Chereads / How To Be a God / Chapter 47 - Calon Dewa vs Dewa

Chapter 47 - Calon Dewa vs Dewa

Juan muncul dibelakang Brunott.

Ia menyentuh punggung Brunott yang bersisik tebal, kuat, dan kokoh.

Juan : "Selesai sudah, Brunott!"

Tanpa pikir panjang Brunott menumbuhkan ekor Naga seperti kemampuan Extremus.

Juan : "Abstraction! Abstraksi 'Multiplication' dan 'Enhancement'!"

Juan tampak mengaktifkan kekuatan 'Abstraction'nya bertepatan dengan ayunan ekor Brunott yang nyaris mengenai Juan sebelum akhirnya Juan mengaktifkan 'Transparation' dan menghilang dari posisinya dan mundur beberapa puluh meter dengan kemampuan 'Teleportation' miliknya.

Brunott : "Ugh!!! Agh!!! Tubuhku!!"

Brunott : "Hey Manusia, apa yang terjadi?"

Brunott : "Rasa sakit dari serangan-serangan tadi tiba-tiba muncul bertubi-tubi! Aghh!!"

Brunott : "Bodoh! Bagaimana bisa?"

Juan yang berdiri di belakang Brunott muncul kembali : 'Kemampuan 'Abstraction' milikku membuatku dapat meneliti asal muasal dan perkembangan kemampuan sebuah Gulungan dan keterkaitannya dengan Gulungan lain sekaligus mengacaukan keterkaitan tersebut dengan mengalihkan fungsinya selama beberapa saat.'

"Nah, sekarang kau kesulitan mengendalikan kekuatanmu."

Brunott : "Hyaaa!!!"

Sosok Brunott yang lain muncul dibelakang Juan seraya mengayunkan serangan kearah targetnya itu.

Juan yang mendengar raungan suara tersebut mengangkat tangan kanannya dan berbalik ke belakang.

"Buakk!!!"

Juan tersenyum : "Nah, bahkan kekuatan fisikmu bisa berkurang sedrastis ini akibat kacaunya fungsi masing-masing Kemampuan Gulunganmu, Brunott!"

Brunott : "Apa?! Bagaimana bisa?"

Juan : "Semakin kompleks kemampuan yang kau miliki, semakin mudah kemampuan 'Abstraction' milikku mengacaukan fungsi seluruh Kemampuan Gulunganmu!

Aku bertaruh sebentar lagi kau akan kembali ke wujud asalmu karena kemampuan 'Evolution' milikmu ikut kacau terkena imbas kemampuan 'Abstraction' milikku."

Pierre : "Jiahahaha, benar-benar luar biasa! Dengan satu sentuhan kau bisa menumbangkan makhluk itu!"

Juan : "Perbedaan yang tak pernah mungkin bisa kau lampaui dari Zahal adalah, Zahal lebih berhati-hati dengan kemampuan 'Duplication' miliknya dibandingkan kau dalam menggunakan kemampuan 'Multiplication' milikmu. Walaupun fungsi kemampuan 'Multiplication' milikmu bisa digunakan untuk melipat gandakan kekuatan sekaligus."

Di kejauhan, Para Moderator berkumpul menyaksikan pertempuran mereka.

Dumstang : "Kau bisa mendengarkan percakapan mereka bukan, Reneon?"

Selera : "Jelas bisa, Werewolves memiliki Penciuman dan Pendengaran terkuat kedua setelah 'Naga', benar 'kan, Reneon?"

Reneon : "Ya, intinya saat ini tuan Juan sedang memuji tuan Zahal. Menganggap tuan Zahal lebih berhati-hati dibandingkan tuan Brunott."

Reneon tetap fokus kearah Brunott dan Juan, Moderator lain ikut melihat kearah dua Calon Dewa itu.

Brunott : "Ugh... Darimana kau bisa menilaiku tidak berhati-hati mempergunakan kemampuan 'Multiplication' milikku?"

Juan : "Zahal akan mengirim Duplikat dirinya kesini untuk mengantisipasi kemungkinan mati sekaligus meninjau kemampuan lawan. Sementara kau terlalu percaya diri dan langsung menghampiri kami."

Brunott : "Barusan aku berhasil membunuh Zahal! Kalian sendiri bisa melihat Gulungan Undang-undang Dasar miliknya muncul persis setelah aku menghancurkan tubuhnya."

