Setelah Zahal berhasil menguji kemampuan Gulungan 'Manipulation' dengan mengubah Nando menjadi Gulungan 'Duplication', Ia mengcoba kemampuan Duplikasi dengan menciptakan Lahaz, Duplikat kepribadiannya tanpa kemampuan Manipulasi. Zahal memerintahkan Lahaz untuk berkeliling mencari Informasi tentang dunia sekitar.
15 Moderator tiba-tiba datang dan mengelilingi Zahal.
"Kau melakukan pelanggaran Kode Etik dengan memperlakukan Moderator secara tidak manusiawi."
Veleon, Moderator dengan pakaian a'la koboi membuka bahasan.
Setelah berhasil meyakinkan para Moderator, Zahal menyuruh 2 Moderator untuk membantunya mencari informasi mengenai Calon-dalon Dewa disekitarnya.
Zahal duduk santai dan mencoba membuka Gulungan Undang-undang Dasar.
Zahal : 'Benda yang menjadi Dasar untuk memulai petualangan seperti ini pasti menyembunyikan fungsi lain.'
Zahal : "Dengan kemampuan 'Manipulation' milikku, aku ingin melihat seluruh Fitur dalam Gulungan ini."
Beberapa tulisan tiba-tiba muncul dari Gulungan yang sebelumnya kosong itu.
Zahal : "Jadi Kemampuan yang dipilih bisa digunakan untuk mencari informasi yang lebih dalam ya."
Zahal : "Ada Fitur 'Hidden' untuk menyembunyikan diri dari Fitur 'Search'. Wah, Fitur 'Search' ini bisa digunakan untuk mencari tahu informasi mengenai Calon Dewa disekitar. Nggak perlu repot-repot menyuruh Moderator harusnya nih."
Zahal : "ada fitur 'Help' juga ya. Dari sini ada satu dari beberapa opsi yang sepertinya menarik. Opsi 'How to be a God'."
Ia membaca tulisan itu sedikit demi sedikit dengan teliti.
Zahal : "Menjadi Dewa disini memiliki kekuasaan yang tak disebutkan Detailnya."
Tanpa menutup apa yang sedang dibacanya ia berdiri dan beranjak dari tempat itu.
Zahal : "Akan kucoba mencari tahu sejarah permainan ini, siapa yang ada dibalik dunia ini, dan apa ada Dewa sebelumnya."
Ia berjalan sambil membaca Gulungan itu. Hembusan angin menerpa wajahnya dan membuatnya terkejut. Bukan terpaan angin yang mengejutkannya, tapi bau seekor makhluk yang terbawa oleh angin itu.
Zahal : "Wah-wah, di Savana seperti ini memang merupakan habitat makhluk sepertimu ya."
Beberapa ratus meter dihadapan Zahal, terlihat sosok Makhluk seperti singa, dengan surai lebat, dua tanduk di sisi dahi kiri dan kanan.
Makhluk itu menatap Zahal dengan tatapan pembunuh.
Sesaat kemudian melesat mengejar mangsa dihadapannya itu
.
Zahal : "Ini kesempatan bagus untuk menguji kemampuan 'Manipulasi'."
Zahal berlutut, pandangan matanya tajam kearah targetnya, telapak tangan kanannya menyentuh tanah. Dalam sekejap tanah disekitar Singa raksasa itu berubah menjadi kolam lumpur hisap yang cukup luas.
Zahal : "Nah, bagus! Aku bahkan bisa menambahkan kadar air dalam tanah. Menambah dan mengurangi unsur-unsur yang ada atau kurang. Bukan hanya memanipulasi perasaan dan pikiran."
"Groaaaaa!!!"
Singa itu perlahan tenggelam cukup dalam. Zahal mengacuhkannya : "Toh kau hanya makhluk biasa disini."
Dua orang datang dari dua arah yang berbeda.
Louise dan Veleon datang menghampiri Zahal
Louise : "Di sekitar sini ada tuan Mamba, dengan Gulungan 'Generation', tuan Zahal."
Veleon : "Jauh disebelah Selatan ada seorang Calon Dewa yang mengacau di desa para Werewolves, tuan Saberio."
Zahal : "Aku menemukan fakta menarik didalam Gulungan, jika aku terbawa suasana dan menghabiskan waktu dengan mencari Informasi dengan cara biasa akan memakan waktu sangat lama."
Veleon : "Apa yang akan anda rencanakan tuan?"
Zahal : "Aku akan memangkas dan mempercepat permainan."
Louise : "Bagaimana caranya?"
Zahal : "Membuat Ritme permainan lebih cepat, sehingga mereka tidak akan bersantai dan bergerak sesuai perkiraan."
Loise dan Veleon masih belum paham bagaimana cara berpikir Zahal.
Zahal : "Bawa aku ke tempat seluruh Moderator berkumpul. Aku akan menjelaskan lebih banyak."
Louise mengangguk.
Veleon dan Louise menggandeng tangan Zahal dan sesaat setelahnya mereka bertiga menghilang.
Louise Castle.
Louise tergelitik untuk memperjelas maksud Zahal : "Bagaimana dengan ucapan anda tadi tuan Zahal?"
Zahal : "Aku ingin tahu beberapa hal.
Pertama : bagaimana bisa ada Moderator seperti kalian di dunia ini, di Awaland?
Kedua : Apa tujuan kalian memanggil kami disini, dan apa yang harus kami lakukan untuk menyelesaikan ini?
Ketiga : Siapa penguasa di dunia ini, dan apa yang dilakukannya?"
Para Moderator saling memandang, Dumstang melihat kearah Louise dan mengangguk sebagai kode.
Louise : "Kami para Moderator adalah para 'Calon Dewa' Generasi sebelumnya.
Dewa yang saat ini menjabat mengambil alih kekuasaan Dewa sebelumnya dan merubah beberapa Calon Dewa menjadi Moderator, merubah sistem kompetisi menjadi Dewa dengan mempergunakan Gulungan Undang-undang Dasar. Lalu menerapkan sistem Moderator untuk membantu para Calon Dewa dalam menjalani permainan di Awaland ini."
Zahal : "Lalu, jawaban dari pertanyaan kedua?"
Louise : "Dewa yang sekarang menjabat ingin para Calon Dewa meneruskan posisi beliau dan meminta kami, para Moderator untuk memilih Calon Dewa yang sesuai untuk meneruskan tugas beliau, jadi misi para Calon Dewa seperti anda adalah menjadi Dewa disini dengan cara bersaing melawan Calon Dewa lainnya."
Zahal : "Begitu... Jawaban pertanyaan ketiga?"
Louise : "Penguasa dunia ini adalah salah satu dari Calon Dewa yang ada sekarang, beliau menyamar sebagai Calon Dewa dan mengamati jalannya permainan."
Zahal : "Bagus, dari situ aku akhirnya tahu apa yang harus dilakukan untuk mempercepat permainan ini."
Zahal berdiri ditengah seluruh Moderator : "Aku akan mengumpulkan seluruh Calon Dewa untuk melihat karakteristik mereka."
Selera : "Tuan, masih ada satu Calon Dewa yang menghambat satu Moderator."
Zahal diam sejenak.
Tangan kanannya menyentuh dada seperti sebelumnya, lalu muncullah Lahaz.
Lahaz : "Apa yang kau inginkan?"
Zahal : "Aku akan mengumpulkan seluruh Calon Dewa, kau berperan menjadi diriku, jangan menunjukkan kemampuan, jangan berkata-kata, dan jangan bertindak sedikitpun, apapun yang mungkin terjadi nantinya."
Lahaz : "Oke!"
Zahal dengan cepat membuat sebuah kain jubah bertudung yang besar dan lebar untuk menutupi diri.
Tangan Zahal terangkat. Ia dan Lahaz berpindah ke suatu tempat.
Lahaz : "Dimana ini?"
Zahal : "Dunia manipulasi, tidak ada unsur apapun disini kecuali udara untuk bernafas. Pijakan kaki kita berasal dari unsur kompleks."
Lahaz : "Bagaimana bisa kau menciptakan ini?"
Zahal : "Aku baru saja mencoba ini dan rupanya berhasil. Sebelumnya aku berusaha menciptakan Gerbang Dimensi untuk pindah ke Bumi namun ternyata gagal, aku bisa menyimpulkan sesuatu dari itu semua."
Lahaz : "Apa itu?"
Zahal : "Aku bisa memanipulasi apapun yang ada di dunia ini, namun tidak bisa menembus batas dunia ini sendiri. Sepertinya aku memerlukan kemampuan 'Creation' untuk membuat Gerbang Dimensi."
Lahaz : "Terserahlah, lakukan apa yang ingin kau lakukan."
Zahal melenyapkan Lahaz. Di berbagai tempat muncul awan gelap yang menutupi langit siang itu. sambaran petir dan kilat bersahutan diseluruh tempat.
Zahal : "Aku akan memanggil seluruh Calon Dewa yang terdeteksi di Gulungan Undang-undang Dasar, sekaligus menguji kemampuan 'Manipulasi' milikku untuk kesekian kalinya.
Apakah ada kemampuan Calon Dewa yang bisa mengantisipasi kemampuanku atau tidak."
Dalam sekejap seluruh Calon Dewa muncul bersamaan, termasuk Lahaz yang sebelumnya sempat lenyap beberapa saat.
Zahal : '16? Bukannya seharusnya 17 jika Lahaz mengisi posisiku?'
'Ada yang tidak terpanggil disini, dia adalah pemilik kemampuan yang bertolak belakang, atau tidak terpengaruh dengan kemampuanku
Zahal : 'Sekarang aku akan menguji, apakah aku bisa memanipulasi 'Indera'-ku sendiri. Dengan melihat penampilan, mendengar suara, dan menandai mereka, setelahnya aku akan mudah mengawasi mereka sekaligus tanpa harus berada di sekeliling mereka.'
"Selamat datang seluruh Calon Dewa!"
Semua orang yang hadir disitu menoleh mencari asal suara Zahal.
"Aku adalah 'Doppelganger'! Salah satu Calon Dewa seperti kalian."
Zahal menjelaskan tujuannya sambil terus mempertahankan jati dirinya sebagai 'Doppelganger'. Sambil mengamati para Calon Dewa, ia bergumam dalam hati.
Zahal : 'Bagus, aku akan berbasa-basi, sambil membuat kalian lengah, perlahan-lahan aku memanipulasi Gulungan kalian dengan 'Resonansi Getaran' dari Gulunganku.'
Zahal melihat perdebatan antara para Calon Dewa :
"Hebat! Tidak salah kalian terpilih! Kalian punya pendirian dan semangat yang kuat!"
"Begini saja! Setelah ini aku akan mengirim kalian kesuatu tempat untuk saling Mengalahkan agar permainan cepat berakhir!
Tujuh orang yang bertahan akan kukembalikan menuju posisi asal kalian!"
Zahal : 'Bagus, semua berjalan lancar, mereka hanya berdebat, tidak berusaha untuk menyerangku sama sekali.
Ucapan ku yang terakhir tadi adalah Penggiringan Opini agar kalian serius untuk saling membunuh dan mengeliminasi semaksimal mungkin, sementara aku mencari 'Gulungan' yang kuinginkan.'
Zahal menepuk tangannya tiga kali.
Sebuah Pulau terbentuk dari gabungan beberapa Negara.
Sesaat setelahnya Para Calon Dewa berpindah ke pulau tersebut.
Zahal : "Nah, setelah aku melakukan 'Scanning' barusan, aku sudah mengingat penampilan dan suara kalian, selain itu aku memanipulasi 'Data' yang tersimpan didalam Gulunganku untuk menyimpan informasi kalian. Dengan itu aku menciptakan pulau yang bisa kuawasi dari jauh, dimanapun posisi kalian di pulau yang terbentuk dari nyaris seluruh bagian Negara di dunia ini, disitu aku akan menemukan kalian."
Zahal berbalik dan lenyap dari ruang hampa udara barusan dan kembali ke Louise Castle.
Zahal : 'Dari Gulungan 'Manipulation' ini, dikombinasi dengan kemampuan 'Manipulasi' milikku, aku menambah Fitur yang tak dimiliki Gulungan lain, yaitu 'Fitur Story'. Dan setelah Fitur itu kutambahkan, aku bahkan bisa mengecek daftar 'Quest', detail Informasi Moderator, seluruh Ras, bahkan Sejarah didalamnya.'
Zahal mengerutkan dahi : 'Selanjutnya aku akan membagikan data yang baru ku manipulasi ini agar seluruh Calon Dewa bisa mengaksesnya. Tujuannya agar aku bisa dengan mudah menebak kemana pergerakan mereka.'
Zahal menggerakkan jari-jarinya, tangan kirinya diangkat dan muncul satu Gulungan Undang-undang lagi : 'Ini adalah Gulungan 'Duplication' milikku yang kudapat dengan memanipulasi Moderator tadi. Rupanya bahkan walaupun menggunakan Gulungan hasil 'Manipulasi', data tambahan yang kumasukkan barusan tetap dapat diakses.'
Para Moderator melihat Zahal dengan wajah serius.
Zahal : "Jika aku menelusuri Quest yang ada disini, lalu melihat rekam jejak sejarah, ternyata ada dua buah 'Hidden Quest' yang belum tentu bisa dicapai semua Calon Dewa."
Louise dan Dumstang saling memandang, Louise : "Benar tuan Zahal."
Zahal : 'Sambil mengamati kemajuan mereka di pulau itu, aku akan mempelajari seluruh informasi, data, dan sejarah dunia ini.'
Zahal : "Ah, iya, ada satu orang yang tidak bisa kupanggil, setelah aku melakukan pendataan, 15 Gulungan kemampuan sudah terpilih, salah seorang Calon Dewa sudah mendapatkan dua gulungan diawal permainan, sama sepertiku. Calon Dewa itu juga dengan cepat mempelajari dan mampu menggunakan 'Hidden'."
Selera : "M... Maaf, itu saya. Calon Dewa yang saya panggil mengerjai saya dan ia berhasil mendapatkan Gulungan baru sesaat setelah kedatangannya."
Zahal : 'Jadi begitu, banyak Calon Dewa yang cerdas dan waspada disini, bahkan bisa memilih dan mempergunakan kemampuan 'Transparation' untuk menyembunyikan diri.'
Zahal : "Aku sudah bisa mengumpulkan mereka semua, walaupun belum mengetahui dengan pasti masing-masing kemampuan mereka, Louise."
Zahal dan Louise mengobrol cukup lama. Sesekali ia bertanya kepada Moderator lain.
Zahal : "Jadi Dumstang, Ada yang namanya Artifak Dewa juga, kau membuat beberapa dan beberapa yang lain dibuat oleh ras lain?"
Dumstang : "Benar tuan Zahal, Artifak Dewa yang paling mudah digunakan oleh manusia adalah buatan Dwarves."
Zahal : "Bagus, suatu saat aku bisa memanipulasi hal itu jika ada seorang Calon Dewa yang mungkin merepotkan dan berlawanan dengan kemampuan 'Manipulation' milikku."
Xboz01 : "Anda bisa memikirkan ide sampai kesana tuan Zahal?"
