Chereads / How To Be a God / Chapter 33 - Mendekati Klimaks

Chapter 33 - Mendekati Klimaks

Zahal : "Apa yang dilakukan para Moderator di Louise Castle? Dan, bagaimana bisa Tamasha sampai berada disana."

"Sial, beberapa kali kematian dan Save Point, membuatku kehilangan detail-detail kecil!"

Zahal : "Z, kemarilah kalian berdua!"

Tak berapa lama, dua duplikat yang sebelumnya dimunculkannya datang dari dua arah berbeda.

Zahal : "Misi kalian sebelumnya untuk membendung Naga agar tidak menyebar sepertinya tidak berjalan maksimal, kulihat sangat sulit menangani ratusan Naga."

Salah satu Z : "Aku berhasil membunuh beberapa ekor Naga."

Z : "Sama, aku juga berhasil menangani beberapa ekor Naga."

Zahal : "Itulah yang kumaksud. Yang kuinginkan adalah mencegah para Naga menyebar, tapi kemampuan kita belum cukup untuk melakukan itu."

Kedua Duplikat Z mengangguk.

Zahal : "Aku mengganti misi kalian. Sekarang, lakukan cara apapun untuk menghabisi Extremus disini!"

"Aku akan pergi mengurus sesuatu!"

Kedua Duplikat Z menerima perintah Zahal dan bergegas mencari keberadaan Extremus. Sementara Zahal pergi menjauh dari tempat itu.

Extremus berlutut dihadapan Masriz. Tak lama kedua Duplikat Z datang dan langsung menghantam Extremus dengan memanipulasi tanah yang ada disekitar mereka menjadi kepalan tangan raksasa.

Masriz menghindar dengan cepat, Extremus bergerak cukup cepat untuk menghindari serangan itu hingga tidak terjadi hantaman yang terlalu berat.

Masriz : "Extremus adalah raja Naga, kekuatan fisik dan alam tidak akan berakibat terlalu fatal bagi kaum Naga, apalagi baginya."

Extremus : "Aku harus menghabisi kedua orang ini dulu sebelum mengurusmu, Masriz!"

Masriz : "Tak masalah, datanglah kapanpun, lagipula aku hanya ingin bersenang-senang."

Masriz bergerak mundur menghindari area pertarungan kedua duplikat Z dan Extremus.

Dalam sekejap Extremus mengayunkan lengan kanannya kearah salah satu duplipat Z, dan dengan cepat terjadi ledakan udara yang membuat Z yang ditarget oleh Extremus tersebut terpental menjauh sebelum cabikan Extremus merobek tubuhnya.

Masriz : "Wow! Kalian bisa bekerja sama ya? Bukannya kalian diciptakan tanpa perasaan?"

Extremus berhenti bergerak dan berusaha mencerna ucapan Masriz : "Apa maksudmu Masriz?"

Salah satu Z menanggapi ucapan Masriz : "Zahal menciptakan kami dari kemampuan 'Duplication' miliknya tanpa perasaan, tapi tetap dengan tetap mempertahankan 100% kekuatan Intelektual miliknya.

Perintah yang diberikan kepada kami adalah, 'Aku mengganti misi kalian. Sekarang, lakukan cara apapun untuk menghabisi Extremus disini!'

Jadi secara logika kami memiliki misi yang sama untuk menghabisi Extremus disini dengan cara apapun.

Itu artinya kami harus menjaga satu sama lain untuk memperbesar kemungkinan untuk menang."

Masriz mengangguk paham : "Nah Extremus, kini kau akan menghadapi 2 orang tanpa perasaan yang saling bekerja sama dengan tingkat Intelektual dan kemampuan setara Zahal. Apa yang akan kau lakukan?"

Extremus : "Manusia dengan fisik lemah sepertinya, aku hanya perlu mendesak mereka berdua dalam pertarungan jarak dekat!"

Extremus melesat dengan cepat kearah Z yang barusan menimbulkan ledakan udara yang membuat rekannya terlepas dari cabikan Extremus.

Dalam sekejap tubuh Z tersebut tercabik berkeping-keping.

Disaat yang sama dari dalam tanah dibawah posisi Extremus yang melayang beberapa meter diatas tanah muncul lubang yang membelah tanah.

Lava memancar cepat kearah Extremus dan membuatnya terkena cairan panas secara telak.

Extremus : "Ugh!!!"

Dengan cepat ia berusaha melesat menjauhi semburan Lava itu.

Masriz : "Kekuatan kulit yang luar biasa. Lava sepanas itu tidak membuat tubuhnya melebur."

Masriz melihat Extremus yang memiliki luka hangus di beberapa bagian tubuh.

Extremus : "Sial!"

