Satu jam sebelum makan malam, lily yang belakangan ini selalu membantu lisa memasak hari ini sedikit terkejut dengan apa yang dia lihat, saat dia masuk kedapur disana dia melihat lisa dibantu putranya yudha sedang memasak dengan riangnya, mereka terlihat begitu dekat dan akrab, wajah yudha yang dia ingat dulu selalu terlihat cuek dan sinis tapi saat itu yudha telihat begitu bahagia, beberapa ucapan ibunya terkadang membuatnya tertawa lepas, dan lily terpana pada pemandangan didepannya itu. lisa yang menyadari kehadiran lily dia tersenyum dan menyuruh lily untuk mengatur meja buat mereka makan. Dan malam itu mereka makan bertiga.
"oya kalian sudah pernah ketemu tapi belum pernah berkenalan kan? Sekarang mama akan memperkenalkan kalian.."kata lisa membuka kecanggungan diantara putranya dengan lily.
"dia panggil mama?" tanya yudha.
"iya emang kanapa? Ada larangan dia nggak boleh panggil mama?" jawab lisa tapi juga balik bertanya.
"ok terserah mama.. tapi untuk berkenalan kita nggak perlu jabat tangankan.. soalnya aku sudah cuci tangan dan siap makan pakai tangan.." kata yudha, dia melirik ibunya dan menampilkan wajah bosan. dia dan juga melirik lily sekilas.
"iya nggak perlu.." lisa melotot pada putranya dan tersenyum pada lily.
"lily ini putra mama.. namanya yudha.. sekarang umurnya 29 tahun, tapi masih jomblo belum punya pacar, nggak laku-laku.." pada kalimat terakhirnya lisa sedikit berbisik pada lily, lily ingin tertawa tapi ditahannya ketika dia melihat yudha, laki-laki itu sedang menatap marah ibunya walaupun lily tahu itu bukan marah yang sesungguhnya, sedangkan reaksi lisa bukannya takut dia malahan tersenyum lebar pada putranya.
"dia ini produser film kartun yang terkenal loh ly..kamu pasti sudah mendengar beberapa film buatannya, di tv juga ada beberapa serial kartun yang masih diputar.." lisa kembali memperkenalkan putranya.
"makan dulu ma..kasian dia wajahnya udah pucat kelaparan.." kata yudha, dia mengganggukan kepalanya pada lily kemudian dia memulai makan dengan tenangnya, lily jadi kesal mendengar itu tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.
"oh sory.. ayo makan ly.. nggak usah malu-malu.. kita bicara sambil makan.." kata lisa dan dia mengambilkan nasi untuk lily. Suasanapun sudah kembali tenang, lily makan dengan lahapnya seperti biasa, dia menyukai masakan lisa sekilas dia melirik yudha ternyata yudhapun tak jauh berbeda dengannya.
"makanan penutup kita apa ma?" sepertinya yudha telah selesai makan.
"dikulkas ada puding.." jawab lisa dan yudha langsung berdiri mengambil puding.
"nah sekarang mama bisa lanjut ke cerita kita yang tadi kan.." lisa menatap dua orang muda didepannya secara bergiliran, dan mereka berdua sama-sama menganggukkan kepala hanya lily tersenyum sedangkan yudha menatap malas pada ibunya.
"jadi gini ly.. setelah dua bulan kita buat komik bersama.. sekarang komiknya sudah tamat. nah.. untuk selanjutnya.. mama ingin kamu bekerja di perusahaannya yudha..kamu bisa jadi ilustrator disana. mama sih nggak masalah kalau kamu mau tetap tinggal sama mama disini, mama suka.. tapi untuk masa depan lily, mama sangat berharap kamu bisa pikirkan lagi.. kamu juga perlu uangkan untuk kesenanganmu, walaupun itu hanya untuk beli cat atau kuas.." lisa tersenyum pada lily berusaha meyakinkannya.
"tapi untuk keputusan semua terserah lily..kalau li"
"iya ma lily mau..cuma apa aku harus mengikuti tes untuk jadi pegawai? Atau gimana?" lily memotong perkataan lisa, dia sudah mengerti dengan maksud lisa, dia sadar sejak dia lari dari rumah, semua akses keuangannya diblokir oleh ayahnya, dia tak mungkin bersenang-senang lebih lama lagi, waktu dan kebutuhannya tak mungkin berhenti dia harus bertahan hidup, entah sampai kapan dia akan melakukan hal ini.
