Chereads / How To Be a God / Chapter 39 - 8/14

Chapter 39 - 8/14

V02 Monopoly District.

Juan berada sangat jauh dari pertarungan para Calon Dewa dengan pasukan Naga dan Extremus. Ia membuka Gulungan Undang-undang Dasar miliknya.

Juan : "Aku harus melewatkan Event ini untuk mengejar satu Kemampuan!"

Tak pernah sebelumnya wajah Juan terlihat serius seperti sekarang.

Juan : "Dengan pengorbanan Kimochi, aku akan menebusnya dengan cara yang indah."

Tak lama ia menghilang dari posisinya.

Phantasma Forest.

Sebuah Hutan berkabut tebal. Cahaya kunang-kunang berpadu dengan pepohonan berwarna Nila membuat kesan mistis yang pekat dan kuat. Tekstur pepohonan begitu detail dan terlihat seperti ukiran raut makhluk hidup.

Juan muncul kembali ditengah hutan yang sunyi itu.

Juan : "Jadi ini Phantasma Forest, yang dihuni Lampir, Boss pemegang Gulungan kemampuan 'Detection'."

Ia melihat sebuah telaga kecil. Hawa hangat yang kental meluap disekitar telaga tersebut dan mengusir hawa dingin di udara.

Juan : "Seperti bayangan seorang gadis?"

Benar saja, bayangan seorang gadis terlihat ditengah telaga.

Juan : "Dia sedang berendam air hangat."

Sesaat kemudian tangan kirinya memegang bagian kemaluannya yang tampak mengembang perlahan. Pergerakan air liur yang dapat dilihat dari lehernya menunjukkan kesan tergiur.

Juan : "Sepertinya aku sudah lama nggak santai."

Ia melepas kaos jersey olahraganya dan melemparnya kearah asal.

Dengan hanya mempergunakan celana pendek jersey ia berjalan mendekati telaga mengikuti bayangan gadis ditengah pekatnya kabut itu.

Juan : "Benar-benar hangat. Airnya bahkan tidak bergerak ketika aku memasukinya, seolah aku benar-benar tidak ada disini."

"Apakah tuan Juan akan menemukanku disini?"

Juan terkejut, ia mengenal suara yang barusan menyebut namanya. Suara itu berasal dari arah bayangan gadis yang didekatinya.

Juan : "Ki... Kimochi?"

Pemuda itu berusaha mendekat lebih jauh kearah gadis itu.

Juan : "Ugh!"

Sosok Kimochi tanpa busana berendam dalam air terlihat didepan mata Juan.

Sekali lagi tangan kirinya bergerak kearah kemaluannya, seolah menahan sesuatu yang bergejolak.

Juan : 'Bukankah sudah j

elas beberapa saat lalu Kimochi hancur tercabik Extremus?'

'Apa yang terjadi? Ugh... Sial, tubuhnya benar-benar menggoda... Jika ini adalah jebakan dan aku lepas kendali, maka pengorbanan Kimochi akan sia-sia dan aku berakhir konyol!'

Juan mundur perlahan.

Kimochi : "Kenapa menjauhiku tuan Juan?"

Juan terbelalak, terkejut, wajahnya berkeringat mendengar suara itu menyebut namanya.

Juan : 'Sial... kemampuan Deteksi sepertinya membuat sosokku terkuak!'

Kabut semakin tebal dan membuat pandangan Juan semakin kabur.

Aoryu Akagakure.

"BLAARRRRR!!!!"

"BLARRRR!!!!"

"BLARRRRR!!!!"

Rebella : "Serangannya berasal dari arah yang berbeda-beda!"

Pierre : "Ini serangan Snipy! Sepertinya kemampuan 'Specification' miliknya selama ini tidak sepenuhnya dimaksimalkan karena tak mau menunjukkannya dihadapanku!

Dan baru digunakannya sekarang saat berhadapan denganku!

Spesifikasi memungkinkannya memunculkan serangan dari arah 'Spesifik' yang sudah dihitungnya. Benar-benar kemampuan bertarung jarak jauh yang tidak bisa ditebak!"

