Chereads / CINTA, TAKDIR dan KARMA YUDHA / Chapter 7 - Cerita 6

Chapter 7 - Cerita 6

Tawa lily terdengar sampai keluar dari ruang animasi, yudha yang sedang mencari lily jadi mengetahui dimana dia berada.

"lucu pak boy..itu lucu banget.. tapi bukannya terlalu berlebihan, kenapa orang jatuh cinta gambarannya seperti itu.." masih dengan tawanya lily mengomentari potongan film animasi yang sedang dibuat devisi animasi.

"kamu nggak pernah nonton film kartun atau animasi ya.. kan disana banyak adegan yang dibuat berlebihan" boy dan beberapa rekannya senyum-senyum melihat reaksi lily.

"ada sih.. cinderella, beauty and the beast, dan kadang-kadang dora emon.." kata lily coba mengingat film kartun dan animasi yang pernah ditontonnya,

"aku lebih suka membaca buku dari pada menonton pak boy.." kata lily lagi merasa bersalah.

"donal bebek atau mickey mouse?"

"kayaknya belum pernah, makanya rasanya lucu banget lihat adegan itu.." kata lily kembali tersenyum lebar.

"pak yudha yang membuat adegan itu. pak yudha itu luarnya aja yang menakutkan tapi dalamnya lucu.." kata pak boy, dan bersamaan itu yudha masuk ke dalam ruangan animasi.

"ngapain kamu disini?" tanya yudha dan menatap lily.

"halow pak yudha.. apa kabar?" lily yang sedang duduk dengan santai langsung berdiri, sementara pak boy merasa ketangkap basah, dia jadi salah tingkah.

"aku bertanya.. ngapain kamu disini?" tanya yudha lagi tanpa senyum.

"aku datang kesini untuk mengantarkan gambar, dan nggak sengaja melihat animasi film yang dibuat oleh pak boy.. lucu banget.." kata lily tak takut.

"Segera kembali keruanganmu jangan berkeliaran seenaknya.."

"siapa yang berkeliaran seenaknya.., aku kesini karena memang ada keperluan, dasar bos jahat.."sungut lily.

"hei tunggu.." yudha mengejar lily, yang karena kesal dia langsung pergi.

"bawa ini.. aku sebentar masih ada urusan sama klien, kamu pulang duluan aja.." kata yudha ketika dia berhasil mengejar lily dan menyerahkan sebuah dus dan beberapa buku.

"kenapa nggak ditaruh di mobilmu aja.." tanya lily kesal karena harus membawa barang-barang yudha.

"itu buatmu.."

"buatku? Apa sih isinya?.. wooooow kue coklat..asiiik.." lily begitu bahagia ketika mengetahui isi dus yang dibawanya.

"mama bilang kau suka kue itu, pas tadi ada yang jual, makanya kubeli buat kamu.. tapi jangan habiskan.. sisakan buat aku nanti" kata yudha dan berjalan pergi.

"okay siap..terima kasih bos.." kata lily setengah berteriak karena yudha telah jauh.

Dan seperti yang dikatakan yudha, malam itu dia pulang agak malam, tapi ketika dia masuk kedalam rumah dia melihat lily sedang melakukan gerakan zumba. dan setelah lily menyadari kalau yudha telah pulang, dengan senyum lebar dia menyambut yudha.

"hei kamu udah pulang.. maaf yud aku nggak bisa menyisahkan kue buat kamu..kuenya terlalu enak sih.. nanti ya kalau aku gajian pasti kuganti.." kata lily memohon saat dia menyambut yudha, tapi yudha yang melihat lily wajahnya telah berubah merah.

"apa yang kau pakai ini? Kenapa pakai celana sependek itu?" tanya yudha marah dia menatap lily dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"ini baju olahragaku, karena terlalu banyak makan kue, aku mengajak tante diana buat berolahraga, ada yang salah?" lily merasa aneh dengan tatapan dan perkataan yudha.

"Sudahku Bilang Jangan Pakai Baju Yang Terlalu Mengekspos Tubuhmu, Kau Suka Ya Tubuhmu Dilihat Orang-Orang?!" geram yudha

"Kamu Kenapa Sih Datang-Datang Marah.. Siapa Juga Yang Ingin Pamer Tubuh, Aku Niatnya Hanya Olahraga.. Pikiranmu Tuh Yang Harus Dibersihkan Dasar Mesum!!.." lily jadi kesal dengan perkataan yudha,

"Iya.. Benar.. Pikiran Laki-Laki Semua Sama, Mesum!! Termasuk Aku Dan Satria"

"Kamu Yang Mesum Jangan Bawa-Bawa Orang Lain.. Satria Sedang Tidak Dirumah, Dia Distudio Kampusnya Sedang Buat Tugas.. Dasar Kamu Orang Jahat.." kata lily dan berlalu dari hadapan yudha.

