Chereads / How To Be a God / Chapter 38 - Raja Naga VS Dua Naga

Chapter 38 - Raja Naga VS Dua Naga

Naraka melayang cepat menghindari Extremus.

Pasukan Naga mengacau dan menghancurkan bangunan di sebagian V02 Monopoly Ditrict.

Soraya : "Naraka! Kita tak bisa seperti ini terus, sedikit lagi kau akan terkejar, tertangkap dan habis!"

Naraka : "Tenang, aku menjauhkan Raja dari Pasukannya."

"Jangan lupa, kemampuan 'Creation'-ku sudah kembali."

Bayi dan Samarinda : "Awas!!!"

Beberapa kilometer didepan Naraka sebuah gedung tinggi dan kokoh menjulang tinggi, dalam hitungan sepersekian detik mereka akan menabrak gedung.

"BLAAARRRR!!!"

Naraka melesat cepat keatas tepat sebelum menabrak gedung. Tak disangka Extremus yang mengejarnya menabrak gedung itu dengan sangat kuat dan menimbulkan ledakan.

Samarinda : "Gila! Perbedaan kecepatannya sepersekian detik, jika tadi tidak ada gedung itu kau pasti sudah tertangkap dan tercabik-cabik!"

Bayi : "Naraka, terbang kearah pasukan Naga!"

Naraka : "Apa yang kau inginkan?"

Bayi : "Aku ingin Samarinda menukar Jiwaku dalam tubuh Naga!"

Samarinda : "Apa??"

Soraya : "Tak apa Naraka! Disaat seperti ini kita sangat perlu tubuh Naga!"

Naraka : "Oke, bersiaplah!"

Naraka bermanufer dengan cepat dan lihai mendekati kerumunan Naga.

Samarinda : "Saat aku menukar jiwa mereka, pastikan kau menciptakan belenggu untuk mengurung tubuh Bayi dengan kemampuan 'Creation' milikmu Naraka!

Karena kita tidak tahu apa yang akan dilakukan jiwa Naga dalam tubuh Bayi!"

Naraka : "Siap kapanpun!"

Bayi meletakkan tangannya sendiri dibelakang pinggang seolah sedang dihukum.

Seekor Naga dengan sisik berwarna Teal ada dihadapan mereka.

Bayi : "Aku siap kapanpun!"

Samarinda : "Reposition!!!"

"GRUOOOOOOOOO!!!!!!"

Naga Teal itu meraung. Begitu pula Bayi.

"Bagus! Berhasil!"

Naga Teal itu mengeluarkan suara menggema yang membuat Samarinda dan Soraya menutup telinganya. Sementara seketika muncul belenggu disekitar lengan dan kaki Bayi. Mulutnya juga terbungkam oleh semacam plester.

Samarinda dan Soraya memegang erat tubuh Bayi yang terbelenggu.

Soraya : "Bagus! Sekarang kita punya dua kekuatan Fisik setara Naga! Samarinda, pindahkan aku ke punggung Bayi!"

Samarinda : "Aku memerlukan objek pertukaran untuk menukar posisimu dengan benda yang berada ditempat yang dituju!"

Naraka : "Serahkan padaku!"

Dua buah Pelana yang luas dan nyaris seperti sofa muncul di punggung Naga berwarna sisik Teal yang didalamnya terdapat Jiwa Bayi itu.

Naraka : "Samarinda, gunakan 'Reposition' untuk menukar posisi Pelana itu dengan Soraya, saat Pelana itu bertukar dengan Soraya, kau bisa menggunakan Pelana itu untuk duduk dengan tenang di tubuh Nagaku ini, dan ketika Soraya sudah berpindah kesana ia bisa menggunakannya untuk duduk menunggang Bayi!"

Samarinda : "Oke! Reposition!!!"

Soraya lenyap dan berganti dengan Pelana sofa, sebaliknya ia berada dipunggung Bayi, tak lama ia langsung duduk menuju satu pelana yang sudah ada dipunggung Bayi itu.

Naraka : "Bagus Bayi! Aku akan mengurus Serangan jarak jauh dengan 'Creation'ku! Kau bantu aku dengan Serangan Jarak dekat dengan tambahan kemampuan 'Reinforcement' milikmu!"

Bayi : "Berisik! Aku memang sudah merencanakan itu!"

