Chereads / How To Be a God / Chapter 44 - Comeback is Real

Chapter 44 - Comeback is Real

Aoryu Akagakure.

Ditengah desa para Werewolves yang terluka parah akibat pertempuran Rebella, Pierre, dan Snipy dirawat dan dibantu oleh para Xboz02.

Seorang pemuda berada diantara pepohonan diluar desa para Werewolves.

Snipy : "Nyaris seluruh Gulungan dikuasai, dan langkah terakhir yang harus kulakukan adalah mencari kesempatan yang tepat untuk membalikkan keadaan."

Snipy mengendap-endap berjalan diantara semak belukar.

V02 Monopoly District.

Nyaris semua Calon Dewa dan Moderator menoleh kearah Soluna yang tiba-tiba berhenti menggunakan sihirnya.

Masriz menoleh kearah Soluna dan tubuh Extremus yang masih terluka. Dada hingga paha bagian kiri berhasil pulih, lengan hingga ujung jari tangan kiri juga lutut ke ujung jari kaki kiri masih belum pulih.

Zahal berdiri, diikuti Louise yang keluar dari barisan para Moderator.

Tak ada satupun dari para Calon Dewa dan Moderator yang menghiraukan Zahal dan Louise. Mereka semua fokus kearah Soluna dan tubuh Extremus.

Soraya : "Soluna, jika kau tidak terus-menerus menyembuhkan luka Samarinda yang berada dalam tubuh Extremus, bisa-bisa ia mengalami pendarahan parah."

Soluna : "Maaf nona Soraya. Saya awalnya curiga kenapa nona Samarinda tidak lagi meringis kesakitan dan menjadi lebih tenang."

Tamasha : "Jangan-jangan..."

Soluna : "Benar, jiwa nona Samarinda sudah tak sanggup menahan rasa sakit. Dan kini tubuh Extremus ini kosong."

Louise bergerak mendekati Zahal. Zahal melihat Soraya, Ratatta, dan Tamasha satu-persatu bergantian.

Semua Calon Dewa memperhatikan tubuh Extremus dengan seksama. Muncul cahaya dari dalam tubuh tersebut.

Tamasha : 'sebuah momentum!'

Tamasha berdiri dengan cepat dan berseru : "WAHAI GULUNGAN 'REPOSITION' AKU MEMOHON PADAMU UNTUK MENGABDI KEPADA TUBUH DAN JIWAKU DAN BERIKAN KEPADAKU KEMAMPUANMU!"

Seluruh Calon Dewa terkejut dengan reaksi Tamasha yang langsung berinisiatif menggunakan kemampuan 'Gratification' miliknya untuk memohon pada Gulungan 'Reposition', tak terkecuali Zahal.

Zahal : "Sial!"

Zahal bergegas menyentuh dada kirinya dengan tangan kanan. Seketika sebuah Duplikat Zahal muncul didekat tubuh Yoke dan segera mengangkat tubuh itu.

Badai Pasir berhembus kencang dan membuat pasir dan hembusan angin mengacaukan pandangan para Moderator dan Calon Dewa.

Ratatta, Soraya, Masriz, Extremus berusaha melawan badai pasir dengan memperkuat tubuh mereka.

Ratatta : "Zahal kabur!!!"

Soraya : "Louise juga lenyap!"

Tamasha : "Jika kemampuan 'Reposition' milik Samarinda tidak segera kuambil, aku tidak bisa menjamin bagaimana nyawa Bayi dan Naraka yang tubuhnya masih tertukar sementara kemampuan 'Reposition' sendiri lenyap dari jiwa Samarinda."

Ratatta : "Kau benar sekali, Tamasha."

Soraya : "Disini biar kami yang menangani, kau punya kesempatan untuk mengejar Zahal, Louise, dan membawa Yoke kembali, Tamasha!"

Tamasha mengangguk.

Tamasha kembali berteriak : "Seluruh Moderator aku mohon bantuan kalian lagi untuk menemaniku mengejar Zahal!"

"Selera redakan dan hentikan badai pasir ini! Xboz01 kirimkan koordinat Zahal ke Gulunganku!"

Selera & Xboz01 : "Siap nona Tamasha!"

Soraya : 'Target langsung patuh ketika Tamasha memohon. Bagaimanapun penggunaan kemampuan 'Gratification' miliknya lebih praktis dibandingkan kemampuan 'Negotiation' milikku. Karena kemampuanku masih memungkinkan Target untuk 'menawar' 'Pengajuan' yang kuberikan.'