Zahal : "Tentu saja, setelah mempelajari struktur dunia ini, banyak hal yang bisa kumanipulasi."
Zahal : "Bahkan mudah sekali untuk memanipulasi interaksi antara Calon Dewa dengan penghuni asli Awaland."
Zahal : "Setelah ini aku akan membuat Duplikat para Moderator, Duplikat dari Moderator akan berada di Awaland, sementara Moderator asli akan berada di Louise Castle ini."
Naruna : "Apa?"
Louise : "Apa tujuan tuan Zahal?"
Zahal : "Mungkin saja akan ada Calon Dewa yang sangat Cerdas hingga bisa mengendus keberadaan Moderator, bahkan mencurigaiku dan langkah-langkahku."
"Ada pula Calon Dewa yang harus kujebak didalam sini, tugas kalian adalah mengikuti keinginan mereka, sambil menuntun mereka untuk mempercayai kalian."
Para Moderator menunduk.
Veleon : "Kami harus bertindak sebagai Moderator yang adil tuan."
Zahal : "Tidak, bukan begitu, barusan aku mengecek semua fitur dalam Gulungan Undang-undang Dasar milikku. Ternyata Dewa saat ini menyisipkan banyak fitur termasuk fitur untuk mengecek Event, Quest, Ras, NPC, Moderator, Sejarah Awaland, hingga Dewa, mantan Dewa, juga sejarah kalian. Kalian adalah Calon Dewa yang terpaksa menjalani takdir sebagai Moderator karena Dewa yang saat ini menjabat melakukan itu."
'Tidak, bukan, itu adalah fitur tambahan dariku sendiri, dari hasil 'Manipulation', tapi walaupun begitu ternyata fiturnya berhasil menguak seluruh informasi.'
Zahal menatap seluruh Moderator dengan pandangan mantap : "Kalian memerlukan Calon Dewa yang menghapuskan itu, karena itulah semakin cepat Calon Dewa saat ini terpilih menjadi Dewa, semakin cepat pula peran kalian sebagai Moderator berakhir, benar bukan?"
'Ya, itu sudah seharusnya. Mereka adalah keberadaan yang diarahkan untuk tujuan tertentu, dan pasti mereka memiliki keinginan sendiri yang terkekang oleh aturan kuat yang diciptakan Dewa saat ini.'
Louise memejamkan mata : "Anda benar sekali. Aku akan membantu siapapun Calon Dewa yang paling mampu menyelesaikan ini dengan cepat."
Zahal : 'Bagus, akhirnya ada suara yang mendukungku! Dan dia adalah...'
Zahal : "Haha, tentu saja harus begitu, aku bisa membayangkan perasaanmu ketika seseorang menjatuhkanmu dari Dewa menjadi Moderator, Louise."
Louise terbelalak mendengar pernyataan Zahal.
Louise : "Aku akan menunggu bukti ucapan anda, selama itu mungkin untuk diwujudkan, aku akan membantu anda sekuat tenaga, tuan Zahal."
Zahal : "Bagus, aku harus menyusun kekuatanku sebelum rencana puncak selesai."
Zahal melihat kearah Gulungan Undang-undang miliknya : 'Event 'Dragon Nest' ini, Event yang dapat mengguncang dunia dengan munculnya Pasukan Naga yang melakukan Infasi, penyebabnya adalah Jatuhnya Hidden Moderator Vilxliv, atau Interaksi dengan Extremus, Sang Raja Naga.'
Zahal melihat kearah para Moderator : 'Masalah Hidden Moderator ini juga pasti sudah diketahui para Moderator ini, aku bisa memanfaatkan info yang mereka miliki untuk memancing Calon Dewa yang Kritis mencari Data dan Informasi.
Jika Calon Dewa pemilik Transparation memiliki Intelektual yang cukup dan mendapat Info mengenai Gulungan 'Domination', atau setidaknya Calon Dewa yang setara dengan kemampuan Intelektual seperti itu pasti akan mengincar Gulungan itu.
Moderator juga memiliki sikap Netral yang memungkinkan mereka untuk berbagi Informasi kepada siapapun, itu bisa kumanfaatkan untuk memancing Calon Dewa lain. Sambil melihat sepak terjang mereka, menilai kemampuan mereka, aku akan menyusun 'Strategi Fleksibel' yang bisa tetap berjalan walaupun mereka menggagalkan rencanaku.'
'Dan ketika alur rencanaku gagal, aku harus mencari Gulungan yang bisa membuatku menyesuaikan diri dengan perubahan kegagalan rencanaku.'
Zahal menggeser Gulungannya seperti melakukan Scrolling Smartphone.
Mata Zahal berhenti pada satu nama Gulungan : 'Option!'
Zahal : 'Selanjutnya, Gulungan yang bisa dikombinasi dengan itu.'
Zahal mempercepat kemampuan 'Scanning' membacanya*
*Ada 2 tehnik yang bisa digunakan untuk membaca dan memahami bacaan dengan cepat. Scanning atau Skimming.
Dengan terbentuknya Pulau buatan Zahal, Zahal akhirnya bisa mengawasi pergerakan seluruh Calon Dewa kecuali Juan.
Beberapa waktu kemudian Pertarungan antara Surya dan Mamba yang dimenangkan Mamba membuat Zahal terkejut dan memutuskan untuk turun dari Louise Castle yang berada diatas langit itu.
Zahal : 'Mereka benar-benar termakan oleh permainanku, permainan dalam permainan.'
'Aku harus memastikan kemampuan 'Dewa' saat ini sebelum memutuskan untuk menggiring seluruh Calon Dewa agar bertempur dalam pertarungan yang lebih besar dan memaksa 'Dewa' itu turun tangan dan memutuskan untuk memindahkan kekuasaannya ke 'Calon Dewa' Generasi berikutnya.'
'Menggiring seluruh Calon Dewa, berarti harus menggunakan beberapa gabungan. 'Event' yang bersifat 'global' dan menyeluruh, yang secara alami terlihat bisa mempengaruhi 'Quest' lain yang tumpang tindih. 'Event' yang tidak disadari bahwa ada 'Manipulasi' yang kusisipkan didalamnya.'
Zahal menuju sebuah pulau terdekat : 'Option untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu padaku, Repetition untuk mengulangi 'Data' yang sudah ku'Manipulasi' agar aku tak perlu repot-repot memanipulasinya lagi dan bisa berjalan sesuai situasi terkini, dan Reincarnation jika saja aku terbunuh. Gabungan ketiganya akan membuatku bisa hidup kembali ditempat simpan posisi yang kubuat dengan menggunakan 'Manipulation' dan 'Option'.'
Zahal tiba di pulau tempat mamalia raksasa sebagai Boss yang menyimpan gulungan 'Repetition'. Ia bertarung mudah melawan Boss itu.
Selanjutnya Zahal berpindah tempat sambil membuka Gulungan miliknya dan memastikan Apa yang terjadi.
Zahal : "Calon-calon Dewa yang sembrono...
kalau saja aku berniat mengakhiri permainan ini dengan cepat pasti aku sudah memulainya dengan menemukan Gulungan Kemampuan Deteksi dan menemukan kompetitor terakhir, Calon Dewa dengan kemampuan 'Transparation'."
Zahal : "Akan kubuat permainannya sedikit lebih asyik dan seru dengan membiarkan mereka sedikit lebih berkembang.
Tingkat kesulitan dan tantangannya akan kutingkatkan."
Zahal : "Aku harus membuat mereka mencari Gulungan Kemampuan 'Detection' dan berlomba menemukannya lebih dulu dariku.
Walaupun aku yakin pasti aku akan menemukannya lebih dulu daripada para Calon Dewa lugu seperti mereka semua..."
Zahal berjalan santai, setelah sebelumnya terbang, melayang, dan melakukan berbagai macam atraksi dengan kemampuan 'Manipulasi' miliknya.
Zahal yang sudah keluar dari pulau dimana ia mendapatkan Gulungan 'Repetition' terkejut.
Zahal : "Ada Calon Dewa yang lenyap dari Pulau itu!"
Zahal berhenti berjalan. Tubuhnya terangkat melayang.
Ia terbang menembus awan. Cukup jauh ia melesat dan akhirnya sampai ke Louise Castle
Zahal berjalan tergesa-gesa.
Ia menelusuri kastil dan sampai pada suatu ruangan yang tertutup rapat.
Zahal masuk kedalamnya, tempat yang setelah pintu terbuka ternyata diselubungi kegelapan dan hanya disinari oleh cahaya-cahaya Monitor.
Zahal : "Aku yakin kau menyadari sesuatu, Lahaz."
Lahaz : "Seseorang menghilang dari tempat itu. Seluruh rekaman sosok hingga suaranya juga lenyap."
Zahal : "Menarik sekali. Ada juga Calon Dewa yang bertindak diluar batas."
Lahaz : "Apa yang akan kau lakukan?"
Zahal meletakkan tangan kirinya didada kiri. Seketika itu Lahaz lenyap.
Zahal : "Jadi begitu. Lahaz memiliki keterbatasan untuk mencermati seluruh rekaman gambar dan suara di pulau itu."
"Berkat kemampuan Duplikasi, ketika aku menggabungkan ingatanku dengan ingatan Lahaz ketika ia menyatu denganku, semua celah terlihat dengan baik."
"Pria bernama Masriz ngobrol dengan seseorang bernama Yoke.
Sejak awal kedatangan mereka para Calon Dewa ketika Lahaz berperan sebagai Doppelganger, Kedua orang inilah yang paling tenang dalam menanggapi kemampuanku untuk memanggil mereka secara tiba-tiba."
Zahal berjalan keluar ruang monitor itu perlahan-lahan.
Zahal : "Aku tak perlu melihat keseluruhan rekaman CCTV di pulau itu.
dari Psikologis para Calon Dewa aku sudah bisa menganalisa perkembangan mereka dan kemungkinan kemampuan yang dimiliki.
Kalaupun perkiraanku sedikit meleset, ketika aku menonaktifkan Manipulasiku atas pulau itu dan mengembalikan mereka ke posisi awal masing-masing, seluruh rekaman ingatan yang terjadi di pulau itu secara otomatis akan masuk kedalam ingatanku."
Louise : "Kemampuan mengerikan yang sudah anda pikirkan sejauh itu tuan Zahal."
Zahal menoleh dingin kearah Louise.
terjadi percakapan antara Zahal dan Louise. Setelahnya ia memutuskan untuk kembali melanjutkan misinya mencari gulungan berikutnya.
Zahal berjalan menjauh dengan cepat dan turun kembali meluncur terjun dari atas awan.
Louise : "Ia bahkan memanipulasi permainan ini sendiri. Tidak mustahil ia akan menjadi Dewa sesungguhnya."
Zahal tiba di suatu negeri yang cukup luas. Disekitar tempat ia mendarat terdapat pabrik-pabrik, pembangkit, generator, V13, Factory District.
Zahal : "Sesuai petunjuk di Gulungan, untuk mendapatkan 'Option' harus menyelesaikan 'Quest' disini."
Zahal menyentuh dadanya dengan tangan kanan.
Lahaz muncul dihadapannya.
Zahal : "Aku memerlukanmu untuk pergi mengejar Kimochi."
Lahaz : "Kimochi? Moderator itu?"
Zahal : "Iya, benar. Ajak Louise untuk menemui Kimochi."
Lahaz : "Kau menyuruhku yang nggak bisa memanipulasi apapun untuk terbang ke langit menembus awan dan bertemu dengan Louise."
Zahal : "Kau duplikat yang pintar bercanda juga."
Louise : "Ada apa Tuan Zahal?"
Lahaz : "Woyy!! Bikin kaget!"
Louise : "Kami para Moderator bisa muncul tanpa diduga oleh manu... maksud kami, Calon Dewa."
Lahaz : "Kapan kau memanggilnya?"
Zahal : "Skip obrolan yang nggak perlu...
Pergilah."
Zahal, Lahaz, & Louise berdiskusi.
Zahal : "Louise akan mengajak Kimochi mengobrol sambil berkeliling di tempat awal Kimochi mengundang Juan. Louise cukup mengulur waktu sambil berkeliling dan menunggu saat dimana aku menangkap keberadaan Juan yang terpancing dengan keberadaan Kimochi."
Louise : "Mencari di dunia seluas itu?"
Zahal : "Juan tidak memiliki Gulungan yang membuatnya bisa bergerak terlalu jauh. Lagipula aku perlahan bisa mendeteksi seluruh data yang ada di dunia ini dan memastikan kejanggalan yang ada disetiap daerah."
Lahaz : "Lalu peranku?"
Zahal : "Awasi Louise dan Kimochi, aku akan mengabarimu jika ada perkembangan."
Setelah beberapa saat Louise dan Lahaz mengangguk dan segera pergi dari hadapan Zahal.
Ketika Zahal menemukan Ruang yang mengarahkannya untuk menemukan Gulungan 'Option' disaat yang sama Zahal yang sudah memiliki kemampuan untuk mengawasi dan mendengar percakapan di seluruh dunia mendengar percakapan yang terjadi antara Juan yang tertipu tipuan Zahal yang berhasil membuat Lahaz dan Louise menemukan Kimochi.
Juan mendengar obrolan mereka dengan sangat jelas. Jika Kimochi sadar bahwa Juan sudah berada persis dibelakangnya, entah apa yang akan dilakukannya.
Juan : "Hei... Pura-pura tak mendengar suaraku, lanjutkan obrolanmu!"
Juan berbisik persis disebelah telinga Kimochi.
Kimochi terkejut.
Begitu pula Zahal yang sedang berada didekat ruang panel didalam pabrik pembangkit.
Zahal : "Akhirnya muncul juga."
Zahal : "Aku menemukannya, Lahaz."
Lahaz yang posisinya begitu jauh dari Zahal terkejut ketika Zahal bisa membisikkan suara ke telinganya.
Lahaz sedikit banyak paham apa yang dimaksud oleh Zahal.
Sementara Kimochi yang mengerti pesan Juan hanya mengangguk.
Kimochi : 'Akhirnya tuan Juan menemukanku. Aku harus berhati-hati bersikap agar Louise tidak curiga.'
"AKU MENEMUKANNYA!!!"
Itu suara teriakan Lahaz. Kimochi dan Juan terkejut, sementara Louise paham bahwa itu adalah kode baginya bahwa Zahal telah menemukan posisi Juan.
Suara Lahaz menimbulkan kegaduhan yang membuat para Werewolves terbangun.
Louise yang sedang berjalan dengan Kimochi akhirnya sadar bahwa Zahal berhasil menemukan Juan yang baru saja membisikkan sesuatu ke telinga Kimochi.
Zahal tertawa lepas disaat yang sama, disaat ia masih berusaha mendapatkan gulungan 'Option' : "Huahahaha, menarik sekali kawan! setelah aku membuat seluruh Awaland berada dalam pengawasanku, suara bisikanmu ditelinga Kimochi sudah menjadi fokusku!"
