Chereads / CINTA, TAKDIR dan KARMA YUDHA / Chapter 10 - Cerita 9

Chapter 10 - Cerita 9

Pagi itu yudha bangun dengan merasa lega setelah semalam dia merasa kesakitan, dan ketika yudha hendak berdiri bangun dia menyadari kehadiran lily dikamarnya, lily sedang tertidur dengan tenang disebuah kursi sebelah tempat tidurnya, melihat pemandangan itu, tanpa disadarinya sebuah senyum merekah dibibirnya, dan dengan lembut yudha menyentuh rambut lily yang menutupi wajahnya. Tapi sayang ketika menyadari ada yang menyentuhnya lily langsung terbangun.

"hei.. bagaimana keadaanmu?" tanya lily ketika dia bangun dan melihat yudha sedang tersenyum padanya.

"ehm.. sudah lebih baik.. terima kasih bu dokter.. obatnya manjur" kata yudha

"jadi kamu seorang dokter ya?" katanya lagi

"yud, sakitmu ini akan berulang, jadi saranku lebih baik dioperasi saja, supaya nggak akan kambuh sakit lagi.." kata lily dia terlihat kwatir.

"sebelum dikantor akan semakin sibuk.." tamba lily.

"aku sih mau aja.. tapi aku ingin kamu yang harus menjagaku.."

"kamu yakin aku yang akan menjagamu? Kamu akan bergantung sepenuhnya padaku loh.. jadi aku bisa memperlakukanmu sesuka aku.." kata lily bercanda, yudha kembali tersenyum mendengar itu.

"ly..maafkan aku soal kemarin, perkataanku kau adalah bencana bagiku.. itu tak seperti yang kau pikirkan.. aku berkata begitu.. karena kau itu punya pacar ly, kalau suatu saat kau sedang bersama pacarmu kemudian bertemu susan, susan pasti akan menertawakanku, dan kemungkinan juga semua teman kuliahku akan tahu dan sekali lagi aku akan dipermalukan.. soal perkataanmu kalau kau adalah calon istriku aku sama sekali tak keberatan, aku suka itu.. tapi ya itu" yudha teringat untuk menjelaskan kesalah pahaman mereka semalam.

"apaan sih.. aku lagi membahas tentang penyakitmu.."

"ly, soal penyakitku, jangan dulu cerita sama mama ya.."

"yud penyakitmu ini serius, itu bukan hanya bisa kambuh lagi, itu juga berbahaya.. apalagi kalau sampai usus buntumu pecah.. dan terlambat dioperasi, kamu bisa meninggal yud.." kata lily serius soal penyakit yudha.

"iya aku tahu.. tapi aku harus bicara dulu dengan orang kantor.. soalnya operasi memang cuma sehari tapi penyembuhannya lama, aku tahu soalnya temanku dulu ada yang pernah dioperasi karena penyakit itu juga.." kata yudha dan tersenyum pada lily.

"aku masih lebih penasaran kalau kamu dokter? Kenapa kau tak ingin bekerja sesuai profesimu?" tanya yudha lagi

"sudah ah.. aku nggak ingin membahas itu.. lebih baik sekarang aku bersiap kekantor.. oh ya..obat yang ku berikan padamu itu harus dihabisin.." kata lily dan walau tak dijawab dia langsung pergi dari kamar yudha.

"hei.. tunggu dulu.. ly..lily.." kata yudha berusaha menahan lily, tapi lily tak peduli.

Tak terasa dua bulan sudah lily tinggal dirumah yudha, dan selama dua bulan juga yudha mencari tahu apa penyebab lily lari dari rumah, juga kenapa lily yang seorang dokter tidak bekerja dibidangnya, berkali-kali yudha bertanya pada lily, tapi lily terlalu gigih untuk merahasiakan alasannya, sampai akhirnya disiang itu, dari ruang kerja devisi ilustrator terdengar teriakan lily.

"AAAHHHHH.. LEPASKAN.. AKU NGGAK MAU..AKU NGGAK MAU!!!" teriak lily, dan teriakannya itu sampai terdengar keruangan yudha, yudha yang sedang rapat dengan dengan sponsor, tanpa permisi langsung pergi melihat apa yang terjadi.

"lily apaan sih kenapa kamu keras kepala banget.." kata seorang laki-laki, dia berusaha menarik lily pergi, tapi lily juga berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman laki-laki itu.

"LEPAAAS.. AKU NGGAK MAU!!!"

