Chereads / How To Be a God / Chapter 31 - Artifak Dewa

Chapter 31 - Artifak Dewa

Masriz menerima Sleipnir, sepasang sepatu dengan enam sayap kecil berbulu halus dibagian tumit.

Masriz : "Wah-wah, aku belum pernah melihat ini sebelumnya."

Dumstang : "Ini adalah salah satu dari 3 Artifak Dewa ciptaanku, tuan."

"Didunia ini ada 17 jenis Artifak Dewa, dan aku menciptakan 3 diantaranya."

Masriz : "Baguslah Dumstang, penjelasan ceritanya nanti saja setelah urusan diatas selesai..."

Masriz bergegas melesat kembali keatas permukaan tanah dengan sangat cepat melewati ruangan-ruangan yang tadi sempat dilewatinya.

Beberapa kali tanah berguncang hebat, beberapa bagian bawah tanah runtuh dan bergemuruh, hingga beberapa saat Masriz tiba diatas permukaan tanah.

Pemandangan yang sungguh menakjubkan sekaligus mengerikan bagi orang biasa. Tepat diatas kepala Masriz, Ratusan, tidak... Ribuan Naga dengan ukuran yang sangat Fantastis beterbangan dengan cepat diantara Badai Salju dan Sambaran-sambaran petir.

Masriz : "Pertarungan macam apa ini... Benar-benar mengacaukan ketenangan..."

Tubuh Masriz terombang-ambing diantara hembusan dan hempasan Badai Salju sekaligus kepakan sayap para Naga yang mengayun sangat kuat dan menimbulkan hempasan angin yang menerpa menerjang kesana kemari, membuat aliran angin yang kuat dan tak terarah.

Masriz : "Akan kucoba kemampuan 'Sleipnir' sekarang juga."

Masriz menjejakkan tanah dengan 'Sepatu' barunya. Hanya dalam sekejap ia melewati para Naga dan melayang tinggi diatas mereka.

Masriz : "Fantastis! Dengan sepatu ini sepertinya aku bisa mendekati bahkan mengimbangi kecepatan Gulungan 'Teleportation'!"

"Sekarang tinggal menggunakannya untuk menyerang!"

Masriz mengangkat satu kakinya dan memutar tubuhnya, dijejakkan kaki kanannya kuat-kuat sambil memutar tubuhnya kearah Naga terdekat yang terbang dibawahnya.

"JDARRRRRRRR!"

Dalam sekejap mata Naga yang ditendangnya beserta belasan Naga lain yang terbang dibawahnya tertabrak dan jatuh terhempas dengan kuat ketanah hingga membuat tubuh mereka tercecer berserakan, menghancurkan lapisan tanah dengan sangat kuat.

Masriz ternganga : "Kekuatan macam apa itu?!! Aku bahkan tak merasakan efek balik dari kekuatan itu, kekuatan yang lembut, terukur dan terarah dengan baik... Salut untuk Dumstang yang bisa menciptakan Artifak dewa seperti ini!"

Masriz tersenyum. Ia melihat kearah depan dengan penuh keyakinan : "Hai Zahal! Sepertinya dengan kemampuan baruku, akan sangat mengecewakan jika aku mengalahkanmu dalam hitungan detik! Sementara ini kita habisi para Naga ini, lalu akan kuberi kau kesempatan untuk berburu Gulungan Undang-undang lain!"

Zahal yang berada jauh diseberang sana, yang sama sekali tak terlihat terhalang oleh pasukan Naga yang berterbangan berhamburan menghindari Badai Petir dan terombang-ambing Badai Salju mendengar samar namanya disebut oleh Masriz dan mulai fokus mendengarkan ucapan Masriz, : "Pak tua itu barusan ngomong apa, disaat harus konsentrasi seperti ini malah berbisik menyebut namaku...

'Repetition'! Ulangi apa yang dibicarakan Masriz barusan!"

Suara Masriz terdengar kembali dengan jelas menggema disekitar Zahal.

Zahal : "Kemampuan baru? Sial, aku benar-benar kehilangan banyak konsentrasi untuk mengurus Naga-naga ini hingga tak sadar dengan perubahan yang terjadi!"

Zahal melesat mundur dengan sangat cepat dan sejauh mungkin. : "Sudah selesai main-mainnya Kadal Terbang!"

Zahal mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, wajahnya menunjukkan konsentrasi dan keseriusan yang luar biasa.

Dalam sekejap mata Kegelapan menutup langit, dataran berpijar sangat terang.

