Chapter 16 - 16

Di sebuah kaki gunung, terdapat sebuah goa besar yang di dindingnya tertanam tengkorak-tengkorak manusia. Semua pendekar dunia persilatan mengetahui letak goa itu. Namun, tak satu pun yang berani mengusik penghuninya.

Mogui De Gujia mendarat pada mulut goa. Kemudian Liu Yihua diletakkan pada ujung goa, lalu duduk bersila dengan telapak tangan saling menempel di depan dada. Beberapa saat kemudian, darah mengalir dari mulutnya. Rupanya jurus Fengying telah berhasil melukainya. Pantas saja Mogui De Gujia tidak lekas menghabisi Fengying. Luka yang ia alami memang lebih ringan daripada luka Fengying, sehingga hanya dalam sepuluh hitungan jari, Mogui De Gujia telah pulih sepenuhnya. Ia membuka mata, lalu memandang tubuh molek Liu Yihua. Napsunya yang menderu membuatnya berjalan menghampiri Liu Yihua, namun tiba-tiba terdengar suara seorang pria berteriak menantang

"Kakek terkutuk! Keluar! Akan kucabut nyawamu dengan pedangku ini!"

Mogui De Gujia terkekeh, lalu ia pun melesat keluar goa. Matanya melihat Qiu Laoshan berdiri menantang sambil tangannya mengacungkan pedang ke arahnya. Sekali lagi ia terkekeh, membuat Qiu Laoshan merinding takut.

"Khekhekhe! Tak tahu diri!"

Mogui De Gujia melesat. Hanya dalam satu jurus ia membuat Qiu Laoshan berlumuran darah. Qiu Laoshan merasakan sekujur tubuhnya sakit luar biasa. Anehnya, Mogui De Gujia tidak membunuh Qiu Laoshan, bahkan tidak menotoknya. Meskipun Qiu Laoshan bisa bergerak, luka parah yang dialami membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Rupanya ia berniat menghukum Qiu Laoshan dengan cara yang lebih keji sebelum membunuhnya. Mogui De Gujia membopong tubuh Qiu Laoshan, kemudian melesat masuk ke dalam goa. Tubuh pemuda nahas itu ia sandarkan pada dinding goa menghadap Liu Yihua.

"Kurang ajar!! Kamu apakan istriku?"

"Kamu lihat saja pemuda bodoh! Tapi....."

Mogui De Gujia mencengkram sebelah bola mata Qiu Laoshan, lalu membetotnya keluar hingga terlepas dari lubang mata.

"AAAAAAAAH!!!"

Tidak berhenti sampai di situ, Mogui De Gujia menotok Qiu Laoshan hingga tak bisa bicara dan tak bisa menutup sebelah matanya yang tersisa. Walaupun Mogui De Gujia belum melakukan sesuatu pada Liu Yihua, tetapi Qiu Laoshan sudah bisa menduganya. Qiu Laoshan mengutuk dalam hati kakek bejat di hadapannya. Benar saja dugaannya, Mogui De Gujia berjalan menghampiri Liu Yihua, lalu merobek pakaiannya.

Pakaian yang melekat pada tubuh Liu Yihua terkoyak. Tak ayal kini tubuh Liu Yihua yang mulus dan molek tersaji indah. Mata Mogui De Gujia berkilat-kilat; hidungnya yang pipih kembang kempis; napasnya menderu-deru. Liu Yihua yang dalam keadaan tertotok berurai air mata. Niat hati menyerahkan "kehormatan" pada Qiu Laoshan, ternyata kini justru terancam direnggut oleh kakek bejat yang sedang menindih tubuhnya. Kalau saja ia tidak ditotok, mungkin bukan hanya sumpah serapah dan berbagai kutukan yang terdengar dari mulutnya, tetapi juga desah kenikmatan.

"Khekhekhe! Kau lihat pemuda tampan? Ketampananmu tak bisa menyelamatkan istrimu! Aku tunjukan padamu, hanya ilmu mumpuni yang bisa meraih segalanya! Hahaha!!! Istrimu ini luar biasa! LUAAAAR BIASAAAAA!"

Qiu Laoshan menyesal tak bisa berbuat apa-apa! Kalau saja ia berilmu tinggi!! Kalau saja Liulang Huajia mau menjadikannya murid!! Kalau saja Liulang Huajia segera mengejar kakek iblis itu!

