Chereads / CINTA, TAKDIR dan KARMA YUDHA / Chapter 14 - Cerita 13

Chapter 14 - Cerita 13

Didi kaget melihat keadaan yudha, dia sedang bersandar di pintu mobilnya dan wajahnya pucat.

"heiii yud kamu kenapa?..kamu sakit?" tanya didi dan mendekati yudha.

"bantu aku di.. aku ngga bisa mengemudi, tanganku gemetar..dan seluruh tubuhku rasanya tak bertenaga.." kata yudha suaranya begitu memelas.

"ok kita pakai mobilku saja, mobilmu biar ditinggal dikantor dulu. apa kita langsung ke rumah sakit?"

"aku nggak sakit di.., hanya sedih.. lily baru saja menelponku katanya dia akan menikah.." kata yudha ketika dia telah duduk didalam mobil didi. kesedihannya terlihat jelas dari wajah dan suaranya.

"whaaat..?! kapan? Sama siapa yud?" didi sangat keget dan sekaligus merasa prihatin dengan yudha. Berapa tahun yang lalu ketika yudha mengetahui pacarnya hamil dengan orang lain, yudha memang bersedih tapi tidak seperti saat ini, dia terlihat begitu terpukul.

"sama siapa lagi di.. sama pacarnya tentunya.." yudha kembali menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya lewat mulut secara perlahan-lahan, didi terdiam sesaat menatap sahabatnya,

"jadi kita kemana sekarang? Ke bar? Ke pub? Aku akan menemanimu.." kata didi turut prihatin pada sahabatnya.

"antar aku ke stasiun bus aja di, aku ingin mememui ibuku.. terserah kalian mengatakan aku ini anak mami atau apa, terserah.. tapi hanya wanita itu yang bisa menghiburku.." kata yudha dan tertawa sumbang.

"apa aku harus menemanimu yud?" tanya didi ketika mereka telah tiba di stasiun bus.

"nggak usah di.. aku titip kantor aja, kalau ada yang mencariku katakan saja ibuku lagi sakit.." kata yudha tersenyum kecut, dia tak ingin membuat alasan seperti itu, tapi dia harus punya alasan untuk membolos.

"ok siap bos.. pergilah.. hiburkan hatimu, tinggallah disana satu atau dia hari, sampai hatimu kembali kuat.." kata didi menepuk pundak sahabatnya. Yudha berusaha tersenyum dan berjalan menuju bus yang akan membawanya ke kampung tempat ibunya tinggal.

Lisa sedikit kaget melihat putranya muncul didepan rumahnya dengan menggunakan taksi, instingnya sebagai seorang ibu mengatakan kalau ada yang tidak beres dengan putranya, tapi dia tak ingin bertindak menjadi seorang ibu yang sok tahu, dia bertingkah biasa saja, dia tetap menyambut putranya penuh keriangan gaya lisa.

"halo yudha anakku yang paling tampan..kenapa? kau merindukan mama lagi ya?.. firasat mama berarti benar.. mama telah mengundang beberapa anak teman mama untuk datang bermain kerumah mama besok, biar bisa diperkenalkan sama kamu.." kata lisa bercanda. Yudha yang baru tiba dirumah mendengar celoteh ibunya pura-pura menatap kesal pada ibunya, tapi dalam hatinya terasa sejuk.

"aku capek ma.. ingin mandi dulu.." kata yudha dan berjalan melewati ibunya menuju kamarnya.

"ok.. selesai mandi temani mama makan malam ya.. mama akan menyiapkan menu makan malam yang paaaliing eeenak.." kata lisa, dan hanya mendapat jawaban dari yudha dengan anggukan kepalanya. Lisa menatap pundak anaknya, "ada apa lagi nak.. kayaknya ini lebih parah dari yang sebelumnya" pikir lisa, dan dia menarik nafasnya dalam.

Malam itu sambil makan malam lisa menceritakan pada yudha tentang cerita novel terbarunya dengan penuh semangat, pada cerita tertentu yudha tersenyum, padalah untuk normalnya yudha pasti akan tertawa terbahak -bahak mendengar cerita ibunya itu, tapi kesedihannya tak membuatnya tertawa dengan mudah.

"ma.. malam ini yudha boleh minum bir ma?" tanya yudha setelah mereka selesai makan.

"nggak boleh.. soalnya kalau kamu mabuk, pasti kamu nggak akan cerita apa masalahmu?" kata lisa dan menatap putranya. Yudha menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menarik nafas dalam.

