Chereads / Ujung Yang Manis / Chapter 12 - Aris atau Gabriela?

Chapter 12 - Aris atau Gabriela?

"Sampai kapan pun aku tidak akan sudi mempunyai keturunan dengan mu Ris."

"Ya tapi kenapa, La. Bukankah keluarga kita akan semakin lengkap jika ditengah-tengah kita ada seorang anak? Lagipula apa salah ku sehingga kau tidak ingin memiliki keturunan dari ku."

"Karena aku tidak mencintai mu! Kenapa kau masih menanyakannya." Gabriela menatap malas ke arah suaminya, "Bukankah sedari dulu aku sudah mengatakan pada mu bahwa aku tidak mencintai mu itu artinya aku juga tidak ingin memiliki keturunan dari laki-laki yang tidak aku cintai." Ucap Gakyoung, "Dan satu hal lagi, kau tidak perlu berharap bahwa aku akan mau memberi keturunan untuk mu karena itu tidak akan pernah terjadi. Lagipula kenapa kau mengharapkan seorang anak di pernikahan kita, sedangkan aku masih berusaha untuk bisa berpisah dengan mu."

"La-"

"Lagipula aku sudah pernah mengatakan hal ini pada mu, kalau kau ingin memiliki seorang anak maka milikilah bersama wanita lain tapi dengan satu syarat kau harus menceraikan aku dulu."

"Istri mana yang tega menyuruh suaminya sendiri untuk mencari wanita lain hanya demi mendapatkan anak."

Gabriela menghela napasnya, "Kau masih bertanya kenapa aku menyuruh mu untuk memiliki anak dengan wanita lain? Itu karena aku tidak akan sudi memiliki keturunan dengan mu Ris mengertilah. Bukankah kau akan bahagia jika menikahi wanita yang juga mencintai mu."

Aris menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bisa mencintai wanita lain jika dihati ku hanya ada nama mu, La. Bagaimana aku bisa memiliki anak dengan wanita lain jika aku saja berharap darah daging ku akan lahir dari rahim mu dan bukan dari rahim wanita lain."

"Lalu bagaimana jika aku tidak mau memberi mu keturunan apa kau akan tetap bersama ku."

"Tentu saja. Lagipula tidak akan jadi masalah jika kita tidak memiliki anak dari pada aku harus memiliki anak dengan wanita lain karena itu akan menyakiti hati mu La."

Istri Aris itu tertawa, "Ahahaha memangnya apa yang akan membuat hati ku sakit. Kau pikir aku sedih melihat mu bersama wanita lain?" Gabriela menggelengkan kepalanya, "Tidak, Ris. Aku justru sangat senang bahwa kau melepas aku dan hidup bersama wanita lain yang juga mencintai mu. Aku tidak akan sedih ataupun sakit hati seperti apa yang kau katakan itu, aku justru bahagia karena kau sudah mau melepas aku.

"Gabriela apa kau sadar dengan perkataan yang baru saja keluar dari mulut mu itu." Gabriela menganggukkan kepalanya, "Kau tidak akan menyesal?"

"Tidak." Jawab wanita itu dengan cepat lalu ia menjangkau ponsel miliknya yang sebelumnya ia taruh di meja dekat ranjangnya.

Apa saja yang dilakukan oleh Gakyoung tidak pernah luput dari pandangan mata seorang Aris, lelaki itu selalu mengamati pergerakan istrinya.

"Bolehkan aku bertanya satu hal pada mu, La."

Gabriela diam, itu artinya Aris harus segera mengeluarkan pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada istrinya.

Kalian tidak lupa kan jika Gabriela diam itu berarti iya.

Aris membenarkan posisi duduknya dengan pandangannya yang tidak lepas dari sosok istrinya, "Apa selamanya kau tidak akan pernah sedikitpun melihat kearah ku meskipun aku sudah tiada nantinya." ucapan Aris membuat pergerakan jari Gabriela pada layar ponselnya terhenti.

Gabriela melirik Aris sebentar sebelum melanjutkan aktivitasnya setelah menghela napasnya, "Kenapa kau menanyakannya, aku pikir kau sudah mengetahui jawabannya."

"K-kau..."

"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah melihat kearah mu meski kau sudah tiada sekali pun. Aku yakin kau sebenarnya sudah tau jawabannya tapi kenapa kau masih menanyakannya."