Rebella : "Ini Bahaya! Lama-kelamaan kalo aku nggak tau arah serangannya, bakal..."

"BLAAAAARRRRRR!!!!!!", "BLAAAARRRRR!!!!!"

Rebella & Pierre terlempar karena ledakan yang sempat mereka hindari.

Rebella : "Ugh!!! Sedikit lagi kena... "

Pierre : "Jika ia bersembunyi dan keberadaannya tak bisa diketahui, ia menjadi lawan yang sangat mengerikan!"

Rebella : "Ada lagi!!!"

Rebella menghindar dengan cepat begitu sadar ada serangan yang mengarah kepadanya.

"BLAAARRRRRR!!!"

Snipy di suatu tempat : "Bingo!"

Sebuah serangan mengarah kepada Rebella yang terlambat menoleh kearah belakang.

Pierre : "Menyerang untuk membuat lawan bergerak kearah yang sudah diperkirakan untuk serangan selanjutnya! Pria itu sekarang serius!"

Pierre menghilang setelah bersorak cukup keras.

"BLLLLLLLLAAAAAAARRRRRRRRR!!!!"

Sebuah ledakan besar terjadi diarah yang ditargetkan oleh Snipy.

V02 Monopoly District.

Seorang Calon Dewa berdiri diatas gedung.

Yoke : "Nggak ada habisnya Naga-Naga ini."

Sementara di sisi kota yang lain.

Samarinda : "Naraka bertahanlah!"

Samarinda berada didekat tubuh Naga Naraka. Salah satu sayapnya tercabik cukup parah, satu kaki depan dan belakangnya juga tercabik.

Soraya : "Disini Bayi juga mengalami kondisi yang juga cukup parah, Samarinda!"

Naga Teal, ekornya tercabik, sayap kanannya terkoyak total.

Samarinda : "Akibat gabungan serangan kalian, Extremus tampaknya juga membutuhkan waktu untuk Regenerasi. Apa yang harus kita lakukan Soraya?"

Soraya : "Bawa Dua Naga yang sedang bertarung dengan Yoke kesini, tukarkan jiwa Naraka dan Bayi dengan dua Naga itu!"

Samarinda : "Baik!"

Samarinda berkonsentrasi dengan melihat kearah Yoke dan kumpulan Naga disekitarnya.

Samarinda : "Soraya, kemampuanku tidak bisa digunakan terhadap Naga yang berada di sekitar Yoke!"

Soraya : "Apa? Untunglah Naraka sempat menciptakan Tabir pelindung yang membuat posisi kita tidak terdeteksi oleh Extremus dengan kemampuan 'Creation' miliknya."

Kedua Naga disekitar Samarinda dan Soraya tampak kacau, kedua mata mereka terpejam.

Samarinda : "Kita tak bisa melakukan apapun, juga tak bisa meminta Naraka menciptakan apapun dengan kemampuan 'Creation' miliknya. Ia sekarat."

Soraya : "Kita harus menunggu momentum yang pas untuk beraksi."

Yoke masih berusaha mengatasi kumpulan Naga. Tebasan-tebasan dari ayunan pedangnya yang sanggup membelah gedung dalam satu ayunan membuat para Naga sangat berhati-hati mendekatinya.

Yoke : "Kemana perginya kekacauan tadi?"

"Kita sudah sampai."

Sebuah suara yang sepertinya pernah didengar oleh Yoke muncul menggema dari atas langit. Suara seorang gadis.

Yoke : "Kali ini siapa lagi. Terus saja bermunculan orang-orang nggak jelas."

Yoke menoleh keatas, kira-kira 20 bayangan makhluk jauh diatas langit, diatas kumpulan Naga yang terbang dan mengganggunya.

Samarinda melihat kejadian itu dari jauh : "Ada yang datang lagi."

Soraya : "Kita serius menangani Extremus dan tak memperhatikan Gulungan Undang-undang Dasar sama sekali."

Aoryu Akagakure.

Seekor Naga melingkarkan sayapnya disebelah Rebella yang tersungkur karena ledakan barusan.

"Kau tidak apa-apa?"

Sebuah bayangan pria menarik Rebella untuk berdiri.

