Chereads / How To Be a God / Chapter 21 - EXTRA 2

Chapter 21 - EXTRA 2

Daftar Ras dan Moderator :

1. Kyuubi : Naruna : Himawarigakure

2. Kitsune : Kimochi : Shiroyama

3. Vampire : Louise : Louise Skycastle

4. Magnus : Veleon : Sulvus Vulcanic Area

5. Elf : Soluna : Stratos Flying Island

6. Dark Elf : Selera : Vadara Desert

7. Merman : Ivanco : Adidke Sunken Island

8. Werewolves : Reneon : Aoryu Akagakure

9. Titan : Novemeus : Giscard Underworld

10. Golem : Hardlr : Stalactr Gleytser Area

11. Aero : Xero : Botanico Tallest Tree

12. Harpy : Nando : Deepless Hill

13. Spirit : Atmos : Phantasma Forest

14. Dwarves : Dumstang : V01 Ministry District

15. Machinus : Atlanta : V12 Factory District

16. Cyborg : Xboz01 : V13 Millitary District

17. Goblin : Wakalaka : Henelili Island

18. Naga : Extremus : Infernal Naga Nest

19. Phoenix : Vilxliv : El D Hidden Cave

Calon Dewa & Moderator :

1. Juan : Kimochi

2. Tamasha : Vilxliv

3. Zahal : Nando

4. Brunott : Wakalaka

5. Naraka : Naruna

6. Pierre : Selera

7. Ratatta : Louise

8. Rebella : Reneon

9. Saberio : Veleon

10. Bayi : Dumstang

11. Soraya : Atmos

12. Samarinda : Xero

13. Masriz : Hardlr

14. Yoke : Soluna

15. Snipy : Atlanta

16. Surya : Ivanco

17. Mamba : Xboz01

20.B : Anak Yatim yang dibenci, & Anak Tunggal yang dimanja.

Panti Asuhan Anak Berkebutuhan Khusus 'Orchid'

William Odius sang pemilik Panti Asuhan kini genap berusia 79 tahun.

Diantara seluruh Anak Berkebutuhan Khusus, hanya seorang anak yang membuatnya tak bisa menyerahkannya kepada siapapun.

Ketika Anak-anak Asuh bermain bersama, ia tak ingin bergabung.

Bukan tanpa alasan, ia pernah mencoba untuk bergabung beberapa kali namun mereka selalu menolak dan menjauhinya.

Ia duduk di pojok, kurang dua lembar kartu hingga membentuk Piramida kartu sempurna.

Ketika Puncak tertinggi jadi terbentuk dan ia nyaris dipuji oleh guru dan teman-temannya, tangannya merobohkan semuanya dan mengulangi penyusunannya dari awal.

Hal itu berulang-ulang dilakukannya. Dan setelah kesekian kalinya, teman-temannya mem-bullynya akibat keanehan yang dilakukannya.

Didalam toilet, didepan cermin toilet Ia mengobrol, tertawa, merenung, semua hal yang ketika teman-teman melihatnya, mereka berharap sungguh ia tak diterima disitu.

Suatu ketika William Odius mengumpulkan semua Anak Berkebutuhan Khusus. Memberi mereka permainan yang awalnya akan sangat menarik bagi semua Anak.

Semua anak diperkenankan memilih satu dari ketiga alat. Garpu mewakili Dapur, Penggaris mewakili Kantor, dan Shampoo mewakili Toilet.

Semua berjalan lancar sampai pada kesempatan ia memilih Garpu dan merobek bibir seorang temannya.

Kemudian ia memilih Penggaris dan semua berjalan lancar hingga ia menusuk mata temannya.

Terakhir ia menuangkan Shampoo di gelas air minum temannya hingga temannya mati keracunan.

Pada hari itu juga William mengalami depresi luar biasa disebabkan 'Anak Kesayangannya.'

Sebulan kemudian William yang mengalami penurunan kinerja otak memanggilnya kedalam ruang terapi tempat ia dirawat.

William : "Bagaimana kabarmu, Pierre?"

Pierre : "Aku sangat senang tuan!"

William : "Senang kenapa Pierre?"

