Chereads / Randi dan Hanita / Chapter 15 - 13

Chapter 15 - 13

Waktu pelajaran lunch tiba. Para murid sudah menyiapkan segala perle gkalan y g akan mereka gunakan saat pelajaran nanti sedangkan para guru sudah memasukk ruangan dan langsung menjelaskan pelajaran pada bidang mereka.

Para murid mendengarkan penjelasan guru dengan tenang tak ada suara dari mereka selakn buku dan pensil yang bergesekan karena mereka harus mencatat penjelasan guru yang menurut mereka penting.

Saat penjelasan dari guru dikelas memasak nanpak ada yang mengawasi dari kaca jendela milik Hanita dan tatapan dari pengawas itu menyiratkan kebenciaan.

"Aku akan hancurkanmu bila kau masih saja menganggu hubunganku dengan Randi karena dia hanya milikku dan selamanya begitu."

????

Hanita yang sedang diawasi nampak tidak menyadari karena ia fokus pada pelajaran yang dijelaskan oleh guru.

"Wajahmu memang cantik, Hanita tetapi hatimu busuk karena sudah merebut Randi dariku."

????

Setelah mengatakan itu, orang misterius tersebut pergi dari tempat itu dan kembali kekelasnya karena ia hanya pamit pada guru kekamar kecil.

Beberapa saat kemudian pelajaran dari guru sudah berlalu dan tergantikan oleh pelajaran dari guru lain. Guru tersebut langsung menjelaskan pelajarannya dan para murid mendengarkan penjelasan guru tersebut.

Penjelasan demi para murid dengarkan dan pelajaran demi pelajaran telah berganti dan tiba waktunya para murid beristirahat untuk mengisi perut mereka yang kelaparan.

Brettt.... brettt.... brettt.....

Para guru segera meninggalkan kelas setelah mendengar bel istirahat berbunyi diikuti para murid dibelakang mereka.

Sementara dikelas Hanita.

Hanita yang sudah membawa bekal untuk ia dan sahabatnya segera mengeluarkan bekal tersebut dan mengajak Ina menuju atap sekolah.

"Ina, ayo keatap sekolah aku membawa bekal untukmu juga dan kita makan bersama!"

"Baiklah, Hanita aku juga sudah lapar."

Setelah mengatakan itu, mereka segera menuju atap sekolah. Perjalanan mereka diwarnai dengan curhatan Ina yang tadi pagi diabaikan Randa.

"Aku kesal sama, Randa selalu saja mengabaikanku padahal aku sudah berusaha untuk mencari tau suka ini karena wajah atau sifat dia. Tapi yang dikejar cuek terus dan itu membuat kesal."

Hanita yang mendengar curahan hati sahabatnya merasa kasian padanya. Ia segera membuka suaranya.

"Sabar, Ina memang membuktikan kita suka pada seseorang itu susah tetapi kita tidak boleh patah semangat demi mengejar keinginan itu."

Mendengar ucapan Hanita membuat Ina tersenyum karena sahabatnya selalu bisa mengubah moodnya yang sedang tidak bagus.

"Terimakasih, Hanita kau memang sahabat terbaikku."

"Sama-sama, Ina."

"Ngomong-ngomong kau sudah dekat sekali dengan, Randi kah sampai dia selalu dikelas kita untuk menemanimu?"

Mendengar ucapan Ina entah mengapa membuat pipi Hanita bersemu merah.

"Kami hanya teman dan mungkin, Randi-kun hanya sedang malas dikelas jadi menemaniku."

Melihat rona merah diwajah sahabatnya membuat Ina ingin terus mengodanya.

"Teman ya tapi kenapa kau merona atau jangan-jangan kalian sering berpelukan saat tanpa pengawasanku."

Mendengar ucapan sahabatnya membuat Hanita semakin merona dibuatnya.

"Emz, itu aku tidak bisa jelaskan."

"Wah, kalian sudah sering berpelukan ternyata. Si mayat hidup itu ternyata cukup mesum."

Hanita hanya bisa menunduk untuk menyembunyikan rona merah diwajahnya karena godaan demi godaan Ina.

Tanpa mereka sadari. Mereka sudah berada didepan pintu atap sekolah dan Ina kembali membuka suaranya.

"Wah, ternyata sudah sampai didepan pintu atap sekolah aku tidak sadar."

"Sama, Ina aku juga tidak menyadari."

