Chereads / CINTA, TAKDIR dan KARMA YUDHA / Chapter 3 - Cerita 2

Chapter 3 - Cerita 2

Sebelum lanjut ceritanya, kita perkenalkan dulu Pemeran prianya, kali ini bernama Yudha Carolus umur 27 tahun, dia tampan, tinggi dan berkulit putih pucat, sosoknya hampir mirip vampir di film-film horor. Tampilannya yang seperti itu penyebabnya karena pekerjaannya sebagai produser film kartun yang membuatnya terkadang tidak tidur malam berhari-hari dan juga jarang sekali kena sinar matahari. Awal pekerjaannya dimulai dari hobinya pada film kartun dan komik, dia sudah mulai membuat sketsa komik sejak dia masih duduk disekolah dasar, dan sudah menjadi komikus sejak dia di sekolah menengah pertama, saat kuliah dengan bantuan ibunya yang bekerja sebagai pemimpin redaksi disebuah tv swasta film kartunnya untuk pertama kali disiarkan dan ternyata mendapatkan banyak penonton dan menjadi terkenal. Setelah yudha menyelesaikan kuliah S1nya, dia semakin serius membuat film kartun, hobinya kini telah berubah menjadi pekerjaan. Tapi pekerjaannya itu membuatnya kehilangan pacar, perempuan yang paling diimpikannya dan yang paling dicintainya menikah dengan orang lain. awalnya pacar yudha sering ngambek karena menurut pacarnya yudha terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kuliahnya sehingga tak punya waktu untuk pacaran, padahal sebenarnya yudha telah berusaha memenuhi semua keinginan pacarnya, walaupun sangat sibuk dia selalu punya waktu untuk menemani pacarnya berbelanja ataupun kesalon, tapi itu semua tidaklah cukup buat pacarnya, sampai suatu ketika pacarnya menangis, mencaci dan membenci yudha, dia menuduh yudha penyebab semua masalah yang terjadi padanya, pacarnya itu hamil diluar nikah dari hubungannya dengan orang lain dan menurut pacarnya semua itu kesalahan yudha, karena yudha sering meninggalkannya kesepian, yudha juga tak pernah ada saat dia sedih sehingga dia selalu dihibur oleh orang lain. Hubungan mereka yang telah dijalin selama tiga tahun lebih akhirnya berakhir dengan sangat menyedihkan. Peristiwa itu membuat yudha kecewa, patah hati, dan juga merasa sangat bersalah pada mantan pacarnya. yudha hancur lebur dan mengubah kepribadiannya, dia berubah menjadi cuek, tak peduli, dan sangat pemilih, dia menetapkan standart yang terlalu tinggi untuk bisa jadi pacarnya. Perubahan sifat yudha itu membuatnya susah untuk mendapatkan pacar dan akhirnya melupakan keinginan untuk pacaran. yudha mencurahkan semua waktu dan cintanya pada film kartun yang diproduksinya, dan kerja kerasnya itu membuatnya menghasilkan banyak film kartun dan juga menerima banyak penghargaan.

Dan pemeran perempuan kita bernama lily Olivia, putri bungsu dari lima bersaudara, dia mempunyai dua kakak perempuan dan juga dua kakak laki-laki, walaupun bungsu, keluarganya tak pernah memanjakannya, lily tumbuh menjadi gadis yang berani, agak iseng, dan pinter menyesuaikan diri. dia tak secantik ibu dan kakak-kakaknya tapi wajahnya enak di lihat, postur tubuhnya juga biasa, tidak terlalu tinggi dan juga tidak pendek dia setinggi perempuan kebanyakkan, dia juga tidak kurus dan tidak gemuk, ukuran perempuan biasanya, hanya saja dia memiliki rambut hitam keriting dan panjang, dan jika digerai terlihat sangat sexi, sayangnya lily lebih banyak mengikat rambutnya itu. sewaktu kecil lily selalu dibuli oleh kakak-kakaknya karena rambutnya, tapi dia tak peduli dia sangat menyukai rambutnya.

Saat bertemu yudha, lily berumur 25 tahun dan sedang menyelesaikan studi S2nya.

Lanjut ke cerita.

Didepan restoran lily bersama sari temannya menertawakan yudha yang berhasil mereka kerjain,

"sebenarnya sar.. aku jadi nggak enak sama mamanya cowok itu"

"mamanya? Emang kamu kenal mamanya?" tanya sari bingung.

