Chereads / How To Be a God / Chapter 36 - Eliminasi 1

Chapter 36 - Eliminasi 1

V02 Monopoly District. Dibawah tanah, terowongan khusus Dwarves, ruang rahasia.

Verne : "Ini dia, Gudang Rahasia Artifak Dewa Grade 3 milik tuan Dumstang!"

Wicke : "Didalam sebuah Peti khusus yang beraura, tersimpan sebuah Artifak Dewa ciptaan tuan Dumstang."

Yoke : "Sejauh ini bukankah terlalu mudah untuk mencapai tempat ini. Tak ada penjagaan, tak ada perlawanan, bahkan tidak ada kunci dan kode apapun yang membatasi ruang ini."

Gimme : "Coba saja, kami sendiri belum pernah mencobanya, karena Artifak Dewa memang diciptakan khusus untuk Calon Dewa, bukan Ras 19 seperti kami."

Yoke berjalan perlahan mendekati Peti Harta yang dimaksud Wicke.

Ketika sampai dihadapan Peti Harta itu wajahnya mantap dan tertarik penuh ambisi untuk membuka Peti itu.

Yoke : "Bahkan petinya tidak terkunci sedikitpun."

Ia membuka Peti itu dengan mudah.

Yoke : "Pedang yang menancap ketanah yang ada dibawah peti? Pasti berat, aku tak pernah belajar mengayunkan Pedang."

Ia memperkuat kuda-kuda kakinya seolah bersiap mengangkat benda berat.

Tangan kanannya menjangkau gagang pedang.

Ia memperkuat otot perut, lengan, bahu, dan kakinya sebelum menarik Pedang itu.

Yoke : "Hah!"

Ditariknya sekuat tenaga. Namun ternyata pedang itu tak menancap begitu dalam dan sangat mudah ditarik. Karena tenaga yang berlebihan untuk menarik, ia terlempar mundur beberapa langkah dan langsung berusaha menjaga keseimbangan tubuh.

Yoke terdiam. Pandangannya lebih sayu dan tenang dari sebelumnya.

Yoke : "Ringan dan Mudah diayun, tapi aku merasakan Aura kuat yang menarik seluruh tenagaku keluar."

Yoke menoleh ke sekeliling mencari ketiga Dwarves tadi.

Yoke : "Wicke, Gimme, Verne..."

"Apakah Quest mendapatkan Artifak Dewa hanya seperti ini?"

Yoke berusaha mengayunkan Pedang itu dengan ringan keatas.

"SRASSSS.!!!"

Ia sedikit terkejut.

"BLARRRRR!!!!"

Matanya Terbelalak, Langit-langit diatasnya terbelah, membuat celah besar yang membuatnya dapat melihat keatas permukaan tanah.

Yoke : "Kekuatan macam apa itu? Hanya dengan sedikit tenaga untuk mengayun, menghasilkan Tebasan yang membuat efek setajam itu!"

Yoke : "Aneh, begitu aku mengambil pedang ini keberadaan Verne, Wicke, & Gimme langsung hilang."

Ia berjalan perlahan kembali ke permukaan tanah dengan menyusuri jalur yang dilewatinya tadi.

Aoryu Akagakure.

Pierre : " Ini adalah Negara ke 5 sejak kita melakukan 'Rotation' di Padang Pasir Vadara

tadi Snipy."

Snipy : "Kita berhenti disini sebentar, ada Calon Dewa dengan Gulungan Undang-undang Dasar yang kuinginkan."

Pierre : "Baiklah, aku sudah paham dengan kemampuanmu, jadi tunggu disini, biar aku yang mengacak-acak desa ini."

Rebella berada didalam ruang tahanan dimana Saberio dan tubuh Naraka meringkuk didalamnya dalam panjagaan beberapa Werewolves penjaga.

Rebella : "Naga yang sehebat itu jika berada dalam tubuh Manusia ternyata tak bisa beradaptasi. Melihat hal seperti itu sungguh konyol."

"Selain itu seiring berjalannya waktu kami sadar bahwa kemampuan Saberio dalam menguasai kemampuan 'Destruction' semakin lihai. Jadi Soraya mengantisipasi menutup mulutnya dengan Apel untuk mencegah kemungkinan ia menggunakan mulutnya untuk menghancurkan sesuatu."

"BRUAKKK!!!"

"BUKK BUKK... BUKKK!!!"

Rebella berhenti bergumam dan menyadari suara janggal dari luar bangunan itu.

"KYAAAA!!! ADA PENGACAU!!!"