Kedua Calon Dewa yang sekarang memiliki tubuh Naga itu terbang saling mengelilingi dan melindungi.

Bayi : "Naraka menghindar mundur!!!"

Extremus melesat cepat kearah Naraka yang terlambat bereaksi, namun dengan sigap Bayi dengan cakar Naganya berhasil menghempaskan Raja Naga itu kearah lain.

Samarinda : "Jangan lengah Naraka! Lawan kita adalah Hidden Moderator!"

Jauh di blok yang berbeda, sekitar 4 Kilometer sebelah Barat dari posisi Extremus, Naraka, Bayi, Soraya, dan Samarinda sekarang.

Yoke : "Sebetulnya mereka pada kemana... Masa aku harus menghabisi semua Naga yang mengacau ini satu-persatu sendirian?"

Tak jauh dari posisi Yoke sekarang, dipuncak sebuah gedung, memandang sekitarnya.

Masriz : "Nah, Yoke, bahkan Jenius sepertimu jika berhadapan dengan situasi seperti ini akan bingung menentukan langkah ya, hahaha."

Diarah yang berbeda, menjauh secepat mungkin kearah Selatan, tak ada yang mampu melihat, mendengar, mencium aromanya, bahkan merasakan kehadirannya.

Juan : "Sebelum ia mati, ia sudah mempersiapkan diri untuk menolongku dan berkorban menjadi gulungan yang menurutnya akan berguna bagiku! Benar Kimochi, terima kasih! Gulungan inilah yang kubutuhkan!"

Louise Castle.

Tamasha : "Satu gulungan lagi lenyap."

Naruna : "Gulungan apa itu nona Tamasha?"

Tamasha : "Gulungan Teleportation."

Louise : "Tak mungkin tuan Zahal mencari gulungan yang tidak terlalu banyak berpengaruh bagi kemampuannya."

Selera : "Bisa jadi kan?"

Tamasha : "Louise benar Selera, Gulungan Teleportation berpindah dalam sekejap dari posisi awal di daerah Phantasma Forest, ke daerah V02 Monopoly District.

Dan setelah kulacak, dalam beberapa saat sosok Juan sempat muncul disekitar sana."

Xboz01 : "Berkat gabungan kemampuan 'Gratification' yang nona gunakan pada Gulungan, ditambah kemampuan 'Scan Data' yang saya aplikasikan pada Gulungan nona, anda bahkan bisa 'memantau' segala kejadian, nyaris seperti tuan Zahal."

Tamasha : "Awalnya aku berpikir Zahal adalah satu-satunya pesaingku. Tapi setelah melihat perkembangan sampai disini, mereka semua adalah para Calon Dewa yang berusaha sangat keras dan mengalami kemajuan yang signifikan dalam mempergunakan kemampuannya."

Xboz01 : "Maksud nona?"

Tamasha : "Jangan hanya berhenti terpaku padaku dan Zahal. Semua Calon Dewa punya potensi menjadi Dewa sampai terbukti siapa Dewa yang sesungguhnya."

Dumstang : "Benar nona Tamasha, tuan Masriz dan tuan Yoke juga sudah memiliki masing-masing 1 Artifak Dewa."

Tamasha : "Bagaimana kau bisa tahu itu Dumstang?"

Dumstang : "Artifak Dewa ciptaanku terhubung denganku, aku akan selalu mengetahui apa yang terjadi dengan ciptaanku dan penggunanya."

Tamasha mengangguk.

V02 Monopoly District.

Terjadi pertempuran sengit. Yoke menghabisi Pasukan Naga satu persatu sementara Naraka dan Bayi dalam tubuh Naga berusaha bekerja sama menghadapi Extremus.

Naga berwarna Teal yang didalam tubuhnya terdapat Jiwa Bayi menghempaskan Extremus dengan sangat kuat kearah sebuah gedung.

Begitu kuatnya hempasan itu hingga tubuh Extremus terhempas menembus gedung-gedung dibelakangnya hingga belasan kilometer.

Soraya : "Seranganmu meningkat drastis Bayi, sangat luar biasa menggunakan tubuh Naga seperti ini."

Bayi : "Itu benar, dan itu membuatku senang. Tapi sayang..."

