Chereads / Dalam Genggamanku / Chapter 9 - Reruntuhan 4

Chapter 9 - Reruntuhan 4

" arogan! " Rezer sudah kesal dengan orang yang menganggu rencananya, Sekarang dia bahkan tidak memandangnya. Memadat energi di sekitar kakinya. Rezer melesat ke arahnya.

" fufufu! Aku mengagumi keberanianmu,, karna itu, biar aku memberi kehormatan tentang nama muliaku. Daisy rein kadis… " Daisy tersenyum di balik kipas, berkata dengan mulia. Walapun Daisy tenang, dia sebenarnya sangat waspada. Daisy hanya sedikit kuat darinya.

Dalam hitungan napas, Rezer muncul depan Daisy, mengembun energi di tangan kanan. Ribuan tulang menyatu ke tangannya, membentuk katana merah darah. Memegang dengan kedua tangan, Rezer menebas dalam satu ayunan.

Ratusan garis darah keluar dari tepi katana, dengan kejam menuju Daisy. Daisy merasakan tekanan dari teknik ini, mengerut keningnya. Daisy melambai kipas, lambaiannya membentuk pola bangau, seketika energi pelindung terbentuk di sekitarnya.

Garis darah dengan keras berbenturan dengan pelindungnya, setiap benturan mmembuat ledakan besar di sekitar, tapi meski begitu pelindung tanpa goresan. Daisy menatap tajam ke Rezer, melangkah kedepan, mengayunkan tangan ke arah musuhnya.

Pelindung berubah bentuk menjadi aliran cahara putih setipis benang, menuju Rezer. Tidak ada aura membunuh atau tekanan dalam serangannya, hanya ketenangan dan alami.

Rezer merasa ini, mengabaikannya dan akan mengangkat katana untuk serangan kedua, seketika dia merasa bahaya, untaian cahaya tipis yang diremehkan tiba tiba seperti gunung yang menekannya. Rezer menusuk pedang ke tanah, pelindung tipis darah terbentuk melindunginya

Sayang Rezer terlambat sedikit, untaian cahaya tipis mengenai tubuhnya, membuatnya terlempar ratusan meter. Ditubuhnya ratusan goresan terbentuk ditulangnya, jubahnya sudah lama hancur menampakan sosoknya sepenuhnya

" teknik apa tadi! Aku belum pernah melihatnya,, siapa kau sebenarnya .." Rezer tampak kaget, dia telah ada selama ribuan tahun, tapi Rezer bahkan baru pertama kali melihat ini.

Tersenyum dengan anggun, Daisy mengembalikan kipas ke mulut, berkata dengan suara indah " apakah itu penting! Bukankah kau seharusnya mengkawatirkan dirimu,, aku tak yakin bisa mengendalikan kekuatanku.. jadi cobalah untuk tidak mati " tersenyum, menatap rezer dengan dingin

" sombong sekali! Tebasan waktu ….. " Rezer sangat marah mendengarnya, mengangkat katana, ribuan energi tersedot, di sekitarnya membentuk tornado darah setinggi puluhan meter.

Merasakah ini, Daisy tidak berani ceroboh, menggerakan kipasnya, melambai dengan kecepatan tinggi. membentuk formasi bangau yang tekurung dalam sangkar, berkata dengan pelan " segel bangau terkutuk…. "

Seketika formasinya melebar sejauh 1 km, energi untaian putih di sekitar membentuk bangau, beberapa saat bangau berubah bentuk menjadi segel sangkar.

Rezer yang sudah memadatkan energinya, menebas ke arah Daisy. Anehnya energi penghancur sebelumnya lenyap seolah tidak ada.

Sebaliknya energi Daisy yang tenang dan alami malah menjadi mengerikan, tekanan segel menjadi lebih besar dan lebih besar, membuat Rezer tertekan.

Seketika tebasan waktu yang menghilang, muncul dan berbenturan dengan segel bangau, ruangan yang menghisap William sudah lama hancur, tidak lagi mampu menahan energi ini.

Daisy melambaikan tangan sekali lagi, membentuk pola bangau yang terjerat. Segel bangau yang bentrok dengan tebasan waktu, mengeluarkan untaian, membungkus tebasan waktu dengan kecepatan tinggi.

Walaupun begitu untaian akan hancur oleh aura dari tebasan waktu. Meilihat ini Daisy mengeluarkan lebih banyak kekuatannya, untaian tadi yang setipis benang, menjadi lebih tebal dan lebih kokoh. Sekali membungkus tebasan waktu

Kali ini, aura tebasan waktu tak mampu mematahkan untaian, hanya bisa membiarkan untaian menjerat dan ahirnya menyegel sepenuhnya. Tapi untaian ini tidak berhenti sampai disitu, menuju ke Rezer.Rezer yang sudah menggunakan semua energinya, hanya melihat tak berdaya, untaian membungkusnya, menyegelnya.

Daisy melihat ini, mendesah lega. Sejujurnya dia juga kehabisa energi. Berbalik dengan anggun, berjalan ke arah William. Segel bangau yang membungkus Rezer tiba tiba memadat, menjadi kecil dan lebih kecil hingga tak terlihat

" sampai kapan kamu akan membuatku khawatir one-sama, pertarungan barusan menghabiskan energi dalam tubuhku, karna itu jika one-sama dalam kesulitan, aku tidak bisa melindungimu sementara " membelai pipi Willian dengan penuh kasih, Daisy bergumam lembut.

" aku harap ini akan membantu one –sama, ,,, " memindah tangannya ke dada William, untaian energi merah memasuki tubuh William, kemampuan segel bangau terkutuk tidak hanya mampu menyegel lawan. Juga bisa mengambil energi lawannya, walaupun hanya 1% itu akan sangat bermanfaat untuk William

Menghembus napa lelah, Daisy kembali ke dalam mata kanan William

...…

Reina sekarang menatap ke arah energi mengerikan, dia tau itu pertarungan sosok yang menyiksanya dan sosok tulang,kekuatan mengerikan membuat Reina tidak bisa mendekat membuat Reina tak berdaya dan hanya bisa melihat dari jauh. Matanya menatap kesana khawatir

Setelah melihat energi menghilang, Reina dengan cepat melangkah kaki, berlari menuju William. Tidak peduli apakah pertarungan masih terjadi, dia menuju William dengan putus asa. Tetesan air berjatuhan sepanjang jalan meninggalkan jejak yang kesepian.

Beberapa saat Reina melihat sosok yang dikenalnya, tanpa pikir panjang, menyelam ke dada William yang masih pingsan, menangis, mengeluarkan semua keluhan " waaaaa, wa…..waaaaaaaaaaaaa "

Reina tidak tau keadaan William, dia hanya ingin memeluk dan menangis. Waktu berlalu, tapi tangisan tak pernah mereda.

William yang masih dalam keadaan tidak sadar, mendengar tangisan yang dirindukan. Membuka mata dan melihat sosoknya menyedihkan, tubuh ramping kurus bersarang dalam pelukannya. Ini membuat William sedih.

Mengulur tangan memeluk pingganya yang ramping, William berfikir [ aku membuatnya menangis lagi, aku benar benar tak berguna ]