Chereads / How To Be a God / Chapter 25 - Kehabisan Energi

Chapter 25 - Kehabisan Energi

"Kau cukup percaya diri. Aku yakin kau bisa memanipulasi satu Duplikat lagi.

Bukannya membuat duplikat, kau malah menonaktifkan Duplikatmu bernama Z tadi."

Vilxliv sudah bangkit kesekian kalinya dari kematian. Sudah beberapa kali ia bangkit ber'Reinkarnasi'.

Vilxliv melanjutkan kata-katanya : "Sepertinya kau sudah menyadari tehnikmu terlalu banyak memakan energi."

Vilxliv berusaha melihat ekspresi Zahal yang melayang beberapa puluh meter diatasnya.

Zahal : "Haha! Aku bahkan tidak merasa kelelahan sedikitpun."

Wajah Vilxliv menunjukkan ekspresi heran melihat tanggapan Zahal.

Vilxliv : "Omong kosong! Tehnik seberat itu, Manipulasi setingkat itu, ditambah Duplikatmu menggunakan tehnik yang sama beratnya..."

Zahal berbisik dari belakang telinga Vilxliv : "Apa aku terlihat terlalu lelah untuk mengimbangimu?"

Zahal tersenyum dingin melihat ekspresi terkejut Vilxliv. Vilxliv terlambat bereaksi dari perpindahan Zahal yang begitu mendadak.

Vilxliv : "Kau!!!"

Zahal menyentuh punggung Vilxliv : "Dengan sentuhanku ini, aku meningkatkan panas tubuhmu dari dalam dengan kecepatan ekstrim.

Sama seperti sebelumnya, kau akan terbakar dari dalam tubuh.

Disaat yang sama aku menghentikan peredaran darah dan refleks saraf motorik dan sensorikmu."

Penjelasan yang padat dan jelas itu membuat kemampuan Zahal bereaksi dengan cepat. Secepat ucapannya.

Phoenix Vilxliv membeku, mematung, tak bergerak.

Zahal : "Aku menyisakan kemampuan pendengaranmu, supaya kau menyadari perbedaan tingkat Intelektual kita.

Aku akan menjawab pertanyaanmu sebelumnya mengenai Energiku yang tak terkuras sedikitpun, sebagai jawaban sebelum kematianmu."

Benar, Vixliv hanya bisa mendengar ucapan Zahal dan mengingatnya. Seluruh tubuhnya tak mampu bergerak sekedip matapun.

Zahal : "Rahasia dari kemampuan Manipulasiku yang bisa mengeluarkan tehnik seberat itu untuk memanipulasi unsur alam adalah...

Aku juga me-'Manipulasi' Kemampuan tubuh, Sugesti otak, dan Perasaan, agar tehnik seberat apapun yang kukeluarkan hanya perlu menghabiskan tenaga seperti mengedipkan mata."

Zahal tersenyum dingin sesaat sebelum seluruh tubuh Vilxliv hangus menjadi abu.

"Hebat Calon Dewa, Zahal!"

Suara Vilxliv menggema didalam kepala Zahal.

Vilxliv : "Kau bisa mematikan dan menonaktifkan tubuhku, tapi Jiwa Spiritualku masih bisa berbicara padamu."

Zahal belum melepas sentuhan tangannya dari abu sisa tubuh Vilxliv.

Vilxliv : "Sebagai 'Hidden Moderator', aku mengucapkan selamat karena kau berhasil menghancurkan tubuhku dan mampu menyelesaikan misi dengan mengalahkanku untuk mendapatkan Gulungan 'Reincarnation'.

Namun sebagai bentuk penghormatan dariku, aku ingin mendengar bagaimana strategimu bisa berhasil mengalahkanku?"

Zahal masih menggenggam abu tubuh Vilxliv dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya menangkap Gulungan Reincarnation yang muncul dalam kilauan cahaya setelah tubuh Phoenix Vilxliv menghilang.

