Ratatta pergi meninggalkan menara Obelisk dengan perasaan senang. Ia sungguh lupa dengan keberadaan Snipy.
Berselisih jalan dengan Ratatta, Pierre yang mengikuti jejak Snipy masuk kedalam menara Obelisk dan mencari Snipy.
Pierre melihat Snippy tergeletak, ia bergegas berlari kearah Snipy.
Pierre menendang-nendang tubuh Snipy.
Piere : "Bangun oy! Masa' sih kalah sama Ilusi? Jiahahahaha!"
Snipy mendengar suara Pierre dan tersadar.
Snipy : "Ilusi yang Kuat dan Pekat.
Sayangnya aku tidak menggunakan kemampuan 'Spesification'ku lebih awal untuk mengecek detail Ilusi Anubis..."
Pierre : "Kau saja yang lemah terhadap Ilusi! Jiahahaha."
Snipy : "Ilusinya membangkitkan rasa sakit ditubuh, benar-benar beda level dengan Ilusi yang hanya melibatkan pandangan atau suara."
Snipy berdiri dan berjalan keluar dari Altar Obelisk.
Snipy : "Bahkan efek sakitnya masih terasa sampai sekarang."
Pierre : "Kita bisa merebutnya kembali dari Ratatta jika kau mau?"
Snipy : "Dimana harga diriku ketika aku tak sanggup mendapatkan Gulungan itu dengan sendirinya lalu karena itu aku merampas dari Calon Dewa sepertinya."
Pierre : "Calon Dewa Sepertinya? Kau meremehkannya? Jiahahahaha!"
Snipy : "Sementara ini yang mendominasi Awaland dengan jumlah gulungan yang dimiliki, adalah Zahal."
Pierre : "Kemampuan Spesification milikmu kelihatannya sangat ringkas untuk mengorek informasi ya? Sampai bisa mengetahui tentang Zahal."
Snipy : "Hanya satu orang yang tidak bisa kuspesifikasi..."
Pierre : "Pasti pengguna Transparation, Juan kan'?"
Snipy : "Benar, Transparation, tapi bagaimana bisa kau mengetahui nama penggunanya?"
Pieree : "Jiahahahahaha! Sepertinya akulah yang pertama kali bisa menggunakan Gulungan Undang-undang untuk melihat detail masing-masing Calon Dewa."
Snipy mengeluarkan Gulungan Undang-undangnya. Mereka berdua mengobrol sambil berjalan santai ditengah Gurun Pasir Vadara yang sebentar lagi akan menjadi sangat panas.
Snipy : "Benar juga, kau yang pertama kali mengaktifkan 'Hidden'. Bahkan mendapatkan Dua gulungan dalam waktu singkat, sepersekian detik setelah Zahal mendapatkan 'Duplication'."
Pierre : "Sayangnya sepertinya kau nggak bisa mengecek bagaimana ia mendapatkan gulungan kedua miliknya ya."
Snipy : "Benar. Aku hanya sanggup mengorek bahwa waktu sekian, sekian menit setelah Calon Dewa ini pindah ke Awaland, ia mendapatkan Gulungan tipe ini dan itu."
Pierre : "Lalu selain Zahal, siapa yang harus kita waspadai."
Snipy berhenti melangkah : "Tolong ralat ucapanmu, bukan 'kita', aku bergerak sendiri.
Aku membiarkanmu berjalan disekitarku karena kau sangat keras kepala dan tak menyerah mengikutiku."
Snipy : "Aku tak peduli denganmu, jadi kelak ketika terjadi sesuatu denganmu, jangan mimpi aku akan membantumu karena kau pikir aku menerimamu sebagai partner..."
Pierre : "Jiahahahaha! Menarik sekali! Aku penasaran, siapa diantara kita yang akan lebih banyak mengalami kejadian yang beresiko!
Jiahahahahaha!"
Snipy mengabaikan ucapan Pierre dan terus berjalan.
"Puakkk!!!"
Sebuah kerikil terlempar kearah punggung Snipy.
