mencari makan untuk mereka meninggalkan ayah serta ibunya.

Kembali kekelas Randa dan Randi.

Sakira terlihat tidak fokus mendengarkan penjelasan guru karena memikirkan perkataan orang yang disukainya tadi. Ia merasa Randi begitu mencintai Hanita dan itu membuatnya semakin membenci sang gadis.

"Kenapa kau begitu melindungi gadis murahan itu, segitu cintanya kah kau padanya? Lihatlah aku yang begitu mencintaimu apakah kau tidak melihat itu? Tak apa kalau kau mencintainya karena aku akan membunuh dia agar kau bisa menyadari cintai tulus ini," batin Sakira dengan seringai diwajahnya.

Sakira kembali fokus kepada penjelasan guru sambil memikirkan rencana jahatnya untuk Hanita nanti.

Entah apa yang akan diperbuat Sakira pada Hanita semoga saja dia baik-baik saja dan Randi bisa menghentikan rencana jahat tersebut.

Sementara Naji dan Miwa yang baru saja sampai disalah satu tempat makan segera memesan 4 bento dengan 1 kopi dan 3 air putih.

Pelanggan wanita yang ada disitu terpesona akan ketampanan Naji tanpa memperdulikan dia sudah memiliki kekasih.

''Lihat pria itu sungguh tampan sekali," ucap pelanggan.

"Iya, dia sangat tampan sekali andai dia jadi pacarku pasti aku sangat beruntung," ucap pelanggan lainnya.

"Hei, manusia halu tak mungkin dia mau denganmu mukamu saja kayak kaos kaki rusak tak mungkin dapat bersanding dengan berlian seperti dia," ucap pelanggan yang pertama berbicara tadi.

"Sialan kau."

Miwa yang mendengar kekasihnya digunakan objek halu oleh pelanggan ditempat makan, merasa tidak cemburu sama sekali karena memang resiko memiliki pacar tampan otomatis akan banyak yang menyukainya dan ia harus menanggung resiko tersebut.

Setelah pesanan mereka sudah siap mereka segera membayarnya dan masuk mobil kembali kemudian melajukan mobil tersebut menuju rumah sakit kembali.

Para pelanggan wanita dirumah makan tersebut terlihat menghela napas kecewa karena tidak dapat menikmati wajah taman Naji.

Dimobil Naji terlihat fokus kejalan tetapi kadangkala ia melirik kekasihnya dan yang dilirik sadar bahwa sang pria meliriknya dia segera membuka suaranya.

"Kenapa kau melirikku?"

"Tidak, aku hanya berikir pasti kau cemburu pacarmu ini dilihat serta dipuja oleh wanita-wanita ditempat makan tadi."

"Percaya diri sekali kau, aku tidak cemburu karena resiko memiliki pacar tampan adalah sering disukai banyak wanita."

"Berarti kau mengakuiku tampan."

"Hah, terserahmu."

Naji hanya tersenyum mendengar ucapan kekasihnya dan memilih fokus kejalan agar segera sampai dirumah sakit.

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai dirumah sakit dan mereka segera memarkirkan mobil milik Naji, setelah itu turun dari mobil tersebut setelah memarkirkannya dan menuju ruangan Hanita kembali.

Setelah sampai diruangan Hanita mereka segera masuk keruangan tersebut dan memberikan pesanan sang ayah tak lupa mereka mengambil bagian mereka.

Putra yang disodori makanan oleh serta minuman oleh anaknya segera mengambil makanan dan minuman tersebut dan memberi bagian sang istri.

Mereka langsung memakan makanan tersebut dengan tenang tanpa ada suara.

Beberapa saat kemudian mereka sudah selesai makan dan Putra kembali membuka suaranya setelah meminum koinya.

"Naji pulanglah dan antar Miwa kerumahnya atau bawa dia kerumah kita agar bisa menemanimu hingga Hanasi pulang. Pasti kau dan kekasihmu lelah menunggu Hanita dari kemarin! Biarkan tou-san dan kaa-san yang menunggu adikmu."

"Baiklah, tou-san aku dan Miwa pulang kekediaman keluarga Wijaya dulu! Kabari jika Hanita sudah sadar atau terjadi sesuatu padanya?"

"Iya, pasti tou-san kabari."

"Hn."

Naji mengandeng tangan kekasihnya untuk menuju rumahnya dan kembali meninggalkan ayah serta ibunya.

Risma yang ditinggal anak lelakinya untuk pulang menyandarkan kembali kepalanya pada pundak suaminya.

Sementara disekolahan Nugraha high school.

Para murid harus pulang cepat karena para guru ada rapat mendadak dan itu membuat murid-murid sekolahan tersebut bahagia.

Sakira segera menuju parkiran untuk menuju rumah sakit lavender dengan sangat buru-buru agar tidak ketauan Randa dan Randi. Ternyata yang dilakukannya tidak disadari si kembar dan ia bersyukur akan hal tersebut.

Setelah sampai parkiran ia segera masuk kemobilnya dan segera melajukan mobil tersebut dengan kecepataan diatas rata-rata.

Randa dan Randi yang baru saja sampai diparkiran mencari mobil Sakira dan tidak menemukan mobilnya mereka curiga bahwa sang gadis menuju rumah sakit tempat Hanita dirawat dan merencanakan hal jahat. Mereka segera memasuki mobil masing-masing meninggalkan Shima, Nafi serta Ina yang menatap mereka dengan penuh tanya karena melihat si kembar seperti terburu-buru.

