V02 Monopoly District.
Brunott mendengar ucapan Extremus : "Kau menginginkan tubuh ini?"
Extremus : "Benar sekali!"
Brunott yang berwujud mirip Extremus karena kekuatan 'Evolution' miliknya melesat kearah Extremus dalam sekejap dan memenggal kepala Samarinda yang menjadi wadah jiwa Extremus : "Justru aku datang kesini untuk mendapatkan gulungan 'Domination', Kadal bodoh!"
Ratatta, Soraya, dan Pierre terkejut melihat pergerakan, kecepatan, juga kekejaman Brunott.
Masriz masih menikmati secangkir kopi miliknya dan duduk dengan tenang.
Ratatta : "Tubuh gadis itu!"
Soraya : "Samarinda! Ugh..."
Soraya : "Bukannya orang itu kroco yang selalu menempel pada Tamasha, dan bagaimana bisa kini ia jadi sekuat itu?"
Brunott mengambil Gulungan 'Domination' yang muncul dari tubuh Samarinda. Kepala Samarinda menggelinding jauh berceceran darah. Gulungan yang memiliki Aura Gelap, Aura yang berbeda dari Gulungan lain itu masuk terserap tubuh Brunott.
Pierre : "Auranya yang kelam dan menakutkan membuatku enggan mengambilnya."
Ratatta : 'sampai-sampai Pierre yang cuek dan liar berpikir seperti itu...'
Brunott : "HUAHAHAHAHHAHAHAHAHHAH!"
Suara Brunott menggelegar dan menggema. Tekanan udara yang kuat muncul akibat kekuatan gelombang suaranya.
Secangkir kopi di tangan Masriz bergetar dan tumpah karena tekanan udara yang timbul : "Ya Tuhan... Kopiku tumpah... Sayang sekali."
Soraya dan Pierre tak menggubris kata-kata Masriz, Ratatta yang bersimpati dan hormat terhadap Masriz teringat keberadaan orang yang dikaguminya itu.
Ratatta : "Ah iya tuan Masriz, apa yang anda lakukan? Para Calon Dewa mati satu-persatu dihadapan kita!"
Masriz : "Justru aku yang seharusnya bertanya padamu, apa maksudmu? Bukankah sampai disini seharusnya kau sudah tahu apa peranku?"
Ratatta terdiam seketika : "M... Maaf."
Masriz berdiri perlahan.
Brunott : "Hey Brunott, jangan biarkan 'Orang' itu bertindak sesuatu! Bunuh dia!"
Brunott : "Ugh... Gulungan ini perlahan-lahan menguasaiku!"
Masriz berjalan membelakangi Brunott dan Calon Dewa lain : "Kini kau akan tahu alasan kenapa Zahal yang memiliki kesempatan untuk mengambilnya memutuskan untuk mengabaikannya."
Ratatta : "Brunott bertarung dengan dirinya sendiri?"
Soraya : "Tidak, bisa jadi kekuatan Gulungan 'Domination' terikat kuat dengan jiwa Extremus bahkan hingga mampu men'Dominasi' tubuh, jiwa, dan pikiran penggunanya!"
Pierre : "Jadi begitu, itu alasannya Auranya terasa sangat kuat, pekat, dan jahat..."
Ratatta : "Soraya, seluruh Moderator pergi bersama Tamasha, tuan Masriz tidak mungkin membantu kita, sementara tubuh Naga Naraka dan Bayi, juga tubuh Bayi rentan. disini hanya tinggal kita bertiga dan kita tidak bisa bertarung sambil melindungi Naraka dan Bayi."
Soraya : "Pierre, kita harus bekerja sama, aku perlu ber'Negosiasi' denganmu."
Pierre : "Jiahahaha, tak masalah, aku merasakan bahaya yang sangat mematikan disini dan aku tak melihat celah untuk menang sendirian jika memperhitungkan kemampuan Brunott sekarang."
