Chapter 11 - 11

Xingguang Zhao menyeringai seraya memandang Xiu Juan yang menyeret tubuhnya ke belakang. Matanya berkilatan melihat kecantikan gadis di hadapannya. Tak lama kemudian ia tergelak.

"Hahahaha! Sudah tersudut masih tak ingin menyerah! Lebih baik patuh dan nikmati cumbuanku!"

"Cih! Jangan harap aku sudi! Lebih baik mati daripada terhina!" hardik Xiu Juan.

"Ck, ck, ck ... kamu memang keras hati ... tapi justru itu yang membuatku makin tertarik. Aku ingin menikmatimu perlahan-lahan."

Pedang Xingguang Zhao berkelebat dan memutuskan beberapa kancing bagian atas Xiu Juan. Tak ayal, dada bagian atas Xiu Juan pun tersingkap. Kendati tidak tampil utuh, tetapi cukup memantik gairah Xingguang Zhao.

"Laknat!" bentak Xiu Juan sambil menutupi dadanya.

"Hmm ... bagaimana kalau kulepaskan kancing yang lain?!" tukas Xingguang Zhao mengarahkan pedangnya.

Tatkala hendak berkelebat tiba-tiba terdengar suara kencang di belakangnya. Serta-merta Xingguang Zhao menoleh ke belakang. Dilihatnya pintu ruangan hancur berantakan, bersamaan dengan dua sosok yang melesat cepat.

"Hahahaha! Rupanya si hidung belang masih hidup!!"

"Berani menodai, bersiap menjemput mati!"

Dua sosok tersebut adalah Fengying dan Yi. Mereka merangsek Xingguang Zhao yang bersiap menyambut. Pertarungan tiga pendekar papan pun atas tersaji.

Mengetahui kehebatan Xingguang Zhao dari San Ge Nuwu, Fengying tak berani meremehkan, dikeluarkannya kuas lantas mengerahkan jurus "Qian Long Duhai". Fengying melanting ke atas sejauh tiga tombak, lalu menukik deras ke arah Xingguang Zhao. Tapaknya bergerak cepat ke segala penjuru, hingga terlihat seperti ratusan.

"Inikah Liulang Huajia yang belakangan menggegerkan Jianghu?! Kamu beruntung akan mati di tanganku!!" seru Xingguang Zhao.

"Jangan lupakan aku!" teriak Yi.

Yi menyerang dari arah depan. Kakinya diselimuti asap putih lalu menjejak-jejak cepat. Aura yang mengelilingi Yi menunjukkan kalau ia tengah merapal jurus tingkat tinggi. Itulah jurus "Yi Qian Ge Ti Jiao (Seribu Tendangan Kijang)"

Diserang dua pendekar tangguh tak membuat Xingguang Zhao gentar. Segera dikerahkannya jurus "Jian Xijuan Feng". Pedangnya bergerak lembut seperti mengikuti angin, tetapi sesungguhnya sangat berbahaya. Perlahan-lahan angin di sekitar mulai terhimpun, mengurung Fengying dan Yi.

"Beruntung, aku pernah menghadapi jurus usang ini!!"

Yi mengubah gerakan. Serangannya berbelok ke atas mengarah ada atap sangkar angin. Jurus boleh sama, tetapi kemampuan pendekar yang mengerahkannya memengaruhi kehebatan jurus tersebut. Tiba-tiba menguar asap dari sangkar, membuat otot Fengying dan Yi mengendur. Mereka pendekar sarat pengalaman. Keduanya segera mengatur napas untuk membuang asap yang telanjur masuk ke paru-paru.

Akan tetapi semua sudah diperhitungkan Xingguang Zhao yang segera merapal jurus "Xue Gui Deng". Ia mengangkat pedang ke udara, tak lama kemudian tubuhnya diselimuti cahaya yang berpendar sangat terang. Sedetik kemudian dikibaskannya pedang, lalu meluncur cahaya secepat kilat ke arah Fengying dan Yi.

Melihat serangan dahsyat datang, Fengying dan Yi tak tinggal diam. Mereka mengolah tenaga dalam ke tingkat yang lebih tinggi. Kedua tangan Fengying mengeluarkan cahaya kuning. Setelah itu ia mengombinasikannya dengan tendangan yang diselimuti cahaya biru. Perpaduan serangan kaki dan tangan Fengying bergulung hebat ke arah Xingguang Zhao. "Yi Dui Wu Long (Sepasang Naga Menari)" yang merupakan salah satu jurus terkuat Fengying pun menerjang ganas.

Yi tak ingin tertinggal. "Sambut jurusku!!"

Yi merapal jurus "Lingyang Tui De Xuanwo (Pusaran Kaki Kijang)". Ia memutar kakinya seperti gasing hingga menimbulkan pusaran angin yang dahsyat dan mengisap daerah sekitar.

