"dek.., mama bukan bermaksud apa-apa sayang, mama hanya agak kwatir sama kamu.. sebentar lagi mama mau pensiun dan pulang kampung, sementara kamu disini sendirian dan nggak ada yang akan mengurusmu. Jadi wajarkan kalau mama ingin sekali kamu segera menikah, biar ada yang mengurusmu dek.." perkataan ibunya dua hari yang lalu itu membebani pikiran yudha lagi dan membuatnya kesal. Dia menarik nafas dalam, kaki panjangnya berusaha diselonjorkannya, tapi kemudian dia sadar kalau sedang berada dipesawat kelas ekonomi dan dia tak bisa melakukan itu, yudha juga menyadari penumpang yang duduk disampingnya sekarang tertidur setelah tadi ribut ngobrol dengan teman-temannya, cewek itu dengan tenangnya menggunakan bahu yudha sebagai bantal, yudha ingin menjauh dari kepala cewek itu tapi sewaktu check in yudha yang tak punya pilihan dan naik pesawat kelas ekonomi, memilih tempat duduk dekat jendela, dia lupa dengan bahu lebarnya dan itu membuatnya kesulitan bergerak apalagi menghindar, akhirnya dengan pasrah yudha membiarkan cewek itu tertidur di bahunya, suara nafas yang tenang dan teratur dari cewek itu, perlahan-lahan membuat yudha tenang dan ikut tertidur bersama cewek itu.
Saking lelapnya Yudha tak menyadari saat pesawat telah mendarat. dia baru dibangunkan oleh pramugari setelah hampir semua penumpang telah turun, dia mencari cewek yang tadi tidur di bahunya tapi sepertinya rombongan mereka telah pergi, ada sedikit rasa kecewa dihati yudha, "sialan juga tu cewek, pergi tanpa mengucapkan terima kasih" pikir yudha sambil dia merenggangkan otot-ototnya sebentar dia berjalan keluar dari pesawat. Setelah tidur beberapa saat tubuh lelahnya kembali bersemangat, meeting dengan investor selama dua hari berturut-turut ternyata cukup menghabiskan energinya.
Dibandara yudha dijemput langsung oleh ibunya sendiri, melihat senyum ibunya yudha bahagia, tapi dia kembali teringat perkataan ibunya dan dia yakin ibunya sengaja menjemputnya pasti karena ingin membicarakan hal yang sama.
"halo sayang.. bagaimana perjalannya?" lisa memandang lembut putra satu-satunya yang sangat dia sayang dan berjalan mendekatinya, memeluk dan mencium kedua pipinya.
"kenapa mama yang menjemputku, Dimana didi?" tanya yudha mengabaikan pertanyaan ibunya. didi adalah temannya dan kepala keuangan diperusahaannya, dan apa bila yudha bepergian untuk mencari investor didi yang mewakilinya mengatur perusahaan.
"mama yang memaksa ingin menjemputmu, kan sebentar lagi mama nggak bisa lagi melakukan itu.."
"ma.. apaan sih ngomong kayak itu, mama itu hanya pensiun dan pulang ke kampung, bukan mau.." yudha tak ingin melanjutkan kalimatnya.
"iya.. maafkan mama.. jadi sekarang apa kita langsung pulang atau?" lisa tersenyum merasa bersalah.
"kita makan ayam goreng dulu ma.. aku lapar.." kata yudha, dan mereka menuju restoran ayam goreng yang berada dibandara.
Direstoran ayam goreng.
"sayang bagaimana dengan yang mama katakan tempo hari, kamu sudah memikirkannya?" tanya lisa pada yudha yang sedang memakan ayam goreng kesayangannya.
"ma.. aku malas membahas masalah ini, aku masih muda dan mandiri.. mama nggak usah kwatir, jaman sekarang layanan untuk mengurusku bisa aku dapatkan lewat hp" yudha berhenti makan dan menatap kesal pada ibunya, "wanita ini selalu saja mengatur hidupku dan membuatku kesal, tapi aku tak bisa membencinya bahwakan membentaknyapun tak boleh, dia adalah wanita yang paling aku cintai.." pikir yudha pasrah.
"yud, itu yang lebih mama kwatir, kamu akan menggunakan layanan perempuan panggilan.."
"bukan itu ma.. maksudku. Maksudku, untuk layanan makanan, layanan membersihkan rumah sekarang ini bisa ku dapatkan lewat panggilan di hp ma.. bukan seperti yang mama pikirkan.." kata yudha kesal.
"pikirkan lagi nak..menikah itu enak loh.. bagaimana dengan vira? itu.. anak tante olly teman mama.. Dia cantik loh dek.." lisa tak pernah meyerah, dia kembali membujuk putra kesayangannya.
"iya cantik ma.. tapi dia masih kelas tiga smu..usia kita terlalu jauh ma.."
"kan banyak laki-laki yang menikah dengan perempuan yang jauh lebih muda, kenapa tidak?"