Badai Pasir mereda. Tamasha mengeluarkan Gulungan Undang-undang Dasar.

Tamasha : "Bagus, koordinatnya ketemu! Kita akhiri ini Zahal!"

Tamasha : "Reposition!"

Borgol yang membelenggu tangan Tamasha bertukar dengan Rapier yang sempat terkumpul dengan beberapa 'Artifak Dewa' miliknya tadi termasuk Excalibur.

Dumstang : "Nona, Excalibur adalah 'Artifak Dewa' berupa senjata hasil ciptaanku yang 'Terbaik'."

Tamasha : "Excalibur ini sudah di'Manipulasi', Dumstang!"

Tamasha menebas belenggu Ratatta dan Soraya dengan Rapier yang sudah dipegangnya.

Masriz : "Wah-wah, tak membiarkan kesempatan sedikitpun lolos ya."

Tamasha mengabaikan Masriz.

Tamasha : "Aku akan melakukan 'Reposition', Seluruh Moderator, ikuti aku!"

Tamasha menghilang. Namun sebuah sosok muncul ditengah mereka persis setelah Tamasha menghilang.

Ratatta : "Kau?"

Phantasma Forest.

Juan memeluk erat Kimochi dari belakang.

Kimochi : "Tuan Juan, Tonjolan Penismu yang keras mendesak bokongku. Membuatku tak tahan..."

Juan : "Aku juga tak tahan lagi..."

Dalam sekejap Juan dan Kimochi menghilang, lenyap dari telaga air hangat yang dikelilingi kabut itu.

Giscard Underworld.

Juan dan Kimochi yang sebagian tubuhnya masih basah karena berendam di telaga air hangat barusan kini tiba di kegelapan tak berujung.

Kimochi : "Eh... Ini... Giscard Underworld! T...Tolong keluarkan aku dari sini"

Juan : "Ini dunia bawah, tempat para Spirit kembali ke 'Dunia sana', Kimochi..."

Kimochi : "KELUARKAN AKU DARI SINI!!! LEPASKAN AKU!!!"

Juan : "Kembali ke wujud asalmu, berikan aku Gulungan 'Detection', dan aku akan melepaskanmu."

Sosok Kimochi tiba-tiba berubah menjadi sebuah kabut.

"Kembalikan aku ke tempat asalku, Calon Dewa!"

Juan : "Berikan kepadaku Gulungan 'Detection', setelahnya aku akan mengembalikanmu."

"Bagaimana kau bisa sadar bahwa aku bukan Kimochi yang asli?"

Juan : "Kimochi pernah duduk diatas penisku yang juga sedang ereksi ketika awal menjemputku. Sejak awal aku melakukan 'Teleportasi' ke Phantasma Forest, aku sudah bersiap dengan kemungkinan berbagai kemampuan Ras Spirit."

"Ambillah ini dan segera bawa kembali aku ke Phantasma Forest!"

Juan menerima Gulungan 'Detection' dari sosok berselimut kabut itu.

Juan : "Terima kasih. Kembalilah ke wujud manusia dan aku akan mengantarmu ke Phantasma Forest."

Kabut itu berputar dan mulai berubah wujud.

Juan terbelalak : "Hei-hei... apa maksudmu berubah menjadi sosok itu..."

Sosok Zahal membuat Juan sangat terkejut : "Apakah aku berhasil membuatmu terkejut, Juan?"

Juan : "Aku akan meninggalkanmu jika bercandamu keterlaluan..."

Zahal : "Ah iya, maaf-maaf, cepat segera kembalikan aku ke Phantasma Forest!"

Juan menyentuh tangan Zahal.

Zahal : "Kau tak ingin mendekapku erat dari belakang lagi?"

Juan menghajar Zahal sampai babak belur.

Zahal : "Kenapa kau serius sekali."

Juan : "Aku pergi saja ya..."

Zahal : "Ah iya, iya, maafkan aku, maafkan aku!"

Juan : "Ada satu lagi. Aku akan berkeliling sebentar untuk mencari sesuatu."

Zahal : "Jangan-jangan... Gulungan 'Abstraction' ya?"

Juan : "Tepat sekali! Setelah mendapatkan kemampuan 'Detection', kini aku bisa melacak apapun dengan mudah. Bahkan dalam kegelapan tak berujung seperti ini sekalipun."

Juan lenyap seketika setelah menyelesaikan ucapannya.

Zahal : "HEY!!! JANGAN TINGGALKAN AKU SENDIRI DISINI DASAR CALON DEWA PEMBOHONG!"