Entah mengapa setelah bergerak beberapa meter dari posisinya ketika tersembur Lava, kini ia melesat cepat kearah lain.

Extremus : "Aku merasakan penurunan suhu yang drastis di posisi barusan!"

Mendengar ucapan Extremus Masriz berkomentar : "Lawan dengan tingkat Intelektual seperti Zahal, ditambah kepribadian tanpa perasaan yang membuat mereka tidak dengan mudah membocorkan strategi apa yang akan dilakukan.

Sepertinya kedua duplikat ini adalah lawan yang lebih menakutkan dari Zahal itu sendiri jika keduanya diberi perintah untuk menghabisi satu lawan."

Extremus melayang tinggi sambil memperhatikan sekitar.

Extremus : "היי, כל החברים שלי, המשפחה שלי, התחתונים שלי בקרבת מקום. בוא הנה, הצטרף אלי להרוג מישהו! "

Entah apa yang diucapkan Extremus, tapi Naga-naga yang sebelumnya berhamburan kini terbang kearah Extremus dan mengelilingi posisinya.

Masriz : "Hahahaha, sampai-sampai mengumpulkan kaumnya untuk mengatasi duplikat Zahal ya."

Sampai saat ini posisi Z belum diketahui siapapun.

Extremus : "Jangan meremehkan kaum Naga, Manusia!"

Louise Castle.

Kimochi : "Kenapa suara di sekitarku jadi pelan sekali ya?"

Suara Kimochi tiba-tiba menggelegar menggema didalam Ballroom ditengah-tengah perkumpulan para Moderator dan Tamasha.

Tamasha mengerutkan dahi.

Tamasha : "Satu Moderator tak jadi masalah. kuharap Moderator lain tetap membantuku hingga akhir."

Juan melangkah mundur perlahan-lahan.

Juan : "Firasatku nggak enak nih."

Tamasha melihat kearah luar gerbang Kastil Louise dengan pandangan tajam dan senyum percaya diri.

Tamasha : "Tak lama lagi kita sambut kehadiran Calon Dewa selain aku."

Juan mempercepat langkahnya untuk mendekati gerbang kastil setelah mendengar ucapan Tamasha.

Tamasha dan para Moderator serentak menoleh kearah gerbang kastil yang perlahan-lahan memunculkan bayangan seseorang yang datang dari luar kastil.

Juan menyadari kehadiran Calon Dewa yang dimaksud Tamasha dan melihat sosoknya lebih dulu dibanding Tamasha dan para Moderator.

Tamasha : "Para Moderator, sebagai Calon Dewa, aku meminta bantuan kalian untuk..."

Juan bergegas berlari keluar gerbang secepatnya begitu mendengar Tamasha membuka suara.

Zahal menggerakkan tangannya keatas hingga muncul percikan kilatan listrik.

Tamasha : "DENGAN KEKUATAN KALIAN! MURNIKAN KEKUATAN APAPUN DISEKITAR KASTIL INI SELAIN KEKUATANKU DAN KEKUATAN MILIK KALIAN SENDIRI!"

Kilatan Petir dari tangan kanan Zahal menyambar kearah Tamasha tepat begitu targetnya selesai mengucapkan permintaannya.

Dalam sekejap Sosok Juan yang berlari dengan gesit keluar gerbang terlihat.

Kilatan Petir dari tangan kanan Zahal tiba-tiba lenyap.

Tamasha tersambar sesaat dan membuat tubuhnya tubuh ke belakang. Pandangannya tidak bergeming sedikitpun kearah Zahal.

Zahal memutar tubuh dan menoleh kearah Juan.

Zahal : "Kesempatan seperti ini tidak akan kusia-siakan."

Ia berlari mengejar Juan yang lebih cepat beberapa detik dan berjarak beberapa meter dari posisinya saat ini.

Zahal : "Kau adalah yang paling berbahaya Juan!!!"

Juan menoleh kebelakang tanpa mengurangi kecepatan berlarinya.

Juan melihat daratan jauh dibawah sana setelah berlari beberapa langkah diatas awan diluar Louise Castle.

Zahal yang memacu kecepatan tampak tak bisa menggapai Juan yang kini sudah melompat terjun kebawah awan.

Zahal membuang tubuhnya dengan segera melompat ke celah awan yang membuat daratan terlihat dibawahnya.

Sesaat Ia melihat sosok Juan sebelum akhirnya kembali hilang berepatan dengan kembalinya kekuatan manipulasi miliknya.

Saat itu Zahal meningkatkan kecepatan terjunnya dengan kemampuan manipulasinya.

Juan melihat Zahal sudah berada disebelahnya walaupun iya yakin Zahal tidak menyadarinya.