Xingguang Zhao menyambut dua serangan ganas yang menuju ke arahnya. Pertarungan ketiga pendekar mumpuni berlangsung menarik dan berimbang. Sudah puluhan jurus dilalui, tetapi belum ditemukan yang lebih unggul.

Pertarungan mereka disaksikan Xiu Juan dan Li Wei yang tengah mengolah napas. Mereka berusaha memulihkan diri setelah dilukai Xingguang Zhao.

"Kakak, bagaimana kondisimu?" tanya Li Wei.

Xiu Juan mengangguk. "Jangan khawatirkan aku. Sembuhkanlah lukamu terlebih dahulu, supaya nanti kita bisa membantu Fengying."

"Benar. Kita harus membantunya. Ditilik dari pertarungan yang seimbang, dengan bantuan kita pasti dapat mengalahkan pendekar cabul itu."

"Seimbang? Tidak. Pertarungan ini berat sebelah," tukas Xiu Juan, mengejutkan Li Wei.

"Apa maksud, Kakak?"

"Lihatlah Xingguang Zhao. Dia lebih banyak menyerang dengan berhati-hati. Artinya ia sedang mengamati untuk mendapatkan kelemahan Fengying dan pendekar gemuk. Sebaliknya dengan mereka." Xingguang Zhao melayangkan pandangan pada Fengying dan Yi. "Cukup separuh tenaga kita pulih, lalu kita bertarung."

Li Wei mengangguk. "Baik, Kakak."

Sementara itu, di dalam pertarungan tiga pendekar, Xingguang Zhao mulai terlihat sedikit di atas angin. Tebasan pedangnya menyulitkan Fengying dan Yi. Sebagai pendekar berpengalaman, mereka tahu kalau keadaan tetap seperti ini, nyawa mereka akan terancam.

"Saudara Yi. Kedua jurus kita tidak selaras, sehingga ia dapat memanfaatkannya."

Yi menjawab, "Benar. Sebaiknya kita mengeluarkan jurus yang selaras."

Fengying mengangguk. "Saudara, keluarkanlah jurus lain, aku akan menyusul dan menyesuaikan agar serangan kita selaras."

"Kalau begitu aku duluan!!" Yi melesat ke atas sejauh lima tombak kemudian menukik ke arah Xingguang Zhao. "Pendekar busuk! Kamu berhasil memaksaku mengeluarkan jurus andalan! Rasakan sendiri akibatnya!!"

Kedua kaki Yi terapit dan berputar seperti topan. Perlahan-lahan kakinya dialiri energi listrik yang berkilatan. Jurus "Lu Yaoqing Shandian (Kijang Mengundang Halilintar)" inilah yang membuat Yi tersohor di Jianghu.

'Cerdas. Ia mengeluarkan jurus yang dapat selaras dengan 'Yi Dui Wu Long'. Baiklah, kalau begitu ....' batin Fengying lantas berkelebat ke arah Xingguang Zhao sambil mengeluarkan jurus andalannya.

Kali ini perpaduan jurus Fengying dan Yi tak bercelah. Serangan mereka bergulung-gulung tanpa jeda dan mendesak Xingguang Zhao. Sejurus berikutnya, tapak Fengying dan tendangan Yi berhasil membuat Xingguang Zhao terhempas keras ke lantai ruangan.

Meski dalam keadaan unggul, Yi dan Fengying tak menurunkan kewaspadaan. Mereka segera merapal jurus susulan. Namun, lawan mereka justru tergelak.

"Hahahahaha! Sudah lama aku tidak bersenang-senang seperti ini!! Tapi asal kalian tahu! Aku belum mengerahkan jurus terbaik."

Usai berkata demikian, separuh tubuh Xingguang Zhao mengeluarkan asap hitam dan tebal. Setelah itu perlahan-lahan kulit dan dagingnya menguap hingga menampilan sosok mengerikan. Separuh wajah, leher, hingga badan tampil tanpa daging dan kulit—memperlihatkan tulang-tulangnya. Seluruh tubuhnya diliputi api hitam yang berbau anyir darah. Jurus ini adalah salah satu jurus puncak dari "Bahtera Darah"; jurus legendaris yang dulu pernah menggegerkan Jianghu; juga jurus yang telah memakan korban jutaan jiwa.

"'Mofang (Bahtera Setan)' ... siapa sebenarnya Xingguang Zhao? Mengapa ia bisa menguasai jurus yang telah lama menghilang?" gumam Fengying, bergetar.

"Meskipun salah satu jurus tiada tanding di Jianghu, aku tidak gentar," timpal Yi.

Xingguang Zhao menyelisik kedua lawannya seraya menyeringai. "Hari ini sangat sempurna sebab kalian memaksaku mengeluarkan jurus ini. Tapi itu artinya ...."

Xingguang Zhao melesat dengan kecepatan mengerikan, dan seketika telah berada di hadapan Fengyi dan Yi.

"AJAL KALIAN TIBA!"

***