"dasar kamu keras kepala, ayo pulang.. sudah cukup bermainnya!!" kata orang itu masih tetap ngotot menarik tangan lily, yudha yang melihat seorang laki-laki hampir seumurannya menarik tangan lily, kemarahannya tak bisa ditahannya lagi, dia lepas kontrol, dengan berlari kencang yudha berlari kearah lily dan dengan marah dia memukul laki-laki itu. Laki-laki itu jatuh kelantai, yudha baru mau memukulnya lagi tapi tiba-tiba lily langsung memeluk yudha.

"pleease yud jangan.." bisik lily takut.

"Dia Menyakitimu, Aku Tak Akan Pernah Membiarkan Orang Melakukan Itu Padamu.." wajah yudha memerah karena marah. Laki-laki yang dipukul yudha itu dengan dibantu teman-teman lily sambil memegang wajahnya yang dipukul dia bangkit berdiri.

"Siapa Kamu?!!.." geram orang itu, tapi dia tak bisa membalas memukul yudha karena teman-teman lily yang tadi membantunya berdiri langsung menahan tangannya.

"siapa aku?!.. aku calon suami lily..KENAPA!!" kata yudha melotot pada orang itu. dan serentak anak buah yudha yang berada disekitar mereka ribut, sedangkan lily yang sedang memeluk yudha mendengar jawaban itu dia langsung tertawa.

"apaan sih.. ngaco kamu.." kata lily dan meninju perut yudha, yudha meringis karena kaget.

"bukankah itu yang kau katakan.." tanya yudha.

"iya sama mantanmu boleh.. tapi itu kakakku yang kau pukul," kata lily

"a apa.. itu kakakmu?" tanya yudha berbisik, dan menatap orang yang dipukulnya itu dengan rasa bersalah.

"iya aku kakaknya lily.. namaku billy.. dan sepertinya kita harus bicara.." kata billy, tapi lily berbalik menatap kakaknya.

"nggak boleh, kalian tidak boleh bicara bersama, yudha lagi ada tamu, dan kakak harus pulang.. kalau kakak masih keras kepala aku akan menyuruh satpam untuk menyeret kakak keluar dari sini.." lily mendorong yudha untuk keruangannya karena perwakilan sponsor yang datang telah keluar dari ruangan yudha dan menyaksikan pertengkaran mereka.

"lily pulanglah.. kita semua dirumah sedang kerja keras, sementara kamu disini buang-buang waktu percuma.." billy masih mencoba membujuk lily.

"silahkan pulang kak.. aku nggak main-main dengan perkataanku.." ancam lily, dan dengan terpaksa billy pulang, walau kesal pada adiknya tapi dia tak ingin diperlakukan lebih memalukan lagi.

Yudha sedang sarapan ketika sebuah panggilan dari nomor tak dikenal masuk ke hpnya. dia ingin mengabaikan tapi dia takut itu telpon dari klien atau juga dari perusahaan yang ingin bersponsor pada filmnya, maka dengan profesional yudha mengangkat telponnya.

"halo.. selamat pagi.." sapa yudha pada penelpon.

"apa benar ini dengan yudha coralus?" tanya penelponnya

"iya benar dengan saya sendiri, maaf saya bicara dengan siapa?"

"saya ayah dari lily olivia, boleh saya minta waktumu sebentar untuk betemu? Ah dan tolong jangan katakan pada lily" yudha kaget mendengar siapa penelponya itu, dengan agak gugup yudha menyetujui untuk bertemu dan setelah setuju dengan tempat bertemu mereka, yudha mengakhiri panggilan telpon itu.

Siang itu disebuah rumah sakit,

"apa bapak yudha coralus?" tanya seorang satpam dengan sopan kepada yudha saat dia baru saja berdiri didepan pintu masuk sebuah rumah sakit, sepertinya kedatangannya telah dinanti.

"iya benar saya.. saya diminta datang kerumah sakit ini untuk bertemu dengan dokter arya purba" kata yudha pada satpam itu.

"mari pak lewat sini.. saya akan mengantar bapak keruangan dokter arya" satpam itu mempersilahkan yudha, dan dia berjalan disamping yudha. Mereka menaiki lift, dan sepertinya kelantai teratas rumah sakit itu.

"maaf ya..boleh tahu siapa dokter arya purba itu?" tanya yudha penasaran apa posisi ayah lily dirumah sakit itu, kenapa satpam itu mengantarnya kelantai teratas.

"oh dokter arya..dia pemilik rumah sakit ini.." kata satpam itu, "what" yudha kaget mendengar siapa ayah lily itu, dia walaupun telah terbiasa bertemu dengan para klien dan para sponsornya yang adalah orang-orang besar tapi kali ini jantung yudha berdetak cukup kencang, dan jadi agak kurang percaya diri.