Chereads / CINTA, TAKDIR dan KARMA YUDHA / Chapter 15 - Cerita 14

Chapter 15 - Cerita 14

"iya ma nggak pernah..bahkan sampai terakhir aku masih memberinya selamat.. tapi kupikir ma.. kebahagian lily yang paling utama.." kata yudha tertunduk sedih.

"kalau kau pikir itu yang terbaik kenapa kau bersedih?" tanya lisa, dan mendengar itu yudha menatap ibunya dengan wajah kesakitan.

" Iya Aku Salah Ma..Aku Yang Bodoh..Aku Yang Terlalu Gensi Untuk Mengakui Kalau Aku Telah Jatuh Cinta Padanya.. Tapi Aku Ingin Memperbaiki Semua Itu Ma.."

"kamu masih punya waktu dua minggu nak, berusahalah dan berdoa, kalau memang Tuhan berkenan kalian berjodoh.. pasti akan ada jalan kesana, sedangkan kalau nggak, kamu harus kuat menerima kesalahan yang kau buat ini. Siapapun pasti pernah buat kesalahan nak.., tapi yang salah itu jika kita tetap tinggal didalam kesalahan dan terpuruk dalam penyesalan" kata lisa menasehati yudha dengan suara yang lembut dan bijak, yudha tertunduk dan menarik nafasnya dalam.

"tapi jangan lupa.. kamu harus berusaha. sekecil apapun kesempatan yang kau dapat kau harus tetap berusaha.. mama yakin anak mama pasti bisa.." lisa tersenyum pada putranya kemudian memeluknya dengan hangat, yudha pun membalas pelukan ibunya, "aku selalu bersyukur dikasih ibu sebaik wanita ini" kata yudha didalam hatinya dan mencium rambut ibunya seakan menyerap energi dari ibunya tersayang.

sejak itu yudha berusaha untuk menghubungi lily. Tapi entah kenapa telpon lily tak pernah aktif. Saking stresnya yudha jadi kesal dan marah karena tak bisa menghubungi lily.

"SIAL!! Dimana kamu ly.. kenapa tak mengangkat telponku!.." kata yudha kesal.

"nak.." lisa yang melihat tingkah yudha mendekatinya dan menepuk pundak anaknya,

"lily tak bisa dihubungi ma..aku takut ma.." kata yudha dan terlihat kwatir.

"yudha sayang..dengar ya nak.. mama memang menyuruhmu untuk berusaha, tapi kalau seperti ini.. menelponya terus menerus, mulai kesal, marah, dan lama-kelamaan kamu jadi menakutkan.. hal seperti ini tak akan membuat lily menyukaimu.. mama yakin lily pasti akan menjauhimu.. berusaha boleh nak, tapi tidak kalau kamu menjadi maniak.. dekatilah dia sebagai yudha anak mama yang baik, pasrah pada Tuhan.. dan iklaslah apapun keputusannya.." kata lisa penuh kebijaksanaan, mendengar itu yudha terdiam menyadari kesalahannya kemudian memeluk ibunya.

Besok sorenya yudha baru kembali ke kotanya, di sana dia masih berusaha menghubungi lily tapi tidak lagi seperti sebelumnya yang berkesan memaksa, dan karena lily tak bisa dihubungi akhirnya dia mengirim pesan dan menunggu lily membalasnya.

Seminggu sebelum hari H, yudha mendapat pesan balasan dari lily.

[yudha maaf ya, disini aku terlalu sibuk, pakai sekali yud karena sekarang lagi musim penyakit demam berdarah dan anak-anak banyak yang masuk rumah sakit karena penyakit itu.. aku benar-benar sibuk yud dan aku juga masih harus mengurus pernikahanku..tapi aku bahagia.. pokoknya yudha jangan lupa datang ke pernikahanku, aku sangat mengharapkan kehadiranmu]

Tulis lily pada pesan balasannya, dan setelah mengirimkan pesan itu hp lily kembali tidak aktif, pesan itu dia kirim tengah malam dan baru dibaca oleh yudha pada pagi harinya, melihat pesannya dibalas yudha kembali menelpon tapi tidak aktif. Dengan pasrah dia akhirnya kembali menulis pesan buat lily.

[ lily, entah kau percaya atau tidak tapi aku telah jatuh cinta padamu, dan sangat berharap kau bisa kembali berada disisiku dan aku akan mencintaimu selamanya. Semua yang kukatakan ini tulus dari hatiku dan kuharap kau dapat menerima cintaku. I love you lily]

Tulis yudha pada pesan cintanya, dia sangat berharap lily membaca pesannya itu sebelum hari pernikahannya dan mau menerima cintanya, tapi kalaupun tidak.. ops.. yudha tak akan pernah berpikir ataupun beharap lily akan menolaknya.

