Chereads / CINTA, TAKDIR dan KARMA YUDHA / Chapter 16 - Cerita 15

Chapter 16 - Cerita 15

Pesta pernikahan itu akhirnya selesai juga, walaupun sederhana tapi hikmat dan romantis, dan orang paling berbahagia dipesta itu adalah lisa, doa dan impiannya terwujud, diawal dia sempat kaget ketika mendengar dokter arya berkata kalau calon mantunya adalah yudha, dan dia tak bisa menahan airmata harunya saat melihat dan mendengar kedua mempelai saling mengikat janji, dia sempat takut lily tak mencintai anaknya tapi ketika dia melihat tatapan lily disaat mengucapkan janjinya, dia yakin lily juga mencintai anaknya. Sepanjang pesta yudha terlihat begitu tenang, dengan senyum bahagia tak pernah hilang dari bibirnya, sedangkan lily sesekali dia melirik yudha seakan tak percaya dengan orang berdiri disampingnya.

Pesta telah usai dan sekarang tinggal mereka berdua didalam kamar pengantin.

"sekarang ayo mengaku yudha kenapa kau mau menikahiku? Pasti karena kamu kasihan sama aku kan? Aku nggak menyangka begitu malang nasibku, seperti barang obral yang diberikan kepada siapa saja yang suka." kata lily suaranya terdengar sedih.

"aku mandi dulu ya..qta bicarakan setelah aku mandi. kamu enak semua dibantu mama-mama, menghapus makeup, melepas konde.." jawab yudha sambil membuka bajunya didepan lily.

"enak aja konde.., btw bos..apa yang sedang kau lakukan? sekarang nggak takut ya kalau aku melihatmu telanjang.."

"tempo hari bukan takut tapi malu, kalau sekarang kenapa harus malu, sejelek apapun tubuhku aku tetap satu-satunya laki-laki yang akan menidurimu.." canda yudha, dan langsung mendapat lemparan bantal dari lily,

"hueeek..dasar mesum" lily bergaya seperti orang mau muntah.

"sabar sayang akan ada saatnya kamu akan muntah-muntah karena aku.." yudha masih mode bercanda. Iseng lily langsung muncul dengan gaya menggoda dia menatap yudha.

"kemarilah sayang..aku sudah nggak sabar ingin memakanmu.." kata lily menggoda dan bergaya seperti mau menerkam, yudha tertawa dan setengah berlari dia langsung menuju kamar mandi, dia ingin secepatnya bersih untuk bermain dengan istrinya. lily juga tertawa melihat tingkah yudha.

Dan itu adalah mandi tercepat yang pernah yudha lakukan, kini dia telah berada didalam kamarnya lagi, dengan celana tidurnya merebahkan tubuh disamping istrinya.

"ly kamu sudah tidur?" tanya yudha lembut soalnya saat dia selesai mandi dan pakai baju tidur dia melihat lily telah memejamkan matanya.

"enggak.. aku sedang menunggumu membuat pengakuan.. ayo katakan..?" tanya lily dia telah kembali membuka matanya dan menatap yudha serius.

"hm..apa ya alasan aku menikahimu?..oh iya aku menikahimu karena gratis, tadi itu semua sudah siap kan, aku hanya perlu ganti baju dan menikah.. jadi aku nggak perlu repot-repot menyediakan dana untuk pernikahan.." kata yudha dan tersenyum iseng melirik lily.

"aku serius yudha!!.. apa ini ada hubungannya dengan pesan yang kau kirim?" tanya lily lagi dia tak ingin menanggapi candaan yudha. Yudha menatap lily dan senyum isengnya berubah serius.

"iya pesan itu serius ly.. sewaktu kau mengatakan akan menikah dengan orang lain, dadaku seperti tertusuk pisau besar dan sangat menyakitan, aku begitu takut kehilangan kamu.."

"bohongkan.. waktu terakhir aku menelponmu kau mengatakan selamat padaku" kata lily tak percaya

"syukur kata itu tidak jadi penyebab penyesalanku seumur hidup..,sewaktu kau menelpon itu kau terdengar begitu bahagia ly, dan aku tak ingin menjadi penghalang kebahagiaanmu.. tapi kemudian aku merasa sangat menyesal setelahnya.. maafkan aku ly, karena kesalahanku aku hampir kehilanganmu.." dari matanya lily merasakan penyesalan yudha.

"kau tahu ly.. awalnya aku begitu percaya diri kau akan jadi milikku, karena seperti perkataanmu kau adalah takdirku, tapi setelah kau mengatakan akan menikah dengan orang lain, aku sedikit tak percaya dengan cerita takdirmu itu.."

"Aku pernah mengatakan kalau kita adalah takdir? Kapan aku mengatakan itu yud?" potong lily sedikit aneh dengan cerita yudha itu sedangkan yudha dia tersenyum.

"kamu pasti ingat saat pertemuan kita yang ketiga dihari itu.."

"iya ingat.., Tapi bukankah hari itu kita hanya dua kali bertemu?" tanya lily bingung.

