Chereads / CINTA, TAKDIR dan KARMA YUDHA / Chapter 8 - Cerita 7

Chapter 8 - Cerita 7

"yud.. yudha.." panggil lily dengan manja sambil mencari yudha, dia mulai berpura-pura. Yudha yang mendengar lily memanggilnya seperti itu jantungnya berdebar kencang, "sial..apa yang akan dilakukan anak ini.." pikir yudha, tak lama kemudian lily masuk keruang tamu tempat yudha dan mantan pacarnya susan sedang duduk.

"oh maaf.. rupanya ada tamu.." lily pura-pura keget melihat susan, dia langsung duduk disamping yudha dan bergantung manja. melihat tingkah lily itu, yudha rasanya ingin tertawa kencang, tapi dia hanya tersenyum, dalam hatinya yudha juga ingin bermain dan melihat sejauh mana permainan lily.

"ini siapa sih sayang..kenalin dong.." kata lily, dia masih manja, melihat sikap lily itu, susan agak gerah, dia terlihat salah tingkah, tapi juga sedikit kesal.

"okay.. kenalkan ini susan dia mantan aku.. dan ini li" yudha memperkenalkan mereka, tapi belum selesai yudha memperkenalkan mereka lily langsung menyambungnya.

"aku lily istri yudha.." kata lily dengan berani, dia langsung berdiri dan mengulurkan tangannya kepada susan, wajah susan terlihat kaget, kemudian menjabat tangan lily. Sedangkan yudha batuk kecil, dia hampir tersedak mendengar pengakuan lily.

"tapi maaf.. kok aku nggak pernah dengar kalau yudha sudah menikah.. maaf ya.." kata susan dan menatap yudha dan lily bergantian, dia sama sekali tak percaya dengan pengakuan lily itu. yudha itu teman kuliahnya, kalau yudha menikah walaupun dia tak mengundangnya tapi pasti susan bisa dapat kabar dari salah satu teman mereka,

"belum menikah secara resmi sih tapi kita telah tinggal bersama, soalnya orangtuaku masih belum merestui kami.." kata lily dan kembali duduk disamping yudha, kemudian dia dengan lembut menarik pipi yudha membuat yudha menatapnya. Yudha menatap lily sesaat dan berbisik,

"jadi itu ya alasannya kenapa kamu meninggalkan rumah?.." tanya yudha berbisik ditelingah lily,  mendengar yang ditanyakan yudha, lily pura-pura tertawa manja dan memukul dada yudha pelan. dari tempat susan duduk dia melihat seakan yudha sedang mencium pipi lily, mereka terlihat begitu mesrah. Wajah susan langsung memerah.

"apakah ibumu tahu dengan apa yang kalian buat ini? Yang aku tahu yud ibumu bukan orang yang akan setuju dengan perbuatan seperti itu" tanya susan tak mau percaya.

"oh mama.. dia tahu kok dan beliau sangat merestui kami, kalau kamu nggak percaya aku bisa menelpon mama sekarang.." yudha yang ditanya tapi lily yang menjawab,

"oh boleh silahkan.." kata susan menantang. lily tersenyum dan mengambil hp yudha kemudian dia menyuruh yudha untuk menelpon mama. Pada panggilan kedua, mama mengangkat telponnya.

"halo ma.. apa kabar.." yudha yang menelpon tapi lily yang menyapa lisa, lily juga membuat hp dalam mode loudspeaker supaya susan bisa mendengar pembicaraan mereka. suara lily terdengar riang.

"halo lily sayang..kok kamu yang bicara?..ini hp yudha kan.." dari suara mama terdengar kwatir.

"iya ma.. hpku lagi rusak dan aku kangen sama mama"

"oh gitu.. mama pikir yudha sakit.. apa kabar kalian disana? Rukun-rukun aja kan?"

"iya ma.. kita disini sehat dan rukun ma....bahkan sekarang kami makin cinta ma" kata lily dengan entengnya, mendengar itu yudha tertunduk dan melirik lily, dia juga tersenyum geli, "gila juga ni anak..sampai segitu nekadnya.." pikir yudha, sedangkan susan mendengar itu wajahnya langsung berubah cemberut karena marah.

"woooow mama bahagia mendengarnya ly..tapi itu dalam arti yang sebenarnya kan, bukan sebaliknya.." kata mama senang, tapi dalam hatinya dia sedikit ragu, dia tahu sifat dua anak ini, kalau mereka memang telah saling menyukai pasti bukan seperti ini cara lily bicara, tapi dalam hatinya dia tetap berharap.