Hari H pun tiba, semua berjalan seperti yang telah direncanakan, tempat pernikahannya, makanannya, iringan musiknya dan semuanya, bahkan para tamu undangan pun telah berdatangan. pesta itu walaupun terlihat sederhana tapi suasana sakral dan romantisnya terlihat dengan jelas.

Sementara itu di ruang tunggu pengantin wanita lily telah siap dengan gaun pengantinnya yang indah dan anggun, dia terlihat begitu menawan menggunakan gaun itu. dengan riasan makeup yang sederhana wajah lily terlihat lebih cantik dan senyum bahagia tak hilang dari bibirnya, beberapa temannya ada yang datang mengunjungi diruangnya untuk foto bersamanya sebelum masuk ke aula tempat pernikahan, semua terlihat berbahagia dan gembira.

Hari itu juga yudha datang bersama ibunya. walaupun pada pagi harinya yudha begitu depresi, karena dia melihat pesan cinta yang dia kirim telah dibaca tapi lily tak membalas pesannya, dan saat yudha menelponnya, telpon lily sedang sibuk. maka pagi itu menjadi pagi yang begitu berat buat yudha, beruntung ibunya datang untuk menghibur dan menemaninya ke pesta pernikahan itu. saat lily melihat lisa dan yudha masuk kedalam ruangannya, lily begitu bahagia, dia setengah berlari datang memeluk lisa.

"ma lily kangen banget.." kata lily didalam pelukan lisa.

"jangan peluk seperti ini, nanti baju dan riasanmu akan rusak.." lisa tersenyum, dia melirik yudha yang telah terlihat tenang, tapi dia tahu dalam hati anaknya pasti sedang bersedih.

"biar saja ma.. kan bisa dirapikan lagi.." kata lily dan melepaskan pelukan lisa, dia melihat yudha yang tersenyum padanya.

"terima kasih yud, pesan yang kwa kirim cukup menghibur.." kata lily, yudha sedikit kaget dan mengangkat salah satu alisnya, tapi kemudian kembali tersenyum, "gila.. pesan cintaku hanya dianggap menghibur" rutuk yudha dalam hatinya.

"oh gitu ya.. oh ya.. jadi itu calon suamimu?" tanya yudha dan kepala menunjuk keluar, disana sedang berdiri seorang laki-laki gagah bersama orang tuanya sedang menerima tamu, lily dengan tersenyum dan juga ikut melihat ke arah orang yang ditunjuk yudha, dan DEG.. lily kaget.

"apa-apaan ini? Kenapa orang itu yang jadi calon suamiku?" kata lily panik dan dia langsung keluar dari ruangannya menemui orang tuanya.

"PA..! APA MAKSUDNYA SEMUA INI, KENAPA ORANG ITU YANG JADI CALON SUAMIKU?!" tanya lily marah, dia menatap kedua orang tuanya tak percaya. ayahnya langsung mendekatinya dan berusaha memeluknya.

"tenang dulu sayang, kita bicarakan didalam ruanganmu..ayo.." dokter arya berusaha membawa lily masuk kedalam ruangannya, tapi lily bersikeras menolak.

"POKOKNYA AKU NGGAK MAU MENIKAH KALAU SAMA DIA!!" lily masih berteriak marah dan mulai menangis, dia sangat marah dan sakit hati dengan perbuatan orang tuanya, dari pembicaraan mereka tempo hari, dia tahu orangtuanya setuju dia menikah dengan pacarnya, tapi karena dalam dua minggu terakhir itu dia terlalu sibuk dengan rumah sakit, dia hanya beberapa kali berkirim pesan dengan pacarnya, dan tak menyangka pada hari pernikahannya ternyata orang lain yang akan dia nikahinya.

Semua orang yang berada didekat lily dan orang tuanya langsung berkumpul menyaksikan apa yang terjadi, dokter arya masih berusaha membujuk lily untuk masuk kedalam ruangannya, tapi lily tetap berusaha menolak ayahnya. Calon pengantin pria yang juga berada didekat lily dan ayahnya,  saat melihat orang-orang mulai berkumpul dan menonton mereka, dia bersama orangtuanya menjadi malu dan marah.

"maafkan saya dokter arya..sejujurnya saya senang bisa menjadi menantu dokter, tapi kalau lily menolak saya.. dengan senang hati saya akan pergi!.." kata mario calon suami lily itu pada dokter arya, wajahnya terlihat pucat karena marah dan malu, maka tanpa menunggu jawaban dokter arya, dia bersama kedua orang tuanya langsung meninggalkan ruangan itu. dokter arya terdiam sesaat, dan kemudian.