Sakira yang sudah sampai dirumah sakit segera memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil tersebut tak lupa menguncinya. Kemudiaan berlari menuju ruangan Hanita. Setelah sampai diruangan gadis yang dibencinya ia segera masuk keruangan tersebut hingga membuat kaget kedua orangtua Hanita.

Risma segera bangun dari duduknya dan bertanya kepada gadis yang tiba-tiba masuk keruangan anaknya dirawat.

"Hei, nak kau siapa?''

"Oba-san tidak perlu tau siapa aku karena aku disini hanya akan melakukan sesuatu dan maaf untuk tindakanku nantinya."

"Apa maksudmu?"

Sakira tidak membalas perkataan Risma dan memilih mengambil sesuatu dari tasnya dan ternyata itu pistol yang sempat ia ambil dari mobilnya tadi. Kemudiaan menembak Hanita tepat dijantungnya.

Dor.....

Kejadiaan itu, begitu cepat hingga kedua orangtua Hanita tidak menyadarinya mereka tersadar setelah mendengar suara tembakan.

Risma langsung panik langsung menangis melihat anaknya ditembak tepat didekatnya dan Sakira segera melarikan diri begitu saja. Putra ingin mengejarnya tapi saat ini ia syok akan kejadiaan yang baru saja terjadi hingga kakinya tidak dapat digerakan.

Dokter yang akan memeriksa Hanita segera berlari menuju ruangan pasien setelah mendengar bunyi tembakan dari kamar tersebut. Setelah sampai betapa kagetnya sang dokter pasien yang akan diperiksanya sudah bersimpah darah dengan luka dijantungnya. Dia segera memeriksa pasiennya dan menyuruh suster membawa keluar kedua orangtua pasien agar ia bisa fokus menolong Hanita.

Risma dan putra yang ditarik keluar oleh suster menangis dan tidak percaya akan kejadian yang baru saja menimpa anaknya.

"Hiks, Hanita akan baik-baik saja kan Putra-kun?"

"Hiks, ya dia akan baik-baik saja karena dia gadis yang kuat.''

Mereka terus berharap putri kedua mereka baik-baik saja dan bisa berkumul kembali dengan mereka.

Sementara Randa dan Randi yang baru saja keluar dari mobil mereka tiba-tiba salah satu dari mereka ditabrak oleh seseorang dan orang itu adalah Randi yang ditabrak Sakira.

Sakira yang menabrak seseorang segera melihat orang tersebut dan setelah tau segera membuka suaranya kembali.

"Randi, kita akan bersama karena aku sudah membunuh gadis murahan tersebut dengan cara menembaknya. Sekarang tidak ada penganggu dalam hubungan kita."

Randi dan Randa yang mendengar ucapan Sakira dibuat kaget dibuatnya.

"Apa, kau gila telah membunuh Hanita," bentak Randi.

"Aku melakukan ini untuk hubungan kita seharusnya kau bahagia."

"Hubungan apa aku tidak mencintaimu sama sekali dan kau ikuti aku," ucap Randi memasukan Sakira kemobilnya dengan melemparnya.

Sakira yang dilempar masuk kemobil Randi menerimanya dan berpikir orang yang disukainya akan membawanya kesuatu tempat yang indah.

"Ayo, kak kau juga masuk!"

Randa hanya mengangguk kemudian masuk kemobil adiknya dan setelah mereka masuk. Randi segera melajukan mobilnya kesuatu tempat.

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai dilokasi yang cukup sepi dan Randi segera menghentikan mobilnya kemudian keluar dari mobil tersebut sambil menarik Sakira.

"Hei, kenapa kau menarikku?"

"Ingin memberimu cinta."

"Benarkah itu, Randi akhirnya kau sadar cinta tulusku."

"Hn, kak ambilkan sesuatu dimobilku."

Randa hanya menuruti kemauan adiknya dan mengambil suatu dari mobil adiknya yaitu pedang dan memberikannya pada Randi.

Randi menerimanya dengan senang hati pedang tersebut. Sementara Sakira tampak ketakutan melihat pedang ditangan orang yang disukainya.

"Aaa...pa yang akan kau lakukan?"

"Ini yang akan aku lakukan," ucap Randi langsung menebas kepala Sakira.

Kepala Sakira yang terkena tebasan pedang Randi otomatis terpisah dari tubuhnya dan darah segar mengenai wajah sang pria dan dia terlihat menyeringai.

"Kakak ingin melakukan sesuatu pada mayat wanita sampah ini?"

"Pasti, berikan pedangmu!"

Randi memberikan pedangnya pada Randa dan sang kakak langsung menebas tubuh Sakira hingga terpisah dari tubuhnya.

Setelah puas melakukan itu, Randa menelpon sesorang untuk membereskan kekacauan disini. Setelah itu, mereka pergi dari lokasi kejadiaan.

Dirumah sakit tampak menjadi duka bagi keluarga Wijaya dimana sang dokter berkata kalau tidak bisa menyelamatkan Hanita walau dia sudah berusaha semaksimal mungkin dan Risma yang diberitau anaknya meninggal menangis begitu kencang. Putra yang melihat istrinya memangis menariknya dalam pelukannya dan ia ikut menangis bersama sang istri.

Tbc...

Terimakasih

12/02/21

By:Miwa