"bukan.. itu.. perempuan yang duduk didepan cowok itu, yang kita pikir pacarnya, ternyata itu mamanya"

"what?! Cowok segede itu jalan sama mamanya? Nggak sangka ya..padahal dia terlihat bukan anak mama.." kata sari, dia menatap lily tak percaya.

"kayaknya mama cowok itu gaul dan asik loh..dia sama anaknya seperti sahabat" kata lily, dia mengganggukkan kepalanya seperti yakin.

"seandainya lily bisa jadi menantunya wanita itu.." kata sari bergaya menghayal.

"kok lily.. harusnya sari kan..aku punya pacar loh.." protes lily dan memelototi sahabatnya.

"soalnya aku nggak suka sama pacarmu itu.." sari tawa merasa bersalah pada sahabatnya.

Sementara itu, saat di jalan pulang yudha mendapat telpon dari kantornya, salah satu ilustrator yang bekerja bersamanya sakit, dan hanya yudha sendiri yang bisa menyelesaikan pekerjaan ilustratornya itu, maka dia segera bergegas mengantar ibunya pulang dan dia langsung menuju kantornya untuk menyelesaikan pekerjaan ilustrator itu, yudha tak sempat lagi mengganti bajunya yang basah, dia tak peduli, time schedulenya lebih penting dari segalanya.

Hampir jam sembilan malam ketika semua pekerjaannya selesai, dan saat dijalan pulang, yudha yang punya hobi mengoleksi patung mainan semua tokoh kartun buatannya, dia jadi teringat kalau satu set patung mainannya telah di ambil oleh anak sahabatnya ketika datang kerumahnya bersama ayahnya tempo hari. Maka saat melewati pusat pertokoan dia berhenti dan mampir untuk membeli patung mainan mengganti set patung yang diambil itu. yudha yang biasanya cuek dengan sekitarnya saat memasuki toko, ekor matanya seperti menangkap sesuatu yang akrab, benar rambut hitam panjang kriting itu, yudha berhenti dan menatap kesal pada cewek yang memiliki rambut itu, cewek itu juga sedang menatap yudha.

"heiii.. kenapa kamu bisa disini? Kamu mengikutiku ya?.." tanya cewek itu dengan cueknya.

"APAA?! Gila ya.. kegeeran banget kamu!!" jawab yudha ketus, seakan tanduk dikepalanya langsung tumbuh.

"nggak kegeeran sih.. hanya kesal aja kenapa bisa ketemu kamu.. syukur aja ini pertemuan kita yang kedua, jangan sampai deh ada pertemuan yang ketiga buat kita hari ini." Kata cewek itu. yudha mengerutkan alisnya, setahunya ini pertemuan mereka yang ketiga kalinya untuk hari ini.

"emang kenapa kalau ini pertemuan yang ketiga?!" tanya yudha penasaran.

"emang kamu nggak pernah baca novel atau nonton film yang membahas tentang mitos pertemuan?" lily balik bertanya.

"enggak.." jawab yudha singkat.

"ih dasar ya.. kuno banget.. jadi gini.. menurut cerita novel dan film ada tuh mitos yang berkata.. jika kita tiga kali secara berturut-turut bertemu dengan orang yang sama yang tidak kita kenal maka itu adalah takdir. pertemuan pertama adalah biasa, pertemuan kedua juga masih biasa dan jika kita masih bertemu lagi dalam pertemuan ke tiga, maka itu adalah takdir kita." Cerita lily panjang lebar.

"ya memang takdir kita untuk bertemu.."

"Maksudnya Takdir Itu.. JODOH KITA YANG DITAKDIRKAN TUHAN BUAT KITA..masa sih itu aja harus dijelaskan selengkapnya, tampangnya aja yang pinter padahal bodoh, syukur kita baru dua kali ketemu" jawab lily dan bergaya meremehkan yudha. Mendengar dan melihat tingkah lily yudha jadi tertawa merasa lucu dengan apa yang dikatakan lily, dia yang sadar kalau mereka telah tiga kali bertemu tak sedikitpun percaya dengan yang dikatakan lily.

"siapa juga yang mau jadi jodoh kamu.. dasar tukang mimpi.." kata yudha dan berjalan pergi, dalam hatinya yudha berkata, "bagaimana mungkin cewek ini takdirku sedangkan aku tak mengenalnya, kita juga pasti nggak bakalan ketemu lagi.. dasar gila" dan dia berjalan tersenyum sinis sambil menggelengkan kepalanya.

Lily yang sedang menunggu temannya membeli kado buat ponakannya langsung menelpon temannya agar mempercepat kegiatannya, kerena dia merasa jengah jika bertemu yudha lagi.