"aku nggak peduli, pokoknya aku nggak mau lihat kau pakai baju seperti itu lagi!!.." suara yudha keras, dan dia menarik nafasnya dalam, "dasar perempuan brengsek.. kenapa harus pakai baju kayak itu malam-malam begini.. bikin sakit kepala aja" kata yudha untuk dirinya sendiri, dan dengan malas dia masuk kekamarnya dan mandi air dingin.  

Akhir minggu itu mereka semua berkumpul dirumah, yudha juga disana, mereka bersama-sama saling membantu membersihkan rumah dan juga memasak untuk makan siang, suasananya penuh keakraban dan santai.

"sat.. maaf ya.. kakak bukan iseng..hanya ingin tahu aja,  apa sih alasan kamu kenapa memilih teknik sipil?" tanya lily ketika dia dan satria dapat tugas mengupas kentang.

"kenapa nggak memilih teknik informatika, atau komputer kan itu kamu bisa langsung bekerja dengan kak yudha?" tambah lily.

"aku suka teknik sipil karena kerjanya kak.. "

"maksudnya?"

"iya kak.. aku suka bekerja di lapangan kak..bekerja yang menggunakan fisik kak, rasanya lebih macho.." kata yudha dan tersenyum,       

"aku juga suka kerja yang sering kena sinar matahari kak, biar kulitnya agak berwarna, nggak pucak kayak kak yudha.." kata satria lagi, kali ini suaranya sedikit berbisik.

"iya kayak vampir ya.." tambah lily dan mereka berdua cekikikan, tak ingin tawa mereka didengar oleh yudha.

Tapi tiba-tiba di pintu depan rumah mereka ada seseorang yang membunyikan bell, dan satria secara spontan langsung kedepan membukakan pintu. Dia bercakap-capak sebentar dan kemudian masuk memanggil yudha, ternyata itu tamu buat yudha. Dan ketika dia kembali ketempatnya mengupas kentang.

"siapa sat? kenapa mukamu jadi cemberut kayak itu? pacarmu direbut yudha ya?" goda lily.

"pacar apaan kak.. itu mantan kak yudha.. nggak tau diri.. udah menikah dan punya anak masih aja datang menemui kak yudha. kalau sayangnya sama kak yudha kenapa menikah dengan orang lain, kak yudha juga mau aja dibodohi oleh wanita itu, jangan-jangan kak yudha mau menunggu jandanya.." cerita satria dalam satu tarikan nafas saking kesalnya.

"huss..jangan berprasangka buruk sama kak yudha.." hibur lily padahal dia juga kesal.

"coba kak lily pikir, kak yudha itu masalahnya apa.. kenapa sampai sekarang belum mencari pacar, siapa sih perempuan yang nggak akan menyukai kak yudha, sudah tampan, sukses lagi.." kata satria, tapi lily tersenyum kecut, dalam hati dia berkata "iya sih tampan dan sukses tapi kalau didepan perempuan yudha itu dingin dan sinis, mana ada perempuan yang mau".

"gimana kalau kak lily aja yang jadi pacarnya kak yudha.. kaliankan sudah saling mengenal dan cocok.. apa lagi kak.." kata satria seenaknya. Dan DEG.. jantung lily berdebar kencang.

"ngaco kamu.. kak lily udah punya pacar tahu.. jadi kamu menyuruh kak lily buat selingkuh.." kata lily walaupun jantungnya tak kompromi tapi otaknya masih rasional.

"kak lily nggak bisa putusin pacar kak lily ya.." kata satria masih belum ingin menyerah, dia sangat serius.

"ngaco.. emang boleh putusin orang tanpa alasan? pacar kak lily baik banget.." lily tertawa sumbang.

"Lagi pula sat.. kak lily dan kak yudha nggak punya rasa yang lain.. kita dirumah ini seperti keluarga.." lily melihat satria menarik nafasnya dalam seperti pasrah, lily juga melihat tante diana yang mendengar pembicaraan mereka sejak tadi hanya senyum-senyum.

"okay.. kak lily punya ide nih sat.. gimana kalau kak lily kedepan dan pura-pura jadi pacarnya kak yudha dan mengusir cewek itu.. dan mengancam dia supaya tidak datang kesini lagi.." kata lily bersemangat dan membuat wajah cemberut satria kembali cerah.

"tapi kalau kak yudha memarahi kak lily gimana?" tanya satria ragu.

"tenang aja sat..kak lily ini bukan orang yang bodoh.. kakak jamin kak yudha pasti nggak bisa berkutik.." kata lily sombong, satria tersenyum dan langsung setuju, kemudian mereka mulai mengatur stategi. tante diana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah dua anak itu.