Dikediaman Nugraha tampak keluarga tersebut, telah menyelesaikan acara sarapan mereka. Sang kepala keluarga langsung berangkat menuju kantornya untuk menyelesaikan pekerjaan dikantor yang menguning dan maka dari itu, ia segera berangkat menuju kantornya setelah sarapan. Sementara ketiga anaknya masih berpamitan dengan nyonya Nugraha.
Taci selaku anak pertama berpamitan terlebih dahulu karena ia harus menjemput kekasihnya dan ada janji untuk memadu kasih denganya dikampus nantinya.
"Ma, Taci berangkat dulu karena ada janji dengan Izami untuk menjemputnya."
"Hati-hati dan jangan kau sakiti Izami karena dia calon menantu dirumah ini!"
"Iya, Ma. Aku tidak akan menyakiti Izami calon menantu dikeluarga Nugraha."
"Bagus."
Setelah berpamitan dengan ibunya, Taci segera berangkat menuju rumah kekasihnya.
Sementara si kembar bergantiaan berpamitan pada ibunya dimulai dari Randa selaku kakak.
"Ma, Randa berangkat dulu."
"Ya, hati-hati Randa!"
"Iya, Ma."
Setelah berpamitan dengan ibunya Randa segera mengambil moyangilnya yang sudah disiapkan oleh supir ibunya.
Randi yang sudah melihat kakaknya keluar dari rumah segera berpamitan pada ibunya.
"Aku berangkat, Ma."
"Ya, Randi. Hati-hati!"
"Baik, Ma."
Randi segera menyusul kakaknya yang tidak terlalu jauh tak lupa mobilnya sudah disiapkan oleh sopir ibunya.
Randa yang sudah berada didepan pintu mobilnya akan memasuki mobilnya terganggu oleh suara orang yang memanggilnya.
"Kak Randa."
"Hn, ada apa?
"Mari berangkat bersama tetapi mengunakan mobil masing-masing."
Randa nampak kaget karena adiknya mengajaknya berangkat bersama walaupun mengunakan mobil masing-masing.
"Aku tidak bisa karena aku harus menjemput, Ina terlebih dahulu."
Randi tampak kaget dengan ucapan kakaknya tetapi ia enyahkan dengan ide jahil diotaknya.
"Wah, sekarang kakak bersama nenek lampir."
"Bukan kami tidak ada hubungan apa-apa hanya saja dia menyuruhku untuk menjemputnya karena orangtuanya akan menjodohkannya bila tidak ada laki-laki yang dekat dengannya."
"Hah, kita masih kelas 2Sma tidak mungkin orangtuanya menjodohkan dia karena tidak ada laki-laki yang dekat dengannya. Pasti itu, hanya akal-akalan nenek lampur agar dekat denganmu."
"Aku juga tidak terlalu percaya akan ucapannya tetapi sudah terlanjur janji menjemputnya."
"Baiklah,hati-hati!"
"Ya, kau juga."
"Iya, kakak."
Setelah mendengar jawaban dari adiknya, Randa segera memasuki mobilnya dan mengendarainya dan satpam yang melihat anak tuannya akan menuju sekolahan segera membukakan gerbang.
Randi yang melihat kakaknya sudah pergi dari rumah segera memasuki mobilnya dan mengendarainya untuk menuju sekolahan dan satpam kembali membuka gerbang untuk anak tuannya setelah anak tuannya pergi ia menutupnya kembali.
Sementara keluarga Wijaya sudah selesai dengan sarapannya dan kemudiaan akan melaksanakan tugas masing-masing yaitu dua anak dari keluarga tersebut harus bersekolah dan sang kepala keluarga harus bersiap menuju Korea karena urusan bisnis ditemani ibu mereka.
"Kami, berangkat dulu, Mama dan Papa," ucap Hanasi."
"Ya, Hati-hati," ucap mereka berdua bersama.
Setelah berpamitan dengan orangtuanya Hanasi dan Naji segera menuju mobil yang disiapkan oleh sopir Hanasi. Dimana Naji berangkat dengan mobilnya sendiri dan akan menjemput kekasihnya sementara adiknya akan diantar oleh sopirnya.
Disisi lain, Ina yang sudah menunggu Randa diluar gerbang rumahnya yang dilihat oleh kedua orangtuanya karena dia sudah menyuruh orangtuanya memata-matainya agar Randa percaya ucapannya tadi.
Tin.... tin.... tin....
Randa menghentikan mobilnya setelah melihat Ina menunggunya digerbang rumahnya dan tak lupa klakson mobilnya yang segaja dia bunyikan agar orangtua dari gadis tersebut tau bahwa ia menjemput putrinya.
Ina yang melihat Randa sudah datang dengan mobil yang sering ia gunakan segera memasuki mobil tersebut tak lupa memakai sabuk pengaman. Ia membuka kaca mobil untuk berpamitan dengan kedua orangtuanya dan juga agar orangtuanya tau wajah dari sang pria.
"Ma, pa aku dan Randa berangkat sekolah dulu kalian tidak perlu menjodohkan aku dengan lelaki pilihan kalian karena sudah ada laki-laki yang dekat denganku."
"Baiklah anakku, hati-hati," ucap kedua orangtua Ina.