"Sejak aku meningkatkan pengawasan dari sekedar satu pulau dimana para Calon Dewa berkumpul, hingga menjadi seluruh Awaland, aku sudah fokus untuk mengawasi pergerakan daerah sekitar Lahaz yang kuutus untuk mengikuti Louise!"
"Aku paham kemampuan pengawasanku berkurang drastis untuk mendengar percakapan para Moderator, tapi aku meningkatkan fokus terhadap daya tangkap suara dan penglihatan didaerah sekitar Lahaz semenjak aku mengutusnya mengikuti Louise."
Zahal berhasil memanipulasi fase bulan di Aoryu Akagakure dan mendesak Louise & Kimochi untuk pergi ke Louise Castle.
Zahal didalam ruangan yang ia masuki melihat sosok pria dengan jas safari rapi lengkap dengan dasinya, potongan rambut halus yang mengkilap disisir kearah belakang, bibirnya menikmati cerutu hitam, arah pandangan matanya yang ditutupi kacamata hitam berbentuk kotak sepertinya mengarah ke kedatangan Zahal.
Pria itu berjalan mendekati Zahal yang menurutnya bukan Calon Dewa biasa.
"Jika kau ingin mendapatkan gulungan, bekerjalah disini sebagai karyawanku besok pagi. Sekarang bukan waktunya bekerja."
Zahal : "Masalahnya aku adalah 'Hacker yang bisa merubah alur Quest' dan aku memintamu untuk menyerahkan Gulungan 'Option' tanpa Syarat apapun."
Pria itu terkejut, ia merogoh kantong jasnya dan menyerahkan Gulungan Undang-undang 'Option' kepada Zahal.
Zahal : "Bagus, dua misi selesai. Mendapatkan 'Option' sekaligus 'Mengundang' Pesaingku ke dalam 'Markas musuh'.
Diatas awan, didalam Louise Castle.
Juan bergelantungan ditubuh Kimochi tanpa disadari dan dirasakannya.
Juan melepaskan Kimochi dan mundur menjauh dari gadis itu.
Kimochi dan Louise datang disambut oleh beberapa Moderator.
Zahal disisi lain keluar dari pabrik pembangkit.
Zahal : "Permainan sampai ke tahap berikutnya! Oke para Calon Dewa yang sedang beristirahat, terima kasih untuk partisipasinya di Babak pertama!"
Zahal menepuk kedua tangannya dua kali.
Pulau buatan Zahal itu lenyap.
Masing-masing calon Dewa berpisah kecuali mereka yang berada dalam satu tim.
Zahal : "Dengan membagi mereka menjadi Calon Dewa yang sudah bekerjasama dan tidak, aku bisa mempercepat jalannya permainan tanpa terlalu terlibat.
Selain itu banyak data yang bisa kuambil ketika masing-masing Calon Dewa berada dalam tim, kemampuan mereka berkoordinasi, memimpin, mengambil keputusan, keseluruhan dari kemampuan Intelektual mereka."
Zahal disisi lain keluar dari pabrik pembangkit itu.
Zahal : "Permainan sampai ke tahap berikutnya! Oke para Calon Dewa yang sedang beristirahat, terima kasih untuk partisipasinya di Babak pertama!"
Zahal menepuk kedua tangannya dua kali.
Pulau buatan Zahal itu lenyap.
Masing-masing calon Dewa berpisah kecuali mereka yang berada dalam satu tim.
Tamasha dan Brunott kembali ke posisi awal mereka sebelum dipanggil oleh Zahal.
Tamasha : "Ini... Kita dikembalikan ke tempat awal!"
Zahal membuka Gulungan Undang-undang Dasar miliknya.
Zahal : "Seharusnya dengan ini kalian para Calon Dewa akan lebih mudah dan semangat menemukan Gulungan Kemampuan lain untuk mendukung perjalanan kalian."
Ia menggerak-gerakkan jarinya turun-naik menunjuk Gulungan Undang-undang miliknya.
Zahal : "Hmmm... Selanjutnya ini saja."
Zahal kembali melayang seperti sebelumnya meninggalkan Kompleks Pembangkit itu.
Zahal melayang diudara.
Zahal : "Kau sudah berada disana. Juan namamu, Transparasi kemampuanmu."
Zahal : "Aku selangkah lebih unggul darimu. Selama kau di kastil itu aku tak akan kembali dan menunjukkan sosokku."
Kembali ke Himawarigakure yang dihiasi kunang-kunang yang berterbangan disekitar pedesaan.
Tamasha yang sudah beberapa saat berkeliling memastikan kondisi sekitar aman kini memainkan jari jemarinya diatas lembaran Gulungan Undang-undang Dasar.
Tamasha : "Naruna adalah Moderator yang bisa dibilang berperan sebagai NPC Quest disini."
"Pada dasarnya dari setiap 19 ras, ada Moderator yang berperan sebagai 'Wasit' di Teritori mereka masing-masing.
Sebelumnya Doppelganger memanggil para Calon Dewa untuk berkumpul, tujuannya pasti untuk mengambil Informasi berbagai karakteristik para Calon Dewa.
Sebagai kompensasinya para Calon Dewa yang saling berpapasan di pulau itu bisa mendapatkan Info mengenai lawan mereka dan jika mereka menghindari pertarungan intens, mereka bisa belajar untuk mengantisipasi lawan pada pertemuan berikutnya.
Sekarang setelah para Calon Dewa kembali lagi ke posisi asal mereka, adalah kesempatan untuk memperkaya diri dengan Informasi didalam Awaland ini."
"Doppelganger, atau siapapun yang berhasil merencanakan ini merupakan lawan dengan Intelektual yang luar biasa."
Zahal yang melesat cepat menuju El D Island tersenyum dingin : "Heheh... terima kasih pujiannya."
Zahal : 'Bagus, ternyata Calon Dewa berikutnya yang menyadari Gulungan, Moderator, dan Sistemnya adalah Tamasha, ada kemungkinan ia akan menyelidiki Naruna dan 'mengejarku' hingga ke Louise Castle, mencari keberadaanku atau Informasi lebih detail langsung ke para Moderator.'
Zahal mengurangi kecepatannya dan terbang rendah perlahan sambil mengeluarkan Gulungan Undang-undangnya.
Zahal : "Disekitar sini."
Zahal berhenti sejenak.
Zahal : "Beberapa Moderator masuk kedalam ruang Monitor.
Selain Juan, ada Yoke dan aku yang tidak terdeteksi oleh monitor yang kuciptakan dari kemampuan manipulasiku."
"Dari Gulungan Undang-undang yang terpilih, sudah bisa dikira-kira kenapa Yoke sampai tidak dapat dideteksi oleh pengawasanku.
Tapi sayangnya kemampuan miliknya tidak dapat bersembunyi dari deteksi langsung Gulungan Undang-undang dan juga kemampuan deteksi dari para Moderator."
Zahal mendarat disebuah pulau yang sangat kecil. Hanya terdapat sebuah gunung yang dikelilingi pantai, El D. Island.
Zahal : "Kita lihat apa jadinya kombinasi dari empat kemampuan yang kumiliki ditambah kemampuan ini."
Zahal berjalan santai mendekati gunung dibagian tengah El D Island.
Zahal : "Jadi ini El D. Gua emas Legendaris yang didalamnya tinggal Vilxliv, satu-satunya Phoenix yang tersisa."
Zahal bergerak masuk dengan cepat karena menyadari perbedaan tekanan udara dan suhu dari arah luar Gua.
"Bukan Satu-satunya Phoenix yang tersisa. Tapi memang hanya aku Phoenix di Awaland ini."
Zahal dan Vilxliv terlibat percakapan hingga memicu pertempuran.
Sementara Zahal bertarung sengit dengan Vilxliv dan tak terlihat dari Monitor di Louise Castle, Juan mengamati seluruh Awaland dan mengamati kejanggalan di Himawarigakure, tempat Brunott, Tamashan dan Naruna berada.
Juan ditempat para Moderator mengawasi Awaland di ruang monitor.
Juan : "Lho itukan Moderator nenek-nenek ini? Kenapa ia bisa berada ditempat yang beda?"
Juan terkejut melihat Naruna di tempat yang berbeda disaat yang sama.
Naruna yang ada dihadapannya dan juga di monitor, ditempat Tamasha beristirahat di Himawarigakure.
Juan : "Apa rahasia yang ada didalam sistem Permainan menjadi Dewa ini sebenarnya?"
Di Padang Pasir Vadara, Pierre menghampiri Snipy yang tak sadar karena ilusi melawan Anubis dan terlibat perdebatan dengannya.
Snipy : "Sementara ini yang mendominasi Awaland dengan jumlah gulungan yang dimiliki, adalah Zahal."
Pierre : "Kemampuan Spesification milikmu kelihatannya sangat ringkas untuk mengorek informasi ya? Sampai bisa mengetahui tentang Zahal."
Snipy : "Hanya satu orang yang tidak bisa kuspesifikasi..."
Pierre : "Pasti pengguna Transparation, Juan kan'?"
Snipy : "Benar, Transparation, tapi bagaimana bisa kau mengetahui nama penggunanya?"
Pieree : "Jiahahahahaha! Sepertinya akulah yang pertama kali bisa menggunakan Gulungan Undang-undang untuk melihat detail masing-masing Calon Dewa."
Snipy mengeluarkan Gulungan Undang-undangnya. Mereka berdua mengobrol sambil berjalan santai ditengah Gurun Pasir Vadara yang sebentar lagi akan menjadi sangat panas.
Snipy : "Benar juga, kau yang pertama kali mengaktifkan 'Hidden'. Bahkan mendapatkan Dua gulungan dalam waktu singkat, sepersekian detik setelah Zahal mendapatkan 'Duplication'."
Pierre : "Sayangnya sepertinya kau nggak bisa mengecek bagaimana ia mendapatkan gulungan kedua miliknya ya."
Snipy : "Benar. Aku hanya sanggup mengorek bahwa waktu sekian, sekian menit setelah Calon Dewa ini pindah ke Awaland, ia mendapatkan Gulungan tipe ini dan itu."
Pierre : "Lalu selain Zahal, siapa yang harus kita waspadai."
Mereka berdua melanjutkan perjalanan di tengah Padang Pasir Vadara tanpa menyadari perkembangan yang dilakukan Juan, Tamasha, dan Zahal.
Kembali ke Louise Castle. Juan memperhatikan setiap aktifitas, pergerakan, & situasi yang dihadapi para Calon Dewa.
Para Moderator tengah asyik membandingkan kekuatan Hidden Moderator dengan Calon Dewa.
Juan banyak mendengar informasi dari ruangan itu. Sesekali ia memperhatikan Louise yang duduk tenang mengamati dan mendengarkan Moderator lainnya berkomentar.
Juan : "Aku ngantuk, tapi rasanya rugi melewatkan kesempatan seperti ini. Saat aku bisa mengamati setiap detik situasi yang dihadapi para Calon Dewa."
Louise : "Salah satu keunggulan Moderator dibandingkan Calon Dewa adalah.
Moderator tidak perlu makan, minum, dan istirahat."
Juan terbelalak terkejut mendengar ucapan Louise. Naruna, Selera, dan nyaris semua Moderator yang ada disitu tertawa.
Juan : "Apa benar Moderator-moderator ini tidak menyadari keberadaanku? Atau ucapannya barusan hanya kebetulan?"
Ekspresi wajah Juan menunjukkan masih tak percaya ucapan Louise yang seolah-olah menanggapi ucapannya sebelumnya.
Pertarungan antara Zahal dan Vilxliv menimbulkan luapan air laut yang membuat beberapa daerah terkena dampak.
Vilxliv dan Zahal terlibat percakapan mengenai Zahal yang melenyapkan duplikatnya.
"Sepertinya kau sudah menyadari tehnikmu terlalu banyak memakan energi."
Vilxliv berusaha melihat ekspresi Zahal yang melayang beberapa puluh meter diatasnya.
Zahal : "Haha! Aku bahkan tidak merasa kelelahan sedikitpun."
Wajah Vilxliv menunjukkan ekspresi heran melihat tanggapan Zahal.
Vilxliv : "Omong kosong! Tehnik seberat itu, Manipulasi setingkat itu, ditambah Duplikatmu menggunakan tehnik yang sama beratnya..."
Zahal berbisik dari belakang telinga Vilxliv : "Apa aku terlihat terlalu lelah untuk mengimbangimu?"
Zahal tersenyum dingin melihat ekspresi terkejut Vilxliv. Vilxliv terlambat bereaksi dari perpindahan Zahal yang begitu mendadak.
Vilxliv : "Kau!!!"
Zahal menyentuh punggung Vilxliv : "Dengan sentuhanku ini, aku meningkatkan panas tubuhmu dari dalam dengan kecepatan ekstrim.
Sama seperti sebelumnya, kau akan terbakar dari dalam tubuh.
Disaat yang sama aku menghentikan peredaran darah dan refleks saraf motorik dan sensorikmu."
Penjelasan yang padat dan jelas itu membuat kemampuan Zahal bereaksi dengan cepat. Secepat ucapannya.
Phoenix Vilxliv membeku, mematung, tak bergerak.
Zahal : "Aku menyisakan kemampuan pendengaranmu, supaya kau menyadari perbedaan tingkat Intelektual kita.
Aku akan menjawab pertanyaanmu sebelumnya mengenai Energiku yang tak terkuras sedikitpun, sebagai jawaban sebelum kematianmu."
Benar, Vixliv hanya bisa mendengar ucapan Zahal dan mengingatnya. Seluruh tubuhnya tak mampu bergerak sekedip matapun.
Zahal : "Rahasia dari kemampuan Manipulasiku yang bisa mengeluarkan tehnik seberat itu untuk memanipulasi unsur alam adalah...
Aku juga me-'Manipulasi' Kemampuan tubuh, Sugesti otak, dan Perasaan, agar tehnik seberat apapun yang kukeluarkan hanya perlu menghabiskan tenaga seperti mengedipkan mata."
Zahal tersenyum dingin sesaat sebelum seluruh tubuh Vilxliv hangus menjadi abu.
Rencana Zahal berjalan hingga mampu membuatnya berhadapan dengan Vilxliv : 'Setelah mengalahkan Vilxliv, aku memperoleh kemampuan 'Reincarnation', sekaligus memicu Event 'Dragon Nest' yang imbasnya menjalar ke seluruh dunia.'
Zahal : 'Saat itu beberapa Calon Dewa yang tidak kompeten akan tereliminasi, habis karena seleksi alam, sementara Calon Dewa yang kompeten akan mencari tahu mengenai Event Dragon Nest, dan sadar bahwa kemampuan 'Domination' sangat kuat dan mereka akan mengincar itu.'
'Adapula Calon Dewa yang cinta kedamaian dan pasti ikut serta menuntaskan Event itu.'
Zahal memberi Vilxliv rahasia kemampuannya dan pengetahuannya mengenai Energi, Durasi, dan Jeda yang membuatnya memilih Gulungan-gulungannya berdasarkan alasan itu.
Zahal bertarung melawan Vilxliv, berhasil mengalahkannya dan mendapatkan Gulungan 'Reincarnation', lalu mencoba bertaruh : "Aku akan mencoba berhadapan satu lawan satu dengan Calon-calon Dewa yang memiliki kemampuan Intelektual diatas rata-rata."
