Chereads / CINTA, TAKDIR dan KARMA YUDHA / Chapter 6 - Cerita 5

Chapter 6 - Cerita 5

Lily sedikit kesal dengan perubahan sikap yudha, setelah kembali kekota dan kembali bekerja sikap cuek dan menyebalkan yudha telah kembali.

"dasar manusia aneh, apa mungkin dia punya dua kepribadian.." kata lily pelan hampir pada dirinya sendiri. lily baru saja melihat yudha lewat didepannya, tapi yudha tak sedikitpun melirik apalagi memandang lily, yudha lewat begitu saja, berjalan seakan tak melihat orang didekatnya, padahal sudah tiga hari ini mereka tinggal bersama dan mereka selalu datang dan pulang kantor bersama juga.

"jangan mimpi dia akan menyapamu..walaupun kamu cantik dia tak peduli.." bisik brian ditelinga lily ternyata apa yang dikatakan dan dilakukan lily tadi diketahui oleh brian mentor lily.  

" ngeselin lihatnya kak.., aku nggak perlu dia sapa.., tapi setidaknya tengok kek sedikit.. beda banget kak kalau didepan ibunya, didepan ibunya dia terlihat baik nggak seperti itu.." kata lily wajahnya memelas.

"setidaknya kamu lebih beruntung dari kita semua ly.. yang kita semua tahu, bos itu sudah kayak ini sejak dulu.. ada sih yang bilang dia dulu baik, tapi mungkin itu sudah musnah seperti dinosaurus dan binatang purba lainnya" jawab brian dan menertawakan candaannya, lily pun walau agak ragu tapi dia ikut tertawa juga.

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah seminggu lebih lily bekerja diperusahaan yudha, dan hampir setiap hari mereka pergi kekantor dan pulang bersama, hanya jika yudha lembur atau ada urusan keluar kota baru lily diantar oleh rekan kerjanya yang lain. Dan pagi itupun seperti biasa mereka berangkat berdua.

"kekantor itu jangan terlalu sering pakai rok pendek, kamu itu ilustrator bukan sekretaris" kata yudha, dia sedikit terganggu dengan gaya berpakaian lily. Dan lily jadi bengong mendengar teguran yudha.

"kupikir kamu nggak pernah memperhatikan cara berpakaianku.." kata lily merasa aneh.

"apa kau pikir aku buta.. hampir setiap hari kamu duduk disampingku bagaimana aku tak melihat pakaianmu.. mengekspos tubuhmu tak membuatmu terlihat sexy, malahan itu terlihat murahan"  kata yudha tanpa ekspresi.

"yeee.. siapa lagi yang mengekspos tubuh, rokku ini panjang kok.. hanya saja kalau duduk dia agak naik sedikit.." protes lily

"heh alasanmu.."

"siapa yang beralasan.. lagi pula aku pakai celana pendek didalam kok.. kau mau lihat.." lily bergaya hendak menunjukkan apa yang ada dibalik roknya, iseng lily telah kembali muncul. spontan yudha langsung menatap lily kesal, dan itu membuat lily tertawa.

Merasa berhasil mengerjain yudha, hari itu lily merasa lebih gembira dari hari sebelumnya, sedangkan yudha semakin cemberut. Tapi kegembiraan lily hanya dikantor saja. ketika mereka pulang kerumah ternyata tante diana adiknya tante dinda yang tinggal bersama mereka lagi pulang kampung, anak tertua tante diana melahirkan dan tak ada yang menjaga suaminya sedang dinas diluar kota. dengan diantar putranya satria pakai motor, tante diana langsung pulang kampung untuk menjaga putrinya melahirkan. maka tinggal yudha dan lily dirumah. lily sedikit stres karena ternyata tante diana belum menyediakan makan malam buat mereka sedangkan dia tidak bisa memasak.

"maaf nak lily.. tadi tante lupa kasih tahu sama nak lily.. tadi tante panik dan buru-buru..jadinya hanya mengabari nak yudha.."

"iya nggak apa-apa tante.." suara lily terdengar tenang, padahal sebenarnya dia kaget dan kesal.. dia juga agak bingung, "apa yang harus diperbuat.. Bagaimana memasaknya? mau pesan makanan aku nggak punya uang" tapi dia tak ingin membuat tante diana kwatir.

"bagaimana kalau tante telpon bu lisa, biar beliau yang temani kalian selama tante nggak dirumah.. soalnya ly.. tante baru bisa balik besok sore atau lusa, tapi kalau satria besok pagi dia balik, ada kuliah pagi katanya.." kata tante diana kwatir.

