Chereads / How To Be a God / Chapter 35 - Extremus sang Moderator Tersembunyi

Chapter 35 - Extremus sang Moderator Tersembunyi

Tamasha berkeringat.

Wajahnya pucat pasi.

Tamasha : "Awalnya aku merasa ada suatu kejanggalan.

Pertama : sesuai ucapan Naruna, Event Dragon Nest baru akan aktif karena dua hal, yaitu dialog dengan Extremus, dan itu tak mungkin terjadi kecuali ada yang mengetahui Persembunyian Extremus. Lalu penyebab kedua adalah setelah Vilxliv kalah.

Dalam Kasus ini berarti seseorang mengalahkan Vilxliv dan membuat Event 'Dragon Nest' aktif. Event Dragon Nest sendiri adalah Kondisi ketika Extremus memimpin para Pasukan Naga dan Mengacaukan seluruh dunia."

Louise : "Apa yang membuat anda merasa janggal, nona Tamasha?"

Tamasha : "Tidak Louise, semua sudah terjawab. Kejanggalannya adalah Masriz mengetahui detail Event Dragon Nest, sementara pada kesempatan kali ini Vilxliv baru saja dikalahkan.

Jika Vilxliv sudah pernah kalah oleh Masriz dan membuat event 'Dragon Nest' aktif, apa mungkin di kesempatan kali ini Vilxliv bisa muncul, hidup kembali, dan mereset ulang semua Quest atau Event?"

Louise : "Kelebihan di Awaland ini, bahwa seberapa seringpun Dewa berganti, Event yang sudah dilalui tidak akan terulang lagi, kecuali terjadi satu hal."

Tamasha : "Kecuali Dewa sebelumnya turun dan mensetting ulang seluruh Event?"

Louise dan Xboz01-Moderator dari Ras Android-mengangguk.

Tamasha menjatuhkan diri di kursi. Nafasnya berat.

Tamasha : "Melihat bagaimana langkah Masriz menjadi Dewa sebelumnya, membuatku merasa dirinya adalah Pesaing terberat yang mungkin lebih Cerdas daripada Zahal."

Dumstang dan Hardlr saling melihat, Selera, Veleon, dan Moderator lain saling melihat, entah apakah pendapat mereka juga sama seperti Tamasha.

Tamasha : "Aku ingin melihat lebih jauh lagi, Ingatan yang ditunjukkan Selera hanya kembali ke masa ketika Masriz berdialog dengan Extremus dan karena ucapan Provokatifnya membuat Event 'Dragon Nest aktif.

Tapi seharusnya jika ia berhasil menghentikan event Dragon Nest karena berhasil mengalahkan Extremus, seharusnya Extremus tidak muncul lagi kan?"

Louise : "Sayangnya tuan Masriz punya strategi sendiri untuk membuat semua Event tetap rapi seolah belum pernah terjadi."

Naruna : "Louise, untuk hitungan Moderator, kau bicara terlalu banyak dari yang dibutuhkan."

Veleon : "Tak masalah Naruna, toh Dragon Nest sudah dimulai. Bisa dibilang Event ini adalah Quest Utama yang ketika diselesaikan membuat perjalanan berikutnya untuk mencapai gelar 'Dewa' menjadi lebih singkat dan cepat."

Xboz01 : "Pada dasarnya untuk menjadi satu-satunya Dewa disini, para Calon Dewa harus menyingkirkan pesaingnya, atau membuat pesaing lain mengakui bahwa ia pantas menjadi Dewa."

Selera : "Tak hanya itu, pengakuan dari seluruh ras juga menentukan seorang Calon Dewa pantas menjadi Dewa atau tidak."

Hardlr : "Benar sekali, kebetulan tuan Zahal bertarung dengan Extremus didaerah berbadai salju Stalactr Gleytser Arean, dimana tempat itu tidak dihuni kecuali olehku.

Kerusakan yang ditimbulkannya saat bertempur melawan para Naga tadi tidak akan berdampak besar terhadap Opini seluruh 19 ras padanya."

Dumstang : "Justru itu menjadi penilaian lebih, ras seperti Elves yang cerdas dan bijaksana akan menilainya sebagai Calon Dewa yang peduli terhadap keselamatan seluruh 19 ras. Benar kan, Soluna?"