"Nak Mario.. Dokter Gio.. Tunggu Sebentar.. Dokter Gio.. Tunggu!!.." teriak dokter arya berusaha mengejar pengantin pria dan orang tuanya yang telah pergi begitu saja dari tempat itu. kedua orang tua lily langsung menjadi panik melihat kepergian pengantin pria itu. yudha yang berada ditempat itu, langsung memeluk lily dan menariknya masuk kedalam ruangan tunggunya tadi. Didalam ruang tunggu, lily yang mengetahui yudha yang memeluknya tanpa malu dia menangis dengan tersedu didalam pelukan yudha. Suasana diluar hampir kacau, lisa berusaha menghibur ibunya lily yang mulai menangis karena kwatir pada nasib anaknya. Kakak-kakaknya lily berusaha menenangkan para undangan, sedangkan ayahnya masih berusaha membujuk calon pengantin pria.

"sudah.. jangan menangis lagi ly.. nanti cantiknya hilang.." bujuk yudha dengan lembut, dia menepuk-nepuk pundak lily pelan. Tapi tiba-tiba

"Puas Kamu Mempermalukan Keluarga Kita!!" geram dokter arya marah pada lily. dia baru balik setelah tidak berhasil membujuk calon mantunya.

"Sekarang Calon Suamimu Pergi..Dan Kamu Pasti Akan Jadi Bahan Cerita Semua Orang.." tambahnya.

"Papa Janji Mau Menikahkan Aku Dengan Kak Bima, Kenapa Orang Itu Yang Disana? Aku Nggak Terima!!.." lily telah berhenti menangis dan dengan berani menentang ayahnya

"Kau Masih Bermimpi Dengan Laki-Laki Brengsek Itu lily? Kau Pikir Dia Mau Menikahimu?!.. Supaya Kau Tahu Nak... Sejak Kemarin Pacar Brengsekmu Itu Telah Menghilang, Dan Tak Ada Tahu Kemana Dia Pergi..!!" lily tak percaya dengan yang dikatakan dokter arya itu.

"PAPA BOHONG!!" protes lily marah tapi yudha yang ada disampingnya berusaha memenangkannya dengan meremas tangannya.

"buat apa papa berbohong lily.. Demi untuk menyelamatkanmu dan keluarga kita dari rasa malu papa dengan terpaksa membujuk dokter gio untuk menjadikan anaknya sebagai pengganti, tapi karena keegoisanmu, SEMUANYA JADI KACAU !!" suara dokter arya terdengar putus asa.

"aku mau dok menikahi lily..apa yang harus ku sediakan?" kata yudha dengan berani. Llily dan dokter arya langsung menatap yudha secara bersamaan kaget dan tak percaya.

"nak yudha dokter tahu dari cerita-cerita lily kalau kamu sangat menyayangi lily seperti adikmu sendiri, tapi kalau hanya karena rasa kasihanmu lebih baik.." kata dokter arya tapi sebelum selesai perkataannya telah dipotong oleh lily dengan tawanya.

"hahaha.. lucuuu yudha.. becandamu sangat lucu.." kata lily ditengah tawanya.

"aku sangat seriius dokter arya.. demi Tuhan aku sangat ingin menikahi lily.." untuk meyakinkan dokter arya yudha berlutut dan salah satu tangannya diangkat seperti membuat janji, Ayah dan anak itu kembali terpaku menatap yudha.

"kamu yakin nak yudha? Perkataanmu tak bisa ditarik kembali.." dokter arya juga telah serius.

"yakin dok.. saya yudha coralus dengan segenap hatiku berjanji akan menjadi suami yang baik buat lily" kata yudha meyakinkan.

"tapi aku nggak mau pa.." kata lily dia menatap yudha menentang, tapi dokter arya dan yudha tak memperdulikannya.

"baiklah aku setuju nak yudha, untuk semua urusan administrasi nanti itu urusanku, sekarang kalian bisa bersiap.." kata dokter arya dan langsung keluar untuk mengatur kembali semau yang telah kacau.

"pa aku nggak setuju!.." lily masih berusaha protes pada ayahnya, tapi dokter arya terlanjur pergi.

"tak ada waktu untuk membujuk dan menjelaskan padamu sayang.. ayo sekarang kita bergegas.. para tamu telah lama menunggu.." kata yudha dan segera meminta pada penata rias untuk segera merias lily kembali, lily masih ingin memprotes tapi yudha dengan lembut mencium dahi lily,

"patuhlah sayang.. hmm.. jangan menjadi jelek dihari pernikahan kita.." kata yudha tersenyum bahagia.