Menatap sosok menawan disampingnya, membuat William mengusap matanya.
" Tuan! Apa ada yang aneh dengan Reina " Reina memiring kepalanya dengan imut. Setelah siksaan sebelumnya, Reina masih memiliki ketakutan dihatinya, hal ini membuatnya patuh.
" mengapa kamu memanggil ku seperti itu! Dan ada apa dengan sikapmu?.." terlepas dari syoknya. William mendapat kembali ketenangannya. Tidak mungkin baginya untuk lupa, dia hampir 1 inci sampai malaikat maut menjemputnya.
" Reina berbuat salah pada tuan! Meminta tuan untuk memaafkan .." Reina membungkukan punggungnya hingga kepalanya menyentuh tanah, Rambut indahnya dibiarkan terkurai. Berguman lembut " jika tuan masih marah, Tuan bisa melakukan apapun pada Reina, selama itu membuat tuan memaafkan.. ".
Melihat sikapnya ini membuat William merasa aneh, William menatap Reina dengan rinci dan tidak bisa tidak berfikir [ apa pertarungan tadi Cuma ilusi, tidak, seharusnya tidak mungkin. Walaupun tubuhku tidak memiliki luka karna pertarungan, Hutan yang hancur menjadi lebih dari bukti bahwa pertarungan adalah nyata, tapi apa yang sebernarnya terjadi. Dan perubahan perilakunya, aku harus tau ]
" Kenapa kamu tiba – tiba menyerangku dan sekarang kamu.. apakah ada.. bisakah kamu menjelaskan ? .. " Walaupun memanggilnya master. William masih mempertahankan perilaku waspadanya dan bertanya dengan suara yang setara, bukan master dan servan.
" Reina berfikir master ingin menyerangku, karna mama mati dan hanya master disini jadi Reina mengira master ingin membunuh Reina.. " Reina menjawab dengan suara yang menawan, tidak keras ataupun kecil tapi lembut yang menenangkan. Tentu saja dia tidak akan memberitahu yang sebenarnya, Setiap binatang buas memiliki kecenderungan untuk memangsa.
Walaupun memiliki bentuk manusia, dia tetaplah Binatang buas. Dia baru keluar dari cangkangnya, naluri binatang buasnya tentu saja tidak terkendali. Dengan mangsa yang tampak lemah didepannya, sudah pasti apa yang akan dilakukan.
Mendengar ini William menganggukan kepala, tidak merasa curiga dan bertanya sekali lagi " kamu belum menjawab pertanyaaan kedua "
Reina mengangkat kepala dan menatap matanya,berfikir apakah akan menjawab tapi itu hanya beberapa detik sebelum dia akan membuka mulut. Tanda segel di antara kedua alisnya menyala, hal ini membuat tubuh Reina kaku dan tidak bisa mengendalikannya. Melihat ini Reina menggelengkan kepalanya dan menunjuk segel di dahinya. Berkata " Reina tidak bisa.. ini membuat Reina tidak bisa menjelaskan …"
Hal ini membuat William mengerutkan dahinya, matanya menatap segel didahinya. Semakin lama melihat ini membuat William merasakan koneksi yang tipis dengannya. Seolah olah ada hubungannya dengan segelnya.
Mendekati Reina,William menyentuh tanda segel dan tiba Dia merasakan koneksi antaranya. Setelah menyentuh segelnya, ini membuat William lebih yakin, yang menjadi masalah adalah William sama sekali tidak bisa mengendalikan segel ini, jika tidak dia sudah mengetahui semuanya dari Reina.
" bisakah kamu menjelaskan sekarang " William memintanya.
Reina mendengar ini mengangguk dan akan membuka mulut tapi, hal yang sama terjadi lagi. Ini membuat William tidak berdaya. Reina juga tersenyum pahit dan bertanya " apa yang harus dilakukan sekarang tuan .. "
Meletakan tangan didagunya William berkata " untuk sekarang, aku ingin kamu menjawab pertanyaanku.. apa kamu akan menyerangku lagi seperti sebelumnya?... " William berkata dengan suara yang dingin, matanya menatap seperti belati pada Reina.
Melihat ini, Reina dengan cepat membungkukan punggunya sampai kepalanya menyentuh tanah dan menjawab dengan tergesa gesa " tidak tuan, Reina tidak berani melakukan lagi, Reina janji tidak akan membuat tuan marah lagi, Reina akan patuh apapun yang diingin tuan.." memikirkan sosok kecantikan memukau yang menyiksanya sebelumnya, hatinya bergetar karna takut.
William bingung dengan ini, melihat reaksinya ini jelas sesuatu yang membuatnya trauma. Ini membuatnya lebih penasaran dengan apa yang membuatnya patuh tapi sayang dia tidak bisa mendapat informasi apapun, yang hanya membuat William tersenyum pahit.
" jadi apa yang akan kamu lakukan selanjutnya " William bertanya. Reina menjawab dengan kepalanya ditanah " karna Tuan adalah Tuan Reina sekarang, kemanapun tuan pergi Reina akan kesana..".
" betulkan! Angkat kepalamu " suara dingin William. Mengarah pistolnya ke arahnya dan berkata " kalau begitu jangan bergerak .."
Mengangkat kepalanya, Reina kaget tapi dengan cepat menenangkan diri. Baginya ini tidak seberapa dibandingkan sebelumnya. Reina menatap ke mata William dengan tegas, tidak ada tanda tanda goyah. Sebelum menutup matanya perlahan.
Bang.....
" terima kasih telah mempercayai Reina tuan… " peluru melewati telinga, melihat ini Reina tau tuannya menerimanya dan memberikan senyum tulusnya. Hal ini membuat William benar benar terpesona. Jika bukan karna kejadian sebelumnya, William tidak akan menyangka bahwa gadis ini adalah orang yang sama yang menyerangnya.
" em! Berdiri dan Ikuti aku,,, sebelumnya aku akan memberitahumu. Jangan menghianatiku, karna aku tidak akan peduli dengan alasanmu, aku tidak ragu membunuhmu…" William memberi peringatan dan dengan dingin menatapnya.
" em " Reina mengangguk dan menepuk nepuk roknya yang kotor.
Melihat ini, William tersenyum lembut padanya. Dan sekarang giliran Reina yang terpesona olehnya. Harus dikatakan bahwa William sangat tampan. Jika yang melihatnya adalah gadis normal maka dia sudah lama berteriak seperti fangirl.
" ada apa " William melihatnya diam dan tidak bisa tidak bertanya. Mendengar ini, Reina tersadar dan berkata dengan tergesa – gesa " tidak ada tuan.." berlari ke belakang William dan mengikutinya dengan patuh.