Soraya : "Ya, sayang sekali Extremus begitu kuat hingga hantaman sekuat itu berkali-kali tak mempengaruhinya."

Naga Hitam dengan Jiwa Naraka didalamnya mengeluarkan sebuah cahaya silau berbentuk bola dari mulutnya.

Bayi : " Wah-wah... Bahaya ini ya kelihatannya!"

Soraya : "Samarinda ada bersamanya, ada kemungkinan ia mengarahkan Naraka untuk menciptakan sesuatu yang berguna terhadap Extremus."

Bayi : "Dan sepertinya sesuatu yang diciptakannya akan sangat membahayakan kita!"

Bayi melesat mundur secepat mungkin dengan tubuh Naga itu. Bersamaan dengan itu Bola Cahaya itu semakin silau dan membesar. Extremus tiba-tiba muncul mendekat ke mulut Naraka. Tangan kanannya mengarah ke moncong Naga-nya.

"BLAAAAARRRRR!!!!"

Bola Cahaya itu meluncur cepat kearah Extremus dan menghasilkan cahaya yang sangat menyilaukan bersama dengan munculnya suara ledakan yang mengakibatkan hancurnya gedung-gedung.

Samarinda : "Bagus!!!! Tidak kena telak, tapi tangan kanannya habis terkena serangan itu!"

Tubuh Extremus terlempar cukup jauh seiring dengan sorotan cahaya yang mampu meledakkan tempat sepanjang jalur yang dilewati cahaya itu.

Aoryu Akagakure.

Seekor Naga berwarna Emas terbang diatas langit.

Dibawahnya Sebuah Gunung berlubang cukup besar.

Ratatta : "Wah-wah, asap dan bekas ledakan, sepertinya baru saja ada pertarungan sengit. Apa para Naga melawan Calon Dewa?"

Rebella : "Dua Calon Dewa ini sangat merepotkan!"

"Mereka saling membantu dan membuatku kesulitan mendekati mereka!"

Snipy : "Aku tak perlu meladenimu, Kemampuan yang kuinginkan sudah kudapatkan."

Pierre : "Apa yang kau rencanakan? Tanpa kemampuanku kau tak bisa kemana-mana."

Snipy mengarahkan jari telunjuknya kearah Rebella dan Pierre yang berada pada arah yang sama.

Rebella : "Mau berapa kali dicoba, kau takkan bisa lari dariku!"

Sebuah tekanan udara yang kuat mengarah ke Rebella dan Pierre yang sekejap kemudian berhasil menghindari serangan itu.

"BLAARRRRRR!!!!"

Rebella : "Ugh!!!"

Pierre : "Wah-wah"

Pierre : "Serangannya berubah menjadi Ledakan Udara bertekanan tinggi. 'Specification' memungkinkan dia bisa menghitung jumlah dan arah Tekanan Udara yang cukup untuk menimbulkan Ledakan yang membuatnya terlempar menjauh."

Ratatta yang terbang tinggi dan sudah melewati Aoryu Akagakure dengan mengendarai Naga terkejut dengan ledakan yang terjadi di Aoryu Akagakure.

Ratatta : "Pertarungan masih berlanjut di desa itu rupanya."

Ratatta tidak bergeming dan terus membiarkan Naga yang ditungganginya melesat kearah yang dituju.

Louise Castle.

Tamasha : "Baiklah semua Moderator, aku akan bertempur melawan Naga diantara para Calon Dewa dan merebut kemampuan Domination! Fokus kita adalah pertempuran itu, aku memohon pada kalian untuk mengerahkan kemampuan kalian untuk membantuku dalam pertarungan itu!"

"BAIK NONA TAMASHA!"

Seluruh Moderator bersorak semangat mendukung Tamasha.

Stalactr Gleytser Area berubah menjadi hutan yang subur dalam waktu singkat. Hutan itu mengelilingi sebuah Gunung yang subur dengan puncak gunung diatas awan.

Terlihat Siluet bayangan dua orang dipuncak gunung tersebut.

"Nah, sekarang perhatikan, nyaris semua Calon Dewa bergerak mengejar Extremus."

Terlihat bayangan seorang pria yang duduk santai disebuah hammock mengajak bicara seorang pemuda yang berdiri dengan sikap formal dan sopan disebelahnya.

"Benar tuan."