Soraya : "Aku perlu kesepakatan agar kemampuan 'Negosiation' milikku bekerja!"
Pierre : "Bodoh, maaf saja, aku tak mau terikat dengan kemampuan konyolmu, aku akan bekerja sama seperlunya sampai kita bisa menyingkirkan Brunott atau lari darinya!"
"Sebetulnya jika aku mau, aku bisa saja kabur dari sini sendirian, tapi melihat jumlah Gulungan yang dimiliki semua Calon Dewa yang tersisa, dan perbandingannya dengan jumlah Gulungan yang masih tersisa didunia ini, rasanya mengambil jalan manapun tak bisa kutempuh sendirian dan perlu kerjasama dari Calon Dewa lain."
Ratatta : "Itu benar, kita harus menyadari keterbatasan kita dalam mencari gulungan lain dibandingkan kemampuan Calon Dewa yang saat ini berada dalam 'Tier'* teratas."
*Ratatta sengaja menggunakan kata 'Tier' karena kebiasaannya bermain Game untuk memberi makna Calon Dewa yang mencapai 'Tingkat tertinggi' dalam dunia ini.
Brunott : "Kalian ngobrolin apa? Jangan mengabaikanku!"
Brunott melesat cepat kearah Ratatta : "Berhenti!"
Kecepatan Brunott yang mendekat kearah Ratatta dalam sekejap sambil mengayunkan tangan kanan untuk mencabik kini melambat ketika berada dalam lingkup kurang dari dua meter sekitar Ratatta.
"BLAARRRR"
Dalam sekejap tubuh Ratatta terlempar akibat serangan tangan kanan Brunott : "Hahahahahha, Bagus bocah! Tak perlu ragu! Saat kesadaranmu terkena 'Ilusi', Aku masih tetap bisa membuatmu terjaga!"
Brunott : "Bagus, memang perlu seperti itu Kadal!"
Brunott : "Jaga bicaramu dasar Bocah!"
Brunott : "Tenanglah, kita perlu bekerja sama dengan baik untuk menghajar seluruh Calon Dewa, kadal!"
Soraya menatap Ratatta yang terlempar ke Padang pasir : "Hei, kau tidak apa-apa Ratatta ?"
Pierre : "Tak ada waktu untuk melihat-lihat! Kita harus melakukan sesuatu untuk mengalahkannya!"
Soraya berpaling kearah Pierre : "Ratatta menghilang, Pierre!"
Pierre : "Hah?"
V01 Ministry District.
Zahal masih melayang tegak jauh di hadapan Louise.
Disekitarnya Tamasha, para Moderator, juga Juan yang sedang dalam kondisi 'Transparan' melayang dan tak mampu mengendalikan tubuh mereka.
Ratatta tiba-tiba muncul disana : "Hah? Kenapa kalian bisa ada disini?"
Tamasha terkejut melihat sosok Ratatta : "Ini pasti ulah Zahal!"
Tak lama setelahnya sosok Snipy dan Rebella juga menyusul Ratatta hadir disana.
Zahal melihat kearah Tamasha : "Sebentar lagi kau akan tahu alasanku melakukan ini."
Tamasha, Juan, Ratatta, juga Snipy, dan Rebella yang baru saja datang tertegun mendengar ucapan Zahal barusan.
Tak lama Soraya, Pierre, Tubuh Naga Naraka dan Bayi, juga tubuh manusia Bayi muncul disana.
Soraya : "Hah? Kalian semua? Eh, tubuhku?"
Pierre : "Ada apa ini?"
Soraya dan Pierre berusaha menggerakkan tubuh mereka namun sebuah keanehan terjadi dan tubuh mereka bergerak acak dan tak terkendali.
Tamasha : "Zahal lagi-lagi mengumpulkan kita disini..."
Rebella : "Ugh... Orang ini merepotkan sekali!"
Ratatta : "Apa ini ada hubungannya dengan Brunott?"