Juan tiba-tiba muncul kembali dihadapan Zahal : "Hai!"

Zahal : "GOBLIIIIIN*!!! KAU MEMBUATKU TERKEJUT!!!!"

*Goblin adalah ras yang dipandang rendah oleh ras Spirit. Biasanya ketika mengucapkan kata Goblin untuk memaki, konotasinya nyaris sama seperti ketika Manusia menyebut kata 'Anjing' untuk memaki.

Tanpa basa-basi Juan menyentuh Zahal untuk kedua kalinya. Kini mereka langsung lenyap dari kegelapan tak berujung itu dan muncul kembali ke Phantasma Forest.

Juan : "Sudah, aku pergi dulu. Aku terkejut ternyata para Spirit se-takut itu dengan kegelapan."

Wujud Zahal menghilang dan kembali melebur bersama kabut : "Ya, kami adalah Ras yang paling sensitif dengan Kegelapan. Ras yang melambangkan Kebebasan dan Ketenangan Jiwa. Sangat membenci Kegelapan dan Kejahatan."

Juan : "Kau menipuku dengan berubah wujud menjadi Kimochi bro, pantas ya mengucapkan 'membenci Kegelapan dan Kejahatan'..."

Juan menggelengkan kepala dan mengabaikan jawaban apapun yang mungkin akan dilontarkan sosok yang ternyata adalah 'Boss' itu dan segera lenyap dari Phantasma forest dan langsung memutuskan untuk menghilang dari tempat itu.

Juan : 'Tapi kenapa bisa terpikirkan oleh Boss macam itu untuk berubah menjadi Kimochi dan Zahal? Apa Boss dari Gulungan Detection bahkan bisa sampai mendeteksi perasaan terdalam Targetnya?'

"Ah, sudahlah, Keberadaanku tak diketahui siapapun, dan sekarang aku bisa mendeteksi siapapun dan pindah kemanapun."

"Tinggal kemampuan Abstraction ini akan kugunakan dengan baik!"

Juan lenyap dari tempat itu.

Sebuah kota dengan tata bangungan yang memiliki Arsitektur Klasik yang mewah dan berkelas. V01 Ministry District.

Kereta Kuda yang dikendarai oleh beberapa Dwarves berkeliaran.

Xboz02 masih bersiaga di beberapa sudut kota.

Kota yang terlihat menjadi rumah para bangsawan Dwarves.

Zahal melesat di udara dengan cepat kearah sebuah bangunan klasik mewah yang cukup tinggi. Di belakangnya, duplikat Zahal mengikutinya dengan membawa Yoke yang masih pingsan di pundaknya, sementara Louise berada dibelakang duplikat Zahal.

Zahal : "Bagus, sedikit lagi selesai."

Ia menukik turun dan menuju taman di sekeliling bangunan itu dan berhenti didekat sebuah pot tanaman.

Zahal : "Disini!"

Ia mengais tanah didalam pot tanaman tersebut dan mengambil sesuatu didalamnya.

Zahal : "Gulungan 'Reformation'!"

Seperti Gulungan sebelum-sebelumnya, Gulungan yang barusan didapatnya bersinar dan menghilang seketika.

Sesaat setelahnya Zahal membalikkan badan.

Zahal : "Baiklah, selain kepada diriku, aku juga akan mengaktifkan 'Option', 'Repetition', 'Manipulation', 'Reincarnation', juga 'Reformation' kepadamu, Louise."

Louise : "Baik tuan, seperti biasa, anda bisa mengatakan 'Detail' rencana anda seperti yang anda lakukan sejak awal."

Zahal : "Tamasha type Calon Dewa yang tetap bisa berpikir jernih dan bersikap tenang dalam situasi sulit sekalipun, lalu menunggu dan mengambil kesempatan saat datang disaat yang tepat."

Louise mengangguk.

Zahal : "Juan type Calon Dewa yang memiliki kecerdasan emosional terbaik dibandingkan nyaris seluruh Calon Dewa yang ada disini. Saat dimana aku bisa merasakan keberadaannya, atau berada disekitarnya, selalu bertepatan dimana kemampuanku tak bisa aktif untuk memanipulasinya.

Aku tidak bisa mengukur tingkat Intelejensinya, yang jelas ia bertindak dan berpikir secara naluri."

Louise memejamkan mata dan menunduk.

Louise : "Anda menelaah para Calon Dewa setelah berhasil mengambil kesimpulan dari berbagai kasus yang anda ciptakan dengan kemampuan 'Manipulation' anda yang sudah menyebar rata sampai ke 'Quest' yang sudah dimanipulasi sekalipun?"

