Chapter 20 - 20

Sorot mata sang ratu menyala-nyala, suaranya bergetar hebat. Wajahnya menunjukkan kemarahan luar biasa.

"Sudah bertahun-tahun kita mundur dari dunia persilatan demi rencana kita, kini saat yang kita cita-citakan sudah makin dekat!!! Kematian Tien Zhang dan Lao Chen sudah terlaksana berkat kalian!! Kini tinggal menyerang Kerajaan Song! Namun sebelumnya ada satu penghalang lagi yang harus kita singkirkan! Dan tugas kalianlah untuk menyingkirkannya! Tetapi sebelum dibunuh, aku ingin mencicipi tubuhnya terlebih dahulu. Berangkat Bao Yuang!"

"Baik guru!"

"Hahahaha!"

Xue Yue Nuwang tertawa menyeramkan bersamaan dengan melesatnya Bao Yu dan Ming Mei. Sebetulnya di dalam hati, Ming Mei tidak tega untuk membunuh. Tetapi apa daya, kesaktian gurunya begitu menakutkan.

Tak jauh dari istana pualam. Dua sosok bayangan melesat cepat menembus pepohonan rindang di tengah hutan. Dua sosok ini tak lain adalah Liulang Huajia dan Xiu Juan!

"Di mana terakhir kali kamu melihatnya menghilang Fengying?"

"Di sekitar sini," jawab Fengying seraya mendaratkan diri di tanah, diikuti Xiu Juan dari belakang. Setelah mendarat, mata keduanya menyelidik ke segala penjuru. Di sekitar situ selain pepohonan dan bebatuan, terdapat sebuah air terjun yang di bawahnya mengalir sebuah sungai. Xiu Juan berjalan berkeliling, tiba-tiba ia berseru.

"Fengying! Coba lihat ini!"

Mendengar itu, Fengying langsung menghampirinya. Ia melihat tangan Xiu Juan menunjuk sebuah batu besar. Di permukaan batu itu tertulis sebuah syair.

'Saat kelam ia bersinar. Rupa tiga menawan hati. Bertiup berdebur, surut mengayun. Membuka cakrawala dari pandangan.'

"Apa ini?" tanya Fengying. Xiu Juan berpikir sejenak, sebelum kemudian mengemukakan pendapatnya.

"Ini syair tentang bulan. Saat kelam ia bersinar, ini berarti bulan bersinar di malam hari. Rupa tiga menawan hati, mungkin maksudnya bulan memiliki tiga bentuk cantik. Bertiup berdebur, surut mengayun, ini seperti pasang surut air laut karena bulan. Membuka cakrawala dari pandangan, aku tak tahu maksud yang ini."

"Bulan. Seperti nama Hong Jin Paidui yang menggunakan nama bulan. Ini pasti berhubungan," kata Fengying. Fengying diam sejenak, wajahnya mengkerut serius.

Sesaat ia memikirkan kata-kata di batu itu. "Mungkin begini maksudnya Xiu Juan," ujar Fengying tiba-tiba, lalu merentangkan kedua tangannya ke depan. "Perhatikan baik-baik. Saat kelam ia bersinar."

Fengying memusatkan tenaga dalamnya ke kedua telapak tangan, hingga keduanya bersinar kebiruan. "Rupa tiga menawan hati. Coba olah tenaga dalam menjadi tiga bentuk enerji yang terpusat dari hati!!

Kemudian Fengying mengatur pernapasannya, mengolah kanuragan dalam tiga bentuk enerji. "Bertiup berdebur, surut mengayun."

Kedua telapak tangan Fengying mengayun dan menghantam keras batu hitam. Batu itu bergetar. Kemudian terdengar suara keras, seperti suara batu bergeser dari balik air terjun. Xiu Juan langsung melompat ke arah air terjun. Ia melihat bebatuan di balik air terjun bergeser ke kanan dan ke kiri.

"Ini maksud kata-kata 'membuka cakrawala dari pandangan'," gumam Fengying seraya melesat mengikuti Xiu Juan yang sudah lebih dulu masuk.

Sesampainya mereka di dalam, mereka takjub melihat sebuah istana pualam yang begitu indah. Tetapi, mengingat tujuan mereka ke sana, mereka tak berlama-lama memandang kagum istana pualam, dan melesat masuk ke dalam istana indah itu.

"Sedapat mungkin kita menghindari kegaduhan, dan segera menemukan Xue Yue Nuwang, Xiu Juan."

Kata Fengying, yang dijawab dengan anggukan Xiu Juan. Tetapi ternyata niat mereka tidak mudah untuk dilakukan. Ketatnya penjagaan di dalam istana membuat keberadaan keduanya ketahuan.