Zahal : "Dengarkan aku. Kali ini aku akan membuat kalian semua tak terdeteksi oleh Brunott yang dikendalikan oleh kemampuan 'Domination'."
Pierre : "Kau, bahkan sampai tahu apa yang sedang terjadi?"
Soraya : "Membuat kami tak terdeteksi oleh Brunott?"
Juan : 'Apa ia benar-benar sadar bahwa aku ada disini atau?...'
Ratatta : "Kukira Extremus merasuk ke dalam tubuh Brunott..."
Snipy : 'Sekarang malah jadi seperti ini... cih!'
"WHOAAAHHH!!!!"
Tubuh seluruh Calon Dewa yang ada disitu berputar-putar dan terombang-ambing, kecuali Juan.
Juan : 'Tubuhku sudah bisa kukendalikan? Apa kemampuan 'Manipulation' Zahal berkurang karena energinya semakin menipis?'
Zahal menatap mereka semua satu-persatu dengan tatapan tajam : "Sekarang diamlah dan dengarkan aku, aku bisa membunuh kalian kapanpun saat ini!"
Mereka semua tak sanggup membalas ucapan Zahal.
Zahal : "Gulungan kemampuan 'Domination' adalah Gulungan yang mengkonsumi Energi, Pikiran, Perasaan, bahkan Jiwa penggunanya. Entah darimana ia mendapatkan informasi itu, tapi ia sudah mengumpulkan beberapa Gulungan Kemampuan, yang membuat tubuh, pikiran, dan jiwanya bertahan dari Dominasi gulungan itu sendiri."
"Snipy, dengan kemampuan 'Specification' milikmu, lihat gulungan milikmu dan jelaskan kepada kami kemampuan apa saja yang dimiliki Brunott, buktikan bahwa aku tak berbohong."
Snipy : "Hooo, Tubuhku jadi bisa bergerak kembali."
"BLAARRRR!!!"
Snipy membidikkan tangannya kearah Zahal dan menembaknya dengan cepat dan kuat.
Snipy terdekap dari belakang.
Snipy : "U...Gh...."
Zahal : "Sudah kubilang, jangan bertindak macam-macam. Sekali lagi tak mematuhiku, kubuat kau mati dengan cepat!"
Snipy mengangguk dan menghela nafas panjang : "Hahh... hah... b..baik!"
Snipy : "G... Gulungan milik Brunott ada 9 buah.."
Seluruh Calon Dewa bergumam begitu mendengar jumlah Gulungan yang dimiliki Brunott.
Tamasha : 'Brunott, tak kusangka kau bisa berkembang sejauh itu.'
Zahal : "Sekarang katakan pada mereka berapa jumlah Gulungan milikku."
Snipy : "Jumlah gulungan milik Zahal, ada 6 buah."
Zahal : "Baiklah sekarang mari kita hitung jumlah seluruh gulungan milik semua Calon Dewa, Snipy."
Snipy : "Brunott 10 buah, Zahal 6 buah, Ratatta 3 buah, Tamasha 2 buah, Pierre 3 buah, Rebella, Naraka, Bayi, Soraya, Masriz, Yoke, masing-masing 1 buah..."
Mereka semua merunduk ketika masing-masing nama mereka disebutkan oleh Snipy.
Zahal : "Kalian pasti sadar bahwa Snipy benar-benar tahu jumlah dan Gulungan apa yang kalian miliki. Tapi sayangnya, Snipy, katakan juga berapa jumlah Gulunganmu dan Juan."
Snipy tampak pucat : "Jika aku mengurutkan rekontruksi dan rekam jejak hilangnya Gulungan, maka... Juan memiliki 4 buah gulungan saat ini, sementara aku sendiri... 2 buah gulungan."
Juan : "Bahkan bisa mengetahui jumlah gulungan yang kumiliki!"