Rebella bergegas bergerak keluar setelah mendengar teriakan salah seekor Werewolves betina dewasa.

Fajar nyaris menyingsing dan kegelapan masih tersisa, membuat suasana di desa Aoryu Akagakure begitu sendu dan membuat Rebella yang baru saja keluar ruangan harus fokus melacak pergerakan pengacau yang dimaksud.

Wajah serius Rebella mulai muncul ketika ia melihat banyak Werewolves menjadi korban kekacauan.

Rebella : "Apa yang terjadi?"

Rebella mendekati salah satu korban yang tergeletak.

"Ka...mi diserang... seorang... manusia yang sangat kuat...."

Rebella : "Manusia? Pasti Calon Dewa!"

Ia membaringkan Werewolves betina itu dan segera bergerak.

"UAAAAGHHH!!!"

Rebella mencari posisi datangnya suara dan bergerak dengan lincah.

Pierre berada diantara para Werewolves dan Xboz02 yang masih menjaga Aoryu Akagakure. Beberapa diantara Werewolves petarung dan Xboz02 tergeletak.

Pierre : "Wah-wah-wah, maaf ya! Aku hanya berniat mencari seseorang!"

Dibelakang Pierre terdengar suara tegas seorang gadis.

Rebella : "Aku adalah orang yang kau cari!"

Pinggang kiri Pierre terkena tendangan telak Rebella dan membuatnya terlempar.

Pierre : "Wah-wah, buru-buru sekali nih!"

Rebella : "Bertukar posisi dengan salah satu Werewolves sebelum membentur dinding akibat tendanganku ya, sepertinya kau memiliki kemampuan yang sama dengan Samarinda."

Pierre : "Gimana ya, walaupun kuberi tahu apa kemampuanku, kau tetap nggak akan mampu mengalahkanku, Jiahahahahah!!!"

Pierre mundur menjauh dengan cepat sambil menghindari serangan-serangan para Werwolves yang juga menyerangnya.

Rebella melesat cepat dari posisinya untuk mengejar Pierre.

"BLAAAARRRRRRR!!!!!!"

"Kyaaaaa!!!!"

Terjadi sebuah ledakan yang menjatuhkan banyak korban dari pihak Werewolves.

Rebella : "Apa? Jangan-jangan ledakan itu terjadi di tempat tahanan?"

Pierre melemparkan sebuah pisau kearah Rebella, namun dengan lihai ia bisa menghindarinya.

Pierre : "Rupanya kau takut berhadapan denganku ya, Jiahahahah!!!"

Rebella berhenti karena ucapan dan provokasi Pierre.

Rebella : "Tarik kembali ucapanmu!"

Dalam sekejap Rebella lenyap dari pandangan Pierre : "Ugh!..."

Lagi-lagi pinggang kiri Pierre terkena tendangan Rebella yang muncul tiba-tiba dari belakang.

Rebella : "Mudah sekali aku menyerangmu dan bisa-bisanya kau menantangku?"

Pierre : "Ugh... sakit sih... tapi..."

Snipy : "Aku sudah mengambil bagianku, aku menyisakan satu Gulungan untukmu."

Rebella terkejut oleh suara Snipy yang menyela percakapannya dengan Pierre.

Rebella : "Jangan-jangan..."

Rebella serentak melihat kearah Snipy yang berjalan dari arah tempat tahanan.

Pierre : "Sesuai kesepakatan, aku akan mengambil Gulungan 'Generation', dan kau pasti sudah mengambil Gulungan 'Destruction' bukan, Snipy!"

Snipy mengangguk. Rebella terbelalak.

Pierre : "Bagaimana dengan Naraka?"

Snipy : "Itu bukan Naraka yang asli, tak muncul Gulungan apapun ketika aku membunuhnya."

Rebella tampak geram : "Keji sekali kalian... melakukan ini..."

Pierre : "Kita harus melakukan cara apapun untuk menjadi Dewa dan memenangkan permainan ini bukan?"

"Bakk!!! Bukkk!!! Bakkkk!!! Bukkk!!!"

"Ugh!!!!"

Dalam sekejap mata Rebella melesat dan menghajar Pierre bertubi-tubi, serangan beruntun tanpa ampun.

Snipy mengangkat tangan kirinya dan membentuk jari telunjuk dan ibu jarinya seperti pistol, ancang-ancang ciri khasnya sebelum melancarkan serangan.

Ia menunjuk sebuah Gunung yang ada jauh di belakang Rebella, jauh diluar desa Aoryu Akagakure.

"BLAAAAAAAMMMMMMMM!!!!!!"