"Dengan kemampuan 'Penciuman' dan 'Perasa' milikku yang Ber-'Evolusi' setingkat Extremus, aku sudah tak merasakan 'Aroma' dan 'Kehadiran' Zahal dimanapun!"

Juan memejamkan mata : "Aku belajar bagaimana Zahal berpikir dan bertindak. Ia tak pernah mempergunakan cara yang sama berulang kali dan sangat berhati-hati dengan lawan yang cerdas dan berbahaya."

Pierre mengangguk, seolah ia memahami maksud Juan : "Apa mungkin..."

Juan menoleh kearah Pierre : "Sampai sini Pierre mungkin sadar ada kemungkinan bahwa, Zahal mungkin memanipulasi kematiannya, hingga memanipulasi munculnya 'Gulungan Undang-undang Dasar' miliknya."

"Jika ia berani mengumpulkan seluruh Calon Dewa disini sampai seperti ini. Tentunya ia sudah mempersiapkan rencana yang sangat matang. Ia berhadapan dengan seluruh Calon Dewa dengan masing-masing kelebihan dan kemampuan mereka dalam memaksimalkan 'Gulungan Undang-undang Dasar'."

Pierre : "Jiahahahaha. Tampaknya kau pernah bertemu dan melawannya hingga bisa menilai sejauh itu, Juan!"

Juan memejamkan mata. Brunott menyusut dan kembali ke penampilan awalnya.

Juan : "Benar, awal pertemuan kami memberiku kesan bahwa ia adalah lawan terberat seluruh Calon Dewa!"

"Ia berhasil menjebak Tamasha di dalam Louise Castle, sekaligus membawaku serta memancing nyaris seluruh Calon Dewa untuk mengejar Gulungan 'Domination'.

Tujuan utamanya adalah mempertemukan kalian semua dengan Yoke yang bisa melakukan 'Netralisir' dengan kemampuan 'Purification' miliknya.

Kemampuan itulah yang membuat sosokku terkuak dan menciptakan kondisi seperti sekarang."

Pierre terduduk mendengar penjelasan Juan yang cukup berat : "Dan karena itu kau menyimpulkan bahwa ada kemungkinan 'kematian' Zahal sudah direncanakan?"

Juan mengangguk : "Brunott sudah tak mampu melanjutkan pertarungan. Nyaris seluruh Calon Dewa kelelahan. Kekuatanmu tinggal sedikit, dan aku masih memiliki cukup energi untuk bertarung melawan Brunott. Masalahnya sekarang adalah Masriz."

Pierre terkejut. Pandangannya mengikuti pergerakan seseorang dibelakang Juan : "Hey, apa yang akan kau lakukan?"

Juan menoleh kearah Brunott. Terlambat, Brunott mencapai Gulungan-gulungan Undang-undang Dasar milik Zahal.

Brunott : "Baiklah, Gulungan 'Manipulation'! Jadilah milikku dan berikan kekuatanmu padaku!"

Sebuah Cahaya muncul dari dalam Gulungan tersebut dan menyilaukan mata Juan dan Brunott. Gulungan tersebut merasuk kedalam tubuh Brunott : "haha..."

"HUAHAHAHAHAHHAHA!"

"HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHA! GULUNGAN PALING CERDIK TELAH KUMILIKI! DASAR MANUSIA BODOH!"

Juan : "Sepertinya kepribadian Brunott sudah di'Dominasi' oleh Kekuatan 'Domination' yang 'Dominan'. Keserakahannya memuncak dan ia tak dapat mengendalikannya."

Brunott : "SEBAGAI LANGKAH AWAL AKU AKAN MEMBUNUH SELURUH CALON DEWA DENGAN KEMAMPUAN BARUKU INI KARENA KEMAMPUAN LAMAKU KACAU TERKENA EFEK 'ABSTRAKSI' MILIKMU JUAN!"

Brunott mengangkat tangannya, Juan sadar akan bahaya dan menghilangkan keberadaannya.

"HUEAKKK....!!!"

Brunott memuntahkan darah dari dalam mulutnya. Tubuhnya bergetar dan berlutut.

Pierre : "Apa yang terjadi?"

Brunott jatuh tergeletak.

"Itu adalah akibat dari keserakahan manusia."

Suara yang tak asing datang dari belakang Pierre."

Pierre terkejut, Juan yang belum menampakkan diri melihat kearah datangnya suara.