"nggak perlu.. aku sudah melihat semua karyamu.. tapi sewaktu kau lari dari rumah, apa kamu bawa ijasah?" tanya yudha, lily sedikit kaget dan ragu, dia memang punya ijasah bahkan punya ijasah S2 spesialis tapi ijasahnya itu tak ada hubungannya dengan melukis atau menggambar.
"ijasah SMU pun kamu nggak bawa? Ya sudah kalau nggak punya.." kata yudha, dia bisa melihat kegelisahan lily.
"aku punya.. tapi hanya hasil scan.. boleh?"
"ok boleh.. nanti kirim itu ke aku. Mulai besok kamu sudah boleh masuk kantor, nanti kamu cari brian dia yang akan menjelaskan tentang pekerjaanmu" kata yudha, suaranya terdengar begitu profesional.
"yeeee selamat lily.. sekarang kamu sudah menjadi pegawai.." kata lisa dan dia bertepuk tangan dengan riangnya. Lily hanya tersenyum melihat tingkah lisa.
"pekerjaan buat lily sudah.. sekarang tempat tinggal, lily akan tinggal sama kamu yudha.." kata lisa mengejutkan semua orang.
"whaat.. ma!!.." kata dua anak itu hampir bersamaan dengan nada yang berbeda.
"kalian tinggal nggak hanya berdua kok ly.. mama masih tahu norma sayang.. dirumah itu yudha nggak tinggal sendirian, disana ada seorang ibu bersama anaknya tinggal bersama yudha.." kata lisa.
"tapi ma.." kata lily mencoba protes.
"lily ingat teman mama yang rumahnya diujung jalan itu? tante dinda, nah adiknya tante dinda punya anak yang sekarang lagi kuliah dikota, dua tahun yang lalu karena mama kwatir yudha akan tinggal sendirian, jadi mama meminta adiknya tante dinda bersama anaknya untuk tinggal dirumah mama dikota, supaya yudha punya teman dan ada yang akan mengurusnya dirumah. jadi lily nggak perlu kwatir anggap saja lily indekos, rumah mama besar kok disana.., lagi pula kalian nggak mungkin akan ada hubungan romantiskan.." kata lisa
"ma.." yudha masih ingin protes.
"eitsss.. kamu nggak bisa protes itu masih rumah mama..mama masih berhak menentukan siapa yang boleh tinggal disana"
"ya sudah terserah mama.." kata yudha pasrah, dan lisa tersenyum, dalam hati dia bersorak gembira, "semoga yang kuharapkan bisa jadi kenyataan" doa lisa dalam hatinya, tapi diwajahnya dia berusaha menutupi keinginannya didepan dua anak muda itu.
Dua hari kemudian yudha dan lily kembali kekota dengan menaiki mobil yudha, dijalan awalnya mereka hanya diam saja, keduanya masih canggung. tapi kemudian lily yang memulai pembicaraan diantara mereka. dalam dua hari terakhir ini lily bisa melihat dan mulai mengenal kepribadiannya yudha, walaupun luarnya terlihat cuek dan sinis tapi sebenarnya orangnya sangat baik dan asik didalamnya.
"kalau kamu ngak suka aku tinggal dirumahmu, aku bisa tinggal dirumah temanku dikota" kata lily, dia melirik yudha.
"nggak usah.. kamu tinggal dirumahku aja.. kalau dirumahku, kamu bisa menumpang mobilku untuk kekantor, aku bisa mengerti kamu lagi susah soal keuangan, ya.. paling tidak untuk sebulan inilah, sebelum kamu terima gaji.. itupun kalau kamu mau.." kata yudha.
"oke yes.. aku mau.. aku mau kok.. siapa yang nggak mau gratisan..tinggal gratis, makan gratis, tumpangan gratis.. yes..terima kasih ya.." kata lily tersenyum gembira, mendengar jawaban lily yudha mengerutkan alisnya, sedikit bingung tapi kemudian dia menggeleng- gelengkan kepalanya, dan sebuah senyum tipis terlihat dibibirnya.
"eh boleh tahu nggak.. emang kamu punya masalah apa sampai lari dari rumah?" tanya yudha sedikit penasaran. dan hasilnya dia mendapatkan tatapan kesal dari lily.
"kepo ya.. mau tahu aja urusan orang.." ketus lily, dan yudha tertawa. kemudian dengan niat bercanda yudha menghentikan mobilnya dipinggir jalan.
"ayo turun kalau kamu nggak mau cerita silahkan turun dari mobilku.." kata yudha berpura-pura marah.
"iih nggak mau, awas kalau kamu macam-macam aku akan teriak.." kata lily mengencam tapi dia juga memeluk erat kursi tempatnya duduk. yudha kembali tertawa sambil menggelengkan kepalanya.