Aris tersenyum miris mendengar perkataan Gabriela yang sangat menusuk hatinya, "Huftt... Aku sudah menduga kalau kau akan berkata seperti itu. Aku hanya ingin memastikan saja apakah dugaan ku benar atau tidak tapi ternyata benar, bahwa sampai kapanpun kau tidak akan pernah melihat ku sebagai suami mu. Benar bukan." tanya Aris datar.

"Tentu saja. Untuk apa aku melihat kearah mu, aku saja tidak pernah mencintai mu dan aku juga tidak pernah menganggap mu sebagai suami ku meskipun kau sudah menikahi aku." ucap Gabriela dengan cepat tanpa melihat kearah Aris.

"Sampai sekarang kau belum bisa membuka hati mu untuk ku apa karena kau masih mencintai Rendi?." sontak Gabriela menoleh saat mendengar Aris menyebut nama Rendy. Mantan kekasih yang teramat sangat dicintainya itu sampai sekarang.

Ponsel yang sedari tadi dimainkan oleh Gabriela kini sudah di lempar dengan kasar oleh wanita itu, "Kenapa kau menyebut namanya ketika di depan ku, bukankah aku sudah memintamu untuk tidak membahas Rendi ketika sedang bersama ku."

Melihat reaksi Gabriela membuat Aris tersenyum miris lagi, "Jadi benar bahwa kau masih mencintai mantan kekasihmu itu."

"Tentu saja, bagaimana aku tidak mencintai Rendi karena hanya dia lah yang bisa membahagiakann aku. Selama kita menjalin hubungan dia bahkan tidak pernah membuat aku menangis dia selalu membuat aku tersenyum-"

"Seharusnya kau curiga jika Rendi selalu bersikap baik pada mu dan selalu membuat mu tersenyum, bisa saja dia menyembunyikan sesuatu dari mu maka dari itu dia selalu bersikap baik padanya agar kau tidak curiga, La."

"Jangan berpikiran buruk tentang Rendi karena dia adalah laki-laki yang baik, justru disini kau lah yang jahat!" Tunjuk Gabriela pada suaminya, "Kau yang sudah menghancurkan semua harapan yang sudah aku dan Rendi susun dengan sedemikian rupa, andai saja kau tidak memaksa kedua orang tua mu untuk menjodohkan kita maka sekarang aku sudah hidup bahagia dengan Aris."

"Dia bahkan berjanji akan menikahi aku jika dia sudah sukses nanti."

"Tapi kenyataannya justru aku yang menikahi mu dan Rendi pergi meninggalkan mu tanpa berpamitan, dia membiarkan mu menunggunya tanpa kepastian."

Gabriela menggelengkan kepalanya tidak terima dengan Aris yang mengatakan bahwa Rendi membiarkannya untuk menunggu tanpa kepastian, meski itu kenyataannya tapi Gabriela yakin jika nanti Rendi akan mencarinya.

Rendi itu sangat mencintai Gabriela jadi dia tidak akan mungkin membiarkan wanita yang dicintainya menikah dengan orang lain.

Meskipun dulu Raden kalah dengan restu mungkin suatu saat nanti dia akan datang dan membuktikan bahwa dia serius dengan Gabriela, agar kedua orang tua Gabriela menyetujui hubungan mereka kemudian mereka menyuruh Gabriela untuk bercerai dengan Aris karena selama ini anak perempuannya itu tidak bahagia hidup bersama lelaki yang sama sekali tidak di cintai.

Entah impian itu akan terwujud atau tidak tetapi Gabriela yakin Rendi akan datang padanya suatu saat nanti, jika mereka tidak bisa bersatu dalam sebuah pernikahan setidaknya ijinkan Gabriela untuk bertemu dengan tambatan hatinya.

Selain itu Gabriela juga berharap dapat berpisah dengan Aris.

Jika Rendi tidak bisa bersamanya maka Aris juga tidak boleh bersama dengannya.

Gabriela akan membuktikan cintanya pada Rendi dengan tidak membuka hatinya untuk lelaki lain termasuk Aris, lelaki yang selama tiga tahun ini selalu ada untuknya.

Entah sudah berapa luka yang Gabriela torehkan pada hati lelaki itu karena selalu mendapat perlakuan buruk dan penolakan dari Gabriela.

Salahkan saja lelaki itu yang masih saja bertahan dengan Gabriela, jika sudah tahu bahwa Gabriela tidak mencintainya seharusnya Aris melepaskannya bukan?

Jika seperti ini maka siapa yang salah, Aris atau Gabriela?