"Andai saja kau tidak datang maka semuanya tidak akan terjadi. Aku bisa hidup bahagia bersama Rendi, begitu juga dengan mu Ris kau bahkan bisa hidup bersama wanita yang kau cintai. Kau tahu sendiri akibat perbuatan mu, meskipun kau berhasil merebut aku dari Rendi dan memiliki aku kau bahkan tidak tidak bisa mendapatkan hati ku. Kau hanya bersama dengan raga ku tapi tidak dengan hatiku karena hati tahu dimana dia akan berlabuh."
"Aku melakukan itu karena aku tahu kau tidak akan bahagia hidup bersama Rendi, dia tidak mencintaimu seperti aku mencintaimu La. Dan bila kau mengatakan aku bisa hidup dengan wanita yang aku cintai, lihatlah sekarang dengan siapa aku tinggal sekarang. Masalah aku yang tidak bisa memiliki hati mu aku rasa itu bukan hal yang perlu dipermasalahkan asalkan aku bisa menikahi mu, dan aku juga tidak akan membiarkan lelaki lain merebut mu dari ku termasuk Rendi" Artis untuk beralih menggenggam kedua tangan Gabriela yang sudah 3 tahun belum ia sentuh sama sekali.
Dengan cepat Gabriela menepis tangan Aris "Jangan berusaha menyentuhku! Aku bahkan sama sekali tidak merasakan cintamu selama kita hidup bersama, apa ini yang kau sebut mencintaiku?!"
"Itu karena kau tidak pernah melihatku!! Kau terlalu mengharapkan Rendi kembali padamu sehingga kau tidak melihat aku yang benar-benar mencintaimu!" ucap Aris tidak kalah keras dari Gabriela.
"Ah sudahlah! Kita selalu bertengkar jika membahas ini." Gabriela berjalan menuju kasur dan membaringkan tubuhnya membelakangi Aris.
"Besok pagi aku akan ada pertemuan diluar kota-"
"Aku tidak peduli, lakukan apa pun yang kau mau jangan mengatakannya pada ku."
"Tentu saja aku harus mengatakannya pada mu karena kau adalah istri ku, La." Ucap Aris pada punggung istrinya, "Mungkin besok aku akan berangkat pagi-pagi sekali, jika aku tidak sempat membuat sarapan maka tunggulah sampai Bi Elis datang. Tapi aku akan menyempatkan waktu untuk membuatkan mu sarapan."
Gabriela tidak menanggapi perkataan suaminya itu dan sibuk mencari posisi nyamannya dalam berbaring, "Sebaiknya kau segera pergi dari sini, aku sudah muak mendengar suara mu Ris."
"Apa kau tidak mengijinkan aku untuk tidur bersama mu sekali ini saja, mungkin ini adalah permintaan terakhir ku setelah ini aku tidak meminta untuk tidur bersama mu lagi."
"Jangan bermimpi."
Aris hanya bisa tersenyum kecut mendapat penolakan dari istrinya, "Baiklah, jika kau memang belum mengijinkan aku untuk tidur bersama mu. Mungkin kau memang belum bisa menerima aku, La."
Aris menghela napasnya, "Karena aku melakukan perjalanan bisnis ke luar kota maka aku akan pulang setidaknya lima hari kedepan, aku harap kau hidup dengan baik selama aku pergi. Aku akan selalu menghubungi orang kantor mu untuk menanyakan kabar mu, jangan mengabaikan makan pagi, siang ataupun malam karena kau bisa sakit jika terus menerus mengabaikannya. Aku tidak ingin melihat mu sakit, bila kau memang tidak bisa mencintai aku setidaknya ijinkan aku untuk menjaga mu dengan cara ku."
"Kau tenang saja meskipun aku ada di jauh sana aku akan tetap menjaga mu, La. Ohhh iya aku juga sudah menyuruh Bi Elis untuk menginap disini sampai aku pulang nanti, jagalah dirimu dengan baik." Aris mengelus puncak kepala istrinya dengan berani, "Aku akan segera kembali untuk mu."