Seorang Elf berambut Ponytail pirang dengan pakaian alami dari tumbuhan-tumbuhan magis mengangguk mengiyakan ucapan Dumstang.

Soluna : "Benar, aku sebagai Panglima tempur ras Elves mendapat kabar bahwa Petinggi ras Elf mengakui keberanian, kecerdasan, dan Inisiatif tuan Zahal untuk berdiri paling depan menghadapi Invasi Naga."

Tamasha memasang wajah sedih, kecewa, yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Tamasha : "Aku berhasil merebut Kastil ini, membongkar sejarah Masriz-Dewa sebelumnya, bahkan memiliki kalian semua sebagai tangan kananku, tapi Zahal sudah melangkah sejauh itu bahkan menimbulkan kesan positif bagi Elf..."

Louise : "Jujur saja nona Tamasha, beberapa langkah tuan Zahal terlihat dan terkesan agresif, terburu-buru, beresiko, dan egois, tapi langkahnya tak jauh berbeda seperti tuan Masriz ketika merebut kekuasaan Dewa sebelumnya."

Tamasha : "Merebut? Dewa sebelumnya?..."

Langit malam perlahan berubah warna menjadi biru gelap. Zahal yang terbang semakin tinggi dapat merasakan perubahan suhu yang menandakan Fajar akan segera menyingsing.

Juan : "Sejak kita melewati Pabrik-pabrik tadi, Gedung-gedung dan bangunan semakin kesini-semakin tinggi, lampu-lampu juga semakin berkurang."

Zahal diam tak menanggapi ucapan Juan.

Sulvus Vulcanic Area.

Piere : "Lihatlah, sebentar saja kita melewati dua Negara sekaligus. Ini bahkan lebih cepat dibandingkan menunggang Naga bukan, Snipy?"

Snipy tak menggubris ucapannya.

Mereka lenyap dari pandangan untuk kesekian kalinya dan berpindah ke tempat lain.

Henelili Island, beberapa ribu kilometer sebelah Utara Aoryu Akagakure.

Bayi : "Wah-wah, pemandangan apa didepan sana?"

Soraya terbangun mendengar ucapan Bayi : "Ada apa?"

Ia memulihkan kesadarannya dengan baik dan melihat arah yang ditunjuk Bayi.

Menyadari ada sesuatu yang aneh, Soraya bergegas mengeluarkan Gulungan Undang-undang Dasar.

Soraya : "Kegelapan didepan, disaat langit berwarna biru gelap pertanda fajar akan menyingsing, didepan sana adalah pasukan penuh Batalyon Naga, bergerak kearah yang sama dengan kita, V02 Monopoly Area."

Bayi : "Apa? Maksudmu kita bisa saja bertemu dan berhadapan dengan semua Naga sebanyak itu, yang begitu banyaknya hingga tampak seperti awan mendung dilihat dari sini?"

Bayi menunjukkan ekspresi tak percaya, namun tak seperti harapannya Soraya mengangguk menjawab pertanyaannya.

Soraya : "Kita tak bisa menghadapi mereka secara langsung Bayi, kemampuanku dan Samarinda merupakan kemampuan yang tidak bisa berhadapan langsung dengan lawan. Kemampuanmu sendiri belum cukup untuk membunuh satu Naga dengan cepat."

Bayi : "Benar, apalagi sebentar lagi batas waktu 'Negotiation' mu dengan Naraka habis dan kemampuan Naraka akan lenyap darimu dan kembali ke Naraka."

Soraya : "Justru itu, aku ingin mencari tahu apa yang akan terjadi, karenanya aku meminta bantuan Samarinda untuk menukar Jiwa Naraka kedalam tubuh Naga."

Bayi : "Jadi jika rencanamu berhasil, maka Naraka dengan tubuh Naga akan memiliki kemampuan 'Creation'?"

Soraya mengangguk dan menengadahkan kepala seperti biasa.

Bayi : "Namun jika gagal, Naga didalam tubuh Naraka akan memiliki kemampuan 'Creation' dan semuanya akan menjadi lebih buruk?"

Soraya : "Tak masalah, aku sudah berkoordinasi dengan Rebella untuk selalu berada didekat tubuh Naraka semakin dekat dengan waktu fajar. Jadi seandainya ada sesuatu yang ganjil ia harus segera menghabisi tubuh Naraka."