Tanpa membuang kesempatan ia meraih punggung Zahal dan memeluknya dari belakang.

Juan : "Tubuhku bisa hancur dalam hitungan detik setelah jatuh ketanah dengan kecepatan seperti ini dari ketinggian itu."

Zahal : "Asal kau tahu Juan, aku sengaja mempercepat kecepatan terjunku agar kau menggunakan tubuhku untuk berlindung."

Juan tersenyum : "Haha, terima kasih, kelak aku akan membuatmu berterima kasih atas persaingan menyenangkan karena membiarkanku tetap hidup."

Zahal : "Membuatku bisa mendengar suaramu tanpa membiarkanku merasakan posisi tubuhmu.

Kemampuanmu menggunakan Transparation sangat mengesankan Juan!"

Zahal mengurangi kecepatan jatuhnya dan melesat kearah berbeda.

Louise Castle.

Selera : "Anda baik-baik saja nona Tamasha?"

Tamasha yang baru saja duduk setelah beberapa saat lalu jatuh kebelakang memegangi kepalanya.

Tamasha : "Ugh... Ia menggunakan sengatan listrik yang membuat kemampuan berpikir target berhenti selama beberapa detik."

Louise : "Untuk sementara anda bisa beristirahat."

Tamasha : "Aku sudah cukup beristirahat, dan tak lama lagi permainan ini akan berakhir."

Juan masih bergelantungan dipunggung Zahal.

Juan : "Mau pergi kemana kau?"

Zahal : "Gadis itu membuatku harus mengakhiri permainan ini dengan cepat."

Juan : "Wah-wah, sepertinya itu juga berarti gertakan untukku ya."

Zahal : "Ya, pergilah menjauh dari tubuhku, walaupun aku hanya bisa mendengar suaramu tanpa bisa melihat, merasakan tubuh bahkan kehadiranmu, tapi membayangkan bagaimana kau menggunakan tubuhku agar tidak jatuh membuatku merasa aneh..."

Juan tertawa ringan.

Stalactr Gleytser Area.

Extremus : "Keputusan untuk memanipulasi tanah diawal tadi selain untuk melukaiku juga sebagai tempat untuk sembunyi dan berlindung dariku ya, manusia."

Ia dan Masriz melihat sekeliling dimana semua daratan terbelah dan hancur berantakan.

Beberapa bagian tanah longsor dan memiliki ketinggian yang tidak rata.

Para Naga terbang berkeliling dan menyembur tanah dengan nafas api membuat suhu tanah meningkat dan salju, es disekitar daerah itu mencair.

Masriz berusaha menghindar dengan tenang sambil memperhatikan pertarungan disitu.

Masriz : "Sleipnir ini benar-benar membantu pergerakanku."

Extremus melesat dengan kecepatan tinggi ke suatu arah. Ia mengepalkan tinjunya dan menghancur leburkan tanah yang dihantamnya.

Seketika Lava menyemburnya dari dalam tanah. Lagi-lagi membuat tubuhnya hangus.

Extremus : "BENAR BENAR MANUSIA YANG BERBAHAYA! MEMANIPULASI PENCIUMANKU UNTUK MENJEBAKKU DAN MENGARAHKAN PERGERAKANKU KE SUATU TEMPAT!"

Menyadari posisinya dalam bahaya, Extremus langsung bergerak melesat dengan sangat cepat menghindari tempat itu.

Kaki kirinya membeku karena penurunan suhu yang luar biasa cepat.

Masriz : "Mengerikan... Extremus yang menyadari perubahan suhu yang cepat tak sempat menghindar dari titik yang sudah ditentukan untuk membeku.

Z memanipulasi penciuman Extremus agar datang dan menyerang titik itu dan pada saat yang tepat ia menyemburkan Lava dari perut bumi dan seketika menurunkan suhu udara di titik yang sudah ditentukannya."

Masriz bergerak mundur, para Naga mengalihkan perhatian mereka dan menghentikan semburan mereka setelah melihat Extremus terluka parah dan kehilangan kaki kirinya.

Extremus jatuh tersungkur. Dengan cepat ia bangkit, dari punggungnya keluar dua sayap sepanjang dua kali tubuhnya, di belakang pinggulnya muncul ekor sepanjang tubuhnya.

Ia bergerak sangat cepat mundur menjauh.

Extremus : "Aku benar-benar bodoh meladenimu disini sementara Pemicu Event yang sebenarnya bergerak kearah berbeda!"

Setelah berkata begitu Extremus terbang menjauh dari Stalactr Gleytser Area ke suatu arah.

Masriz memasang wajah serius dan menyusul pergerakan Extremus dengan hentakan Sleipnirnya.