Zahal bergerak cepat menembus awan.
Zahal : "Pergerakan, Perencanaan, dan Penggunaan Calon Dewa bernama Soraya itu lumayan juga."
"Tapi... Selama aku belum mengetahui pola pikir dan pola bertarung Juan dan Yoke, aku belum bisa sembarangan bergerak."
Zahal : 'Untuk sementara aku harus mengambil data dari pertempuran melawan mereka.'
Zahal : "'Option', 'Repetition', 'Reincarnation', Opsi satu, jika aku terbunuh karena kemampuan 'Fisik', hidupkan aku disini kembali dengan menggunakan 'Reincarnation', tambahkan peningkatan 'Daya Tahan Fisik' dan 'Kalkulasi kekuatan fisik lawan'.
Opsi dua, jika aku terbunuh karena kemampuan 'Gulungan', hidupkan aku disini kembali dengan menggunakan 'Reincarnation', tambahkan peningkatan terhadap 'Daya Tahan Kemampuan Gulungan' dan 'Kalkulasi kekuatan Gulungan lawan'.
Opsi tiga, jika aku terbunuh karena hal lain, hidupkan aku disini kembali dengan menggunakan 'Reincarnation', berikan data mengenai Kemampuan yang digunakan lawan! Ulangi hal tersebut dengan 'Repetition' hingga lawan menemukan posisi ini.
Opsi empat, jika lawan berhasil membunuhku pada posisi ini, hidupkan aku kembali ke balik gunung es itu dengan kemampuan 'Reincarnation'."
Zahal menurunkan kecepatannya setelah tiba di padang es yang luas. Dihadapannya berdiri seorang pria yang sebelumnya pernah dilihatnya ketika mengawasi pulau buatan yang diciptakannya. Masriz.
Masriz langsung mengerahkan Hawa Intimidasi yang luar biasa kuat.
Zahal : 'Nah, kita buktikan seberapa jauh kemampuanku bertahan dengan menghadapinya. Sambil menunggu reaksi dari kekalahan Vilxliv yang memicu 'Dragon Nest'!"
Lengan kanan Masriz mendekap leher Zahal dengan kuat. Namun yang jauh lebih menyesakkan adalah Intimidasinya yang tak diduga.
Zahal melotot. Ia salah langkah.
Masriz : "Harusnya kau menguntitku sebelum memutuskan bertemu langsung!"
Tubuh Zahal gemetar.
Zahal : 'Tak masalah, ayolah! Aku harus bertahan hingga 'Event Dragon Nest' dimulai!'
Suara Zahal menggema dilangit : "Luar biasa, jika saja aku benar-benar bertemu denganmu, saat ini aku pasti sudah mati, Masriz!"
Masriz : "Jangan main-main dengan orang yang lebih tua, kau bisa kena hukuman Tuhan."
Zahal berada jauh di balik gunung es.
Zahal : 'Orang yang berbahaya. Untung saja aku sempat melakukan 'Option' dan 'Repetition' disini.'
Masriz : "Ini bukan Duplikat. Seharusnya kau sudah mati karena aku berniat membunuhmu dengan Intimidasi."
Suara Masriz juga menggema di langit.
Zahal : "Sejauh mana ia menguasai Intimidasi? Hanya berbekal kemampuan 'itu' saja aku kesulitan mendekatinya."
Zahal bergerak menjauh dari tempat itu secepat mungkin.
Zahal : "Jika aku tidak berhati-hati dengan kemungkinan terburuk dari kemampuannya memaksimalkan 'Intimidation', bisa-bisa aku mati konyol."
Masriz : "Kuperingatkan. Aku bisa mendeteksi Auramu dan memastikan posisimu dengan sangat akurat. Kuberi waktu lima detik untuk lari menjauh tanpa melakukan Manipulasi apapun."
Masriz : "JANGAN MENCOBA MENANTANGKU BAYI!"
Zahal terkejut dan bergerak sangat cepat untuk menjauh.
Zahal : "Option! Repetition! Reincarnation! Save Position done!"
Zahal : 'Opsi satu, jika aku terbunuh karena melawan Masriz, hidupkan aku kembali dengan 'Reincarnation' setelah Event 'Dragon Nest' dimulai.
Opsi dua, jika aku terbunuh oleh Extremus, Sang Raja Naga, hidupkan aku kembali dengan 'Reincarnation' dan aktifkan 'Quest' Artifak Dewa melalui Duplikat 'Dumstang', 'Manipulation' aktif untuk menggiring siapapun yang terlibat 'Event Dragon Nest' itu untuk mengejar dan menginginkan 'Artifak Dewa' atau Gulungan 'Domination' melalui interaksi terhadap seluruh penghuni Awaland ini! Jika perlu, ubah seluruh Data yang ada untuk menyesuaikan dengan 'Event Dragon Nest' hingga terjadi Opsi berikutnya!.
Opsi berikutnya, jika kemampuan 'Manipulation' milikku lenyap karena suatu sebab selain oleh kemampuan 'Purification' lalu aku terbunuh karena hal itu, hidupkan aku kembali dengan 'Reincarnation' setelah Penobatan Calon Dewa menjadi Dewa selanjutnya, selama itu kemampuan 'Manipulation' tidak bisa digunakan dan diambil alih dariku sebelum aku kembali hidup dengan kemampuan 'Reincarnation' dan muncul kembali disini lalu terbunuh setelahnya.
Opsi tiga, jika kemampuan 'Manipulation' milikku lenyap oleh kemampuan 'Purification' bukan karena 'Artifak Dewa', Kemampuan 'Manipulation' akan masuk kedalam tubuh penggunanya dan membuat resistensi penggunanya terhadap kemampuan 'Manipulation' melemah setiap kali ia kehilangan 'Energi.' Lalu jika aku terbunuh karena hal itu, hidupkan aku kembali dengan 'Reincarnation' setelah Penobatan Calon Dewa, selama itu kemampuan 'Manipulation' tidak bisa digunakan dan diambil alih dariku sebelum aku kembali hidup dengan kemampuan 'Reincarnation' dan muncul kembali disini lalu terbunuh setelahnya.
Opsi empat, jika kemampuan 'Manipulation' milikku lenyap oleh kemampuan 'Purification' karena 'Artifak Dewa', Kemampuan 'Manipulation' akan masuk kedalam tubuh penggunanya melalui Artifak Dewa dan membuat resistensi penggunanya terhadap kemampuan 'Manipulation' melemah setiap kali ia menggunakan kemampuan 'Artifak Dewa'. Saat Resistensinya terhadap 'Manipulation' berkurang seiring penggunaan Energi atas 'Artifak Dewa', kemampuan 'Manipulation' milikku akan mengambil alih 'Energi' pemiliknya dan membuatku dapat mengendalikan tubuh dan pikiran penggunanya. Lalu jika aku terbunuh setelah hal itu, hidupkan aku kembali dengan 'Reincarnation' setelah terpilihnya Calon Dewa, selama itu kemampuan 'Manipulation' tidak bisa digunakan dan diambil alih dariku sebelum aku kembali hidup dengan kemampuan 'Reincarnation' dan muncul kembali disini lalu terbunuh setelahnya.
Opsi lima, Jika aku berhasil membuat tubuh dimana didalamnya aku dapat menggunakan kemampuan 'Creation', sebagian besar kesadaran pemilik tubuh itu akan kukuasai untuk menciptakan 'Lubang Dimensi'. Saat itu aku bisa kembali ke Bumi tanpa terikat peraturan Dewa hingga terpilihnya Dewa generasi selanjutnya!
Jika Opsi lima tercapai dalam lingkup Opsi tiga dan empat, maka kemampuan 'Manipulation' milikku setelah aku kembali ke Bumi akan dinyatakan 'Sah' namun tidak akan ada yang bisa menggunakan kemampuan 'Manipulation' selain aku, duplikatku, dan Moderator terpilih.
Opsi enam, jika sesuatu hal terjadi diluar seluruh opsi tadi dan aku terbunuh, maka aku akan hidup kembali dengan kemampuan 'Reincarnation' setelah terpilihnya Dewa generasi selanjutnya disini.'
Zahal lari secepat dan sejauh mungkin.
Ia bergerak mengelilingi Padang Es luas dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, 'Option! Repetition! Reincarnation! Save Position!' Beberapa kali.
Zahal : "Aku akan menggabungkannya dengan, Duplication!"
Zahal : 'Dengan ini aku akan mampu kembali bahkan sampai 'Event Dragon Nest' selesai!'
Zahal sepertinya terganggu dengan Intimidasi Masriz yang terpusat kepadanya.
Ia melihat tangan kirinya bergetar pelan.
Zahal : "H..ha... hahaha... Seru! Aku... aku tak bisa main-main sekarang..."
Zahal : 'Dingin, Sesak, Hei-hei-hei... Ayolah, bukannya kemampuanku Manipulasi? Kenapa kali ini sulit sekali mengendalikan bahkan tubuhku sendiri?'
Ia memegang & menggenggam tangan kirinya yang getarannya tak mau berhenti juga.
Angin berhembus perlahan disisi telinga kanannya.
"Kau merasa ketakutan, Bocah..."
Bisikan yang tipis namun dingin dan menusuk. Suara Masriz yang lirih namun menelusup dalam jiwa itu membuat Zahal merinding.
"Semakin kuat perlawananmu terhadapku. Semakin besar rasa takut yang akan kau rasakan. Berhenti sekarang juga atau kau akan Menggila..."
Suara Masriz perlahan berubah menjadi parau, serak, dan menakutkan.
Zahal terkejut dan melesat menjauh semakin cepat.
Zahal berusaha mengatur nafasnya dan mengendalikan diri.
"Mau lari kemana, Bocah...?"
Suara Masriz yang lirih, dingin dan menusuk hati muncul dari arah belakang.
Rupanya tak sekedar suara, tangan kiri Masriz menembus dada kiri Zahal.
Zahal tak sempat terkejut, darah mengalir dari mulutnya : "Ugh..."
Masriz dengan tatapan dingin melihat Zahal : "Kombinasi kemampuan yang unik dari Gulungan yang kau kumpulkan. Membuatku berhasil membunuhmu, namun kau tetap hidup lagi ditempat lain.
Tempat dimana kau 'Simpan Posisi' sebelumnya."
Tubuh Zahal tergeletak dipelukan Masriz. Dalam wajah Zahal yang tergeletak, tersimpul senyum.
Masriz : "Sudahlah berhenti bermain-main dasar bocah."
Kembali ketempat terakhir Zahal melakukan 'Option', & 'Repetition'.
Zahal : "Untunglah aku sempat mendapatkan Reincarnation sebelum berhadapan dengan pak tua itu.
Benar-benar cocok sebagai ajang menguji kemampuan."
Zahal tersenyum dan bergerak menjauh dari posisi Masriz sekarang. Posisi ia berhasil membunuh Zahal sebelumnya.
Zahal : "Baiklah pak tua, sepertinya aku masih harus banyak melatih daya tahanku terhadap Intimidasimu...
Jika kita memaksa diri bertempur sekarang dan mati karena pertarungan yang hasilnya sudah bisa ditebak, itu membuat kita terlihat sebagai Calon Dewa yang konyol bukan?
Zahal melesat menjauh dari Padang Salju itu.
Senja tiba. Himawarigakure.
Tamasha terbangun dari istirahatnya. Kini ia tak lagi berselimut handuk, tubuhnya dibalut selimut hangat didalam ruangan dengan lentera tradisional.
Tamasha bangun, terduduk bersimpuh melihat sekeliling. Sesekali ia mengobrol dengan Brunott yang berada dibalik Fusuma.
Tamasha berdiri dan merapikan Selimut yang menyelimutinya. Tak lama ia mengeluarkan Gulungan Undang-undang Dasar miliknya.
Tamasha : "Gulungan Undang-undangnya sudah banyak berkurang lagi. Ketika aku istirahat Calon Dewa lain bekerja keras menyelesaikan ini."
Ia berjalan kearah fusuma dan membukanya. Brunott terlihat duduk santai ditengah lorong diantara dua ruangan.
Tamasha menarik lengan Brunott.
Mereka menyusuri rumah tradisional itu. Brunott melihat partnernya berjalan sambil mengecek Gulungan.
Melalui beberapa belokan ruang dan lorong, Tamasha membuka sebuah fusuma yang mengarah ke ruangan yang cukup luas.
"Sudah bangun nona Tamasha?"
Sosok Kyuubi berwujud nenek tua yang tak asing menyapa Tamasha.
Tamasha : "Aku sudah cukup sehat. Naruna, kau Moderator di Awaland ini, dan tugasmu membantu Calon Dewa bukan?"
Naruna : "Benar sekali nona, tapi ada batasan bantuan yang bisa kami lakukan untuk Calon Dewa."
Tamasha : "Aku ingin kau dengan wujud aslimu mengantarku kesuatu tempat."
Naruna : "Kemana?"
Tamasha : "Ketempat dimana aku bisa mendapatkan Informasi yang kuinginkan."
Brunott : "Apa ada tempat seperti itu?"
Tamasha : "Juga mengenai beberapa hal mengenai Quest, Event, dan Gulungan.
Barusan Gulungan 'Reincarnation' berhasil didapatkan..."
Naruna mengangguk.
Cahaya Merah sudah hilang. Penampakan Bulan Sabit dan gemerlap Bintang mulai menghias seluruh langit yang meredup.
Sementara itu, beberapa orang yang menyadari suatu keganjilan, menatap keatas langit diluar bangunan. Tamasha dan Brunott yang menunggangi Rubah berekor Sembilan setinggi Kuda Shire Jantan. Yoke berjalan bersama Verne, Wicke, dan Gimme. Masriz yang disambut oleh seorang Dwarves diluar Gubuk ditengah Hutan Pinus yang diterpa Badai Salju.
Mereka bertiga melihat kearah langit bersamaan. Menyadari pergerakan Awan Gelap yang sangat cepat.
Tamasha : "Jatuhnya Vilxliv dan Terebutnya 'Ressurection' memicu 'Event' lainnya."
Yoke : "Kekalahan Vilxliv memicu 'Event' lainnya"
Masriz : "Event yang terpicu karena Bocah itu..."
Dengan kecepatan 355 Kmph, Tamasha merunduk, Brunott dibelakangnya memegang bulu Kyuubi erat-erat.
Tamasha : "Jadi, 'Quest Dragon Nest' ini bisa terpicu karena dua hal ya Naruna?"
Kyuubi yang ditunggangi Tamasha dan Brunott menanggapi ucapan Tamasha : "Ya, syarat pertama yang memicu aktifnya 'Event' ini adalah Dialog dengan Hidden Moderator 'Extremus' Sang 'Raja Naga'. Lalu yang kedua adalah jatuhnya 'Vilxliv' Sang Phoenix."
Naruna : "Ini yang sangat berbahaya..."
Naruna dalam bentuk Kyuubi tidak menurunkan kecepatannya sedikitpun.
Naruna : "Invasi besar-besaran Ras Naga keseluruh dunia."