Zahal : "Benar. Dibandingkan mereka berdua, Calon Dewa yang ironis karena Pengecut, Tamak, Serakah, Ambisi, dan Licik, adalah Brunott yang selama ini sembunyi dibalik bayang-bayang Tamasha."

Louise : "Benarkah begitu?"

Zahal : "Ya, karena Yoke pingsan, satu-satunya kemampuan yang menetralisir Manipulasiku hilang dan aku berkuasa sepenuhnya di Awaland ini."

Louise : "Sejak anda mengarahkan tuan Yoke ke 'Excalibur' dengan memanfaatkan 'Event Dragon Nest' hingga memanipulasi alur tiga Dwarves yang diikuti oleh Yoke anda sudah sedikit-demi-sedikit menguras energi Yoke ya."

Zahal : "Ia hanya mengandalkan kekuatan fisik untuk berpindah. Ketika ia keluar dari pulau buatanku pertama kali adalah dengan 'Menetralisir' semua 'Manipulasi' yang kuciptakan di pulau itu.

Ia menerapkan 'Hukum Coulomb' untuk membuat dua buah zat yang memiliki sifat yang berbeda akan saling tolak-menolak. Dalam hal ini Sifat 'Netralisir' menolak 'Manipulasi' hingga melemparkannya kembali ke posisi awalnya sebelum aku memanggilnya ke pulau itu."

Louise : "Untuk menciptakan 'Penolakan' tersebut saja sudah memakan begitu banyak Energi untuk mengimbangi kemampuan 'Manipulasi' anda bukan?"

Zahal : "Tidak hanya itu, coba pikir baik-baik. Seluruh Negeri di Awaland kecuali tempat-tempat dimana aku bisa mendapatkan Gulungan yang kuiinginkan kumanipulasi agar menjadi satu pulau. Jadi otomatis tidak ada tempat lain lagi tersisa untuk Yoke kembali."

Louise : "Benar, itu berarti..."

Zahal : "Ya, ia entah sengaja atau tidak, membuat dirinya dan Seluruh kota 'V02 Monopoly District' kembali ketempatnya semula. Beberapa saat sebelum aku mengembalikan Pulau itu menjadi Awaland semula."

Louise : "Lalu sekarang apa yang anda inginkan tuan Zahal?"

Zahal : "Akhir dari permainan ini. Dengarkan baik-baik."

Duplikat Zahal menghilang, tubuh Yoke jatuh ke tanah.

Zahal berdialog beberapa saat dengan Louise sebelum keadaan berubah diluar dugaan.

Louise : "Jadi begitu tuan Zahal."

Zahal mengangguk.

Tubuh Yoke lenyap berganti dengan keberadaan Veleon.

Zahal dan Louise bersikap biasa saja melihat tubuh Yoke berganti dengan Veleon.

Veleon yang baru saja tiba disana mendengar ucapan Louise dibelakangnya yang hanya sepatah, lalu melihat Zahal mengangguk mengiyakan.

Veleon : "Maaf tuan Zahal, nona Tamasha akan datang sesaat lagi."

Zahal memandang Veleon dingin. Louise memejamkan mata. Veleon menunduk hormat.

Veleon : "Maafkan hamba, siapapun Dewa yang berhasil terpilih nanti, aku bersaksi bahwa anda adalah Calon Dewa terhebat yang pernah hamba layani."

Zahal tersenyum. Louise menunduk lebih rendah.

Beberapa benda disekitar Zahal mendadak hilang bertepatan dengan datangnya Tamasha dan para Moderator.

Rupanya tubuh Yoke yang sebelumnya menghilang kini berada dipundak Dumstang.

Sekejap kemudian mereka semua melayang. Baik Zahal, Louise, Veleon, Tamasha dan seluruh Moderator yang datang disana.

Tamasha : "A... Apa?"

Tamasha yang kembali menggunakan Artifak Dewa yang sebelumnya sempat dikenakannya kini kehilangan kendali berat badannya.

Zahal : "Tanpa 'Purification', tak ada yang bisa menahan 'Manipulation' milikku."

"BLUSSSSSSSS!!!!"

Sekeliling mereka melebur menjadi debu. Seluruh kota V01 Ministry District, persis seperti yang terjadi di V02 Monopoly District.

Tamasha : "Meleburkan semuanya menjadi debu dan memanipulasi Gravitasi?"