Rebella : "Ugh... siapa?"

Ratatta : "Sekarang yang penting kau sudah selamat."

Rebella : "Naga? Kau menjinakkannya?"

Ratatta : "Sudah naik saja dulu, ia juga cukup kebal untuk menahan serangan yang kuat sekalipun sekarang."

Rebella : "Aku ingin melindungi desa i..."

Ratatta : "Kita perlu bekerja sama untuk menyelesaikan sesuatu, jika itu bisa diselesaikan, seluruh ras akan terlindungi dengan baik."

Ratatta memotong ucapan Rebella sebelum selesai.

Bayangan dan suara Snipy yang entah dimana : "Cih... Ratatta lagi."

Rebella dan Ratatta menaiki Naga Emas itu.

Ratatta : "Ayo Goldy!"

Naga Emas itu mengepakkan sayap, tubuh besar dan beratnya perlahan-lahan terangkat meninggalkan daratan.

Pierre disuatu tempat didesa Aoryu Akagakure.

Pierre : "Wah padahal bagus sekali kalau aku bisa memiliki kemampuan Rebella. Atau yah setidaknya si keras kepala itu yang mendapatkan kemampuan 'Evasion' itu. Supaya nggak terus-terusan kena serang, jiahahahaha....Ug..Ugh..."

Seseorang mencekik Pierre dari belakang.

V02 Monopoly District.

Yoke : "Rupanya kau Soluna?"

Soluna : "Selamat pagi Tuan Yoke! Setidaknya sebelum ngobrol kita selesaikan urusan dengan Naga-naga ini."

13 Moderator berada di sekitar Yoke dan membantunya melawan para Naga.

Yoke : "Sepertinya ada seorang Calon Dewa yang bersama dengan kalian tadi?"

Soluna : "Itu Nona Tamasha, tuan."

Sebuah bayangan melesat turun kebawah, kearah Samarinda, Soraya, juga tubuh Naga Naraka dan Bayi yang tergeletak.

Seorang Gadis berselimut handuk dengan Pelindung Bahu, Siku, Lutut, Sepatu, juga empat pasang sayap, tangan kirinya menggenggam perisai berbentuk oval setinggi tubuhnya, sementara tangan kanannya menyandang sebuah anggar.

Tamasha : "Samarinda, Soraya, buka tabir yang menyelimuti kalian, aku bisa merasakan posisi kalian disekitar sini. Bukan begitu, Xboz01?"

Xboz01 berada dibelakang Tamasha : "Benar nona."

Samarinda dan Soraya saling memandang.

Tamasha : "Tak apa, kita akan bertempur bersama."

Samarinda membuka Tabir mereka. Tamasha bisa melihat dua Naga tergeletak bersama dua orang gadis. Samarinda dan Soraya.

Tamasha : "Hardlr tolong kemarilah!"

Suara Tamasha yang melengking mencapai Soluna : "Hardlr, nona Tamasha memanggilmu!"

Hardlr : "Aduh, mualku belum juga hilang setelah mendarat dari langit.... uhuk..."

Perlahan-lahan Hardlr menyatu dengan bangunan. Bergerak diantara dinding bangunan dan terus turun kearah Tamasha.

Hardlr : "Ada apa nona Tamasha?"

Tamasha : "Tolong bantu aku membawa mereka ke tempat ama..."

Samarinda : "AWASS!!!!"

Extremus menerjang Tamasha.

"BLAARRRRR!!!!"

Samarinda & Soraya : "Kyaaaa!!!"

Hardlr : "Tak masalah, kalian berada dalam perisai sihir Golem."

Tamasha : "Hardlr, Xboz01, tolong tetaplah disini bersama mereka! aku akan..."

"BLAAARRRRR!!!"

Ledakan-ledakan barusan tak lantas membuat Tamasha bergeming.

Tamasha : "Artifak Dewa memang luar biasa!"

Extremus : "Dasar manusia!"

Stalactr Gleytser Area.

Seorang pemuda berpakaian rapi khas kerajaan barat : "Nona Tamasha sudah mulai bergerak tuan?"

Pemuda yang bersantai di Hammock : "Ya, tak masalah."