Pierre : "Senang melihatmu tuan?"

William tersenyum hangat sementara Pierre tersenyum lebar melihatnya.

William : "Apa yang membuatmu senang melihatku Pierre?"

Pierre : "Besok aku sudah tak melihatmu lagi...Jiahahahahaha!!!"

William terdiam tak sanggup berkata-kata. Ia menyisakan Senyum Kosong mendengar ucapan Anak Kesayangannya.

Besok William pergi untuk selamanya dan Pierre menjadi siswa paling berkuasa di Panti Asuhan untuk selamanya.

Pierre tumbuh untuk memicu emosi orang-orang disekitarnya.

Sesekali ia heran dengan dirinya sendiri, tapi ketika ia berhasil memancing emosional lawannya, ia merasa puas.

Suatu ketika setelah ia mandi, seorang Gadis berpakaian ala Maid, dengan rambut pirang twintail menunggunya di atas ranjang di Asramanya.

Asrama yang hanya ditempati dirinya sendiri karena tak ada yang mau tinggal bersamanya.

Persis setelah ia mengenakan pakaian favoritnya, Jacket Hoodie warna putih, Celana Cargo Abu-abu kebiruan, Sepatu Sport putih dengan variasi hitam, dan sarung tangan putih, Gadis berpakaian Maid sudah menantinya keluar dari kamar mandi.

"Selamat, anda telah dipilih!"

Pierre dengan rambut pirang, ikal, hidung mancung, bibir tipis, memandang gadis itu dengan tenang.

Pierre : "Kau mau main bersamaku?"

Pierre tersenyum. Gadis itu membalas senyumannya, seketika cahaya meredup dan mereka berdua dikelilingi kegelapan.

Beberapa saat kemudian dua orang itu tiba di Padang Pasir yang luas dan gersang.

Pierre : "Wah! Asyik juga! Jiahahahaha kau bisa memindahkanku kesini!"

Gadis itu tersenyum ceria melihat Pierre.

"namaku Selera, Moderator yang membawamu kemari. Selamat Datang di Awaland, tempat yang membutuhkanmu sebagai Calon Dewa!"

Selera membuat Pierre tertarik hingga mau mendengarkan penjelasan panjang Selera.

Pierre : "Baiklah, aku pilih 'Provocation'!"

Seketika muncul Gulungan Undang-undang, Pierre mengambilnya dan menerima kekuatannya lalu bertanya mengenai beberapa hal dasar.

Pierre : "Bagus! Nggak salah kamu jadi Moderator, pengalamanmu dan pengetahuanmu nggak kuragukan! Jiahahaha"

Selera : "Baiklah tuan Pierre jika tak ada lagi pertanyaan aku akan pergi."

Pierre : "Nah...nah, Sebagai Moderator dunia sehebat ini, ada beberapa hal lagi yang ingin kupastikan Selera!"

Selera : "Silahkan tuan! Saya siap membantu!"

Pierre : "Sesuai penjelasanmu tadi, aku bisa menghilangkan namaku jika seseorang melacakku di Gulungan mereka kan?"

Selera mengangguk mengiyakan.

Pierre : "Tapi aku belum percaya dan aku ingin membuktikannya. Aku ingin membuktikan beberapa hal!"

Selera : "Silahkan, apa saja yang ingin anda buktikan?"

Pierre : "Pertama, Apakah mencari Gulungan lain dengan Gulungan ini akurat? Aku ingin mencoba tingkat akurasinya, aku takut kau membohongiku."

Selera memasang wajah kecut karena diragukan oleh Pierre.

Selera : "Coba saja, Gulungan dengan kemampuan apa yang anda ingin cek untuk mendapatkannya?"

Pierre tersenyum lebar dan kembali melihat daftar kemampuan di Gulungan miliknya.

Pierre : "Ini dia, gulungan 'Rotation'!"

Selera dan Pierre akhirnya membuktikan kebenaran keberadaan Gulungan itu yang letaknya cukup jauh dari posisi awal Pierre.

Selera : "Sudah ya tuan?"