Naga itu meraung, ya, didalamnya terdapat jiwa Naraka yang tak terima mendengar ucapan Soraya yang berniat mengorbankan tubuhnya.

Soraya : "Tak masalah Naraka, sekarang yang terpenting berharap bahwa kau memiliki kekuatan 'Creation' dalam tubuh Naga. Ini akan menjadi riset yang mengagumkan dan menjadikan kita unggul melawan Calon Dewa lain."

Naraka, dalam tubuh Naga sepertinya semangat mendengar ucapan Soraya, terlihat dari kecepatan terbangnya yang semakin kencang.

V02 Monopoly District.

Yoke berhenti berjalan dan membuka Gulungan Undang-undang miliknya. Sementara 3 orang Dwarves yang tadi diikutinya ikut berhenti dan menunggunya.

Verne : "Ada apa Yoke?"

Yoke : "Bagaimana bisa banyak sekali makhluk dan Calon Dewa yang bergerak kearah yang sama?"

Wicke : "Tak ada waktu lagi Yoke, sebentar lagi kita akan sampai dan kau harus segera mengambil 'Artifak Dewa' buatan tuan Dumstang untuk melindungi tempat ini!"

Yoke mengangguk, menutup Gulungannya, menatap kedepan dengan mantap dan melanjutkan langkah mengikuti ketiga Dwarves tadi.

Dari arah Selatan, beberapa puluh kilometer dari posisi Yoke sekarang.

Zahal : "Kuberi tahu satu hal Juan."

Juan : "Apa itu?"

Zahal : "Aku sudah memiliki 5 Gulungan Undang-undang Dasar."

Juan : "Aku tak peduli dengan itu, masih banyak Gulungan yang tersisa dan masih bisa didapatkan sebelum seseorang diputuskan menjadi 'Dewa'."

Zahal : "Baiklah, aku salut terhadap sikap acuhmu, tapi seharusnya kau sadar bahwa ketika seluruh rencanaku berjalan sukses, maka peluang tertinggi untuk menjatuhkanku hanya sekitar 5%, dan itupun jika 3 Calon Dewa bekerjasama untuk mengalahkanku."

Juan : "Kau terlalu banyak Teori Zahal, sampai saat ini aku masih bertahan dan siap meladenimu saat waktunya tiba."

Zahal : "Sadarlah bahwa kau masih bertahan karena aku masih membiarkanmu bertahan untuk menyempurnakan rencanaku."

Dalam hitungan detik mereka berdua akan masuk ke V02 Monopoly District.

Zahal yang terus menambah ketinggian terbangnya kini masuk kedaerah dimana bangunan-bangunan tinggi masih terlihat menjulang bahkan setelah ia terus menambah ketinggian terbangnya.

Louise Castle.

Tamasha : "Para Moderator sekalian, aku sebagai Calon Dewa memohon bantuan kalian untuk membantuku menyelesaikan 'Pertarungan Intelektual' ini sampai selesai."

Louise memejamkan mata, membuat Tamasha kehilangan harapan, apakah 'Gratification' miliknya gagal.

Naruna mendekati Tamasha : "Tenanglah nona Tamasha, kami adalah Moderator yang diciptakan dengan Kebijaksanaan, ketika kami berada dalam kekuasaan anda, kami akan berusaha membantu anda dengan baik."

Naruna yang sebelumnya hanya menunjukkan wajah muram dan tak serius, kini tersenyum hangat, membuat senyum tersimpul diwajah Tamasha tanpa disadarinya.

Tamasha : "Baiklah, begitu fajar menyingsing, kita akan berperang hingga penghabisan! Kita tuntaskan Event 'Dragon Nest' terlebih dahulu, mengalahkan Extremus, dan mendapatkan Gulungan 'Domination'!"

Seluruh Moderator di ruangan itu bersorak menyemangati Tamasha.

"SEMANGAT UNTUK CALON DEWA!!!"

Selera : "Jika anda memiliki kami semua yang memiliki sedikit kemampuan dari nyaris seluruh Gulungan, kenapa anda masih merisaukan Gulungan 'Domination'?"

Tamasha : "Aku ingin memperkecil kemungkinan Gulungan Domination didapatkan oleh Calon Dewa dengan Intelektual yang membuatnya makin sulit dikalahkan."