"iya ma.. kita semua disini baik-baik aja.. udah dulu ya ma.. hpnya mau kupakai.." yudha telah mengambil alih hpnya dan mengakhiri telponnya, dia juga ingin mengakhir permainan ini.

"san, kita nanti bicara diluar ya..kau belum makan siang ka? Aku akan mentraktirmu" kata yudha, mendengar perkataan yudha itu lily langsung kesal.

"sayang kok kamu tega sih.. aku sudah memasak buat kamu.." protes lily.

"iya aku tahu.. tapi ada yang harus aku bicarakan dengan susan, kamu percaya sama aku kan.." kata yudha menenangkan dan terlihat serius, lily yang mendengar itu jantungnya berdetak semakin kencang, "kenapa yudha seperti ini, apakah dia telah menanggapi serius permainannya.." pikir lily agak takut.

"kamu yakin kalian tak akan selingkuh?" tanya lily, walaupun agak takut, tapi dia tetap melanjutkan permainannya.

"iya aku janji, aku nggak akan macam-macam.. kan cintaku hanya untuk kamu.." kata yudha lagi dia tersenyum dan mencubit ringan hidung lily, lily menatap yudha tak percaya dengan yang dilakukan yudha, dan semakin gila lagi, yudha kemudian mencium kening lily, DEG.. jantung lily kini tak berdetak dengan kencang lagi, tapi berhenti sesaat, wajahnya memucat, melihat reaksi lily itu tawa yudha hampir meledak, "rasain kamu, kau pikir hanya kamu aja yang bisa gila.." kata yudha dalam hatinya dan dia tersenyum lebar.

"aku pergi dulu ya.. jangan pikir yang macam-macam, percaya aja sama aku.." kata yudha lagi, dan langsung pergi mengikuti susan yang telah pergi duluan, karena melihat adegan yudha dan lily terakhir itu darah susan mendidih, dia tak ingin melihat adegan itu lebih lama, dan diapun pergi tanpa pamit. Setelah kepergian yudha dan susan, lily sempat bengong, tak percaya dengan apa yang terjadi padanya. Tapi kemudian dia disadarkan oleh kehadiran satria yang bertanya.

"yaaa kak.. kenapa mereka pergi.. rencana kita gagal dong.." kata satria sedikit menggerutu.

"hah kenapa sat?" tanya lily baru sadar.

"mereka pergi kak.. sepertinya rencana kita gagal.." kata satria mengulang yang dikatakannya tadi.

"entahlah sat, tapi kakak rasa rencana kita berhasil.." kata lily dan menambahkan dalam hatinya "bahkan mungkin lebih dari berhasil.." lily kwatir.

Ditempat yudha dan susan, setelah mereka selesai memesan makanan, susan langsung protes pada yudha.

"aku nggak percaya yud kok kamu menyukai perempuan murahan kayak itu.." kata susan penuh emosi, mendengar itu yudha langsung naik pitam,

"Jangan Sembarangan Kamu Kalau Ngomong.. Lily itu Perempuan Sangat Terhormat Yang Pernah Ku Temui, Dan Aku Juga Sangat Mencintainya" geram yudha, dia marah mendengar lily dikatakan murahan oleh perempuan murahan.

"oh maaf yud.. aku bukan bermaksud menyinggung kamu.. aku hanya kasihan aja kalau kamu akhirnya akan kecewa.." kata susan membujuk, dia mulai merasa awas yudha tak bisa dia kuasai lagi.

"kita bicara langsung ke intinya san, ku tegaskan sama kamu, ini hari terakhir kau datang mencariku dirumah ataupun dikantorku, hubungan kita sudah lama selesai jadi tolong jangan pernah menemuiku lagi.." kata yudha tegas.

"tapi yud.. bagaimana kalau aku kangen sama kamu..aku sangat mencintaimu yudha.." kata susan memohon.

"aku ingatkan sekali lagi san, dan ini sudah berapa kali aku katakan sama kamu untuk jangan menemui aku lagi.. kamu sekarang sudah punya suami dan anak, dan aku juga sudah punya calon istri, dia wanita yang sangat aku cintai. dan aku tak mau kalau dia sakit hati hanya karena keegoisan kamu.. aku juga nggak pernah mau kalau dicap sebagai pencuri istri orang, aku nggak main-main susan, aku bisa bertindak yang keras dan jahat sama kamu kalau sampai pacarku jadi nggak mempercayai aku lagi karena ulah kamu, ingat itu san" kata yudha mengancam, dan susan terlihat takut.

"tapi yud.. bukannya kamu pernah bilang sama aku, aku wanita yang paling kamu cintai didunia ini, aku selalu ingat perkataanmu itu.." susan mulai meneteskan airmatanya.