Dua tahun kemudian.
Yudha mendapat telpon dari ibunya untuk datang mengunjunginya dikampung,
"mau apa lagi sih ma..kenapa aku harus kekampung?" tanya yudha, dia sebenarnya memang ingin pulang menemui ibunya, tapi kalau disuruh seperti ini nalurinya berkata pasti ada sesuatu yang diinginkan ibunya.
"nggak ada apa-apa.. mama hanya kangen sama kamu.." jawab lisa, disana dia tersenyum.
"baiklah ma aku akan pulang ke kampung .. tapi kalau mama masih berusaha menjodohkan aku lagi saat itu juga aku akan balik ke sini, aku capek ma dengan semua rencana perjodohan itu" kata yudha.
"nggak sayang.., kali ini mama jamin nggak ada istilah perjodohan.. kapan kamu datang?" lisa tersenyum bahagia.
"besok ma.. kebetulan kita lagi istirahat sebelum memulai proyek baru, jadi aku punya banyak waktu.." kata yudha dan tak lama kemudian dia mengakhiri panggilan telponnya. Yudha menarik nafasnya dalam, menggeleng-gelengkan kepalanya sedikit untuk merenggangkan otot lehernya. Kemudian dia tersenyum teringat ibunya, dia tahu betapa cintanya wanita itu padanya, dan betapa ibunya telah berusaha agar anaknya bisa kembali seperti dulu bisa jatuh cinta dan pacaran lagi. yudha sebenarnya ingin melupakan masa lalunya, dia pernah beberapa kali mencoba menyukai perempuan yang dia temui saat bekerja, ada yang artis dan ada juga pegawai biasa, tapi mereka semua hampir mirip dengan mantannya, mereka selalu ingin menguasainya, menyita semua waktunya dan itu semakin membuat yudha lelah karena seakan tak ada perempuan yang bisa mengerti keadaannya, Maka semakin malaslah yudha untuk memulai baru.
Melisa purnamasari, mama tersayang dari yudha Carolus sejak kematian suaminya dia telah memutuskan untuk pensiun dari pekerjaannya sebagai pemimpin redaksi disebuah stasiun tv swasta, dan pulang kekampung halamannya dan menjadi seorang penulis novel. lisa sangat menyukai dunia barunya, tapi dia masih selalu mengkwatirkan putra tersayangnya. Dahulu dia selalu kwatir putranya akan menikah muda, karena yudha telah mulai pacaran sejak sekolah menengah pertama, dia ingat waktu itu putranya beberapa kali ganti pacar dengan mudahnya, tapi ternyata disaat seharusnya dia pacaran dan menikah, yudha malah berhenti dan seakan bosan. walaupun begitu lisa tak pernah putus asa dan selalu berharap akan melihat lagi cinta dan kebahagian diwajah putranya.
Hari hampir malam ketika yudha tiba dikampung tempat tinggal ibunya yang sekarang, suasana kampung itu tenang dan sejuk, yudha menyukai suasana itu dan dengan perlahan dia masuk kedalam rumah, mencari ibunya dan ingin mengejutkannya, tapi bukan ibunya yang terkejut yudha duluan yang terkejut, kedua alisnya berkerut merasa aneh dengan perubahan dirumah ibunya. dia melihat ada beberapa kanvas lukisan, bermacam model kuas dan juga cat minyak dengan berbagai warna terletak begitu saja dimeja yang selalu dia gunakan untuk bekerja saat dia dirumah ibunya, rasa aneh dan penasarannya bercampur , " ini milik siapa? Jangan bilang kalau mama punya pacar.." pikir yudha dia masih mencari keberadaan ibunya. dia masuk ke ruang makan dan disana dia melihat peralatan makan dirumah itu bertambah, dan saat dia mengambil minuman didalam kulkas dia juga melihat disana ada sebatang coklat padahal dia tahu ibunya tidak makan coklat, yudha semakin merasa aneh, "kayaknya mereka telah tinggal bersama?" pikir yudha lagi, dan bersamaan itu ibunya masuk kedalam ruang makan.
"heii anakku sayang.. apa kabarmu?.." lisa menyambut yudha dengan begitu gembira, dalam sekejap pemikiran aneh yudha hilang, dia menyambut pelukan ibunya dengan gembira.
"baik ma..seperti yang mama lihat" kata yudha, untuk sesaat dia diam didalam pelukan ibunya seakan menyerap energi dari sana. saat melepaskan pelukan ibunya dia jadi ingat keanehan yang dia lihat didalam rumah ibunya, dan dia mengambil coklat batang di dalam kulkas yang dilihatnya tadi.
"kenapa di kulkas mama ada coklat batang?" tanya yudha, ibunya tak menjawab dia hanya menarik yudha masuk kedalam kamarnya. Melihat sikap ibunya kedua alis yudha kembali mengerut.