Soluna : "Apa yang harus kami lakukan pertama-tama nona Tamasha?"

Tamasha : "Pertama-tama aku ingin Xboz01 sebagai Moderator yang memiliki Tehnologi dan data Mutakhir untuk melakukan 'Scanning' terhadap seluruh 'Script' alias komposisi Awaland saat ini."

Xboz01 : "Data apa yang anda inginkan nona Tamasha?"

Tamasha : "Aku ingin tahu apa ada perubahan Data dan Script saat ini dibandingkan saat kami para Calon Dewa pertama kali tiba disini!"

Xboz01 : "Baiklah, Scanning dimulai...."

Tamasha : "Dumstang, buatkan aku Satu Set Artifak Dewa khusus bertempur, dari bahan yang kutulis di Gulungan ini."

Dumstang : "siap nona Tamasha!"

Tamasha : "Soluna, Buat Louise Castle bisa bergerak ke V02 Monopoly District!"

Soluna : "Dengan senang hati nona!"

Tamasha : "Selera, dengan Sihir Hitammu, buat Louise Castle tak bisa dideteksi oleh kemampuan apapun, sama seperti kemampuan 'Transparation' milik Juan!"

Selera : "Akan kucoba nona, apa perlu aku mengkombinasi Sihir Hitam khas 'Dark Elves' dengan kemampuan 'Transparation' yang sedikit kumiliki?"

Tamasha : "Itu lebih baik, lalu, Atmos, apa kelebihan dari ras Spirit sepertimu?"

Atmos : "Aku bisa menambahkan Kemampuan Khusus pada benda mati, menjadikannya memiliki Aura atau Jiwa yang membuatnya semakin kuat."

Tamasha : "Bagus, Tambahkan Aura pada Dumstang hingga ia menyelesaikan seluruh Set Artifak Dewa tanpa kelelahan dan membuat Jiwanya lebih sempurna dalam menyelesaikan tugas dariku."

Atmos : "Baik..."

Tamasha : "Aku belum selesai bicara, Atmos. Terakhir jika Set Artifak Dewa yang diciptakan Dumstang selesai, tambahkan 'Aura' yang membuat Kemampuan Gulungan bertipe 'Aura' seperti 'Intimidation' tidak berpengaruh bagiku."

Atmos : "Maaf nona, itu diluar kemampuanku."

Tamasha berhenti sejenak dan berpikir : "Kalau begitu, tambahkan kemampuan untuk mentolerasi 'Debuff'!"

Atmos : "Akan kucoba yang terbaik!"

Tamasha : "Untuk Moderator yang lain, aku ingin Ruang Monitor yang sempat digunakan untuk mengawasi Awaland diperbaiki."

Xero : "Kami tidak bisa membuatnya kembali berfungsi 100% seperti saat dikendalikan oleh tuan Zahal nona, kemampuan Manipulasi kami tidak sampai pada tingkat seperti beliau."

Tamasha : "Tak masalah, lakukan yang terbaik."

Beberapa Moderator yang tersisa serentak menyanggupi permintaan Tamasha.

Tamasha : "Kita lihat, siapa yang melakukan persiapan sebaik mungkin dan berhati-hati dalam pertarungan inilah yang akan menang."

Xboz01 : "Nona Tamasha, Scanning menunjukkan, seluruh Script dan data sudah berubah, tidak ada Script dan Data Original yang tetap bertahan."

Tamasha : "Apa? Seberapa jauh perubahannya? Apa kau bisa mengembalikannya seperti semula?"

Xboz01 : "Sebentar, Seluruh Event dan Quest, baik Main Quest, Side Quest, bahkan Interaksi antar Penghuni, NPC, Ras, seluruhnya sudah di'Manipulasi' oleh tuan Zahal."

Tamasha terbelalak.

Tamasha : "Lalu, Xboz01, apa kau bisa mengembalikannya seperti semula?"

Xboz01 : "Sayang sekali, tuan Zahal memperbaharui Script dengan Database yang sama sekali berbeda dan tidak dimiliki oleh Tehnologi kami."

Tamasha : "Terakhir... Xboz01, apakah...

Apakah... Event 'Dragon Nest' dan Extremus ini juga sudah dimanipulasi olehnya?"

Tamasha tampak lebih pucat dari sebelumnya.