Pierre : "Kau..."

Juan memunculkan dirinya : "Masriz?"

Para Moderator terkejut dengan datangnya Masriz.

Reneon : "Tuan Masriz datang!"

Veleon : "Akankah tuan Masriz mulai menentukan Dewa selanjutnya karena pertempuran ini?"

Naruna : "Pemilihan Dewa pada kesempatan ini bisa menjadi Pemilihan Dewa tercepat yang belum pernah terjadi sebelum-sebelumnya jika hal itu benar."

Soluna : "Itu karena tuan Zahal berniat mengakhirinya dengan cepat bukan?"

Hardlr : "Tapi tidak dengan Brunott, aku tidak paham apakah tuan Zahal juga sudah memperkirakan kehadiran tuan Brunott?"

Novemeus : "Entahlah, yang jelas akibat munculnya Event 'Dragon Nest', nyaris semua Calon Dewa jadi mengincar Gulungan 'Domination'."

Xboz01 : "Calon Dewa yang tidak mengincar Domination, dipanggil paksa oleh tuan Zahal untuk bertarung di medan pertempuran ini melawan tuan Brunott."

Semuanya terdiam dan kembali menatap Masriz, menunggu apa yang akan terjadi setelahnya.

Juan : "Jadi anda Masriz."

Pierre : "Calon Dewa yang tersisa."

Juan : "Saat ini hanya saya dan anda yang memungkinkan untuk melanjutkan pertarungan, Masriz."

Masriz : "Hahaha... Tampaknya kalian berdua belum paham siapa aku."

Masriz tersenyum lepas. Setelahnya ia menjentikkan jari dan seketika seluruh Moderator muncul disekitar mereka.

Pierre : "Ah, pantas saja ketika aku muncul dihadapan Rebella dan yang lain, pria ini duduk santai, bahkan setelah Brunott berhasil mengambil gulungan Domination."

Pierre : "Jangan-jangan..."

Selera : "Beliau adalah Dewa saat ini yang ikut berpartisipasi dalam permainan ini, tuan Pierre, tuan Juan."

Juan : "Hah? Jadi begitu!"

Pierre : "Jiahahaha, benarkah itu?"

Masriz : "Hahahaha, karena permainan ini nyaris berakhir, aku ingin menyelesaikannya sebagai Calon Dewa, bukan sebagai Dewa."

Pergelangan tangan Masriz yang sebelumnya masuk di saku celana training hitamnya, kini dikeluarkan.

Juan : "Jadi kita akhirnya bertarung ya."

Masriz : "Hahaha, Semangat dan Percaya Diri... Sebuah Kualitas Dewa yang sejati!"

Juan lenyap, kemampuan 'Transparation' miliknya aktif.

Masriz menundukkan kepala. Wajahnya diangkat perlahan.

Seiring terangkatnya wajah Masriz, Pierre dan Juan yang tak terdeteksi perlahan berlutut, kaki mereka bergetar, pandangan mereka menunduk seolah ketakutan.

Masriz menengadahkan kepalanya, memandang rendah Pierre, tatapan matanya mendadak menjadi tajam dan dingin.

Juan : 'E... Efek... Kemampuan apa ini?"

Pierre : "JIAHAHAHAHHAHAHAHA? HIAHAHAHAHAH! HIAHAHAHA"

Pierre memegang kepalanya dengan erat. Tawanya menggelegar, suaranya terdengar parau.

Juan : 'Pierre? Ia sampai terdengar ketakutan, tidak... ia seperti histeris... Apa yang terjadi? Jantungku berdetak kencang, tubuhku bergetar, ketenanganku perlahan hilang.'

Pierre : "Hentikan!!! Jiahah.. hah... hahaha!"

Pierre sujud, bersimpuh, berguling.

Pierre : "Hah... hahh..."

Nafasnya tak teratur. Tubuhnya lemas. Perlahan gerakannya berhenti.

Matanya terpejam.

Juan tak terasa akhirnya bersimpuh : 'B...Berat sekali, Bagaimana bisa begini? Seolah-olah seluruh Ketakutanku ditarik keluar!'

Sosok Juan tiba-tiba muncul dihadapan Masriz.

Juan : "Ah... Energiku terkuras drastis..."

Juan mencoba menengadahkan kepala melihat Masriz.

Masriz tersenyum : "Wah-wah... Luar biasa... Pada tingkatan ini walaupun kau kelelahan, kau bisa melawan rasa takut, bahkan menantang 'Intimidasi'ku."