"Saya berangkat dulu dengan anak om dan Tante."
"Baiklah, Nak," ucap mereka kembali.
Setelah berpamitan dengan kedua orangtua Ina. Randa segera melajukan mobilnya untuk menuju sekolahan mereka.
Perjalan menuju sekolahan mereka diwarnai dengan suara Ina kadangkala suara Randa yang menjawab dengan singkat.
"Terimakasih sudah menjemputku dan membantuku agar tidak dijodohkan."
"Hn."
Ina yang mendengar jawaban Randa segera membuka pembicaraan lain.
"Emz, Randa apa kau pernah jatuh cinta?"
"Pernah, kenapa?"
"Oh, tidak ada. Apa wanita itu cantik dan sangat baik hingga membuatmu suka padanya?"
"Dia tak hanya baik tetapi istimewa."
"Oh, pantas saja kau suka padanya."
"Hn."
Mendengar ucapan Randa entah kenapa hati Ina sedikit sakit.
"Kenapa hatiku sakit," batin Ina.
Sementara Hanita tampak bermain ponselnya dan membaca kembali novel yang direkomendasikan oleh adiknya yang biasanya ia membaca buku tetapi saat ini tidak karena novel yang dikatakan adiknya.
"Sabar sekali kakaknya menghadapi adik dan orang yang dia cintai. Aku jadi kagum."
Hanita nampak kagum dengan pemeran utama yaitu kakaknya yang begitu sabar akan perilaku adik dan orang yang dicintainya.
"Kenapa kakaknya tidak dengan orang yang mencintainya seperti adik dari salah satu laki-laki disini bisa membuatnya bahagia terlebih orang mencintainya tulus padanya."
Hanita bingung kenapa wanita yang ia bicarakan tidak bersama orang mencintainya tetapi ia juga berpikir kalau sang kakak bersama orang yang mencintainya sang adik akan tersakiti.
"Tapi bila mereka bersama diantara mereka pasti ada yang tersakiti dan pasti kakaknya akan memikirkan itu."
Hanita melanjutkan kembali acara membacanya hingga tidak menyadari Randi yang sudah sampai sekolah dan langsung menuju kelas sang gadis.
Randi segera duduk disamping sang gadis yang asik melihat ponselnya. Ia memandangi sang gadis yang begitu asik dengan ponselnya tanpa menyadari keberadaannya.
"Ehem."
Hanita tidak mendengar deheman Randi dan masih fokus pada ponselnya. Sang pria yang merasakan sang gadis tidak mendengar dehemannya segera membuka suaranya.
"Konsen sekali melihat ponselmu, Hanita hingga tidak sadar aku disampingmu," ucap Randi sambil menepuk pelan bahu Hanita.
Merasa tepukan dibahunya Hanita segera berhenti bermain ponsel dan melihat orang yang menepuk pundaknya. Setelah mengetahui orang yang menepuk pundaknya segera ia bertanya kapan orang tersebut datang.
"Eh, Randi-kun kapan datang?"
"Dari tadi saat kau asik dengan ponselmu."
"Emz, maaf Randi-kun aku tadi membaca novel dan tidak menyadari keberadaanmu."
"Novel apa yang kau baca hingga konsen sekali membacamu?"
"Cinta segiempat dan novel ini sangat romantis. Randi-kun mau membacanya nanti aku beritau judulnya?"
"Aku tidak suka cerita romantis dan aku suka langsung menunjukkannya."
"Wah, bagus itu."
"Ya."
Percakapan Randi dan Hanita tidak luput dari pengawasan orang yang tadi mengintip sang pria.
"Aku akan singkirkan orang yang sudah menganggu hubunganku dengan Randi dengan cara apapun."
?????
Setelah mengatakan itu, orang yang mengawasi mereka pergi dari kelas Hanita.
Saat sudah pergi dari kelas Hanita sahabat sang gadis yaitu Ina akan menuju kelasnya tetapi ia terlebih dahulu bertanya Randa akan mengantarnya atau tidak.
"Randa mau mengantarku atau langsung kekelasmu?"
"Kelas."
Setelah mengatakan itu, Randa berlalu pergi meninggalkan Ina begitu saja.
Ina yang ditinggal begitu saja oleh Randa sedikit kesal dan memutuskan menuju kelasnya.
Kembali pada Randi dan Hanita nampak sang pria yang berpamitan pada sang gadis untuk menuju kelasnya.
"Hanita aku menuju kelasku dulu."
"Ya, Randi-kun."
Setelah mendengar jawaban Hanita. Randi segera menuju kelasnya dan saat akan keluar dari kelas sang gadis berpapasan dengan Ina dan ia memilih mengabaikannya.
Ina yang tampak diabaikan Randi nampak tidak peduli dan memilih menuju tempat duduknya. Setelah sampai ia segera duduk sambil menyenderkan kepalanya dimeja.
Hanita yang melihat sahabatnya tidak seperti biasanya memilih bertanya pada sahabatnya tetapi murid lain dikelas tersebut keburu datang berhamburan menuju tempat duduk mereka masing-masing. Dia memilih menunda pertanyaannya yang akan dia bicarakan nantinya.
tbc...
Jangan lupa vote dan komen!
Terimakasih
8/12/20
By:Miwa