"ma.. aku datang kesini bukan untuk diperkenalkan dengan calon papa baru..kan?" tanya yudha ragu, dia menatap ibunya, lisa diam sesaat kemudian tersenyum.
"emang kenapa?!.. Dari pada mama menunggu cucu dari kamu tapi tak pernah di beri, bagaimana kalau mama buat anak baru yang lebih dengar-dengaran dan lebih baik dari kamu.." kata lisa dan dia tersenyum licik.
"ma.. aku nggak suka lelucon seperti ini ma.." yudha menatap ibunya serius, sedangkan lisa semakin lebar senyumnya. Tapi kemudian lisa menyentuh lembut pipi anaknya.
"maaf.. mama hanya bercanda.." dan tatapan mata yudha kembali melembut.
"makanya kamu cepat menikah dan berikan mama cucu.. banyak juga nggak mengapa.." kata lisa serius.
"jadi itu sebabnya mama menyuruhku datang.. Untuk menjodohkan aku lagi?" tanya yudha dan dia telah berbaring di tempat tidur ibunya.
"bukan sih.. ada yang ingin mama bicarakan sama kamu.. tapi mama harap kamu jangan marah ya.." mendengar perkataan ibunya itu yudha yang tadinya berbaring langsung duduk dan menatap ibunya serius,
"ada apa ma? Mama nggak lagi sakit kan?"
"nggak, bukan itu mama sehat kok.." lisa menunjukkan kebugarannya dengan bergaya seperti binaraga,
"jadi ada masalah apa ma.. kenapa aku nggak boleh marah?" yudha kembali tersenyum melihat tingkah lucu ibunya.
"janji kamu nggak akan marah?" tanya lisa lagi dan diiyakan yudha dengan anggukan kepala.
"begini.. kamu ingat dengan cewek yang hampir jatuh dan menyiramimu pakai cola saat kita lagi makan di bandara.. dua tahun yang lalu?" lisa berhenti sebentar melihat reaksi yudha tapi yudha hanya diam berpikir.
" cewek itu namanya lily, dia penggemar novel-novel mama. dan Dia jago melukis loh.."
"lukisan yang diluar itu buatannya?" yudha teringat dengan kanvas lukisan yang dia lihat tadi.
"iya.. baguskan lukisannya.. jadi gini.. sekarang mama sama dia sedang berkolaborasi membuat komik.. lucu ya padahal anak mama jago buat komik tapi kolaborasi sama orang lain.." lisa tertawa kecil tapi yudha seakan tak menanggapi dia hanya diam menatap ibunya dalam hati dia berpikir "kalimat pembuka yang bagus ma.. ujung-ujungnya ingin menjodoh kami kan.." tapi dia hanya diam.
"jangan kwatir mama tak ingin menjodohkan kalian, si lily itu sudah punya pacar, katanya mereka telah pacaran lama dan lily sangat mencintai pacarnya.." kata lisa seakan dia bisa membaca pikiran putranya.
"oh.. ok.. jadi masalahnya apa ma?" kata yudha, dia masih tak percaya perkataan ibunya.
"ini.. kan si lily itu sekarang lagi punya masalah dirumah dan juga tempat kerjanya, dan karena masalah itu dia lari dari rumahnya.. untuk sementara sih dia tinggal sama mama disini.. tapi kamu tahukan mama sudah nggak kerja lagi, dan dapat uang cuma dari dana pensiun mama dan juga dari kamu, penghasilan mama dari buat novel dan komik juga belum seberapa, jadi untuk jangka panjang mama tak bisa menggaji dia.. itu yang mau mama minta tolong sama kamu, bawa lily bekerja diperusahaanmu ya.. dia jago melukis dan menggambar, mama yakin dia pasti bisa berguna buatmu.." cerita lisa serius, dia menatap anaknya berharap anaknya akan menyetujui permintaannya. Yudha diam berpikir sebentar.
"aku nggak mau mengurus orang yang bermasalah ma.. apa lagi dia sampai lari dari rumah.." kata yudha setelah berpikir.
"dia bukan bermasalah seperti yang kamu pikirkan.. mama pikir lily itu hanya perlu berpikir sebentar, menenangkan seluruh pikirannya dan mencari tahu apa sebenarnya yang diinginkannya.. dia hanya krisis mencari jati dirinya.." kata lisa begitu yakin.
"ma.. sebenarnya cewek itu lagi punya masalah apa sih? Dia cerita apa sama mama?"
"ada deh ceritanya..pokoknya tidak seperti yang kau pikirkan, kalau mama cerita sama kamu, mama jadi menggosip urusan orang dong.. bagaimana maukan kamu membantu lily sekaligus membantu mama?.. please yudha bantulah dia ya.." yudha menatap ibunya serius berusaha mencari tahu niat terselubung ibunya, tapi sepertinya ibunya kali ini benar, dia hanya ingin menolong cewek itu.