Disekitar lingkungan Tundra, posisi Zahal terakhir setelah bertarung dengan Masriz.
Zahal : "Baiklah, sesuai rencana, setelah kekalahan Vilxliv, 'Event' Dragon Nest akan dimulai dan aku akan mengakhirinya untuk mendapatkan 'Domination'!"
Zahal bangkit setelah merebahkan diri beberapa saat.
Zahal : 'Ah, iya... Kemampuan 'Domination' pasti memiliki suatu keistimewaan seperti 'Reincarnation'. Jika Vilxliv masih mampu hidup setelah gulungannya kugunakan, Extremus akan menjadi seperti apa ya?"
Zahal mengecek Gulungan Undang-undang Dasarnya : "Karena belum pernah ada yang mendapatkan Domination, tak ada data yang terbukti. Namun dari Database yang ada, 'Domination bisa mendominasi penggunanya dan mengambil alih jiwa pemiliknya seiring semakin seringnya digunakan'.
Wah-wah, taruhan yang berat. Sepertinya aku nggak akan mengambil resiko untuk itu, resiko yang mempengaruhi Opsi yang sempat kubuat tadi."
Diatas langit Stalactr Gleytser Area. Terlihat Puluhan, tidak, Ratusan ribu Naga yang menutupi cerahnya langit dengan kepakan sayap yang lebar dan tubuh yang besar.
"MEREKA MEMULAI SERANGAN DI STALACTR AREA, ITU DILUAR JANGKAUAN TERITORI KAMI!"
Informasi itu menggema di langit.
Zahal : "Bagus, ini kesempatan emas untuk meluluh lantakkan mereka tepat diawal kemunculan mereka!"
Louise Castle.
Juan selesai makan dan penasaran apa yang sedang terjadi. Ia bergegas menuju ruang monitor.
Juan : "Lagi-lagi setiap ada yang seru Monitor yang terhubung ke Area Kejadian selalu bermasalah..."
"Sepertinya Calon Dewa ini tak mau kemampuannya bocor. Dia menilai kemungkinan penyusup dan memperhitungkan keberadaanku dengan baik."
Stalactr Gleytser Area.
Dumstang menyerahkan sebuah sepatu antik kepada Masriz : "Ini Pusaka yang kuciptakan sendiri, tuan Masriz."
Masriz menerima sepasang sepatu yang diberikan Dumstang itu.
Masriz menerima Sleipnir, sepasang sepatu dengan enam sayap kecil berbulu halus dibagian tumit.
Masriz bergegas melesat kembali keatas permukaan tanah dengan sangat cepat melewati ruangan-ruangan yang tadi sempat dilewatinya.
Beberapa kali tanah berguncang hebat, beberapa bagian bawah tanah runtuh dan bergemuruh, hingga beberapa saat Masriz tiba diatas permukaan tanah.
Pemandangan yang sungguh menakjubkan sekaligus mengerikan bagi orang biasa. Tepat diatas kepala Masriz, Ratusan, tidak... Ribuan Naga dengan ukuran yang sangat Fantastis beterbangan dengan cepat diantara Badai Salju dan Sambaran-sambaran petir.
Masriz : "Pertarungan macam apa ini... Benar-benar mengacaukan ketenangan..."
Tubuh Masriz terombang-ambing diantara hembusan dan hempasan Badai Salju sekaligus kepakan sayap para Naga yang mengayun sangat kuat dan menimbulkan hempasan angin yang menerpa menerjang kesana kemari, membuat aliran angin yang kuat dan tak terarah.
Masriz : "Akan kucoba kemampuan 'Sleipnir' sekarang juga."
Masriz menjejakkan tanah dengan 'Sepatu' barunya. Hanya dalam sekejap ia melewati para Naga dan melayang tinggi diatas mereka.
Masriz : "Fantastis! Dengan sepatu ini sepertinya aku bisa mendekati bahkan mengimbangi kecepatan Gulungan 'Teleportation'!"
"Sekarang tinggal menggunakannya untuk menyerang!"
Masriz mengangkat satu kakinya dan memutar tubuhnya, dijejakkan kaki kanannya kuat-kuat sambil memutar tubuhnya kearah Naga terdekat yang terbang dibawahnya.
"JDARRRRRRRR!"
Dalam sekejap mata Naga yang ditendangnya beserta belasan Naga lain yang terbang dibawahnya tertabrak dan jatuh terhempas dengan kuat ketanah hingga membuat tubuh mereka tercecer berserakan, menghancurkan lapisan tanah dengan sangat kuat.
Masriz ternganga : "Kekuatan macam apa itu?!! Aku bahkan tak merasakan efek balik dari kekuatan itu, kekuatan yang lembut, terukur dan terarah dengan baik... Salut untuk Dumstang yang bisa menciptakan Artifak dewa seperti ini!"
Masriz tersenyum. Ia melihat kearah depan dengan penuh keyakinan : "Hai Zahal! Sepertinya dengan kemampuan baruku, akan sangat mengecewakan jika aku mengalahkanmu dalam hitungan detik! Sementara ini kita habisi para Naga ini, lalu akan kuberi kau kesempatan untuk berburu Gulungan Undang-undang lain!"
Zahal yang berada jauh diseberang sana, yang sama sekali tak terlihat terhalang oleh pasukan Naga yang berterbangan berhamburan menghindari Badai Petir dan terombang-ambing Badai Salju mendengar samar namanya disebut oleh Masriz dan mulai fokus mendengarkan ucapan Masriz, : "Pak tua itu barusan ngomong apa, disaat harus konsentrasi seperti ini malah berbisik menyebut namaku...
'Repetition'! Ulangi apa yang dibicarakan Masriz barusan!"
Suara Masriz terdengar kembali dengan jelas menggema disekitar Zahal.
Zahal : "Kemampuan baru? Sial, aku benar-benar kehilangan banyak konsentrasi untuk mengurus Naga-naga ini hingga tak sadar dengan perubahan yang terjadi!"
Zahal melesat mundur dengan sangat cepat dan sejauh mungkin. : "Sudah selesai main-mainnya Kadal Terbang!"
Zahal mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, wajahnya menunjukkan konsentrasi dan keseriusan yang luar biasa.
Zahal : 'Jika ada kemampuan yang didapat selain Gulungan, itu berarti 'Artifak Dewa'. Aku sudah memanipulasi sampai kesana dan ternyata yang pertama memperolehnya adalah Masriz.'
Zahal : "Dua orang salinan 'Z' tampaknya masing-masing hanya bisa menahan beberapa puluh ekor pasukan Naga. Sisanya berhasil menerobos dan berkeliaran menyebar ke seluruh penjuru dunia."
"Tak masalah, tapi sepertinya gelombang serangan pasukan Naga ini tak ada habisnya sampai ada kondisi tertentu yang dicapai. Biasanya Quest akan berjalan terus seperti ini sampai aku yang menjadi 'Pemicu' munculnya Quest menyelesaikan Quest ini dengan mencapai kondisi yang menjadi 'Syarat' untuk diselesaikan."
"Itu berarti 'Quest' ini muncul karena aku berhasil mengalahkan 'Vilxliv' atau memperoleh gulungan 'Reincarnation'..."
Zahal melesat cepat, kedua tangannya memberi kesan seolah membuka jalan hingga kumpulan pasukan Naga yang berterbangan diseberang sana ikut terpisah menjadi dua seolah air laut yang terbelah menjadi dua.
Pemuda ambisius itu terbang melayang melewati para Naga dengan cepat menuju arah datangnya pasukan para Naga.
Zahal : "Di 'Save Point' sebelumnya aku sudah membuat 7 (tujuh) 'Option' & 'Repetition' seandainya aku terbunuh, dan bisa mengulang kembali dari salah-satu 'Save Point' tadi. Quest yang kelihatannya cukup sulit ini, apakah bisa diselesaikan hanya dengan 7 kali 'Reincarnation'?"
"Mau kemana, Pengacau?"
Suara yang sangat rendah, bergemuruh, menggema disekeliling Zahal secara tiba-tiba, tubuhnya tercabik menjadi dua. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut dan tak percaya.
Zahal : "Ugh... S... Sial... apa yang barusan itu..."
'Sebelum mati aku harus bisa melihat siapa yang menyerangku...!'
Sebuah bayangan menutup matanya, genggaman tangan yang cukup untuk mencengkeram kepala Zahal membuat pandangannya tertutup dan tak sanggup menyadari siapa yang mencengkeram kepalanya. Sesaat kemudian tengkoran kepalanya remuk dengan cengkeraman yang sangat kuat dan membuat leher serta tubuhnya terkoyak.
"Sial, aku tak bisa melihat sosoknya sebelum mati!"
Masriz terkejut dengan suara Zahal didekatnya.
Ia menoleh kearah datangnya suara, persis beberapa meter dibawahnya.
Zahal : "Pak tua, lebih baik kau menyingkir, atau kuhabisi kau bersamaan dengan Monster itu!"
Masriz terkekeh mendengar celotehan Zahal : "Kau bercanda ya bocah? Setidaknya hadapi dulu...."
"CRASSSSSS!!!!!"
Kilatan Bayangan hitam mencabik tubuh Zahal yang baru saja mengajak Masriz bicara. Sosok Pria bertubuh sangat besar membuat tubuh Zahal tercecer.
Masriz : "Ini adalah Boss tahap akhir yang sungguh bukan kapasitas Calon Dewa amatiran yang baru masuk dan bertahan di game ini dalam hitungan dua-atau-tiga hari!"
Masriz kembali menjejakkan kakinya, sekali-dua kali, hingga entah sudah berapa tempat yang dilaluinya.
Ditempat Zahal tercabik tadi, tak jauh dari posisinya.
Zahal berlutut, matanya terbelalak. : "Setelah kematian saat melawan Masriz sebelumnya, lalu dua kali oleh makhluk ini... aku... aku tak bisa menyangkal betapa mengerikannya melewati kematian!"
"Dua 'Option', 'Repetition', dan 'Reincarnation'ku sudah terpakai dalam hitungan detik..."
Dengan tubuh lunglai dan langkah gontai Zahal berdiri dan secepat mungkin menjauh dari situ.
Tangannya membuat daratan yang melayang diudara jauh diseberang sana jatuh dengan cepat kembali ke posisinya. Getaran Dahsyat akibat benturan tanah yang melayang saat membentur perut bumi ketika kembali membuat jutaan galon lava termuntahkan, seluruh dunia bergejolak, lautan dan samudera tumpah, ratusan gunung api didaratan, dan ribuan gunung berapi didasar laut menumpahkan lava.
Tanah longsor terjadi dimana-mana, banjir akibat permukaan laut yang meluber setelah hempasan kuat itu membuat nyaris seluruh daerah terendam tsunami.
Hari ini pertarungan sengit membuat Awaland seakan berada diujung kehancuran, seperti Kiamat yang dipercepat...
Sementara Tamasha dan Brunott sudah sampai di tujuan, Naruna kembali ke wujud manusianya.
Brunott : "Ini salah satu Calon Dewa yang sudah mati kan?"
Tamasha : "Ya, namanya Surya."
Naruna : "Ia terbunuh oleh Calon Dewa lainnya."
Tamasha : "Apa yang kau ketahui tentang Surya?"
Naruna : "Aku bukanlah Moderator yang bertanggungjawab untuk menjemput dan membantunya, tetapi yang kutahu darinya sebatas Moderator umum, ia pemilik kemampuan awal 'Reduction' dan terbunuh oleh Mamba, pemilik kemampuan 'Generation'."
Tamasha : "Baguslah, nah sekarang aku memohin kau membantuku mengajakku ke tempat dimana semua Moderator berkumpul."
Naruna : "Baik."
Naruna menggandeng Tamasha.
Brunott : "Tunggu, aku juga ikut!"
Naruna : "Nona Tamasha memohon kepadaku untuk mengajaknya, bukan mengajak kalian berdua."
Brunott : "Apa?!"
Naruna menggandeng Tamasha dan lenyap dalam sekejap.
Brunott : "Jadi sampai sini saja ya aktingku dengan gadis itu."
Ekspresi yang sempat dilihat Tamasha muncul, wajah asli Brunott : "Baiklah, saatnya berjuang sendiri dan mendapatkan 'Domination'!"
Brunott berubah menjadi sebuah serangga kecil yang tak terlihat : "Serangga dengan kemampuan terbang yang sangat cepat, juga tahan dengan segala cuaca.
Aku mengembangkan kemampuan 'Evolution' setelah sadar bahwa Tamasha juga bisa mengembangkan 'Gratification' melebihi batas logika manusia biasa."
Brunott : "Dengan ini aku akan terbang dengan cepat mengejar gulungan lain yang tak terlalu rumit namun bisa kugunakan dengan maskimal!"
Mereka berdua berada di Louise Castle, dihadapan mereka berdua Louise dan Selera berdiri menyaksikan dunia Awaland dari atas awan.
Louise : "Kau membawa tamu, Naruna."
Juan yang tidak disadari oleh siapapun berada tak jauh dibelakang Selera.
Juan : "Calon Dewa? Apa yang dilakukannya disini?"
Selera : "Nona Tamasha."
Tamasha : "Baguslah jika seluruh Moderator mengenalku."
Tamasha berjalan mantap memasuki Louise Castle tanpa mempedulikan Louise dan Selera yang sengaja dilewatinya.
Tamasha : "Naruna, siapa nama dua orang Moderator ini?"
Naruna : "Mereka adalah Louise dan Selera Nona."
Tamasha membalikkan badan dan kini melihat kearah Louise, Selera, dan Naruna yang belum beranjak dari posisi awalnya semenjak tiba di istana itu.
Peperangan masih berlanjut, Masriz dan Zahal sepertinya mati-matian mempertahankan diri dari para Naga dan terutama pemimpin mereka, Extremus sang Raja Naga.
Kedua Calon Dewa itu berlarian menghindari semburan-semburan Naga.
Masriz : "Sejak Extremus berhasil menemukan kita, Ritme pertarunganmu jadi kacau ya bocah!"
Zahal : "Hidden Moderator ini tidak membiarkanku menjaga jarak darinya.
Dan aku penasaran bagaimana kau bisa mengetahui hal-hal rinci tentang Hidden Quest yang bisa memanggil Hidden Moderator seperti ini?"
Masriz tidak menanggapi ucapan Zahal dan berupaya untuk menyerang sambil menghindari serangan para Naga.
Zahal : "Tak mau cerita ya?"
Masriz : "Awas!!!"
Tubuh Zahal tercabik dari belakang. Untuk kesekian kalinya tubuh utuh manusia tercecer berserakan hanya dengan satu cabikan.
Masriz : "Bocah itu pasti melakukan 'Save Point' dan Hidup kembali disuatu tempat.
Masalahnya jika Kau mengacau lebih jauh, kesenanganku lama-lama akan hilang Extremus!"
Extremus melesat dengan sangat cepat hingga cakarnya beberapa Sentimeter lagi akan mengoyak Wajah Masriz.
Extremus : "Karena kematian Vilxliv, aku beruntung bisa keluar dan akhirnya punya kesempatan membalaskan kekalahanku!"