"hari itu kita tiga kali bertemu sayang, tapi mungkin kamu agak kurang ingat.. pertemuan pertama kita didalam pesawat kau dengan rambut kritingmu yang indah dan wangi, dengan cuek bersandar dan tidur terlelap dibahuku, aku sebenarnya keberatan tapi wangi rambutmu membuatku tenang, dan saat kau menumpahkan cola ke bajuku, aku tahu itu kamu karena rambut dan wanginya"

"oh ya.. aku ingat aku tidur dipesawat tapi aku lupa wajah orang yang disampingku, jadi kalau benar kita sampai tiga kali bertemu berarti kita...takdir.. tapi kenapa waktu terakhir aku bilang kita hanya dua kali bertemu kau tak meralatnya?.."

"waktu itu.. siapa juga yang akan mengaku takdir dengan gadis yang menyiraminya pakai cola.." kata yudha dan mereka berdua tertawa teringat kejadian itu.

"siapa sangka kita akan bertemu lagi dan tinggal bersama. awalnya aku mulai berpikir apakah itu karena takdir kita.. tapi diluar mitos itu aku mulai menyukaimu ly, menyukai apa adanya dirimu, menyukai semua yang kau lakukan, semua ceritamu.. aku sampai ketitik bahwa aku bahagia bila didekatmu, saat bersamamu rasanya dunia sempurna, aku ingin melakukan banyak hal bersamamu dan ingin berbagi banyak hal denganmu .." kata yudha sungguh-sungguh, matanya berbinar penuh cinta.

"aku baru meninggalkanmu sebulan sekarang jadi gombal kayak ini..latihan dimana bos?.." tanya lily bercanda padahal hatinya berbunga-bunga mendengar perkataan yudha.  

"aku tahu kau tak mencintaiku ly.. tapi walau hanya karena rasa percayamu pada mitos yang akan membuat kita dekat, aku tak peduli ly.. aku akan membuatmu bahagia, dan membuatmu jatuh cinta padaku suatu saat nanti.." yudha tersenyum dan membelai lembut tangan lily.

"dasar bodoh..kenapa takdirku harus jadian dengan orang bodoh sepertimu?" kata lily dan dia menarik tangannya yang dipegang yudha, yudha keget dan bingung.

"coba kalau kamu nggak bodoh, kamu pasti sudah menyadari kalau aku juga mencintaimu.. tempo hari pernah kupikir kau akan menyatakan cinta padaku, tapi tertanya kau menyuruhku bertemu orangtuaku dan menyuruhku pulang, karena itu aku jadi berpikir kalau kau hanya menyayangiku seperti seorang adik. Makanya sewaktu ayah bertanya apakah aku mau menikah aku setuju saja, karena kupikir jika aku dan kak bima sudah menikah aku pasti akan bisa melupakanmu.." lily teringat alasannya ingin menikah waktu itu.

"iya aku tahu aku bodoh.. padahal hampir semua orang kantor tahu kalau kita saling menyukai" akuh yudha dan kembali memegang tangan lily dan menciumnya yudha tersenyum bahagia.

"maafkan aku ya lily sayang.. itu hanya karena rasa kurang percaya diriku, dan aku hanya tak ingin menyakiti pacarmu.."

"kak bima.. kita memang pacaran tapi nggak seperti orang normal, teman-temanku juga nggak suka dengan gaya berpacaran kami, kata mereka kita tuh bukan pacaran hanya berteman, soalnya aku sama kak bima selama pacaran nggak pernah pegang tangan apa lagi ciuman, kita memang pernah jalan bersama nonton bersama, tapi itu pun sudah lama sekali, dan sejak aku kuliah sampai sekarang kita paling tinggi itu ngobrol di telpon, bertemu juga jarang sekali, makanya tadi sewaktu papa bilang kak bima melarikan diri, aku nggak merasakan apa-apa.. aku hanya merasa malu, apa lagi didepan kamu.."

"beruntung kak bimamu lari, kalau nggak aku yang akan menyesal seumur hidupku.."

"kalau cintamu sama susan?"

"siapa? Susan? dia itu siapa ya?" yudha pura-pura mengingat dengan keras.

"jangan bercanda, aku serius ingin tahu hubunganmu dengan mantanmu itu?" kata lily ngotot.

"hubungan kami ya mantan, seperti yang kau katakan, aku memang dulu pernah menyukainya.. walau kalau ku ingat lagi selama kita pacaran aku tak pernah merasakan bahagia, dia selalu membuatku jengkel dan hampir marah, tapi karena rasa tanggung jawabku karena dia adalah pacarku jadi aku selalu bersabar" cerita yudha.

"tapi kalian pernah ciuman kan?" tanya lily penasaran

"hmm.. aku lupa.. aku amnesia kalau soal masa lalu..mantan pacarku banyak jadi aku lupa kalau aku pernah mencium mereka.." kata yudha dan tersenyum lebar.

"kau ingin mencobanya?.." kata yudha lagi dengan gaya menggoda.

"ih nggak mau.. aku nggak mau bekas orang.." kata lily dan melempari yudha dengan bantal. Yudha menghindar dari lemparan bantal itu dan memeluk lily.

"yang dibawa itu belum pernah dipakai, kamu bisa jadi yang pertama.." bisik yudha menggoda ditelinga llily

"ihh dasar mesum.." teriak lily disela tawa gelinya, tapi tawa itu akhirnya berhenti karena yudha telah melumat bibirnya, dan memulai malam pengantin mereka.