"nggak usah tan.., kasian mama harus datang kesini malam-malam, kita masih bisa atasi kok tan.. toh besok pagi juga satria udah balik.. nggak usah kwatir tan.. tante disana konsentrasi aja jaga cucu baru tante.. salam ya tan buat anak tante.." kata lily ditelpon, dan diapun mengakhir panggilan telponnya. Setelah menutup telpon lily langsung kekamar yudha ingin berkeluh-kesah. Dia mengetuk kamar yudha tapi tak dijawab, dan ketika dia coba membuka pintunya ternyata tidak dikunci maka masuklah lily kedalam kamar yudha.

Yudha yang baru selesai mandi, kaget melihat lily berada didalam kamarnya, secepat kilat dia langsung menarik handuk dan menutupi tubuhnya yang telanjang.

"APA YANG KAU LAKUKAN DIKAMARKU?!" bentak yudha marah

"oppppssss sorry.. aku nggak tahu kalau kau habis mandi dan lagi telanjang.." lily terkekeh dan langsung berpaling.

"Aturan Dimana-Mana Ketuk Pintu Dulu Baru Masuk!!" geram yudha

"aku ketuk pintu kok tadi, dua kali bahkan tapi nggak ada tanggapan makanya aku masuk, salahmu sendiri kenapa pintunya nggak dikunci.." lily membela diri

"dasar pembohong.. kamu sengajakan mau lihat aku telanjang.." kata yudha dia tak percaya dengan yang dikatakan lily.

"idiiiiiw.. nggak banget.. lagi pula apa yang bisa dilihat dari tubuh telanjangmu.. udah kurus kerempeng lagi, apa bagusnya" kata lily dia kembali melihat yudha dan terlihat jijik.

"nggak ada bagusnya tapi kau suka melihatnya kan?!..dasar cewek mesum.."

"idih nggak banget tahu.. aku punya dua kakak laki-laki dirumah, tubuh mereka lebih kekar dan berotot.. nggak seperti itu"

"trus ngapain kamu kekamarku? Kalau bukan u"

"aku mau tanya.. karena tante diana dan satria lagi pulang kampung, kita mau makan apa? Apa kita pesan pizza atau?" lily kembali serius, dia tak ingin membahas lagi kesalahannya masuk kekamar yudha, bagaimanapun dia salah, kebiasan buruknya dirumah tak boleh dibawanya ketempat ini. dan juga walau lily berkata tubuh yudha kurus kerempeng dan tak indah, tapi harus diakuinya jantungnya berdebar dengan kencang.   

"nggak usah, dikulkas ada bahan makanan kan nanti aku yang masak" yudha juga tak marah lagi.

"oh ok.. ayo.." kata lily

"ayo kemana? kamu yang pergi aku mau ganti baju dulu..atau kamu ingin menyaksikan aku ganti baju?"

"idiih amit-amit.." kata lily dan dia keluar dari kamar yudha sambil membanting pintunya. Didalam kamar yudha tertawa.

Selesai ganti baju, seperti yang dikatakan yudha, dia langsung kedapur untuk memasak.

"kamu perempuan kenapa nggak tahu memasak?" tanya yudha pada lily yang sedang membantunya memotong sayur.

"nggak semua hal itu aku harus tahu kan?..dirumahku ada mama, kakakku dan bibi yang jago memasak, jadi aku nggak merasa wajib harus tahu masak"

"setidaknya nanti kamu bisa memasak buat suami kamu kan?"  

"pacarku jago memasak, jadi nggak perlukan.. lagi pula bukankah dulu kamu dijodohkan sama kak athena yang jago memasak tapi nggak mau?" yudha menatap lily, entah kenapa mendengar perkataan lily itu yudha langsung merasa kesal.

"oh gitu ya.. jadi pacarmu jago masak ya.." kata yudha ketus tapi lily tak menyadari kalau yudha mulai kesal.

"iya.. dia bahkan sudah tahu memasak sejak kita masih kecil, dulu kalau aku lagi berantem sama salah satu kakakku, pacarku itu selalu membuatkan aku nasi goreng yang sangat enak.." cerita lily bersemangat.

"oh.. kenapa sekarang kamu nggak telpon dia buat bikinin kamu nasi goreng" kata yudha, dia telah berhenti memasak karena terlalu kesal, tapi lily masih juga belum menyadari itu.

"nggak mungkinlah.. ini sudah malam pasti dia sekarang sedang istirahat karena seharian bekerja keras" kata lily, yudha hampir membantahnya, "jadi kau pikir aku nggak bekerja keras dan nggak merasa lelah?" tapi kalimat itu belum sempat terucap lily telah melanjutkan perkataannya.

"lagi pula, malam ini aku ingin menikmati masakan pak yudha, apakah seperti omongannya? Atau jangan-jangan selesai makan aku langsung masuk rumah sakit.." kata lily becanda, kekesalan yudhapun menghilang.

"kita lihat aja nanti.. awas kalau sampai ketagihan.." kata yudha dan dia tersenyum.