Snipy tak menggubris, ia tak peduli apapun tingkah Pierre sekarang.
Pierre : "Jika benar rasa sakit dari ilusi itu masih tersisa sekarang, harusnya lemparan kerikil itu menyakitimu."
Snipy : "Apa aku harus meringis kesakitan untuk menunjukkan bahwa aku merasakan sakit?"
Pierre terdiam. Untuk pertama kalinya ia terdiam karena merenung.
Pierre : "Jadi kau bukannya tak merasakan sakit, tapi menahannya sehingga tak terkesan kesakitan?"
Snipy terus berjalan.
Pierre mengikutinya, mempercepat langkahnya dan merangkul bahunya.
Juan memperhatikan setiap aktifitas, pergerakan, & situasi yang dihadapi para Calon Dewa.
Selera : "Ternyata Ilusi Anubis juga bisa mempengaruhi Pengawasan di Monitor & Penyadap suara ini ya."
Naruna : "Hahaha, memang sepertinya Boss diciptakan lebih tangguh dari Penghuni dan Ras biasa.
Lalu Moderator sendiri lebih kuat dari Boss tertentu.
Yang terkuat tentu saja Hidden Moderator seperti Vilxliv."
Veleon : "Kita tidak diciptakan untuk mengadu kekuatan antara sesama Moderator."
Juan banyak mendengar informasi dari ruangan itu. Sesekali ia memperhatikan Louise yang duduk tenang mengamati dan mendengarkan Moderator lainnya berkomentar.
Juan : "Aku ngantuk, tapi rasanya rugi melewatkan kesempatan seperti ini. Saat aku bisa mengamati setiap detik situasi yang dihadapi para Calon Dewa."
Louise : "Salah satu keunggulan Moderator dibandingkan Calon Dewa adalah.
Moderator tidak perlu makan, minum, dan istirahat."
Juan terbelalak terkejut mendengar ucapan Louise. Naruna, Selera, dan nyaris semua Moderator yang ada disitu tertawa.
Juan : "Apa benar Moderator-moderator ini tidak menyadari keberadaanku? Atau ucapannya barusan hanya kebetulan?"
Ekspresi wajah Juan menunjukkan masih tak percaya ucapan Louise yang seolah-olah menanggapi ucapannya sebelumnya.
Kembali ke Aoryu Akagakure, Desa para Werewolves.
Soraya membuat permukaan tanah diseluruh teritori Akagakure terangkat dengan cepat.
Bayi berhasil melumpuhkan Saberio dan mengawasinya bersama beberapa Werewolves petarung. Sementara Rebella dan Samarinda mengarahkan para Werewolves agar tetap tenang dan tidak bergerak berlebihan.
Gelombang Laut benar-benar menerjang cepat kearah Akagakure, membuat Soraya semakin bekerjakeras menaikkan permukaan tanah lebih tinggi.
Naraka : "6, 7, 8, 9, 10... masih sepuluh meter Soraya! Beberapa detik lagi mereka akan menghempas daerah ini!!"
Laju air begitu kencang dan didepan mata mereka terlihat jelas hempasan air yang mungkin berjarak kurang dari 5 Kilometer dihadapan mereka.
Naraka : "Sedikit lagi! Posisi mata kita sedikit lebih tinggi dari permukaan ombak yang akan datang!"
Para Werewolves menunjukkan wajah penuh harap dan cemas. Rebella berdiri tegak menunjukkan wajah tegar untuk membuat keadaan lebih tenang dan terkendali.
"BYAAARRRR!!!"
Gelombang air menghempas permukaan tanah dengan cepat dan kuat. Bayi melihat kebawah dan sekarang mereka berada di ketinggian yang nyaris sama tinggi dengan kaki gunung.
Hempasan dari beberapa puluh galon air masuk ke Akagakure dan membasahi sebagian kecil bagian Tenggara desa.
Soraya kini berkonsentrasi hanya untuk meninggikan tanah bagian Tenggara mengelilingi sebagian besar desa bagian Utara hingga Barat Daya.