"ma pleasee.. itu mereka bukan yudha! Aku itu sukanya sama perempuan yang seumuran denganku ma, supaya nggak membuatku sakit kepala.." yudha menarik nafasnya dalam, dilihatnya ibunya diam sesaat sepertinya sedang berpikir.
"bagaimana dengan athena darma, anaknya tante dewi.. kalian hampir seumuran kan, athena juga sekarang telah menjadi seorang jaksa dan dia anggun dan jago masak dhe, mama suka.." kata lisa bersemangat setelah dia berpikir mempertimbangkan semua anak teman-temannya yang cocok buat yudha anaknya. Yudha hampir tersedak mendengar siapa yang disebutkan ibunya.
"WHAAAT ATHENA DARMA ANAK TANTE DEWI?!" suara yudha agak meninggi saat ibunya menyebutkan nama salah satu anak temannya, mereka yang awalnya berbicara pelan dan tidak menarik perhatian tapi dengan suara yudha yang hampir berteriak itu membuat orang-orang disekitarnya jadi memperhatikan mereka. Demikian juga dengan dua orang gadis yang sedang duduk didekat tempat duduk yudha bersama ibunya, langsung manatap yudha penasaran, dua gadis itu kenal dengan athena darma,
"eh lil, kamu dengar cowok dibelakangmu? dia menyebut kak athena, dia siapa sih? Kamu kenal nggak?" tanya sari pada sahabatnya lily, dan lily yang membelakangi meja yudha dan ibunya berbalik dan melihat kearah yudha, dia sempat kagum saat melihat tampang yudha, tapi dia kesal karena cara yudha menyebut nama athena terdengar meremehkan.
"nggak kenal, tampangnya sih ok tapi terdengar sombong ya.. ingin terlihat keren didepan pacar, orang lain direndahkan..dasar cowok brengsek.. " bisik lily, dan dari meja yudha dan ibunya kembali terdengar perkataan yudha.
"pleaseee lisa purmanasari, sebelum bicara bisa nggak dipikirkan lagi, dari mananya sampai berpikir cewek itu cocok sama aku, nggak lihat apa tampangku yang gagah dan tampan ini apa cocok sama athena darma?!, cewek gendut dan cerewet kayak itu gimana mau jadi pacarku.." kata yudha ketus.
"yudha coralus kau menyebut nama ibumu dengan sembarangan!.. dan athena bukan cewek gendut hanya berat badannya agak berlebih.." terlihat lisa melotot geram pada putranya, tapi hal itu tak membuat yudha takut dia malah tertawa. Dan tawa yudha itu semakin memicu kekesalan dua gadis yang duduk tidak jauh dari tempatnya. Mereka jadi berencana untuk mengerjai yudha.
"iya deh dia nggak gendut cuma agak montok.. sayangnya aku menyukai cewek yang kurus seperti lisa blackpink.." katanya yudha disela tawanya, bersama ibunya masalah seberat apapun yang dihadapinya dia selalu bisa tertawa.
Dan sebelum tawanya hilang, seorang gadis lewat disampingnya tersangkut dikakinya, gadis itu tidak jatuh kelantai, tapi dia menumpahkan cola dingin digelasnya ke tubuh yudha.
"opsss sory.. maaf aku nggak sengaja.." kata gadis itu merasa bersalah, tapi dalam hatinya dia tertawa dan berkata rasain kamu orang sombong..
"BRENGSEK.. KALAU JALAN LIHAT-LIHAT DONG!!" kata yudha kaget dan marah.
"iya maaf.. masalahnya kaki kamu terlalu panjang.." lily menundukkan kepalanya, takut kalau senyumnya akan terlihat oleh yudha.
"APAAA!! JADI SEKARANG AKU YANG BERSALAH?! AKU INI KORBAN.." yudha jadi berdiri karena kesal, tubuh jangkungnya seakan mengintimidasi gadis itu.
"Yudha Sudah.. Jangan Membentak Perempuan.." kata lisa memarahi putranya.
"Maaa Harusnya Mama Bela Aku Dong..Lihat Ma Aku Tuh Basah Kuyup.., Bahkan Sampai Celana Dalamku Basah Ma.." kata yudha memohon pengertian ibunya. lily saat mendengar yudha memanggil wanita didepannya dengan sebutan mama, dia kaget "ternyata itu ibunya, kupikir pacarnya" pikir lily. dan dengan takut-takut lily menatap lisa merasa bersalah, tapi reaksi ibu yudha diluar dugaan lily, wanita itu terlihat hampir tertawa dan mengedipkan sebelah matanya pada lily.
"pergilah nona cantik.. maafkan anak tante" kata lisa pada lily dengan lembutnya.
"ma.." protes yudha.
"itu pelajaran buat kamu, makanya jadi anak jangan kurang ajar sama orang tua.." kata lisa dan dia tertawa, menertawakan anaknya yang menatapnya dengan kesal, dan di tengah tawa ibunya yudha menyadari cewek yang menyiramnya itu, orang yang sama dengan yang tidur di bahunya saat di pesawat.