Tak ada langit, Tanah dan daratan berpindah keatas sejauh mata memandang. Sejauh mata memandang pula terlihat perut bumi yang membara jauh dibawah sana. Panasnya terasa secara mendadak.

Dalam sekejap pula Badai Salju dan Badai Petir berhenti karena awan gelap kini tertutup oleh tanah yang bertukar posisi dan melayang diatas awan.

Tangan kiri Zahal menghempas kebawah, bersamaan dengan itu dataran tanah yang melayang di udara itu berjatuhan menjadi bongkahan-bongkahan raksasa dengan cepat menghantam para naga dari atas dengan kekuatan yang hebat dan kecepatan yang sangat cepat.

Tangan kanan Zahal terangkat dari bawah keatas, membuat pusaran lava di perut bumi jauh dibawah sana, disekitar para Naga berkumpul memancar seperti air mancur dengan diameter ratusan kilometer. Menyembur dengan sangat kuat dan cepat.

Ratusan Naga hangus terbakar setelah terhantam hujan Tanah dari atas dan terhempas semburan lava panas yang deras hingga menjulang keatas langit yang kini dibalik menjadi daratan di udara.

Masriz : "Bocah itu benar-benar ngawur dalam menggunakan kekuatannya! Ini benar-benar Medan perang yang tampak seperti Neraka.

Seandainya aku nggak memakai sepatu ini, aku bisa hangus terbakar karena nggak mampu bereaksi dengan cepat seandainya terjadi sesuatu!"

Nyala kilatan api menyambar dari arah bawah, dengan cepat Masriz menghentakkan kakinya di udara dan melesat mundur secepat kilat.

Benar saja, semburan api yang sangat deras mengalir deras keatas, menghanguskan beberapa Naga yang terbang diatas Masriz.

Masriz : "Menerbangkan Daratan terangkat diatas awan membuat ruang lingkup terbang para Naga terbatas, kemampuan melayang mereka terperangkap dan menyempit, perhitungan yang jeli, kemampuan manipulasi yang mengerikan, dan yang terpenting, sumber daya energi yang tak terkira...

Pemuda yang mempunyai kapasitas Dewa dengan tingkat yang sangat berbeda dibandingkan Calon Dewa lainnya."

Zahal : "Dua orang salinan 'Z' tampaknya masing-masing hanya bisa menahan beberapa puluh ekor pasukan Naga. Sisanya berhasil menerobos dan berkeliaran menyebar ke seluruh penjuru dunia."

"Tak masalah, tapi sepertinya gelombang serangan pasukan Naga ini tak ada habisnya sampai ada kondisi tertentu yang dicapai. Biasanya Quest akan berjalan terus seperti ini sampai aku yang menjadi 'Pemicu' munculnya Quest menyelesaikan Quest ini dengan mencapai kondisi yang menjadi 'Syarat' untuk diselesaikan."

"Itu berarti 'Quest' ini muncul karena aku berhasil mengalahkan 'Vilxliv' atau memperoleh gulungan 'Reincarnation'..."

Zahal melesat cepat, kedua tangannya memberi kesan seolah membuka jalan hingga kumpulan pasukan Naga yang berterbangan diseberang sana ikut terpisah menjadi dua seolah air laut yang terbelah menjadi dua.

Pemuda ambisius itu terbang melayang melewati para Naga dengan cepat menuju arah datangnya pasukan para Naga.

Zahal : "Di 'Save Point' sebelumnya aku sudah membuat 7 (tujuh) 'Option' & 'Repetition' seandainya aku terbunuh, dan bisa mengulang kembali dari salah-satu 'Save Point' tadi. Quest yang kelihatannya cukup sulit ini, apakah bisa diselesaikan hanya dengan 7 kali 'Reincarnation'?"

"Mau kemana, Pengacau?"

Suara yang sangat rendah, bergemuruh, menggema disekeliling Zahal secara tiba-tiba, tubuhnya tercabik menjadi dua. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut dan tak percaya.

Zahal : "Ugh... S... Sial... apa yang barusan itu..."

'Sebelum mati aku harus bisa melihat siapa yang menyerangku...!'

Sebuah bayangan menutup matanya, genggaman tangan yang cukup untuk mencengkeram kepala Zahal membuat pandangannya tertutup dan tak sanggup menyadari siapa yang mencengkeram kepalanya. Sesaat kemudian tengkoran kepalanya remuk dengan cengkeraman yang sangat kuat dan membuat leher serta tubuhnya terkoyak.

Masriz yang menyadari kejadian itu bergidik merinding...