Zahal : "Soraya, hitung berapa jumlah Gulungan yang sudah terambil, dan berapa jumlah gulungan yang tersisa!"
Soraya : "Yang sudah terambil 36 buah, dan yang belum terambil 9 buah..."
Mereka semua tampak serius menghitung.
Zahal : "Baiklah, kupermudah permainan ini."
Dihadapan seluruh Calon Dewa yang ada disitu Zahal memunculkan 9 Gulungan yang tersisa.
Zahal : "Ini adalah 9 buah Gulungan yang tersisa, aku akan mengambil 1 Gulungan, dan masing-masing dari kalian akan kuberi kesempatan untuk bebas dari Manipulasi gerakanku dan mengambil satu Gulungan,"
Tamasha : "Jika tersisa 8 gulungan maka semuanya akan mendapatkan masing-masing Gulungan kecuali Yoke yang masih pingsan."
Juan : 'Apa? Jika itu dilakukannya, semua yang ada disini akan mendapatkan masing-masing 1 buah gulungan, selain aku dan Yoke! Dia sengaja memancingku untuk keluar dengan cara ini!'
Rebella : "Rupanya kau cukup adil juga!"
Zahal : "Bagaimana, semua setuju dan sepakat?"
Pierre : "Curang sekali, kau sudah mendapatkan 6 Gulungan dan kini."
Zahal : "Aku memberimu kemudahan mendapatkan Gulungan tanpa harus susah-susah mencarinya, seharusnya kau bersyukur karena itu."
Ratatta mengangguk.
Snipy melihat satu-persatu seluruh Calon Dewa.
Soraya : "Tapi Naraka dan Bayi belum sadarkan diri..."
Zahal : "Itu adalah resiko mereka mendapatkan giliran terakhir. Tenang saja, tak lama lagi mereka akan bangun jika Tamasha mau segera menukarkan tubuh mereka ke tubuh asli mereka."
Tamasha : "Tubuh asli Bayi ada disini, tapi tubuh Naraka tak kuketahui letaknya."
Rebella menunduk : "Snipy menghancurkan tubuhnya saat kami bertempur di desa para Werewolves."
Soraya : "Apa?!"
Zahal menyentuh dada kirinya dengan tangan kanan dan seketika muncul duplikat miliknya. Setelahnya ia menyentuh Duplikat itu dengan tangan kirinya.
"WOOOSSSHHH!"
Sekejap kemudian tubuh Duplikat itu berubah wujud menjadi Naraka.
Seluruh Calon Dewa berhasil dibuat terkejut oleh kelihaian Manipulasi Zahal.
Zahal : "Sekarang, Tamasha akan kuberi kesempatan untuk menukar kembali Jiwa dan tubuh Naraka dan Bayi, setelah itu Giliran pertama memilih Gulungan setelahku adalah Tamasha, dalam kondisi ini kalian hanya bisa menuruti ucapanku."
Seluruh Calon Dewa mengangguk perlahan, Ratatta, Pierre, dan Snipy terlihat ragu dengan keputusan itu.
Ratatta : "Setelah ini pertempuran ini akan menjadi lebih berat sebelah..."
Soraya : "Tidak juga, kemampuan Gulungan dan jumlah Gulungan tidak mempengaruhi hasil akhir permainan ini. Semua tergantung bagaimana Calon Dewa memaksimalkan kemampuannya."
Snipy : "..."
Pierre : "Ucapanmu tak sepenuhnya salah."
Zahal mengangkat tangannya dan sebuah Gulungan mendekat kearahnya : "Ini adalah Gulungan 'Justification'."
Gulungan itu mendekat kearah Zahal dan diserap oleh tubuhnya.
Soraya : 'Apa yang direncanakannya dengan mengambil Gulungan 'Justification'? Lagi pula Snipy tidak membeberkan kemampuan apa saja yang dimiliki seluruh Calon Dewa.'