'Liulang Huajia! Dialah biang semua ini! Ia tak mau mengajariku ilmu! Ia tak lekas mengejar kakek busuk itu! Fengying! Aku bersumpah, kalau ada umur akan membuat hidupmu menderita, lalu kucabik tubuhmu dan kulemparkan mayatmu pada gerombolan anjing! Aku bersumpah!' Qiu Laoshan mengutuk dalam hati dan menyalahkan Fengying atas keadaan yang ia alami. Dendam setinggi langit membuncah di hatinya.

Tiba-tiba Mogui De Gujia berhenti, dan membalik badan lalu melihat keluar pintu goa. Sejurus kemudian ia menyambar pakaiannya lalu melesat keluar! Di luar, tampak Fengying dan Xiu Juan berdiri menantang Mogui De Gujia. Luka yang mereka alami membuat keduanya tak bisa memacu kecepatan untuk tiba di tempat itu. Mereka lebih memilih menyimpan tenaga untuk menuntaskan nyawa Mogui De Gujia.

"Di mana kamu sembunyikan Liu Yihua keparat?" bentak Fengying, marah.

"Hahaha! Cari sendiri kalau kalian sanggup!"

"Tak usah banyak bicara Fengying! Mari kita pasung kakek busuk ini! Hiaaaaaaat!"

Bersamaan dengan teriakan Xiu Juan, Fengying melesat menyerang Mogui De Gujia. Pertarungan kelas tinggi terjadi!

Di dalam goa, Qiu Laoshan bisa mendengar pertarungan Mogui De Gujia dengan lawannya. Ia yakin Mogui De Gujia sedang bertarung dengan Fengying dan Xiu Juan! Mengingat kebenciannya pada Fengying, Qiu Laoshan berusaha menyeret tubuhnya mendekati Liu Yihua sambil menahan sakit. Lambat, tetapi akhirnya ia tiba di hadapan istrinya. Entah mengapa, begitu memandang Liu Yihua, bukan perasaan sayang yang ia miliki, melainkan jijik!! Benci sekali melihat perempuan ternoda itu. Seakan melupakan segala kenangan indah bersama Liu Yihua, dengan sisa tenaga yang ada ia mengambil sebongkah batu, lalu dihantamkan pada kepala Liu Yihua berkali-kali hingga kepala itu tak berbentuk. Qiu Laoshan terengah-engah, matanya menyusuri ruangan goa dan melihat sebuah kitab. Ia menyeret tubuhnya dan meraih kitab itu, lalu diselipkan ke balik bajunya. Dengan sekuat tenaga ia menyeret tubuhnya keluar dari dalam goa. Setibanya di mulut goa, Qiu Laoshan melihat ketiga pendekar sakti sedang bertempur hebat. Namun, ia tak ingin kesempatannya untuk lari lenyap, maka ia menarik tubuhnya menjauhi Goa Tengkorak.

Dengan luka yang ia alami dan tanpa memiliki ilmu kanuragan, kekuatan fisik Qiu Laoshan benar-benar luar biasa. Ia berhasil menyeret tubuhnya belasan tombak sampai tepi jurang. Tapi kekuatan tanpa olah tenaga dalam memang terbatas. Qiu Laoshan tak kuasa lagi, tubuhnya berguling-guling masuk jurang.

Di sisi lain. Fengying dan Xiu Juan masih bertarung sengit dengan Mogui De Gujia. Kedua jagoan golongan putih itu terdesak luar biasa. Cakar-cakar Mogui De Gujia menyabet ke sana ke mari dengan liar. Dalam hati kedua jagoan golongan putih itu terkejut. Hanya dalam beberapa saat kesaktian Mogui De Gujia meningkat. Sesungguhnya darah perawan Liu Yihua yang menyebabkan kesaktian Mogui De Gujia menjadi semakin hebat. Tak ada jalan lain, Fengying mengeluarkan kuas dari balik baju, lalu merapal ilmunya. Tusukan kuas emas bertubi-tubi menyerang Mogui De Gujia, tak hanya itu bulu kuas yang lembut, dengan olah tenaga dalam dirubah menjadi keras bagaikan jarum. Dengan hentakan ringan ratusan bulu jarum menghujam ke arah Mogui De Gujia. Pun kaki Fengying meliuk membentuk pusaran besar. Inilah jurus pamungkas Liulang Huajia, Qian Long Duhai. Seolah tak ingin kalah dari Fengying, Xiu Juan merapal ilmu andalannya, "Kongque Wu" dan Fennu De Yueliang, bergantian. Diserang demikian hebat oleh dua pendekar berilmu tinggi, sehebat apa pun Mogui De Gujia tetap kewalahan.

***