Zahal : "Mungkin kau bisa memohon kepada Dumstang untuk menciptakan Artifak Dewa yang meminimalisir dampak dari Kemampuan dari Gulungan, atau bahkan menambahkan efek kemampuannya dengan bantuan Atmos..."

"...Tapi aku bisa mengendalikan seluruh alam ini, seluruh, seluruhnya sampai ke detail terkecilnya."

Tamasha : "Bagaimana bisa kau tahu sampai kesana, sampai ke Dumstang menciptakan Artifak Dewa ini untukku, bukankah aku sudah melapisi Louise Castle agar tak terdeteksi dari luar dan kemampuan apapun selain kemampuanku dan kemampuan yang kuijinkan disana menjadi tidak efektif? Eh, uh, kecepatan gerakan tangan dan seluruh tubuhku tak bisa kukendalikan."

Tamasha masih tak bisa mengendalikan gerak tubuhnya.

Zahal : "Bukankah sudah jelas, sejak awal aku memanipulasi seluruh Moderator kecuali Kimochi. Silahkan berasumsi sesukamu, bawa seluruh Calon Dewa untuk berdiskusi mengenai apa yang sudah kulakukan. Tapi itu semua sudah sangat terlambat."

Juan tiba di V01 Ministry District dan menyaksikan pemandangan mengerikan itu, ia bisa dengan tepat tiba dibelakang Zahal.

Sama seperti Tamasha, tubuh Juan tak bisa dikendalikan.

Juan : "Tubuhku, tak bisa kukendalikan!"

Zahal : "Kuberi tahu kalian berdua, tak lama lagi satu Calon Dewa akan membuat kalian kerepotan."

Tamasha : "Kami berdua?"

Tamasha memasang wajah penasaran sementara Juan paham bahwa Tamasha tak menyadari keberadaannya yang tak bisa dirasakan oleh siapapun.

Tamasha : 'aku dan Yoke, atau aku dan...?'

Juan : 'Apa mungkin Zahal benar-benar bermaksud bicara pada Tamasha dan Yoke yang masih pingsan? Seharusnya akibat 'Manipulasi' miliknya yang merubah seluruh tempat ini menjadi padang pasir gersang kami bisa jadi sama-sama memastikan bahwa tak ada lagi siapapun yang dimaksudnya.

Tapi tak mungkin ia bisa menyadari keberadaanku dengan kemampuan 'Transparation' yang masih aktif, bahkan kemampuan 'Detection' yang sudah menjadi milikku dan tak mungkin dimilikinya.'

Zahal : "Percuma bertindak tak perlu, Grafitasi disini berubah-ubah sangat drastis, tekanan udara, angin, semuanya kumanipulasi untuk mempersulit gerakan kalian. Hanya Oksigen disekitar kita yang kubuat tetap tersedia untuk bernafas, jadi, tunggu saja disini."

V02 Monopoly District, Padang Pasir sejauh mata memandang.

Soraya : "Kau."

Ratatta : "Pierre!"

Masriz menyeruput kopinya dan masih duduk santai di karpet merah.

Masriz : "Tak hanya dia sendiri."

Pierre : "Orang ini berbahaya."

Soraya : "Apa maksudmu, kami tak melihat siapapun."

"Ah Maaf, karena aku bisa melakukan 'Evolusi', aku menyusup dengan menjadi kutu rambut."

Sebuah suara datang dari arah yang sama persis dari posisi Pierre.

Tiba-tiba sebuah sosok makhluk terbentuk dengan cepat dibelakang Pierre.

Ratatta : "Extremus?"

Soraya : "Bukan, itu kemampuan 'Evolusi', kemampuan untuk berubah wujud dengan struktur tubuh yang memiliki fungsi yang juga ikut berubah!"

Soraya : "Itu Brunott!"

Sosok yang perlahan-lahan terbentuk mirip Extremus itu ternyata adalah Brunott : "Ya, tepat sekali. Aku barusan sempat melihat wujud yang mengagumkan. Sebagian tubuhnya sebagian terluka namun aku masih bisa menerka bagaimana keseluruhan tubuh itu jika terbentuk secara utuh."

Tangan kanan Brunott mencekik Pierre dari belakang. Ia menoleh kearah tubuh kosong Extremus karena Samarinda yang telah tak bernyawa.

Extremus dalam tubuh Samarinda bangkit setelah duduk karena sebelumnya terpasung : "Aku menginginkan tubuh itu!"

Ratatta, Soraya, dan Pierre merasa bahwa kesulitan masih belum berakhir.