Entah bagaimana caranya, Masriz berhasil menghindari sabetan Extremus dan kini sudah berhasil mencengkeram mulut Raja Naga itu.
Masriz : "Tutup Mulutmu dan berhenti membongkar Masa Lalu dihadapan Calon Dewa lain. Atau aku akan membuatmu tercabik-cabik seperti Cicak!"
Tidak tampak Aura yang terlalu mencolok yang menyebar disekitar Masriz. Namun Aura itu tampaknya menelusup kuat kedalam hati Extremus hingga mata kadalnya berkaca-kaca.
Mulutnya terbungkam kuat, tubuhnya tak kuasa melawan Masriz, entah, tak ada yang tahu pasti apa yang dilakukan Masriz.
Namun yang bisa terlihat sejauh ini adalah Masriz mencengkeram mulut hingga dagu Extremus yang lemas tak berdaya dihadapan Masriz.
Zahal : "Baguslah, aku sudah terbiasa terbunuh dan tercabik-cabik.
Awalnya setelah Mengaktifkan 'Reincarnation' di setiap titik yang menjadi 'Option' yang kusebar menggunakan 'Repetition', aku merasa mual karena setelah bangkit dari kematian di titik yang berbeda, perasaan terbunuh dikesempatan sebelumnya ikut terbawa."
Dari posisi berlutut, Zahal kini berdiri tanpa ragu dan bergetar.
Zahal : "Setiap kali mati dan menunggu untuk hidup kembali, secara otomatis kemampuan 'Manipulation' untuk mengawasi dunia ini juga mati dan membutuhkan adaptasi untuk digunakan setelah hidup kembali."
Zahal : "Semoga saja tidak ada kejadian, obrolan, dan sesuatu yang terlewat ketika aku mati tadi."
Yah, Zahal sepertinya tidak menangkap percakapan yang terjadi antara Masriz dan Extremus barusan.
Zahal : "Apa yang dilakukan para Moderator di Louise Castle? Dan, bagaimana bisa Tamasha sampai berada disana."
"Sial, beberapa kali kematian dan Save Point, membuatku kehilangan detail-detail kecil!"
Zahal : "Z, kemarilah kalian berdua!"
Tak berapa lama, dua duplikat yang sebelumnya dimunculkannya datang dari dua arah berbeda.
Zahal : "Aku mengganti misi kalian. Sekarang, lakukan cara apapun untuk menghabisi Extremus disini!"
"Aku akan pergi mengurus sesuatu!"
Kedua Duplikat Z menerima perintah Zahal dan bergegas mencari keberadaan Extremus. Sementara Zahal pergi menjauh dari tempat itu.
Extremus berlutut dihadapan Masriz. Tak lama kedua Duplikat Z datang dan langsung menghantam Extremus dengan memanipulasi tanah yang ada disekitar mereka menjadi kepalan tangan raksasa.
Louise Castle.
Kimochi : "Kenapa suara di sekitarku jadi pelan sekali ya?"
Suara Kimochi tiba-tiba menggelegar menggema didalam Ballroom ditengah-tengah perkumpulan para Moderator dan Tamasha.
Tamasha mengerutkan dahi.
Tamasha : "Satu Moderator tak jadi masalah. kuharap Moderator lain tetap membantuku hingga akhir."
Juan melangkah mundur perlahan-lahan.
Juan : "Firasatku nggak enak nih."
Tamasha melihat kearah luar gerbang Kastil Louise dengan pandangan tajam dan senyum percaya diri.
Tamasha : "Tak lama lagi kita sambut kehadiran Calon Dewa selain aku."
Juan mempercepat langkahnya untuk mendekati gerbang kastil setelah mendengar ucapan Tamasha.
Tamasha dan para Moderator serentak menoleh kearah gerbang kastil yang perlahan-lahan memunculkan bayangan seseorang yang datang dari luar kastil.
Juan menyadari kehadiran Calon Dewa yang dimaksud Tamasha dan melihat sosoknya lebih dulu dibanding Tamasha dan para Moderator.
Tamasha : "Para Moderator, sebagai Calon Dewa, aku meminta bantuan kalian untuk..."
Juan bergegas berlari keluar gerbang secepatnya begitu mendengar Tamasha membuka suara.
Zahal menggerakkan tangannya keatas hingga muncul percikan kilatan listrik.
Tamasha : "DENGAN KEKUATAN KALIAN! MURNIKAN KEKUATAN APAPUN DISEKITAR KASTIL INI SELAIN KEKUATANKU DAN KEKUATAN MILIK KALIAN SENDIRI!"
Kilatan Petir dari tangan kanan Zahal menyambar kearah Tamasha tepat begitu targetnya selesai mengucapkan permintaannya.
Dalam sekejap Sosok Juan yang berlari dengan gesit keluar gerbang terlihat.
Kilatan Petir dari tangan kanan Zahal tiba-tiba lenyap.
Tamasha tersambar sesaat dan membuat tubuhnya tubuh ke belakang. Pandangannya tidak bergeming sedikitpun kearah Zahal.
Zahal memutar tubuh dan menoleh kearah Juan.
Zahal : "Kesempatan seperti ini tidak akan kusia-siakan."
Ia berlari mengejar Juan yang lebih cepat beberapa detik dan berjarak beberapa meter dari posisinya saat ini.
Zahal : "Kau adalah yang paling berbahaya Juan!!!"
Juan menoleh kebelakang tanpa mengurangi kecepatan berlarinya.
Juan melihat daratan jauh dibawah sana setelah berlari beberapa langkah diatas awan diluar Louise Castle.
Zahal yang memacu kecepatan tampak tak bisa menggapai Juan yang kini sudah melompat terjun kebawah awan.
Zahal membuang tubuhnya dengan segera melompat ke celah awan yang membuat daratan terlihat dibawahnya.
Sesaat Ia melihat sosok Juan sebelum akhirnya kembali hilang berepatan dengan kembalinya kekuatan manipulasi miliknya.
Saat itu Zahal meningkatkan kecepatan terjunnya dengan kemampuan manipulasinya.
Juan melihat Zahal sudah berada disebelahnya walaupun iya yakin Zahal tidak menyadarinya.
Tanpa membuang kesempatan ia meraih punggung Zahal dan memeluknya dari belakang.
Zahal mengurangi kecepatan jatuhnya dan melesat kearah berbeda.
Louise Castle.
Selera : "Anda baik-baik saja nona Tamasha?"
Tamasha yang baru saja duduk setelah beberapa saat lalu jatuh kebelakang memegangi kepalanya.
Tamasha : "Ugh... Ia menggunakan sengatan listrik yang membuat kemampuan berpikir target berhenti selama beberapa detik."
Louise : "Untuk sementara anda bisa beristirahat."
Tamasha : "Aku sudah cukup beristirahat, dan tak lama lagi permainan ini akan berakhir."
Juan masih bergelantungan dipunggung Zahal.
Juan : "Mau pergi kemana kau?"
Zahal : "Gadis itu membuatku harus mengakhiri permainan ini dengan cepat."
Juan : "Wah-wah, sepertinya itu juga berarti gertakan untukku ya."
Stalactr Gleytser Area.
Extremus : "Aku benar-benar bodoh meladenimu disini sementara Pemicu Event yang sebenarnya bergerak kearah berbeda!"
Setelah berkata begitu Extremus terbang menjauh dari Stalactr Gleytser Area ke suatu arah.
Masriz memasang wajah serius dan menyusul pergerakan Extremus dengan hentakan Sleipnirnya.
Kimochi rupanya mengikuti Zahal dan Juan, ia terbang melayang dibelakang Zahal.
Sementara di Louise Castle Tamasha duduk bersama para Moderator disekitar meja makan ruang makan.
Louise : "Kimochi tidak berada di pihak kita nona Tamasha."
Kegelapan Malam membuat cahaya kunang-kunang terlihat jelas dari kejauhan. Pantulan cahaya bulan disungai dan danau juga membantu para Calon Dewa melihat dalam kegelapan. Juan memeluk punggung Zahal yang melesat entah kemana kini sudah sampai di Himawarigakure.
Juan : "Kau bisa melayang dan melihat arah dalam kegelapan malam ini karena mengikuti arah Bintang, pantulan cahaya Bulan di sungai, atau karena kemampuanmu?"
Zahal : "Tak bisakah kau menanyakan pertanyaan yang lebih berbobot? Nasibmu ada di tanganku dan sebentar lagi aku akan menyelesaikan permainan ini."
Juan : "Kastil tadi beserta seluruh Moderator sudah dikuasai oleh Calon Dewa tadi, kau takkan memiliki peluang menang sedikitpun darinya melihat bagaimana seluruh Moderator berhasil dikendalikan dan akhirnya melindunginya."
Zahal : "Kita lihat saja nanti."
Louise Castle.
Tamasha : "Baiklah, aku memastikan sesuatu setelah memperhatikan pergerakan beberapa Calon Dewa yang mengarah ke satu titik."
Sebuah Gulungan Undang-undang Dasar keluar dari tangan kanan Tamasha.
Louise : "Bukannya ketika seorang Calon Dewa menggunakan fitur 'Hidden' siapapun jadi tidak bisa melacak mereka nona?"
Tamasha : "Pertama, Masriz tidak menggunakan Hidden sama sekali hingga saat ini. Kedua ia bergerak mengikuti Extremus yang bergerak ke titik yang sama. Ketiga aku menggunakan kemampuan 'Gratification'ku untuk 'memaksa' agar Gulungan Undang-undang ini menunjukkan semua Calon Dewa yang menggunakan status 'Hidden'."
Louise : "Mengesankan sekali."
Hardlr : "Kau tadi sempat cerita padaku bahwa tuan Masriz beranggapan bahwa Calon Dewa kali ini sangat berbakat dan melihat kemampuan nona Tamasha dalam mempergunakan Gulungannya membuatku berpikir pendapat tuan Masriz benar Dumstang."
Dumstang : "Hahaha, Jelas sekali, tak mungkin pendapat tuan Masriz salah, hahaha."
Hardlr dan Dumstang tertawa bersama.
Tamasha mengerutkan dahi : "Masriz beranggapan Calon Dewa 'kali ini' sangat berbakat ya?"
Dumstang mengangguk, Louise menutup mata, Veleon dan Moderator lainnya menundukkan kepala.
Wajah Tamasha memerah : "Jadi sekarang aku sadar bahwa permainan ini sudah pernah terjadi beberapa kali. Dan jika asumsiku benar berdasarkan sikap dan pendapat kalian...
maka... Masriz adalah Dewa yang sebelumnya?"
Tak ada satupun Moderator yang menjawab pertanyaan Tamasha. Namun pertanyaan kali ini membuat Tamasha sadar Dumstang dan Hardlr yang sebelumnya ceria kini menutup mulut.
Tamasha : "Bagus, tak masalah, ini informasi penting dan aku sekarang bisa lebih berhati-hati dalam melangkah."
Tamasha : "Baiklah, aku memohon kepada kalian untuk menjelaskan padaku. Aku ingin tahu keseluruhan rangkaian kronologi bagaimana Masriz bisa menjadi Dewa sebelumnya, lalu bagaimana kini ia bisa berpartisipasi sebagai Calon Dewa."
Tamasha berkeringat.
Wajahnya pucat pasi.
Tamasha : "Awalnya aku merasa ada suatu kejanggalan.
Pertama : sesuai ucapan Naruna, Event Dragon Nest baru akan aktif karena dua hal, yaitu dialog dengan Extremus, dan itu tak mungkin terjadi kecuali ada yang mengetahui Persembunyian Extremus. Lalu penyebab kedua adalah setelah Vilxliv kalah.
Dalam Kasus ini berarti seseorang mengalahkan Vilxliv dan membuat Event 'Dragon Nest' aktif. Event Dragon Nest sendiri adalah Kondisi ketika Extremus memimpin para Pasukan Naga dan Mengacaukan seluruh dunia."
Louise : "Apa yang membuat anda merasa janggal, nona Tamasha?"
Tamasha : "Tidak Louise, semua sudah terjawab. Kejanggalannya adalah Masriz mengetahui detail Event Dragon Nest, sementara pada kesempatan kali ini Vilxliv baru saja dikalahkan.
Jika Vilxliv sudah pernah kalah oleh Masriz dan membuat event 'Dragon Nest' aktif, apa mungkin di kesempatan kali ini Vilxliv bisa muncul, hidup kembali, dan mereset ulang semua Quest atau Event?"
Louise : "Kelebihan di Awaland ini, bahwa seberapa seringpun Dewa berganti, Event yang sudah dilalui tidak akan terulang lagi, kecuali terjadi satu hal."
Tamasha : "Kecuali Dewa sebelumnya turun dan mensetting ulang seluruh Event?"
Louise dan Xboz01-Moderator dari Ras Android-mengangguk.
Tamasha menjatuhkan diri di kursi. Nafasnya berat.
Tamasha : "Melihat bagaimana langkah Masriz menjadi Dewa sebelumnya, membuatku merasa dirinya adalah Pesaing terberat yang mungkin lebih Cerdas daripada Zahal."
Dumstang dan Hardlr saling melihat, Selera, Veleon, dan Moderator lain saling melihat, entah apakah pendapat mereka juga sama seperti Tamasha.
Tamasha : "Aku berhasil merebut Kastil ini, membongkar sejarah Masriz-Dewa sebelumnya, bahkan memiliki kalian semua sebagai tangan kananku, tapi Zahal sudah melangkah sejauh itu bahkan menimbulkan kesan positif bagi Elf..."
Louise : "Jujur saja nona Tamasha, beberapa langkah tuan Zahal terlihat dan terkesan agresif, terburu-buru, beresiko, dan egois, tapi langkahnya tak jauh berbeda seperti tuan Masriz ketika merebut kekuasaan Dewa sebelumnya."
Tamasha : "Merebut? Dewa sebelumnya?..."
Langit malam perlahan berubah warna menjadi biru gelap. Zahal yang terbang semakin tinggi dapat merasakan perubahan suhu yang menandakan Fajar akan segera menyingsing.
V02 Monopoly District.
Yoke berhenti berjalan dan membuka Gulungan Undang-undang miliknya. Sementara 3 orang Dwarves yang tadi diikutinya ikut berhenti dan menunggunya.
Verne : "Ada apa Yoke?"
Yoke : "Bagaimana bisa banyak sekali makhluk dan Calon Dewa yang bergerak kearah yang sama?"
Wicke : "Tak ada waktu lagi Yoke, sebentar lagi kita akan sampai dan kau harus segera mengambil 'Artifak Dewa' buatan tuan Dumstang untuk melindungi tempat ini!"
Yoke mengangguk, menutup Gulungannya, menatap kedepan dengan mantap dan melanjutkan langkah mengikuti ketiga Dwarves tadi.
Dari arah Selatan, beberapa puluh kilometer dari posisi Yoke sekarang.
Zahal : "Kuberi tahu satu hal Juan."
Juan : "Apa itu?"
Zahal : "Aku sudah memiliki 5 Gulungan Undang-undang Dasar."