Masriz : "Ini dia... Pejantan terkuat, dan paling mengerikan di Awaland... Hidden Moderator kedua, yang tak kalah kuat dengan Vilxliv, Extremus, sang Raja Naga!"

Masriz merunduk kebawah melihat samudera Lava, lalu menengadah keatas melihat langit yang berupa daratan tanah : "Ngomong-ngomong tentang 'Moderator', kalau Tanahnya berada diatas begini gimana nasib Hardlr sang Golem ya?"

Dalam sekejap mata didepan wajah Masriz muncul sosok yang siap mencabik tubuhnya dengan sangat cepat, nyaris Masriz tak sempat melihat wajah sosok itu, namun insting, otak, dan tubuh Masriz merespon cepat hingga mampu menjejakkan kaki kanan kearah datangnya kehadiran itu dan membuat keduanya terpisah karena hantaman kuat yang ditimbulkan dari tendangannya itu hingga berhasil membuat jarak yang sangat jauh diantara keduanya.

Masriz : "Nyaris saja, hahaha... hei bocah Zahal! Gara-gara ulahmu aku nyaris mati tercabik Monster mengerikan dengan Kekejaman paling Berbahaya seantero Awaland ini, ckckckck..."

Masriz sadar ia tak bisa main-main meladeni Makhluk yang disebutnya sebagai 'Extremus' barusan, dan sebisa mungkin menjauh dan menghindarinya.

Masriz melesat dengan cepat menjauhi kawanan Pasukan Naga dan secepat mungkin menjauh dari dataran Tundra yang tadinya dilewatinya.

Masriz : "Bagian daratan yang tadi sempat menjadi area bertarungku dengan Zahal sepertinya tidak diterbangkan keatas oleh pemuda itu... Ia sepertinya sebisa mungkin mencegah Pasukan Naga untuk masuk ke daerah tertentu."

"Sial, aku tak bisa melihat sosoknya sebelum mati!"

Masriz terkejut dengan suara Zahal didekatnya.

Ia menoleh kearah datangnya suara, persis beberapa meter dibawahnya.

Zahal : "Pak tua, lebih baik kau menyingkir, atau kuhabisi kau bersamaan dengan Monster itu!"

Masriz terkekeh mendengar celotehan Zahal : "Kau bercanda ya bocah? Setidaknya hadapi dulu...."

"CRASSSSSS!!!!!"

Kilatan Bayangan hitam mencabik tubuh Zahal yang baru saja mengajak Masriz bicara. Sosok Pria bertubuh sangat besar membuat tubuh Zahal tercecer.

Masriz merinding, refleks membuat kaki kirinya dengan cepat menjejak udara dan dalam sepersekian detik kaki kanannya melesat menghantam tubuh makhluk barusan dan membuat sosok itu terpental sangat cepat dan jauh.

Sekali lagi Masriz menghentakkan kaki kirinya dengan sangat kuat hingga secepat kilat ia mencapai daerah yang jauhnya puluhan kilometer dari posisinya tadi.

Masriz : "Ini adalah Boss tahap akhir yang sungguh bukan kapasitas Calon Dewa amatiran yang baru masuk dan bertahan di game ini dalam hitungan dua-atau-tiga hari!"

Masriz kembali menjejakkan kakinya, sekali-dua kali, hingga entah sudah berapa tempat yang dilaluinya.

Ditempat Zahal tercabik tadi, tak jauh dari posisinya.

Zahal berlutut, matanya terbelalak. : "Setelah kematian saat melawan Masriz sebelumnya, lalu dua kali oleh makhluk ini... aku... aku tak bisa menyangkal betapa mengerikannya melewati kematian!"

"Dua 'Option', 'Repetition', dan 'Reincarnation'ku sudah terpakai dalam hitungan detik..."

Dengan tubuh lunglai dan langkah gontai Zahal berdiri dan secepat mungkin menjauh dari situ.

Tangannya membuat daratan yang melayang diudara jauh diseberang sana jatuh dengan cepat kembali ke posisinya. Getaran Dahsyat akibat benturan tanah yang melayang saat membentur perut bumi ketika kembali membuat jutaan galon lava termuntahkan, seluruh dunia bergejolak, lautan dan samudera tumpah, ratusan gunung api didaratan, dan ribuan gunung berapi didasar laut menumpahkan lava.

Tanah longsor terjadi dimana-mana, banjir akibat permukaan laut yang meluber setelah hempasan kuat itu membuat nyaris seluruh daerah terendam tsunami.

Hari ini pertarungan sengit membuat Awaland seakan berada diujung kehancuran, seperti Kiamat yang dipercepat...