Soraya : "Bencana alam atau..."
Rebella : "Manipulasi! Sama seperti fase Bulan yang berubah dengan cepat."
Samarinda : "Karena kita sudah sama-sama tahu bahwa 'Creation' ada di pihak kita dan bukan kita yang melakukan ini. Itu artinya Manipulasi ya."
Ruichi : "Kenichi, Hoichi, lihat kehebatan Calon-calon dewa itu! Kita selamat karena kemampuan mereka!"
Anak-anak Werewolves bersorak ceria. Wajah para Calon Dewa yang awalnya serius dan berselisih kini tak terlihat perbedaan dalam kebersamaan setelah berhasil menyelamatkan Akagakure.
Saberio : "Bangsat... Aku kalah lagi!"
Bayi : "Hahaha... Tak perlu menyesal, pasti sulit melawan 4 orang Calon Dewa sekaligus! Hahahaha."
Soraya berjalan menuju pekarangan salah satu rumah Werewolves dan bersandar disana. Terlihat keringat membasahi wajahnya.
Rebella datang menghampirinya : "Bagus, terima kasih atas kerja kerasmu."
Soraya memejamkan mata dengan tenang mengabaikan Rebella.
Naraka ikut menghampiri Soraya : "Pengembangan kemampuan 'Creation' yang luar biasa."
Soraya : "Sudahlah, kuharap kerjasama kita terus berlanjut karena kesadaran diri dari kekurangan kita masing-masing."
Soraya berdiri meninggalkan Rebella dan Naraka.
Zahal sedikit merasa sebal saat bertarung melawan Vilxliv. Bukan karena sulit.
Zahal : "Orang-orang itu sedang lega-leganya. Disaat aku sampai harus menonaktifkan pengawasan di beberapa daerah."
Bola mata Phoenix Vilxliv berubah merah, terlihat cahaya merah menyelimuti tubuhnya.
Zahal : "Nah-nah-nah, akhirnya muncul juga kemampuan Spiritualmu Vilxliv!"
Awan hitam yang sebelumnya digunakan Zahal untuk menumbangkan Vilxliv kini bergerak keatas Zahal.
Dengan tangan kirinya, Z masih memperlebar dasar bumi dan membuat permukaan laut meluber makin tinggi, tangan kanannya menekan dan mendorong Vilxliv menuju perut bumi.
Zahal : "Phoenix itu menunjukkan perlawanan yang tangguh dengan kekuatan Spiritualnya.
Dan sekarang ia mencoba melawanku dengan 'asap rokok' diatasku."
Zahal menghempaskan awan hitam yang dikumpulkan Vilxliv kembali menuju Vilxliv dengan tawa ringan dan wajah santai.
Awan itu mengelilingi dan mengikuti pergerakannya yang semakin tertekan kuat oleh kekuatan Z.
Jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri Zahal membentuk jarak. Setelahnya terlihat aliran listrik yang timbul dari celah diantara kedua jari itu.
Dengan kecepatan kilat, aliran listrik itu mengalir kearah awah hitam disekitar Vilxliv dan menimbulkan pergolakan arus listrik dalam awan tersebut yang makin lama makin menguat.
Tak lama kilatan listrik menyambar-nyambar tubuh Vilxliv yang berada diantara awan hitam tersebut.
Vilxliv : 'Ugh... u... ugh... Samb... Sambaran-sambaran ini walaupun tak menyakiti...
t...tapi mengacaukan konsentrasiku."
Bola mata merah Vilxliv berubah kembali menjadi coklat karena konsentrasinya terganggu.
Zahal : "Malang nasibmu... Tidak diciptakan untuk menyerah, punya regenerasi luka yang tinggi, bisa bangkit dari kematian...
Aku yakin luka yang kau rasakan terasa menyiksa... Dan saat itu kau akan merasa lebih baik mati saja..."
Vilxliv memejamkan mata.