Juan : 'Beresiko sekali jika aku berani muncul sekarang, tapi semakin kesini semakin rumit juga situasi yang terjadi. Aku benar-benar terpojok jika tak segera mencari celah untuk membalikkan keadaan.'
Zahal : "Baiklah Tamasha, silahkan bergerak, ingatlah aku memegang kendali disini."
Tamasha mengangguk dan menggerakkan kedua jarinya, jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya : "Switch!"
Seketika Tubuh Naga yang menjadi wadah Jiwa Naraka dan Bayi tergeletak lemas.
Sementara tubuh asli Naraka tertidur di atas pasir.
Tamasha : "Gulungan apa yang tersisa disana Zahal?"
Zahal : "Snipy, katakan Gulungan apa yang tersisa."
Snipy mengangguk : "Requirement, Repairment, Reaction, Motivation, Agression, Induction, Conduction, dan Expression."
Tamasha : "Aku memilih 'Requirement'."
Sebuah Gulungan bergerak kearah Tamasha dan diserap oleh tubuh dan jiwanya.
Soraya : 'Lagi-lagi ia memilih kemampuan yang rumit!'
Tamasha : "Ap...Apa?"
Zahal : "Tubuhmu kembali tak bisa kau kendalikan begitu kau mendapat kekuatan, aku melakukannya untuk mencegahmu melakukan hal yang tidak perlu."
"Calon Dewa yang memilih gulungan selanjutnya dipilih oleh Tamasha."
Juan : 'Sial, jadi begitu! Dengan cara itu aku benar-benar tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan Gulungan yang tersisa!'
Juan : 'Tubuhku tidak bisa bergerak bebas karena kemampuan manipulasinya, tapi sejak awal ia tak menunjukkan gelagat bahwa ia sadar aku ada disini.'
Tamasha : "Aku memilih Rebella."
Rebella : "Apa? Aku?"
Soraya : 'Hah? Ia memilih Rebella karena sadar bahwa gadis itu terlalu polos untuk memilih Gulungan yang tersisa.'
Pierre : 'Gulungan yang tersisa bisa menjadi pilihan yang sulit baginya.'
Ratatta : 'bisa dibilang sejak awal ia tak berniat mengejar Gulungan lain.'
Rebella : "Baiklah, aku memilih 'Repairment'!"
Tamasha : "tanpa dipertimbangkan ya?"
Gulungan 'Repairment' berhasil diserap oleh tubuh dan jiwa Rebella.
Tak lama keberadaan Rebella lenyap dari pandangan mereka semua.
"BUAKKK!!!"
Zahal : "Ugh..."
Rebella : "Ahh? Tubuhku..."
Zahal : "Sudah kubilang, bagaimanapun kau tak punya kesempatan disini."
Rebella : "Ah tidak, berikan aku kesempatan bergerak lagi untuk me-'Reparasi' sel tubuh Naraka dan Bayi, Zahal."
Zahal : "Dasar, bisa-bisanya masih memohon setelah berani menyerangku."
Tubuh Rebella berhasil bergerak kembali. Rebella melesat kearah Naraka dan Bayi, menyentuh tubuh mereka berdua.
Naraka : "Ugh..."
Bayi : "Re.. Rebella.."
Rebella, Naraka, dan Bayi tiba-tiba melayang di Udara.
Zahal : "Kita lanjutkan permainan ini."
Seluruh Calon Dewa memilih seluruh Gulungan yang tersisa satu-persatu hingga tersisa satu Gulungan.
Juan : 'Sial, tersisa satu Gulungan dan aku harus berebut dengan Soraya."
Soraya : "Apa? Tersisa Gulungan 'Induction'?"
Juan : "Gulungan 'Induction', jadilah milikku!"
Sosok Juan tiba-tiba muncul, suaranya yang lantang menggema dan mengejutkan seluruh Calon Dewa.
Zahal tersenyum sinis : "Nah, akhirnya muncul juga."