Chereads / Dalam Genggamanku / Chapter 8 - Reruntuhan 3

Chapter 8 - Reruntuhan 3

Lubang hitam tiba tiba muncul depan William. melihat ini, dia merasa kekuatan kuat menariknya kedalam. William yang masih dalam pelukan Reina, tidak sempat untuk menghibur sang putri yang menangis, dan hanya tak berdaya terseret ke dalam lubang

Reina tersadar dalam tangisannya, memegang kuat tangan William, tapi dia juga tak berdaya menahan tangannya dan terlepas, membuat Reina histeris " Tuan…. "

Air mata yang tadinya menetes tidak berhenti seakan sungai mengalir melalui pipinya yang halus, matanya yang menawan memerah, menatap tempat William menghilang. Reina mengangkat tangan ke hatinya, meremas dengan erat.

Untuk pertama kali, Reina merasa ini, sakit. bukan sakit seperti pertarungan tapi sesuatu yang tidak terlihat, menusuk jantungnya dengan kejam. Reina merasa sulit menapas, tangisannya bergema dalam segala arah tapi Reina sama sekali tidak menyadari, hanya menatap dalam kebingungan.

" aneh sekali, untuk pertama kali aku melihat spesies sepertimu peduli dengan yang lain,, aku tak mengerti. Itu tak masalah , lagi pula kau tak akan mengingat dia lagi. Kau ditakdirkan untuk melayaniku, rezer extrama diradis sang penguasa kematian … " Rezer berbicara tanpa peduli perasaan Reina.

Reina mendengar ini mendapat kembali kesadarannya, menatap penguasa kematian rezer dengan kebencian , matanya sekarang bengkak, walaupun begitu itu tak mengurangi kecantikan. Wajah cantik yang menyedihkan membuat orang orang memiliki keinginan untuk melindunginya.

" Reina hanya milik tuan..jika Reina tidak bisa bersama tuan, Reina lebih baik mati dan mengikuti tuan ke neraka " mengucap kata dengan kata, setiap ucapan penuh dengan tekad.

Rezer hanya tersenyum mencemoh, berkata " kau tau, dalam sejarah. Yang lemah tidak memiliki hak dan pula tak memiliki takdirnya sendiri. Baik kau dan dia sama, kau hanya bisa mengikuti yang kuat. Yang lemah hanya sejarah yang akan hilang.. "

" jika memang begitu, Reina lebih suka menjadi sejarah yang hilang " tak peduli dengan sindirannya, Reina menjawab

" tapi sayang sekali, bahkan kau tak memilki kemampuan untuk memilih, lebih baik kau menunggu kematian tuanmu.. " Rezer berkata dengan dingin.

Kekhwatiran terlihat di mata Reina, berharap tuannya baik baik saja, berharap dalam hatinya " tuan! Reina menunggumu, kumohon kembali "

.....

William yang terseret ke dalam lubang sekarang berdiri di tumpukan tulang, kemanapun matanya melihat, dia hanya bisa melihat tulang. Dia tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi William harus menyelesaikan ini secepatnya

Teriakan Reina bergema dalam hatinya, ini membuat William sangat khawatir, ini sungguh ironis. Belum lama ini mereka adalah musuh dalam kematian dan sekarang inilah meraka. menenangkan diri, William memegang senjatanya dan menatap sekeling dengan waspada.

Mengambil langkah, tumpukan tulang membuat William kesulitan, Wiliam berjalan ke depan dengan hati hati, dia tidak berani ceroboh sedikitpun. Melihat sekeliling, William merasa aneh, hampir 30 menit dia berjalan, tapi William belum bertemu musuh bahkan William tidak menemukan jebakan. Dia hanya berjalan ke depan tanpa tujuan

William tidak ingat berapa langkah yang diambil, akan tetapi seolah olah tempat ini tanpa ujung. William terus berjalan, mencari petunjuk yang bisa digunakan, walaupun begitu pemandangan yang ditemui terlihat sama, tanpa ujung tanpa apapun, hanya tumpukan tulang dengan langit merah darah.

1 hari, 5 hari , 10 hari , 1 tahun , 10 tahun. William telah berjalan, mengandalkan tekad, walaupun begitu tekanan meningkat sepanjang waktu, membuat William goyah. Dia tak mengingat waktu disini. William hanya tau ini sangat lama, benar benar sangat lama.

Kakinya telah lama terasa lelah, mengandal tongkat tulang untuk berjalan setiap langkah, rambut terlihat kusam, dan wajah yang berantakan. William terlihat seperti orang yang berbeda, menatap langit.

William merenung dalam hati , [ aku tak tau bagaimana kabarnya pelayanku, apakah dia masih hidup, jika ya masihkah dia mengingatku, maaf aku benar benar tak sanggup..tak mampu menemuimu] dalam keadaan normal, William akan mempu mendeteksi keadaan Reina. Tapi karna dia dalam ruangan ini, seluruh kontak dari luar tersegel.

Duuuhk..

Tongkatnya jatuh, tubuh William jatuh ke tanah, berbaring menatap langit. Dia dangat lelah, benar benar lelah, baik kekuatan atau mentalnya benar benar habis. Menutup mata, William menerima takdirnya, kehilangan kesadaran.

Tiba tiba mata kanannya terbuka, array melebar sejauh 1 km, kecantikan memukau melangkah dengan anggun, dia memegang kipas dan menutupi mulutnya, melihat ke William, tersenyum " one-sama kau selalu membuatku khawatir,,, "

Menoleh ke langit, tatapannya menjadi dingin " sungguh, kenapa ada banyak sekali yang ingin menyakiti one-samaku " mengayun kipasnya, wajahnya terlihat sepenuhnya, kecantikan yang bisa menghancurkan bangsa, membuat orang ingin tunduk padanya

Rangkain formasi terbentuk dari lambaian kipasnya, energi penghancur terkumpul padanya, milyaran tulang di dalam ruangan itu hancur dengan seketika. Retakan demi retakan terlihat dalam ruangan.

…..

Diluar

Reina masih menunggu William, dia terlihat kurus. walaupun puluhan tahun berlalu di dalam ruangan segel, diluar hanya 3 hari berlalu. Dalam 3 hari, Reina sangat mengkhawatirkan tuannya. Ini membuat Reina tidak mood untuk makan ataupun tidur.

Reina hanya diam menatap kedalam lubang yang menghisap William. Dia berfikir teguh dan memiliki harapan buta, bahwa tuannya akan berhasil dan sekali lagi melayaninya seperti sebelumnya.

Rezer yang menatap Reina dengan penuh minat, tiba tiba merasakan energi kuat dalam ruangan segel. Membuat tatapan Rezer menjadi waspada, karna kekuatan itu lebih kuat darinya. Tapi itu tak membuat Rezer takut, mengucapkan beberapa kata

Sosok Rezer menghilang dan muncul dalam ruangan segel, tempat William berada. Dia menatap William dan kecantikan yang belum pernah dilihatnya. Jika itu orang lain maka pasti akan terpesona olehnya, tapi sayangnya rezer adalah mayat hidup.

" siapa kamu! Aku tak ingat pernah menganggumu,, kenapa kamu ikut campur dengan urusanku .. " Rezer dengan dingin berkata.

" siapa aku! Fufufu,, seharung kau bertanya bagaiman aku berurusan denganmu,,kau bilang bukan urusanku,, kau menyakiti one – sama,, siapapun yang menyakiti one-sama akan menjadi masalahku " sosok memukau menjawab dingin, aura membunuh meletus dari tubuhnya.