Zahal : "Akan kukatakan khusus untukmu...

Aku menyadari bahwa dalam setiap Game, ataupun setiap tehnik, ada batasan seperti 'Energi', 'Durasi', dan 'Jeda'. Atau Energy-Mana, Delay, dan Cooldown.

Aku mengambil kemampuan 'Manipulation' untuk mengendalikan kendala berkaitan itu terhadap kemampuanku dan kemampuan lawan. Terutama berkaitan dengan 'Energi'.

Sedangkan 'Repetition' atau 'Pengulangan' adalah strategiku untuk mengulangi tehnik yang sudah pernah Duplikatku, atau kukeluarkan sendiri dengan meminimalisir 'Cooldown' atau 'Jeda'.

Dan Strategiku untuk tidak segera menghabisimu dan membiarkanmu terus ber-'Reinkarnasi' adalah untuk mengetahui berapa lama 'Jeda' kemampuan Reinkarnasimu, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan tubuh Boss yang hancur atau kalah untuk mengeluarkan Gulungan Undang-undang yang tersimpan..."

Zahal terbang menjauh setelah kondisi Laut, Langit dan Alam disekitarnya kembali normal.

Zahal : "Setelah memastikan itu semua, aku membekukan tubuhmu di lautan pada kesempatan pertama tadi untuk menunda tubuhmu Regenerasi sebelum batasan Jeda Gulungan dan Jeda kemampuan Reinkarnasimu berada pada titik yang sama.

Kau bisa ber-Reinkarnasi setelah 3 detik tubuhmu hancur, sementara Gulungan Undang-undang akan keluar setelah 5 detik.

Kemampuan Reinkarnasimu memiliki Jeda 1 menit. Belum termasuk Energi yang cukup besar untuk mengaktifkannya. Untuk melakukannya berulang kali kau butuh waktu untuk memulihkan energimu. Karena itulah pergerakanmu lambat dan Energi Spiritualmu sendiri mudah terkuras dan semakin lemah seiring berjalannya waktu.

Jadi aku sengaja membuatmu lengah dengan meniadakan Duplikatku, saat itulah aku memanfaatkan celah kelengahanmu dan menghancurkan tubuhmu dari dekat sebelum Jeda kemampuan Reinkarnasimu ter-Reset."

Suara Zahal terbang terbawa gerakan udara ketika ia melayang. Namun ia masih menggenggam abu tubuh Vilxliv dengan tangan kirinya.

Vilxliv : "Benar-benar pemikiran jeli. Keputusanmu untuk mengincar Gulungan-gulungan Undang-undang Dasar untuk menutupi kelemahan-kelemahan kemampuanmu sangat rinci dan teliti.

Aku menantikan saat dimana ada lawan..."

Zahal membuang abu Vilxliv yang dalam sekejap terhempas angin entah kemana.

Zahal : "Mau ngomong apa? Tidak ada lawan yang setara denganku dalam hal Intelektual!"

Zahal menjauh dari pulau itu. Dalam beberapa saat kondisi Monitor di Louise Castle kembali normal.

Louise Castle, Ruang Monitor.

Selera : "Normal Kembali! Pertarungannya sudah selesai!"

Veleon : "Tapi dampak pertarungan itu sepertinya menimbulkan luapan air laut yang berdampak pada permukaan pantai diseluruh dunia."

Naruna : "Siapa pemenangnya, Vilxliv atau tuan?"

Juan yang masih berada disana mendengarkan pembicaraan mereka dengan seksama.

Louise : "Pertanyaan macam apa itu?"

Veleon : "Jika tuan Zahal kalah, yang pasti seluruh monitor disini akan berhenti menampilkan pengawasan seluruh Awaland."

Juan : "Zahal ini sepertinya sangat Jago. Hingga bisa bergerak sejauh ini."

Juan merenung dan memperhatikan Monitor dengan teliti.