Pierre : "Coba perlihatkan padaku bahwa Informasiku sudah tersembunyi dari Gulungan 'Rotation' itu."

Selera memperlihatkan Informasi tentang Pierre dengan cara menunjuk kearah Informasi Gulungan kemampuan 'Provocation' yang dipilih Pierre. Benar saja, Informasi detail Pierre terhapus seolah Gulungan itu belum dimiliki siapapun, alias tak bertuan.

Pierre mengambil gulungan itu dari Selera dan menyerap kemampuannya.

Selera : "Lho tuan Pierre, kenapa anda mengambil Gulungan 'Rotation'nya juga? saya hanya..."

Pierre : "Aku menguji kemampuan Provocationku padamu untuk mengambil Gulungan 'Rotation' sehingga aku bisa memilikinya.

Itu juga termasuk setrategiku untuk menjadi Dewa lho! Jiahahaha."

Selera memasang wajah malu setelah Pierre memotong ucapannya dan berhasil membuatnya merasa dipermainkan.

Tak lama ia pergi dengan sendirinya.

Setelah bertarung dan berhasil menguji kemampuan Rotation dengan melawan Naraka dan Ratatta, Pierre merasa puas dan ingin menemukan orang lain yang tak mudah di 'Provokasi'.

Pierre sampai ke tahap dimana ia bertemu dengan Rebella : "Wihh... Cewek galak! Menakutkan sekali! Jiahahaha.

Nenek tua ada juga yang kelihatan muda sepertimu ya!"

Sensasinya seru, sama seperti ia ketika masih di Panti Asuhan dan mengganggu teman-teman lainnya.

Ketika melihat Snipy membidik Bayi dari jauh. Ia merasa bertemu sosok 'Kesepian' yang mirip dengannya.

Ketika ia berusaha mengganggu dan memprovokasi Snipy, rupanya Snipy tak mudaj diprovokasi dan membuatnya senang jauh dilubuk hati yang dalam.

Pierre : 'Ia sendirian sama sepertiku..."

Pierre : 'Sepertinya akan seru jika kami bersama!'

Sejak itu Pierre akan terus mengejar Snipy hingga membuatnya mau berpartner dengannya.

Beralih ke satu orang pemuda yang manja.

Ayah dan Ibunya Pengusaha kaya dan terkenal hingga kebutuhannya tak pernah kekurangan.

Namun remaja ini tak pernah puas dengan yang diberikan orang tuanya.

Ada hal lain yang diinginkannya.

Perhatian Orang tua, Saudara, Teman.

Hingga ia seringkali menarik perhatian orang tuanya dengan tingkah anehnya.

Keluarga terkenal sepertinya akan sangat memperhatikan bagaimana berpenampilan rapi dan terhormat.

Namun anak tunggal mereka, Ratatta, mencoba membuat orang tuanya kesal dengan berpakaian sederhana.

Kaos oblong dan Boxer kemanapun ia berada.

Kedua orang tuanya tak pernah memarahinya sedikitpun. Disaat yang sama Ratatta tak diperkenankan pergi jauh dari rumah selain ke sekolah.

Ratatta disiksa perasaan jenuh dan kesepian.

Ia tak mudah bergaul, tak berani melangkah dan mengambil resiko, juga mudah dibohongi dan dipermainkan.

"Sudahlah, aku tak ingin melakukan apapun terlalu jauh. Aku lebih baik dirumah, persetan dengan orang lain. Persetan dengan orang tuaku."

Ratatta tercukupi dalam gizi dan perlengkapan olahraga. Tubuhnya padat, kokoh, berisi, dan sehat.

Suatu hari persis setelah Mandi sehabis latihan diruang Gym pribadi milik keluarganya,

Louise tiba-tiba berada dibelakang Ratatta yang sedang berkaca.

"ANJIIIRRRR KAGET OOOOYYYYY!"

Louise ikut-ikutan terbelalak mendengar suara dan ekspresi kaget Ratatta yang tak terduga.

Sama seperti kebanyakan Calon Dewa, Ratatta diperkenalkan dan dibawa ke Awaland oleh Louise, Moderator dengan pakaian paling Terhormat dan berkelas diantara semua Moderator.