"Maaf sudah membuat malam spesial kita menjadi berantakan karena pertengkaran kita." Aris mengusap surai Gabriela dengan lembut, "Aku berjanji hari-hari berikutnya tidak akan terjadi pertengkaran seperti ini diantara kita."
Gabriela mengabaikan ucapan Aris dan memilih menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu Gabriela Karina Waris, aku tidak tahu mengapa aku merasa jika setelah ini aku akan pergi sangat jauh dan aku juga merasa bahwa kita tidak akan bisa bersamamu lagi. Meskipun begitu aku akan berusaha untuk kembali dengan selamat untuk diri mu, La."
Lelaki itu menghela napasnya lagi dan lagi, entah kenapa hatinya berkata bahwa saat ini adalah hari terakhir dimana ia bisa melihat wanita yang sangat dicintainya.
Memangnya apa yang akan terjadi pada Aris, dia akan kembali dengan selamat dan melanjutkan perjuangannya untuk membuat hati istrinya luluh bukan?
"Apapun yang terjadi pada ku nanti, aku harap kau tidak pernah melupakan perjuangan ku untuk membuat mu bisa mencintai aku, yah meskipun kau belum bisa membalas perasaan ku tapi setidaknya kau tahu bahwa aku benar-benar mencintai mu, La." Aris mendongakkan kepalanya menahan air matanya yang hendak keluar dari pelupuk matanya.
"Aku akan kembali dengan selamat, La." Ucap lelaki itu lagi.
"Apapun yang terjadi pada ku, aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintai mu. Mungkin kau akan bosan mendengarnya tapi aku memang benar-benar sangat mencintai mu, sungguh" ucapan Aris terdengar sangat tulus,
"Selama aku pergi berjanjilah untuk menjaga dirimu dengan baik, istirahat yang cukup jangan sibukkan dirimu dengan pekerjaan yang seharusnya tidak kau bawa kerumah, rumah bukan tempat kedua untuk menyelesaikan pekerjaan mu yang tidak sempat kau selesaikan. Rumah adalah tempat mu berisitirahat, aku harap setelah ini kau bisa hiduplah dengan baik meskipun aku tidak ada bersama mu selama lima hari ke depan." Aris mengecup kepala istrinya, namun kali ini sedikit lebih lama dan bersamaan dengan itu bulir airmata jatuh begitu saja melewati pipi Aris.
"Aku bahkan sering melakukan perjalanan bisnis ke luar kota dalam waktu yang lebih lama dari ini, tapi kenapa kali ini rasanya sangat berat untuk berpisah dengan mu, La. Mungkin karena kau sudah membawa separuh hati ku bersama mu sehingga aku tidak bisa jauh-jauh dari mu untuk waktu yang lama."
"Tapi tidak apa-apa, semuanya aku lakukan juga untuk masa depan kita. Dan aku berharap saat aku kembali kau sudah sedikit membuka hatimu untukku" ucap Aris sebelum ia berjalan keluar kamar meninggalkan Gabriela yang terisak dibalik selimutnya.
Gabriela menangis bukan karena mendengar perkataan yang baru saja Aris lontarkan, melainkan dia yang teringat Rendi.
Ia mengingat ketika Rendi pergi meninggalkannya karena kesalahpahaman yang belum sempat ia jelaskan pada sang mantan kekasih.
Dadanya sesak ketika mengingat indahnya kenangannya bersama Rendi, mereka putus bukan karena kemauan keduanya melainkan karena Gabriela yang harus dijodohkan dengan Aris menggunakan alasan yang sudah bisa ditebak oleh kebanyakan orang.
Apalagi jika bukan untuk bisnis kedua orang tua Gabriela dan Aris.
"Maafkan aku Ren, aku bahkan sudah mengerahkan semua orang suruhanku untuk mencarimu kemana-mana. Namun mereka sama sekali tidak bisa menemukan keberadaanmu, sebenarnya kau pergi kemana hikss aku berharap kau masih hidup dan kita bisa segera bertemu kembali."
Berakhirlah malam itu Gabriela terlelap karena lelah menangisi lelaki yang sangat dicintainya.