Juan : "Hah? Benar sekali rupanya... Ketika anda tersenyum, mendadak tekanan berat barusan menghilang dan beban tubuhku berkurang perlahan."

Juan mencoba berdiri, namun ia tersungkur.

Masriz : "Kau sangat hebat bocah... Tekadmu kuat, Intimidasi adalah kemampuan untuk menekan mental lawan, memicu rasa takut, menarik keluar emosi negatif, dan pada tingkatan yang lebih tinggi membuat mental tergangggu dan menimbulkan gangguan mental."

Masriz : "Tapi aku menghargai usahamu untuk tetap berdiri setelah merasakan Intimidasi dariku. Sayangnya, tak bisa dipungkiri energimu sudah banyak terkuras pada pertarunganmu melawan Brunott sebelumnya. Intimidasiku barusan juga membuat fisik dan mentalmu terbebani hingga mengkonsumi banyak energimu."

Mata Juan mulai sayu : "Anda... Luar biasa..."

Juan menahan tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Jadi begini akhirnya."

Juan dan Masriz terkejut dengan suara di kejauhan di belakang Juan.

Masriz : "Yoke!"

Juan mencoba menoleh ke belakang : "Ugh..."

Matanya semakin berat, tangannya tak mampu lagi menumpu beban tubuhnya.

Yoke berjalan kearah Masriz : "Sesuai ucapanmu saat itu."

Masriz : "Hahaha, pada akhirnya kita akan bertarung di puncak, bukan ?"

Yoke melihat ke sekeliling : "Dibandingkan mereka yang bekerja keras mendapatkan Gulungan, mencari informasi, bersosialisasi, dan bekerja sama. Terlalu Egois jika kau mengatakan bahwa kita sudah berada di puncak dengan upaya kita yang sangat sedikit ini."

Masriz : "Bukankah orang-orang setingkat kita memang seharusnya seperti itu?"

Yoke : "Maksudmu?"

Masriz : "Titik tertinggi adalah titik yang membuat kita hanya perlu melihat dan mengamati titik rendah lainnya."

Yoke memejamkan mata : "Sungguh suatu kehormatan bisa berada di titik yang sama denganmu tanpa perlu melalui kesulitan yang kau lalui."

Masriz mengerutkan dahi : "Seperti biasa, kau pandai bersilat lidah dan membalikkan ucapanku dengan tanggapan sederhana."

Yoke : "Sudah tak ada lagi yang perlu dibuktikan."

Masriz : "Setidaknya aku menikmati kehidupan ini."

Yoke : "Kita memiliki pandangan dan cara menikmati kehidupan yang berbeda."

Yoke berpaling meninggalkan Masriz.

Masriz : "Kau masih keras pada pendirianmu seperti biasa."

Wajah Masriz muram. Seluruh Moderator disekitarnya merunduk.

Yoke berhenti melangkah : "Terima kasih sudah menunjukkanku permainan yang indah ini."

Masriz terkejut dengan ucapan Yoke. Masriz tersenyum. Tanpa diketahuinya, Yoke tersenyum.

Veleon : "Jadi ini saingan tuan Masriz yang sempat diceritakan dulu?"

Selera : "Hebat! Baru kali ini ada yang bisa membuat tuan Masriz muram tanpa perlu bertarung."

Hardlr : "Apa begini kapasitas 'pertarungan' tingkat Dewa yang sesungguhnya?"

Para Moderator berbisik melihat kedua pria dihadapan mereka itu.

Yoke : "Aku ingin pulang. Kau bisa tetap menjadi Dewa disini, atau memilih mereka menjadi penggantimu."

Masriz : "Oke."

Pemandangan di Padang Pasir yang sebelumnya merupakan kota yang anggun, indah, dan berkelas, V01 Ministry District kini ditutup dengan Masriz dan para Moderator yang membantu membawa para Calon Dewa yang ada disana.

Masriz : "Ah iya, aku tak melihat Louise."

Veleon menunjuk ke ujung horizon : "Tadi ia sempat pergi kearah sana tuan."

Masriz melihat kearah yang ditunjuk Veleon : "Coba hitung berapa jumlah Gulungan Zahal yang keluar setelah ia dicabik oleh Brunott tadi."

Soluna : "Ada 6 biji tuan Masriz."

Masriz terdiam membisu.