Juan : "Aku tak peduli dengan itu, masih banyak Gulungan yang tersisa dan masih bisa didapatkan sebelum seseorang diputuskan menjadi 'Dewa'."
Zahal : "Baiklah, aku salut terhadap sikap acuhmu, tapi seharusnya kau sadar bahwa ketika seluruh rencanaku berjalan sukses, maka peluang tertinggi untuk menjatuhkanku hanya sekitar 5%, dan itupun jika 3 Calon Dewa bekerjasama untuk mengalahkanku."
Juan : "Kau terlalu banyak Teori Zahal, sampai saat ini aku masih bertahan dan siap meladenimu saat waktunya tiba."
Zahal : "Sadarlah bahwa kau masih bertahan karena aku masih membiarkanmu bertahan untuk menyempurnakan rencanaku."
Dalam hitungan detik mereka berdua akan masuk ke V02 Monopoly District.
Zahal yang terus menambah ketinggian terbangnya kini masuk kedaerah dimana bangunan-bangunan tinggi masih terlihat menjulang bahkan setelah ia terus menambah ketinggian terbangnya.
Louise Castle.
Tamasha : "Para Moderator sekalian, aku sebagai Calon Dewa memohon bantuan kalian untuk membantuku menyelesaikan 'Pertarungan Intelektual' ini sampai selesai."
Louise memejamkan mata, membuat Tamasha kehilangan harapan, apakah 'Gratification' miliknya gagal.
Naruna mendekati Tamasha : "Tenanglah nona Tamasha, kami adalah Moderator yang diciptakan dengan Kebijaksanaan, ketika kami berada dalam kekuasaan anda, kami akan berusaha membantu anda dengan baik."
Naruna yang sebelumnya hanya menunjukkan wajah muram dan tak serius, kini tersenyum hangat, membuat senyum tersimpul diwajah Tamasha tanpa disadarinya.
Tamasha : "Baiklah, begitu fajar menyingsing, kita akan berperang hingga penghabisan! Kita tuntaskan Event 'Dragon Nest' terlebih dahulu, mengalahkan Extremus, dan mendapatkan Gulungan 'Domination'!"
Seluruh Moderator di ruangan itu bersorak menyemangati Tamasha.
Selera : "Jika anda memiliki kami semua yang memiliki sedikit kemampuan dari nyaris seluruh Gulungan, kenapa anda masih merisaukan Gulungan 'Domination'?"
Tamasha : "Aku ingin memperkecil kemungkinan Gulungan Domination didapatkan oleh Calon Dewa dengan Intelektual yang membuatnya makin sulit dikalahkan."
Soluna : "Apa yang harus kami lakukan pertama-tama nona Tamasha?"
Tamasha : "Pertama-tama aku ingin Xboz01 sebagai Moderator yang memiliki Tehnologi dan data Mutakhir untuk melakukan 'Scanning' terhadap seluruh 'Script' alias komposisi Awaland saat ini."
Xboz01 : "Data apa yang anda inginkan nona Tamasha?"
Tamasha : "Aku ingin tahu apa ada perubahan Data dan Script saat ini dibandingkan saat kami para Calon Dewa pertama kali tiba disini!"
Xboz01 : "Baiklah, Scanning dimulai...."
Xboz01 : "Nona Tamasha, Scanning menunjukkan, seluruh Script dan data sudah berubah, tidak ada Script dan Data Original yang tetap bertahan."
Tamasha : "Apa? Seberapa jauh perubahannya? Apa kau bisa mengembalikannya seperti semula?"
Xboz01 : "Sebentar, Seluruh Event dan Quest, baik Main Quest, Side Quest, bahkan Interaksi antar Penghuni, NPC, Ras, seluruhnya sudah di'Manipulasi' oleh tuan Zahal."
Tamasha terbelalak.
Tamasha : "Lalu, Xboz01, apa kau bisa mengembalikannya seperti semula?"
Xboz01 : "Sayang sekali, tuan Zahal memperbaharui Script dengan Database yang sama sekali berbeda dan tidak dimiliki oleh Tehnologi kami."
Tamasha : "Terakhir... Xboz01, apakah...
Apakah... Event 'Dragon Nest' dan Extremus ini juga sudah dimanipulasi olehnya?"
Tamasha tampak lebih pucat dari sebelumnya.
V02 Monopoly District. Dibawah tanah, terowongan khusus Dwarves, ruang rahasia.
Verne : "Ini dia, Gudang Rahasia Artifak Dewa Grade 3 milik tuan Dumstang!"
Wicke : "Didalam sebuah Peti khusus yang beraura, tersimpan sebuah Artifak Dewa ciptaan tuan Dumstang."
Yoke : "Sejauh ini bukankah terlalu mudah untuk mencapai tempat ini. Tak ada penjagaan, tak ada perlawanan, bahkan tidak ada kunci dan kode apapun yang membatasi ruang ini."
Gimme : "Coba saja, kami sendiri belum pernah mencobanya, karena Artifak Dewa memang diciptakan khusus untuk Calon Dewa, bukan Ras 19 seperti kami."
Yoke berjalan perlahan mendekati Peti Harta yang dimaksud Wicke.
Ketika sampai dihadapan Peti Harta itu wajahnya mantap dan tertarik penuh ambisi untuk membuka Peti itu.
Ia membuka Peti itu dengan mudah.
Yoke : "Pedang yang menancap ketanah yang ada dibawah peti? Pasti berat, aku tak pernah belajar mengayunkan Pedang."
Ia memperkuat kuda-kuda kakinya seolah bersiap mengangkat benda berat.
Tangan kanannya menjangkau gagang pedang.
Ia memperkuat otot perut, lengan, bahu, dan kakinya sebelum menarik Pedang itu.
Ditariknya sekuat tenaga. Namun ternyata pedang itu tak menancap begitu dalam dan sangat mudah ditarik. Karena tenaga yang berlebihan untuk menarik, ia terlempar mundur beberapa langkah dan langsung berusaha menjaga keseimbangan tubuh.
Yoke terdiam. Pandangannya lebih sayu dan tenang dari sebelumnya.
Yoke : "Ringan dan Mudah diayun, tapi aku merasakan Aura kuat yang menarik seluruh tenagaku keluar."
Yoke menoleh ke sekeliling mencari ketiga Dwarves tadi.
Yoke : "Wicke, Gimme, Verne..."
"Apakah Quest mendapatkan Artifak Dewa hanya seperti ini?"
Yoke berusaha mengayunkan Pedang itu dengan ringan keatas.
"SRASSSS.!!!"
Ia sedikit terkejut.
"BLARRRRR!!!!"
Matanya Terbelalak, Langit-langit diatasnya terbelah, membuat celah besar yang membuatnya dapat melihat keatas permukaan tanah.
Yoke : "Kekuatan macam apa itu? Hanya dengan sedikit tenaga untuk mengayun, menghasilkan Tebasan yang membuat efek setajam itu!"
Yoke : "Aneh, begitu aku mengambil pedang ini keberadaan Verne, Wicke, & Gimme langsung hilang."
Ia berjalan perlahan kembali ke permukaan tanah dengan menyusuri jalur yang dilewatinya tadi.
Louise Castle.
Tamara, Louise, Xboz01, Naruna, Selera, dan Soluna sedang berada di Ballroom Utama Louise Castle.
Selera : "Saya penasaran bagaimana anda bisa menyadari bahwa di istana ini ada tuan Juan dan tuan Zahal akan datang nona Tamasha?"
Tamasha : "Itu mudah. Pertama, aku menguji Naruna dengan menanyakan perihal Event 'Dragon Nest'.
Yang kedua,sejak aku awal berniat untuk datang ke lokasi mayat 'Surya' dengan memanfaatkan kemampuan 'Gratification'ku kepada Naruna, sekaligus membuktikan sekali lagi bahwa kemampuan itu bisa digunakan terhadap Moderator."
"Setelah aku paham bahwa ternyata Moderator seperti Naruna sedikit-banyak tahu mengenai kejadian di dunia ini, aku mencoba menggunakan 'Gratification' pada Naruna untuk mengajakku ke tempat para Moderator berkumpul."
"Aku memiliki kecurigaan, 'Bagaimana mungkin seorang Calon Dewa bisa mengumpulkan dengan cepat 3 Gulungan dengan tingkat kesulitan tinggi untuk mendapatkannya."
"Aku memastikan Gulungan apa saja yang sudah berkurang. Lalu sebelum aku pingsan karena kelelahan, aku memastikan kembali dengan kemampuan 'Gratification'ku yang kugunakan pada 'Gulungan' milikku untuk memaksa Gulungan itu menampilkan detail dari data yang kuinginkan."
"Dan semua Data yang kuinginkan benar-benar muncul, Zahal memilih Gulungan Manipulation, lalu mendapatkan Gulungan Duplication tak lama setelahnya di tempat yang sama. Lalu beberapa waktu kemudian ia mendapatkan gulungan 'Repetition' melawan Boss Bertanduk 'Bulltauros'. Tak lama ia mendapat Gulungan 'Option' setelah menyelesaikan Quest di V12 Factory District"
"Dan terakhir ia mendapat Gulungan yang sulit didapatkan...
Reincarnation, dengan melawan 'Hidden Moderator' Vilxliv."
"Setelah aku memastikan Naruna membawaku ke tempat para Moderator berkumpul, kesimpulanku terjawab dan aku sudah yakin bahwa disini ada setidaknya dua macam Calon Dewa...
Calon Dewa yang memanipulasi dan memimpin seluruh Moderator, dan kemungkinan kecil Calon Dewa yang punya intelektual yang cukup untuk menguntit dan mengawasi tempat ini. Dua Calon ini memiliki langkah yang saling menyerang dan bertahan."
Naruna : "Dan dua Calon Dewa itu jelas tuan Zahal dan tuan Juan."
Tamasha : "Sebelumnya aku belum pernah bertemu Zahal, apalagi Juan. Aku hanya mempertimbangkan kemampuan Gulungan apapun yang merugikanku harus dinetralkan saat itu juga."
"Juan berhasil mengantisipasi perintahku kepada kalian untuk menetralisir semua kekuatan di tempat ini, dan Zahal berhasil melesatkan kilatan petir tepat sebelum kekuatannya lenyap karena kekuatan kalian aktif."
"Namun yang membuatku salut adalah keputusannya untuk melukaiku dan langsung mengejar Juan yang keberadaannya mulai terlihat."
Dumstang : "Nona Tamasha, maaf mengganggu."
Tamasha beserta Moderator lain yang berada disekelilingnya menoleh kearah Dumstang.
Tamasha : "Ada apa Dumstang?"
Dumstang : "Satu Set Armor Tempur beserta Senjatanya telah siap digunakan. Atmos sedang mengisi Set Armor dan Senjata tersebut dengan 'Spirit' miliknya."
Tamasha berdiri dengan semangat : "Bagus!"
V02 Monopoly District.
Yoke yang memegang segagang pedang berjalan tenang diatas permukaan tanah.
Disaat yang sama dua sosok datang bersamaan.
Yoke : "Wah-wah, aku kedatangan tamu."
Zahal : "Kita sudah sampai."
sosok Juan yang melepaskan pegangannya dari Zahal muncul seketika dihadapan Yoke, Zahal dan seorang monster berwujud Manusia Naga setinggi 2,5 meter, Extremus.
Mata Zahal menunjukkan kepuasan setelah melihat Yoke menggenggam Excalibur : 'Tepat waktu, semuanya berjalan dengan baik sampai sini dan aku masih memiliki sedikit sisa 'Option', 'Repetition', dan 'Reincarnation' yang memenuhi syarat 'Opsi Tiga bahkan sampai Lima'
Extremus : "Kau adalah Calon Dewa yang berhasil membunuh Vilxliv, Zahal!"
"Vilxliv adalah Rivalku dan kau tak berhak membunuhnya!"
Zahal : "Sepertinya Naga memiliki kemampuan penyembuhan yang cepat. Terakhir kali ketika Z bertarung denganmu, bukannya ia berhasil menghancurkan satu kakimu?"
Extremus : "Itu sudah bukan urusanmu!"
Yoke mengacuhkan percakapan mereka dan lebih tertarik melihat sesuatu yang terbang di kejauhan.
Yoke : "Jadi pasukan Naga itu berada dibawah pimpinan Makhluk ini."
Juan : "Kenapa wujudku bisa terlihat?"
Zahal : "Kita sekarang berada dalam ruang lingkup kemampuan 'Purification' milik Yoke, Calon Dewa yang berada didepan kita sekarang, Juan."
Zahal : 'Kemampuan Purification digunakan sejak ia keluar dari pulau buatanku dan membuatku tidak sadar bahwa ia sudah mendapatkan Excalibur, entah ia sudah menggunakannya untuk menebas atau belum, tinggal menunggu ia menebas hingga kemampuan 'Manipulation'ku masuk sedikit-demi-sedikit kedalam tubuhnya.'
Extremus : "Berhenti bermain-main dan bersiaplah atas kematianmu dasar manusia!"
Juan, Yoke, dan Zahal melesat menjauh seketika.
Zahal : 'Baiklah, Setelah ini aku akan mati tercabik dan kembali ke Stalatcr Gleytser Area lagi. Bagus, selanjutnya tinggal menunggu perkembangan mereka menghadapi Extremus.'
Extremus dengan cepat melesat kearah Zahal. Zahal lagi-lagi terlambat untuk menghindar. Tubuhnya tercabik dengan kuat dan tercecer kemana-mana.
Juan : "Apa? Selesai secepat itu? Makhluk ini berbahaya sekali!"
Extremus menoleh kearah Juan : "Selanjutnya giliranmu!"
Extremus mengambil ancang-ancang, namun seseorang yang datang entah darimana menghantamnya dengan tendangan yang cukup kuat dan membuat keseimbangannya oleng.
Kimochi : "Tuan Juan kita harus bergegas lari dari sini!"
Kimochi segera melesat kearah Juan dan menariknya menjauh.
Kimochi : "T...Tuan Juan? Kau dimana?"
Juan : "Sepertinya kemampuanku sudah kembali, aku tetap berada diposisi semula Kimochi, hanya saja kau tak bisa merasakan apapun."
Kimochi : "Disini terlalu berbahaya tuan, anda harus segera mempersiapkan sesuatu untuk mengejar dan mengalahkan Calon Dewa paling berbahaya, tuan Zahal."
Juan : "Bukannya barusan Raja Naga itu sudah mencabiknya dalam sekali serang?"
Kimochi : "Aku adalah seorang Moderator tuan Juan, dan selama keberadaannya belum hilang aku masih bisa merasakannya dan pasti ia masih hidup di suatu tempat."
Juan : "Kita kekurangan Informasi tentang kemampuannya."
Kimochi : "Anda harus memutuskan kemampuan berikutnya yang anda butuhkan dan harus anda dapatkan tuan Juan."
Juan : "Antara 'Detection' dan 'Teleportation'."
Suara raungan Naga mendekat dari suatu arah kearah Kimochi.
Kimochi : "Kita akan berselisih jalan dan bertemu mereka di persimpangan itu tuan!"