"Jelas kau tidak sadar karena dari tadi kau menunduk saja. Ya, sudah mari kita masuk!" ucap Ina sambil membuka pintu atap.

Kriet....

Pintu atap terbuka dan mereka segera memasuki tempat tersebut terlihat Randa dan Randi yang melihat langit yang begitu indah dan cerah.

Hanita dan Ina segera mendatangi mereka dan duduk disamping pasangan masing-masing.

"Hai, Randa sudah makan belum? Kalau belum aku membawa bekal buatan Hanita dan kita makan bersama."

Mendengar ucapan Ina nampak Randa akan menolak ajakan makan bersama sang gadis tetapi mendengar makanan yang dibawanya adalah masakan Hanita ia segera menerima tawaran tersebut.

"Oke."

Ina yang mendengar jawaban Randa yang nampak menerima ajakannya begitu bahagia.

"Mari aku suapi!"

"Hn."

Ina segera membuka bekal makannya dan menyuapi Randa yang sudah membuka mulut saat makanan ada didepan mulutnya.

Sementara Hanita masih diam saja dan canggung pada Randi setelah ucapan sahabatnya tadi.

Randi yang melihat Hanita diam saja segera membuka suaranya.

"Hanita kau tidak menawariku makan bersamamu?"

Hanita yang mendengar ucapan Randi segera membalas ucapan pria tersebut.

"Emz, Randi-kun mau makan bersamaku?"

"Pasti itu karena masakanmu begitu enak."

Hanita yang mendengar pujiaan sang pria nampak kembali merona.

"Emz, masakanku tidak seenak itu."

"Kau selalu merendah padahal itu benar adanya."

"Emz, lebih baik kita makan sebelum bel masuk berbunyi!"

"Baiklah, aaa."

Hanita yang melihat Randi sudah membuka mulutnya segera membuka bekal makannya dan mengambil makanan tersebut untuk menyuapi sang pria.

Akhirnya para pasangan saling menyuapi pasangan masing-masing setelah itu, baru mereka makan.

Acara suap-suapan tersebut tak hilang dari pantauan orang yang membenci hubungan Randi dan Hanita.

"Wanita murahan seenaknya saja menyuapi, Randi dengan tangan kotornya. Dia pikir tempat ini adalah untuknya saja hingga dia bisa mengoda Randi dengan sikap sok lembutnya."

????

Orang itu, semakin tidak suka Hanita karena tindakan sang gadis yang lancang menyuapi Randi orang yang dia cintai.

"Kau boleh bahagia bersama, Randi saat ini karena kebahagiaan itu hanya sebentar sebelum aku menghancurkanmu karena telah merebut milikku."

????

Setelah mengatakan itu, orang tersebut pergi dari atap sekolah saat pasangan Randi dan Hanita. Dimana sang gadis masih menyuapi sang pria.

Suapan demi suapan masuk kemulut pasangan masing-masing dan tak terasa makanan yang mereka makan telah habis.

"Wah, sudah habis. Randa kau makan dengan lahap seenak itu kah masakan Hanita?"

"Ya."

Ina nampak sedikit cemburu mendengar jawaban Randa. Ia berpikir apakah masakannya seburuk itu dimulut sang pria karena dulu pas dia membawa bekal masakannya dengan sahabatnya. Randa tidak makan selahap ini.

Sementara pasangan Randi dan Hanita masih terlihat romatis setelah acara makan mereka selesai. Dimana sang pria yang memberi minum pada Hanita.

"Ini minumlah! Apa aku harus memberimu minuman ini dengan tanganku?"

Mendengar ucapan romantis Randi membuat Hanita kembali merona dan ia segera mengambil minuman yang diberikan sang pria untuk menyembunyikan rona merah diwajahnya.

Randi yang melihat itu nampak tersenyum melihat rona merah diwajah sang gadis karena ulahnya.

Randa yang mendengar ucapan dan keromantisan pasangan Randi serta Hanita sedikit cemburu tetapi kecemburuan itu bisa dia tutupi dengan wajah datarnya.

"Kenapa sakit melihat kebersamaan mereka dan kenapa susah sekali melupakanmu, Hanita," batin Randa.

Sakit itulah yang Randa rasakan karena melupakan orang yang kita cintai tidak semudah membalikkan telapak tangan.

tbc.....

Jangan lupa vote dan komen!

Terimakasih

10/12/20

By:Miwa