"Ada penyusup!!"

Teriak salah seorang penjaga istana. Hanya dalam beberapa saat, Fengying dan Xiu Juan telah dikepung puluhan penjaga yang membentuk formasi mengelilingi kedua pendekar. Salah seorang diantara penjaga memimpin formasi itu.

"Formasi Yueguang Longzhaozhe Dadi (Cahaya Bulan Menyelimuti Bumi!!"

"Cih! Terpaksa!"

"Tak ada cara lain Xiu Juan!!!"

Fengying membungkukkan badan, kedua telapaknya bertemu, kemudian sesaat setelah itu tubuhnya memancarkan cahaya kuning! Inilah jurus Long Zhua Zhule Taiyang (Naga Mencengkeram Mentari). Liulang Huajia menggeliat sambil membuka tangannya ke samping, membuat ledakan hebat. Sebagian orang-orang yang mengelilinginya terlempar, ada yang langsung tewas, ada pula yang terluka parah. Formasi Yueguang Longzhaozhe Dadi pun buyar. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Xiu Juan merangsek dengan jurus Yueliang Xuyao Tongku. Jurus kedua jagoan itu memang bukan salah satu jurus terkuat mereka, tapi cukup untuk melawan murid-murid Hong Jin Paidui. Keduanya sengaja menyimpan tenaga untuk menghadapi Xue Yue Nuwang. Hanya dalam sekejapan mata, murid-murid Hong Jin Paidui tewas.

"Kalian yang masih hidup, bertaubatlah!! Atau aku lesakkan kalian ke dalam liang kubur!" Xiu Juan berteriak sambil menyabetkan pedang ke sana ke mari! Tiba-tiba sekelebat bayangan menerjang Fengying dan Xiu Juan.

"Berani berbuat onar!! Tanggung sendiri akibatnya!!"

Pisau-pisau di tangan orang yang baru datang berputar hebat. Gerakannya cepat dan mematikan. Putaran dahsyat itu menimbulkan cahaya merah dan biru yang bergulung-gulung. Itu merupakan jurus tingkat tinggi. Wajar saja karena empunya jurus adalah pemilik istana pualam, Xue Yue Nuwang.

"Rasakan jurus Xuexing De Yueliang Xisheng (Tumbal Bulan Berdarah)!"

Melihat jurus dahsyat sang ratu, Fengying langsung merapal jurus Qian Long Duhai. Xiu Juan tak tinggal diam, tubuhnya melanting, kemudian menerjang Xue Yue Nuwang dengan jurus Yueguang Wangluo.

Sebenarnya kemampuan Xue Yue Nuwang masih di bawah Fengying dan sama kuat dengan Xiu Juan. Sehingga dalam beberapa gerakan Xue Yue Nuwang kewalahan. Mendapati kondisi tidak menguntungkan, Xue Yue Nuwang melanting lalu melesat.

"Perempuan pengecut! Jangan harap bisa kabur!" hardik Xiu Juan mengejar Xue Yue Nuwang bersama Fengying.

Kedua pendekar mengikuti Xue Yue Nuwang masuk ke dalam sebuah ruangan. Tetapi begitu tiba di dalam, mereka tak menemukan sang ratu. Tiba-tiba terdengar suara keras dari pintu pualam di belakang yang tertutup. Sadar bahwa mereka telah masuk perangkap, Fengying memukul keras-keras pintu pualam dengan ilmunya, namun pintu itu sama sekali tak bergeming.

"Sial! Kita terjebak!"

"Hahaha! Liulang Huajia dan Xiu Juan bertamu ke istanaku, sudah selayaknya kujamu!" Terdengar suara Xue Yue Nuwang membahana di ruangan itu.

Sesaat kemudian asap merah keluar dari sudut-sudut ruangan. Fengying dan Xiu Juan berusaha menutup jalan pernapasan. Tapi percuma, asap itu terlanjur masuk ke dalam pernapasan mereka. Pandangan mereka kabur, kemudian jatuh tak sadarkan diri.

Xiu Juan mulai siuman, ia membuka mata perlahan-lahan. Sedikit demi sedikit pandangannya mulai tampak jelas. Tepat di hadapannya sebuah ranjang emas bertahta berlian berdiri megah, tapi apa yang terbaring di atas ranjang itu membuatnya terkejut. Liulang Huajia terbaring dengan tangan dan kakinya terikat rantai besi. Tubuh pemuda itu polos, sama sekali tak tertutup pakaian. Pemuda itu terus berontak, tapi sayang, usahanya sia-sia. Dalam keadaan seperti itu, sudah pasti senjata pedangnya dan kuas emas ikut-ikutan ditawan.

***