"ini terlalu memalukan ma kalau mau diceritakan sama mama.." yudha menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"o ya? Mama pikir semua bagian yang paling mamalukan darimu sudah pernah mama lihat.." kata lisa dengan santai.

"MAAA..!! APAAN SIH..!!" yudha tersenyum kesal dengan tingkah ibunya. tapi lisa hanya menatapnya serius.

"aku kayaknya jatuh cinta sama lily ma.."kata yudha pelan, dia mengakui perasaannya dan terlihat agak salah tingkah, tapi sikap lisa masih tetap sama.

"dan dua minggu lagi ma.. dia akan menikah dengan pacarnya.."kata yudha lagi, kali ini suaranya terdengar sedih dan airmatanya mulai menetes, lisa pindah tempat duduk dan memeluk pundak anaknya dan didalam pelukan ibunya yudha terisak. Mereka berdua berada dalam posisi itu untuk beberapa saat sampai isak yudha akhirnya berhenti.

"kenapa mama nggak menertawakan aku?, padahal aku orang yang dengan egois menolak perjodohan mama.." kata yudha tangisnya mulai mereda.

"ini terlalu sakit ma..seperti ada lubang besar didadaku..aku susah bernafas dan tanganku sejak tadi gemetar tak bisa berhenti, MAA..APA YANG HARUS KU PERBUAT?" dan yudha kembali menangis.

"dia segalanya buatku maaa..., aku suka tawanya..aku suka tatapannya.. Aku suka saat dia melirikku dan tersenyum..aku suka segalanya yang ada padanya..dia seakan memenuhi seluruh kepalaku ma..ini terlalu sakit ma.."

"sewaktu dia kembali kepada orang tuanya, aku selalu menyadarkan diriku bahwa itu adalah hal yang benar, dia harus berdamai dengan orang tuanya. aku juga setiap hari menyadarkan diriku bahwa kita masih bisa bertemu lagi..masih bisa seperti dulu lagi.. tapi sekarang ma.. aku tak sanggup ma membayangkan dia dipeluk laki-laki lain.. aku nggak rela ma.. bujuk dia ma jangan menikah!!.." yudha menatap ibunya penuh permohonan.

"iya sayang mama akan bicara dengan lily.. mama akan katakan padanya kalau anak mama sekarang sangat mencintainya.. dan dia tidak boleh menikah dengan laki-laki lain selain anak mama.." kata lisa menghibur anaknya, walaupun dia tahu itu tak mungkin dia katakan pada lily.

"kalau lily tetap nggak mau menerimamu, mama akan mengatakan padanya kalau dia itu rugi besar jika tidak mencintai anak mama.. karena dia akan kehilangan laki-laki terbaik didunia..laki-laki yang tampan, baik, pekerja keras, jago masak dan sangat mencintainya.." dan penghiburan lisa itu mulai berpengaruh pada yudha, dia mulai tersenyum,

"dia menyukai masakanku ma.. tempo hari kita pernah memasak berdua, aku sangat bahagia waktu itu ma.. dia menatapku dengan kekaguman..dan memakan masakanku dengan lahap. oh iya ma tadi juga dia mengatakan kalau hanya aku orang yang paling ingin dia bagi cerita dan hanya aku yang suka mendengarkan ceritanya.. " yudha menarik nafasnya dalam.

"ma.. apa aku masih bisa mengatakan padanya kalau aku mencintainya?.. apa aku belum terlambat ma.." tanya yudha dan terlihat telah kembali serius.

"belum terlambat sayang.. kenapa tidak?!, selama mereka belum menikah kau bisa memberikan pilihan buat lily, tapi yudha sayang..kamu juga harus siap menerima resiko apapun keputusan lily, apakah dia akan menerima cintamu atau tetap mencintai pacarnya, kamu nggak boleh marah apalagi sampai patah hati secara berlebihan.." kata lisa dan dia juga telah kembali serius.

"terkadang mamang kita baru menyadari perasaan cinta kita ketika orang yang kita cintai itu telah pergi membawa cintanya. Kalau mama bisa jujur yud, sebenarnya Mama agak kecewa sama kamu, kenapa kamu baru menyadari cintamu ketika lily telah pergi?.. mama yakin selama ini kamu nggak pernah menunjukkan perasaanmu kan? Dan pasti lily tak pernah menyadari kalau kamu menyukainya.. ayo mengaku jujur?" lisa menatap putranya dengan penuh penyelidikan.

"iya ma nggak pernah..bahkan sampai terakhir aku masih memberinya selamat.. tapi kupikir ma.. kebahagian lily yang paling utama.." kata yudha tertunduk sedih.