Pierre, Rebella, dan nyaris seluruh Werewolves dan Xboz02 terpental akibat tekanan udara yang dihasilkan sepanjang lintasan serangan barusan.

Pierre : "Gunung itu sampai berlubang.... Kekuatan yang mengerikan!"

Snipy : "Jika kau tak bisa tenang sedikit, aku akan melenyapkan desa ini beserta penghuninya."

Mendengar ancaman Snipy, Rebella berhenti menyerang Pierre, kesempatan itu digunakan Pierre untuk menjauh.

Pierre : "Dengan perpaduan kemampuan 'Specification' milikmu dan 'Destruction' yang kau ambil setelah membunuh Saberio tadi, kini kau tak perlu menghimpun tenaga untuk menghasilkan daya hancur yang besar.

Bahkan dengan perpaduan kemampuan 'Spesifikasi' kau bisa mengincar target dengan lebih teliti dengan daya hancur yang lebih dahsyat!"

Pierre : "Bersenang-senanglah, aku akan mengambil bagianku!"

Pierre menghilang dengan cepat.

Rebella berusaha mengejarnya tapi langkahnya terhenti karena ragu.

Rebella : "Aku terpancing dan tertipu! Kalian bekerja sama untuk memancingku dan membiarkanku lengah. Mengincar Saberio yang sedang dalam kondisi terbelenggu lalu membunuhnya untuk mendapatkan kemampuannya...

Takkan kumaafkan kalian!"

Dalam sekejap tendangan Rebella menghantam dagu Snipy dan membuatnya tersungkur jatuh kebelakang.

Refleks Snipy tidak dapat mengejar pergerakan Rebella.

Snipy berusaha membuka mata dan terbangun, namun sebelum ia sempat bereaksi Rebella sudah menghujaninya dengan tendangan-tendangan yang cepat dan ganas.

Tubuh Snipy terlempar ke udara, namun tanpa ampun Rebella menghajarnya sampai tubuh mereka berdua nyaris tak terlihat dari daratan.

Pierre keluar dari ruang tahanan yang disekitarnya tergeletak tubuh korban serangan Snipy.

Pierre : "Nah kan sudah kubilang, sekarang terbukti siapa yang berada pada posisi sulit. Jiahahahaha!"

Pierre melihat kearah atas, sepertinya ia tahu bahwa Snipy merasa kesulitan karena berhadapan dengan Rebella.

Pierre "Kemampuanmu merepotkan sekali. Dengan tubuh yang tidak terlatih untuk bertarung jarak dekat berdurasi panjang, kau mengatasi kelemahanmu dengan memilih kemampuan yang bisa menghabisi lawanmu dengan sekali tembak.

Otomatis dibutuhkan waktu lama untuk menghimpun tenaga sehingga muncul daya hancur yang besar, tapi pada akhirnya kau mendapat kemampuan 'Destruction' setelah berhasil menghabisi Saberio."

Pierre berjalan santai mendekat kearah yang ia yakini Rebella dan Snipy akan mendarat disitu.

Pierre : "Tapi pada akhirnya kau tetap tidak bisa menutupi fakta bahwa kelemahanmu berada pada daya tahan tubuhmu yang mudah diserang dalam jarak dekat.

Harga dirimu untuk tidak bersekutu denganku pada akhirnya akan menghancurkanmu sendiri. Jiahahaha!"

"BLAAAAMMMM!!!!"

Tepat di hadapan Pierre sesuatu terjatuh dari atas dengan kencang.

Tak lama berselang dari sesuatu yang jatuh itu Rebella mendarat dengan mulus.

Akibat hal itu debu dan asap bertebaran disekitar Pierre dan Rebella.

Warna langit diujung Horizon mulai beralih semakin cerah.

Soraya, Bayi, dan Samarinda melihat fajar hampir menyingsing.

Samarinda : "Sedikit lagi batas waktu 'Negotiation' milikmu akan berakhir kak Soraya, dan kita akan melihat bagaimana jadinya jika Jiwa Naraka berada dalam tubuh Naga."

Soraya : "Benar, sebelum itu terjadi kehadiran kita tak boleh disadari siapapun. Aku akan membuat kita berkamuflase dengan sisik Naga Naraka ini dan kita akan bergabung dengan kawanan Naga yang terbang didepan sana."

Bayi : "Ini benar-benar pertaruhan, salah perhitungan dan salah langkah sedikit saja kita akan berakhir disini."

Ketiga Calon Dewa itu menatap kumpulan Naga yang tak lama lagi akan mereka hadapi didepan mereka.