Juan : "Meluapnya air laut itu bukan kejadian biasa yang kebetulan."

Zahal bergerak cepat menembus awan.

Zahal : "Pergerakan, Perencanaan, dan Penggunaan Calon Dewa bernama Soraya itu lumayan juga."

Zahal : "Selama aku belum mengetahui pola pikir dan pola bertarung Juan dan Yoke, aku belum bisa sembarangan bergerak."

"Makin kesini, makin jelas bagaimana tingkat Intelektual masing-masing Calon Dewa sampai seberapa.

Dan seorang Calon Dewa yang pemikiran juga tindakannya sangat Acak dan Berbahaya adalah...

Zahal menurunkan kecepatannya setelah tiba di padang es yang luas. Dihadapannya berdiri seorang pria yang sebelumnya pernah dilihatnya ketika mengawasi pulau buatan yang diciptakannya. Masriz.

Masriz langsung mengerahkan Hawa Intimidasi yang luar biasa kuat.

Mendadak ia berada dibelakang Zahal : "Jangan pernah berpikir untuk mencari masalah denganku, BAYI!"

Lengan kanan Masriz mendekap leher Zahal dengan kuat. Namun yang jauh lebih menyesakkan adalah Intimidasinya yang tak diduga.

Zahal melotot. Ia salah langkah.

Masriz : "Harusnya kau menguntitku sebelum memutuskan bertemu langsung!"

Tubuh Zahal gemetar.

Leher Zahal tercekik kuat, Masriz menarik lehernya hingga kepalanya menengadah keatas dan tubuhnya nyaris terjatuh kebelakang.

Selera di Louise Castle : "Wah wah wah! Mendadak Monitor yang mengawasi daerah sekitar Masriz mati semua!"

Veleon : "Tuan Zahal langsung memutuskan mendatangi Calon Dewa seperti itu."

Louise : "Ini akan menjadi sangat menarik, sayang kita tak disana atau setidaknya menyaksikan mereka..."

Juan makin penasaran dengan apa yang dibicarakan para Moderator.

Suara Zahal menggema dilangit : "Luar biasa, jika saja aku benar-benar bertemu denganmu, saat ini aku pasti sudah mati, Masriz!"

Masriz : "Jangan main-main dengan orang yang lebih tua, kau bisa kena hukuman Tuhan."

Zahal berada jauh di balik gunung es.

Zahal : 'Orang yang berbahaya. Untung saja aku sempat melakukan 'Option' dan 'Repetition' disini.'

Masriz : "Ini bukan Duplikat. Seharusnya kau sudah mati karena aku berniat membunuhmu dengan Intimidasi."

Suara Masriz juga menggema di langit.

Zahal : "Sejauh mana ia menguasai Intimidasi? Hanya berbekal kemampuan 'itu' saja aku kesulitan mendekatinya."

Zahal bergerak menjauh dari tempat itu secepat mungkin.

Zahal : "Jika aku tidak berhati-hati dengan kemungkinan terburuk dari kemampuannya memaksimalkan 'Intimidation', bisa-bisa aku mati konyol."

Masriz : "Kuperingatkan. Aku bisa mendeteksi Auramu dan memastikan posisimu dengan sangat akurat. Kuberi waktu lima detik untuk lari menjauh tanpa melakukan Manipulasi apapun."

Masriz : "JANGAN MENCOBA MENANTANGKU BAYI!"

Zahal terkejut dan bergerak sangat cepat untuk menjauh.

Zahal : "Option! Repetition! Reincarnation! Save Position done!"

Zahal lari secepat dan sejauh mungkin.

Ia bergerak mengelilingi Padang Es luas dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, 'Option! Repetition! Reincarnation! Save Position!' Beberapa kali.

Zahal : "Aku akan menggabungkannya dengan, Duplication!"

"Aku sudah bilang jangan bertindak macam-macam atau kau akan menyesal!"

Suara Masriz menggema di langit!