Benar saja, tak lama Naraka dalam kecepatan tinggi melintas di persimpangan Jalan diantara gedung-gedung tinggi.
Kimochi berhenti sejenak.
Juan : "Kenapa berhenti Kimochi?"
Kimochi : "Aku harus memastikan bahwa Extremus tidak berada diseki..."
"CRASSS!!!!"
Tubuh Kimochi terkoyak dalam satu sabetan.
Extremus : "Aku bisa mencium aromamu, Moderator..."
Juan terhindar dari bahaya. Extremus tak bisa menyentuh dan mencium aroma Juan dan segera pergi.
Juan : "K...Kimochi"
Ia berlutut. Matanya terbelalak melihat kejadian barusan yang begitu singkat dan mengejutkan.
Tak lama dari bekas tubuh Kimochi yang berserakan muncul cahaya.
Juan terdiam sejenak. Ia memastikan apa yang akan terjadi.
Juan : "Sebuah gulungan..."
Juan mengambil Gulungan yang muncul dari tubuh Kimochi dan membukanya.
Sebuah kalimat tertulis didalamnya.
"Jika aku mati, Gulungan 'Transportation' ini untuk tuan Juan. Selamat Berjuang!"
Juan memeluk Gulungan itu dengan kuat : "Kimochi... terima kasih"
Louise Castle.
Tamasha : "Satu gulungan lagi lenyap."
Naruna : "Gulungan apa itu nona Tamasha?"
Tamasha : "Gulungan Teleportation."
Tamasha : "....Gulungan Teleportation berpindah dalam sekejap dari posisi awal di daerah Phantasma Forest, ke daerah V02 Monopoly District.
Dan setelah kulacak, dalam beberapa saat sosok Juan sempat muncul disekitar sana."
Xboz01 : "Berkat gabungan kemampuan 'Gratification' yang nona gunakan pada Gulungan, ditambah kemampuan 'Scan Data' yang saya aplikasikan pada Gulungan nona, anda bahkan bisa 'memantau' segala kejadian, nyaris seperti tuan Zahal."
Tamasha : "Awalnya aku berpikir Zahal adalah satu-satunya pesaingku. Tapi setelah melihat perkembangan sampai disini, mereka semua adalah para Calon Dewa yang berusaha sangat keras dan mengalami kemajuan yang signifikan dalam mempergunakan kemampuannya."
Xboz01 : "Maksud nona?"
Tamasha : "Jangan hanya berhenti terpaku padaku dan Zahal. Semua Calon Dewa punya potensi menjadi Dewa sampai terbukti siapa Dewa yang sesungguhnya."
Dumstang : "Benar nona Tamasha, tuan Masriz dan tuan Yoke juga sudah memiliki masing-masing 1 Artifak Dewa."
Tamasha : "Bagaimana kau bisa tahu itu Dumstang?"
Dumstang : "Artifak Dewa ciptaanku terhubung denganku, aku akan selalu mengetahui apa yang terjadi dengan ciptaanku dan penggunanya."
Tamasha mengangguk.
Tamasha : "Baiklah semua Moderator, aku akan bertempur melawan Naga diantara para Calon Dewa dan merebut kemampuan Domination! Fokus kita adalah pertempuran itu, aku memohon pada kalian untuk mengerahkan kemampuan kalian untuk membantuku dalam pertarungan itu!"
"BAIK NONA TAMASHA!"
Seluruh Moderator bersorak semangat mendukung Tamasha.
Stalactr Gleytser Area berubah menjadi hutan yang subur dalam waktu singkat. Hutan itu mengelilingi sebuah Gunung yang subur dengan puncak gunung diatas awan.
Terlihat Siluet bayangan dua orang dipuncak gunung tersebut.
"Nah, sekarang perhatikan, nyaris semua Calon Dewa bergerak mengejar Extremus."
Terlihat bayangan seorang pria yang duduk santai disebuah hammock mengajak bicara seorang pemuda yang berdiri dengan sikap formal dan sopan disebelahnya.
"Benar tuan."
Zahal dan Louise mengobrol di Stalactr Gleytser area yang sudah di'Manipulasi' oleh Zahal.
Louise : "Ngomong-ngomong tuan, Bagaimana anda membuat Duplikatku bisa menembus kemampuan gabungan para Moderator yang memblokir kemampuan apapun ketika nona Tamasha menyadari kehadiran anda di Louise Castle?"
Zahal : "Kau ingat saat aku bilang, 'Setelah ini aku akan membuat Duplikat para Moderator, Duplikat dari Moderator akan berada di Awaland, sementara Moderator asli akan berada di Louise Castle ini? Lalu kau bertanya 'Apa tujuan tuan Zahal?'. Lalu aku menjawab 'Ada pula Calon Dewa yang harus kujebak didalam sini, tugas kalian adalah mengikuti keinginan mereka, sambil menuntun mereka untuk mempercayai kalian.'?"
Louise mengangguk : "Saat itu tuan sudah membuat Duplikat kami?"
Zahal : "Dan saat itu aku membuat Duplikatmu yang mendukungku, Duplikat yang ketika kubutuhkan akan muncul disini sebelum kemampuan yang mampu menetralisir kemampuan 'Manipulation' milikku muncul dari Tamasha."
Zahal : "Sebelum aku mati terakhir kalinya aku membuat enam opsi, Tamasha membuat 'Option' kedua dan ketiga aktif. Yoke dan Extremus membuat 'Option' keempat dan kelima aktif."
"Opsi dua, jika aku terbunuh oleh Extremus, Sang Raja Naga, hidupkan aku kembali dengan 'Reincarnation' dan aktifkan 'Quest' Artifak Dewa melalui Duplikat 'Dumstang', 'Manipulation' aktif untuk menggiring siapapun yang terlibat 'Event Dragon Nest' itu untuk mengejar dan menginginkan 'Artifak Dewa' atau Gulungan 'Domination' melalui interaksi terhadap seluruh penghuni Awaland ini! Jika perlu, ubah seluruh Data yang ada untuk menyesuaikan dengan 'Event Dragon Nest' hingga terjadi Opsi berikutnya!.
Opsi berikutnya, jika kemampuan 'Manipulation' milikku lenyap karena suatu sebab selain oleh kemampuan 'Purification' lalu aku terbunuh karena hal itu, hidupkan aku kembali dengan 'Reincarnation' setelah terpilihnya Calon Dewa, selama itu kemampuan 'Manipulation' tidak bisa digunakan dan diambil alih dariku sebelum aku kembali hidup dengan kemampuan 'Reincarnation' dan muncul kembali disini lalu terbunuh setelahnya.
Opsi empat, jika kemampuan 'Manipulation' milikku lenyap oleh kemampuan 'Purification' karena 'Artifak Dewa', Kemampuan 'Manipulation' akan masuk kedalam tubuh penggunanya melalui Artifak Dewa dan membuat resistensi penggunanya terhadap kemampuan 'Manipulation' melemah setiap kali ia menggunakan kemampuan 'Artifak Dewa'. Saat Resistensinya terhadap 'Manipulation' berkurang seiring penggunaan Energi atas 'Artifak Dewa', kemampuan 'Manipulation' milikku akan mengambil alih 'Energi' pemiliknya dan membuatku dapat mengendalikan tubuh dan pikiran penggunanya. Lalu jika aku terbunuh setelah hal itu, hidupkan aku kembali dengan 'Reincarnation' setelah terpilihnya Calon Dewa, selama itu kemampuan 'Manipulation' tidak bisa digunakan dan diambil alih dariku sebelum aku kembali hidup dengan kemampuan 'Reincarnation' dan muncul kembali disini lalu terbunuh setelahnya."
Zahal : "Saat dimana kemampuan 'Manipulation' milikku diambil adalah saat terakhir dimana kau harus menanggung kemampuanku agar rencana kita mengambil kekuasaan 'Dewa' berhasil."
Louise mengangguk : "Siap, tuan Zahal."
Zahal membuka Gulungan Undang-undang Dasar miliknya : "Nah, Juan sudah mendapatkan 'Teleportaion' dari kematian Kimochi, ini akan menjadi semakin mudah Louise."
Louise : "Bukannya menjadi semakin sulit?"
Zahal : "Tidak-tidak, dia akan mengincarku untuk mendapatkan Gulungan 'Reincarnation' demi menghidupkan kembali Kimochi. Sebelumnya ia akan mencari Gulungan 'Detection' untuk mempermudahnya mengincarku. Nah, saat itu aku akan memudahkannya.
Juan harus menjadi Dewa Generasi berikutnya dan mengakhiri permainan dengan cepat.
Semakin cepat permainan ini berakhir, semakin cepat aku kembali ke Bumi.
Dan aku akan menunjukkan bahwa aku adalah satu-satunya Calon Dewa yang memiliki kapasitas untuk itu."
Louise : "Lalu bagaimana setelahnya, tuan Zahal?"
Zahal : "Aku akan me'Manipulasi' Quest untuk mendapatkan 'Detection' agar Juan mudah untuk mendapatkannya, dengan mengaktifkan 'Jiwa' Kimochi begitu Juan dekat dengan posisi Gulungan 'Detection'. Lalu menggiringnya mendapatkan 'Abstraction', kemampuan untuk memisahkan dan mengacaukan Kemampuan dari beberapa Gulungan yang kudapatkan.
Ia mungkin akan berusaha mendapatkan seluruh Gulunganku, atau sebagian. Tapi yang jelas ia akan mengincar 'Reincarnation'.
Aku akan me'Manipulasi' Reincarnation agar tetap berfungsi seperti biasa.
Aku hanya membutuhkannya sebagai 'Timer'."
Louise : "Timer?"
Zahal : "Pengingat. Nantinya akan kujelaskan Detail rencanaku setelah semuanya berjalan lancar."
V02 Monopoly District.
13 Moderator berada di sekitar Yoke dan membantunya melawan para Naga.
Yoke : "Sepertinya ada seorang Calon Dewa yang bersama dengan kalian tadi?"
Soluna : "Itu Nona Tamasha, tuan."
Sebuah bayangan melesat turun kebawah, kearah Samarinda, Soraya, juga tubuh Naga Naraka dan Bayi yang tergeletak.
Seorang Gadis berselimut handuk dengan Pelindung Bahu, Siku, Lutut, Sepatu, juga empat pasang sayap, tangan kirinya menggenggam perisai berbentuk oval setinggi tubuhnya, sementara tangan kanannya menyandang sebuah anggar.
Stalactr Gleytser Area.
Zahal : "Tamasha sudah keluar dari Louise Castle yang membuat kemampuan 'Manipulation' milikku yang mampu mengawasinya terblokir. Kini ia sudah bergerak."
Louise : "Nona Tamasha sudah mulai bergerak tuan?"
Zahal bersantai di Hammock : "Ya, tak masalah."
Zahal : "Selama Calon Dewa dengan 'Intelektual tinggi' menggunakan 'Artifak Dewa', semuanya akan berjalan dengan lancar."
V02 Monopoly District.
Tamasha dengan Rapiernya berhasil menyudutkan Extremus. Gerakan-gerakan ringan Tamasha dikombinasi dengan sayatan-sayatan Rapier Dewa miliknya, berhasil menyayat-sayat sisik keras Extremus.
Tamasha, Soraya, Samarinda, Rebella, dan Ratatta bertarung sengit dengan Extremus hingga berhasil membuat Tamasha memantulkan efek 'Reposition' Samarinda dan membuat tubuh dan Jiwa Extremus dan Samarinda saling tertukar.
Tamasha melesat kearah Extremus dan Soraya.
Yoke turun dari atas tepat dihadapan Tamasha.
Yoke : "Nah-nah, kita akhiri semua permainan ini sekarang."
Tabir disekitar Extremus, Soraya, Naraka, Bayi, Hardlr, Soluna, dan Selera lenyap.
Yoke : "Nah, semua kemampuan kalian akan kumurnikan disini termasuk kemampuan Moderator dan kemampuan Ras. Jadi diamlah."
Semua perhatian Calon Dewa dan Moderator menuju kearah Yoke. Termasuk Pria yang sejak tadi memantau dari Menara tinggi jauh diatas bangunan yang menembus awan, Masriz.
Masriz : "Hahaha, itu baru Yoke."
Stalactr Gleytser Area.
Louise tampak sedikit panik.
Louise : "Tuan Zahal..."
Zahal yang merebahkan diri di Hammock menegakkan badannya dari posisi tidur.
Zahal : "Haha, aku sudah mengerti Louise. Sialnya barusan kemampuan Manipulasiku tiba-tiba mati sejak kedatangan Yoke dihadapan Tamasha.
Tapi aku masih bisa melihat apa yang terjadi dari tubuhmu yang ada disana."
Louise : "Benar, sama seperti Naruna yang anda duplikasi agar berada di Louise Castle dan mengecoh tuan Juan yang berada di ruang monitor, disaat yang sama sekaligus merawat nona Tamasha di desa para Kyuubi untuk memancingnya mempergunakan Naruna agar nona Tamasha dapat pergi ke kastilku, anda sudah menduplikasi tubuhku tepat sebelum nona Tamasha merebut kastilku dan membiarkan semuanya berjalan sampai seperti ini."
Zahal : "Tepat sekali Louise, sejak awal aku sudah paham bahwa kau termasuk salah satu Moderator dengan tingkat pemahaman yang cepat, terutama kemampuan 'Detection' yang merupakan kemampuan Dominanmu yang kedua selain 'Intimidation'.
Membuatmu bisa sedikit menyadari keberadaan Juan sejak awal kedatangannya di Louise Castle."
Zahal dan Louise sama-sama tersenyum.
V02 Monopoly District.
Yoke : "Aku merasakan suatu keanehan dengan Event yang terjadi di dunia ini. Ketika 'Dragon Nest' dimulai, dan ketika aku bergegas mengambil Pusaka Dewa ini."
Yoke mengangkat tangan kanannya yang menggenggam Pusaka Dewa yang berbentuk pedang dan menunjukkannya pada semua hadirin yang ada disitu.
Mereka saling menceritakan apa yang mereka ketahui. Tentang pertanyaan Yoke, tentang Zahal, tentang Event, Quest, dan hal yang dimanipulasi Zahal.
Yoke : "Xboz01, tolong baca 'Script' yang ada dalam 'Excalibur' ini."
Seluruh Calon Dewa yang ada disitu menelan ludah, merasakan ketegangan yang sama seperti yang dirasakan Tamasha dan Yoke.
Stalactr Gleytser District.
Louise : "Tuan, Xboz01 mulai membaca Script pada Excalibur yang dimiliki tuan Yoke."
Zahal : "Tak masalah, terus pantau, itu artinya sedikit lagi bukan."
Louise mengangguk.
Louise : "Semua rencana anda sebelumnya sudah terbongkar, tuan Zahal."
Zahal : "Ah, artinya saatnya aku kesana, Kemampuan 'Manipulation' milikku sebentar lagi bisa banyak berpengaruh terhadap Yoke pastinya."
Zahal : "Aku bisa muncul kapanpun yang kumau dengan memanipulasi tubuh Yoke yang sudah banyak kehabisan Energi."