Louise sedikit bersimpati dan menanyakan alasan Ratatta memilih kemampuan 'Adaptation' : "Menarik sekali, bisa juga anda memilih kemampuan itu. Apa ada alasan khusus?"

Ratatta merunduk, ada perasaan malu ketika ia mencoba menceritakan alasan memilih itu.

Ratatta : "Aku senang bisa keluar rumah dan jauh dari orang tuaku. Biasanya aku tak berani karena aku tipe pemuda yang sulit beradaptasi."

Louise mengangguk.

Ratatta : "Kuharap dengan kemampuan ini aku bisa beradaptasi dengan lingkungan dan sosial disini..."

Tak lama Louise menghilang tanpa jejak. Rupanya Veleon memanggil semua Moderator karena Zahal merubah Nando, Moderator yang bertugas mengarahkannya, menjadi Gulungan 'Duplication'.

Semenjak itu Ratatta berusaha berhati-hati dan mengurangi mengambil resiko.

Sampai suatu ketika ia bersembunyi melihat Surya dan Mamba bertarung.

Mamba membunuh Surya dengan cepat, meninggalkannya, dan setelah itu Ratatta sempat mengambil Gulungan 'Reduction' yang membuatnya lebih percaya diri terhindar dari luka.

Perjalanannya di Awaland terasa menegangkan dan menakutkan hingga Masriz mengejutkannya dan memberinya banyak Informasi.

Masriz : "Kau bisa menyembunyikan nama dan posisimu dengan memberi perintah 'Hidden'pada Gulungan Undang-undang Dasar milikmu."

Ratatta terkejut. Sebagai sesama Calon Dewa, Masriz terhitung terlalu baik dan ramah.

Ratatta mendengarnya sepenuh hati. Ia seolah mendapat ganti dari sosok Orang tua yang tak pernah mendidiknya, atau sosok saudara yang tak pernah dimilikinya, sosok saudara untuk berbagi canda.

Masriz adalah sosok pertama yang mengajaknya bercanda dengan lelucon garing yang sejujurnya mengena dan penuh logika.

Ratatta : "Jadi begitu, lalu apalagi tuan?"

Masriz : "Lihatlah, dua orang ini selalu bersama. Kau bisa melihat bahwa Tamasha membuat status 'Hidden' 5 jam lebih awal sebelum Brunott."

Mereka melakukan tanya jawab, Ratatta beberapa kali mengangguk pertanda mulai mengerti penjelasan Masriz.

Ratatta : "Sebentar-sebentar, penjelasanmu... eh, anda... cepat dan masuk akal tuan Masriz!"

Masriz mengacak-acak rambut Ratatta : "Dasar Bayi amatir. Seharusnya diawal permainan kau sudah mencoba seluruh fitur Gulungan ini dengan segala kemungkinan! Jiakakakakaka!"

Ratatta melihat Masriz tertawa dengan suara dan ekspresi lucu dan murni, tak dibuat-buat. Ia ikut tersenyum dengan sendirinya melihat hal itu.

Ratatta : "Orang tuaku tak pernah bercanda denganku, apalagi mengacak-acak rambutku..."

Wajahnya merunduk malu. Ia merasa terlalu jujur, tapi lega setelah mengatakannya.

Masriz melihatnya penuh iba : "Sudahlah, kalau memang begitu kau harus berusaha keras disini dan kembali pulang untuk membuktikan bahwa kau bisa bertahan hidup dan membanggakan mereka."

Ratatta : "Tidak bisakah orang tuaku memperlakukanku seperti anda memperlakukanku?"

Ia masih merunduk malu.

Masriz berdiri dan melihat kejanggalan diatas langit.

Masriz : "Tak lama lagi kau harus berpisah denganku, jadi ingat baik-baik semua ilmu yang kuberikan padamu."

Ratatta menunjukkan ekspresi heran bercampur kecewa.

'Tolong jangan katakan hal yang membuatku kembali seperti dulu'.

Ratatta tak siap mendengarkan kata apapun yang akan keluar dari orang baru yang sudah bisa membuatnya merasa nyaman didunia baru itu.