Perlahan-lahan cahaya merah yang menyelimuti tubuhnya menguat, membesar, bersinar lebih terang. Setelahnya tenaga yang kuat dari dalam tubuhnya menghempas awan hitam yang mengelilingi tubuhnya.
Dorongan dan Tekanan Udara yang menekan Vilxliv kebawah berkurang, terjadi perlawanan kuat dari kemampuan Spiritual Vilxliv.
Zahal : "Tahap berikutnya ya, Vilxliv."
Vilxliv tak mendengar apapun, kini ia masuk ketahap dimana ia berada pada konsentrasi penuh.
Zahal : "Percuma Z, sebentar lagi tekanan udara takkan berpengaruh baginya. Kau harus menggunakan cara lain."
Tubuh Vilxliv menyala, bukan cahaya yang mengelilingi, sekarang tubuhnya sendiri menghasilkan cahaya.
Zahal : "Berhentilah Z, sekarang perhatikan ini!"
Zahal melesat dengan cepat kearah Vilxliv dibawah sana. Air laut yang tadinya meluap dan meluber ke daratan kini seolah tertarik dan berkumpul dibelakang Zahal.
Air yang berkumpul dengan cepat membentuk pusaran bola air raksasa.
Dasar laut yang penuh bebatuan karang dan batu vulkanik yang keras berkumpul dalam satu titik, membentuk gunung karang dan mencuat keatas.
Celah perut bumi yang terbuka menyemburkan lava kental yang sangat panas dengan cepat kearah Vilxliv.
Z maju kearah Vilxliv dan mengambil alih Karang dan Lava yang sudah dimanipulasi Zahal sebelumnya.
Bola air raksasa sudah menjadi sangat besar hingga begitu besarnya membuat cahaya matahari menutupi bagian laut yang tadinya dibelah oleh Z.
Z menyemburkan air yang sudah dikumpulkan Zahal kearah Vilxliv dengan sangat cepat hingga dalam sekejap mata Vilxliv tersembur dan terdorong kebawah. Disaat yang sama dari arah bawah gunung karang yang ujungnya meruncing. Lava yang menyembur dari perut bumi membalut gunung karang tersebut.
Dalam hitungan detik Vilxliv yang terdorong kearah gunung karang berselimut lava terhujam kencang.
Dorongan tekanan air dan laju pergerakan dasar lautan yang berupa gunung karang menghujam dan mengoyak tubuh Vilxliv dengan cepat karena semakin terdorong kebagian dasar gunung karang, semakin lebar diameter gunung karang yang menembus tubuh Vilxliv.
Zahal : "Burn, atau Terbakar adalah Degenerasi. Lawan dari Regenerasi. Bayangkan kecepatan Degenerasi dari Lava yang bisa melelehkan logam dalam hitungan detik."
"Aku membuat Lava melapisi Gunung Karang yang keras untuk menembus tubuhmu. Sekuat apa kemampuan Spiritualmu jika kau dihantam dari dua sisi dengan tingkat dorongan air dan tingkat kepadatan karang diuji disini.
Setelah tubuhmu berlubang karena hujaman ujung dari gunung karang, Lava Burn akan merusak organmu dari dalam, bukan dari luar.
Kau harus berkonsentrasi untuk menahan dorongan air laut yang berkumpul dari bola air, hujaman gunung karang, atau kecepatan merusak Lava yang membakar tubuhmu dari dalam dengan sangat cepat."
Tubuh Vilxliv lenyap dengan cepat tergerus arus air, tusukan gunung karang, sekaligus terbakar lava dari dalam.
Zahal : "Terakhir aku akan menyatukan kembali air laut untuk menenggelamkanmu, membuat pusaran air dan membekukan air laut disekitar posisi tubuhmu dengan suhu sangat rendah."
Dengan kecepatan yang sama cepatnya dengan ucapan Zahal, semua hal yang diucapkannya terjadi.
Air Laut membeku sebagian.
Kehadiran dan keberadaan Vilxliv tak lagi terasa.
Zahal : "Aku bisa memanipulasi dengan spesifik. Dan untuk hari ini tugasmu selesai, Z."